ENZIM
Disusun Oleh:
Kelompok 6 /Pendidikan Biologi/Offering A
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 8.1 Skema Reaksi Ninhidrin................................................... 28
Gambar 8.2 Hubungan Konsentrasi enzim dan laju reaksi................... 29
DAFTAR TABEL
Tabel 6.1 Hasil Aktivitas Enzim Amilase Saliva dan Kecambah Kacang
Hijau...................................................................................................... 11
Tabel 6.2 Hasil Aktivitas Enzim Papain dan Bromealn........................ 12
Tabel 7.1 Hasil Aktivitas Enzim Amilase Saliva dan Kecambah Kacang
Hijau...................................................................................................... 13
Tabel 6.2 Hasil Aktivitas Enzim Papain dan Bromealn........................ 15
ii
1. TOPIK
Aktivitas Enzim dan Isolasi Enzim
2. TUJUAN
2.1 Mengenal jenis-jenis enzima yang berasal dari tumbuhan dan manusia
2.2 Mengenal cara-cara isolasi enzima dari alam secara sederhana
2.3 Mengenal berbagai subtrat yang yang dikatalis oleh enzima
2.4 Mengenal senyawa hasil katalis enzima
2.5 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzima
3. DASAR TEORI
3.1 Enzim
Enzim merupakan protein yang khusus disintesis oleh sel hidup
untuk mengkatalisis reaksi yang berlangsung di dalamnya. Fungsi khusus
dari enzim adalah untuk menurunkan energi aktivasi, mempercepat reaksi
pada suhu dan tekanan yang tetap tanpa mengubah besarnya tetapan
keseimbangan dan sebagai pengendali reaksinya (Martoharsono, 1994).
Enzim adalah substansi yang dihasilkan oleh sel-sel hidup dan
berperan sebagai katalisator pada reaksi kimia yang berlangsung dalam
organisme. Katalisator adalah substansi yang mempercepat reaksi tetapi
pada hasil reaksi, substansi tersebut tidak berubah. Enzim mempunyai
ciri dimana kerjanya dipengaruhi oleh lingkungan. Salah satu lingkungan
yang berpengaruh terhadap kerja enzim adalah pH. pH optimal enzim
adalah sekitar pH 7 (netral) dan jika medium menjadi sangat asam atau
sangat alkalis enzim mengalami inaktivasi (Gaman & Sherrington, 1994).
3
pereaksi dan produk tidaklah pasti dan bergantung pada pandangan kita.
Dalam keadaan fisiologi yang normal, suatu enzim tidak mempengaruhi
jumlah produk dan pereaksi yang sebenarnya dicapai tanpa kehadiran
enzim. Jadi, jika keadaan kesetimbangan tidak menguntungkan bagi
pembentukan senyawa, enzim tidak dapat mengubahnya (Salisbury dan
Ross 1990).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi enzim diantaranya adalah
(Dwidjoseputro, 1992) pH, Suhu, Konsntrasi Substrat dan Enzim.
3.1.1 Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Enzim
3.1.1.1 pH
Umumnya enzim efektifitas maksimum pada pH
optimum, yang lazimnya berkisar antara pH 4,5-8.0.
Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah umumnya
enzim menjadi non aktif secara irreversibel karena
menjadi denaturasi protein
3.1.1.2 Suhu
Oleh karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi suhu
maka reaksi menggunakan katalis enzim dapat
dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu, karena enzim
adalah suatu protein maka kenaikan suhu dapat
menyebabkan denaturasi dan bagian aktig enzim akan
terganggu sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim
berkurang.
3.1.1.3 Konsentrasi Substrat
Bila jumlah enzim dalam keadaan tetap, kecepatan
reaksi akan meningkat dengan adanya peningkatan
konsentrasi substrat. Namun, pada saat sisi aktif semua
enzim bekerja,penambahan substrat tidak dapat
meningkatkan kecepatan reaksi enzim lebih lanjut.
Kondisi ini disebut konsentrasi substrat pada titik jenuh
atau disebut dengan kecepatan reaksi telah mencapai
maksimum (V max).
4
3.1.1.4 Konsentrasi Enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi
yang menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi
enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu,
kecepatan reaksibertambah dengan bertambahnya
konsentrasi enzim. Semakin besar konsentrasi enzim
semakin cepat pula reaksi yang berlangsung. Dengan
kata lain, konsentrasi enzim berbanding lurus dengan
kecepatan reaksi. Konsentrasi enzim sejalan dengan laju
reaksi yang terjadi, ketika laju reaksi semakin besar
maka produk yang dihasilkan pun akan semakin besar
(Solomon et all, 2008). Semakin banyak konsentrasi
enzim bromealin maka jumlah asam amino yang
terbentuk juga akan semakin banyak.
3.1.1.5 Zat Inhibitor
Inhibisi suatu reaksi akan berpengaruh terhadap
penggabungan substrat pada bagian aktif yang
mengalami hambatan. Suatu enzim hanya dapat bekerja
spesifik pada suatu substrat untuk suatu perubahan
tertentu. Misalnya, sukrase akan menguraikan rafinosa
menjadi melibiosa dan fruktosa, sedangkan oleh emulsin,
rafinosa tersebut akan terurai menjadi sukrosa dan
galaktosa.
3.1.2 Enzim Amilase
Enzim (eksoenzim) yang berperan dalam merubah
karbohidrat komplek adalah karbohidrase, amilase, selulase. Pati
merupakan substansi yang terlebih dahulu harus diubah menjadi
molekul lebih sederhana agar dapat diserap oleh sel.
Mikroorganisme memproduksi enzim untuk memecah substansi
di dalam sel, salah satunya adalah amilase (Mahbub, 2011).
Tumbuhan mengandung α dan ß amylase; hewan memiliki
hanya α amylase, dijumpai dalam cairan pankreas dan juga (pada
5
manusia dan beberapa spesies lain) dalam ludah. Amilase
memotong rantai polisakarida yang panjang, menghasilkan
campuran glukosa dan maltosa. Amilosa merupakan polisakarida
yang terdiri dari 100-1000 molekul glukosa yang saling berikatan
membentuk rantai lurus. Dalam air, amilosa bereaksi dengan
iodine memberikan warna biru yang khas (Fox, 1991). Pada
manusia, α amilase pada ludah dan pankreas berguna dalam
hidrolisis pati yang terkandung dalam makanan ke dalam bentuk
aligosakarida, di mana dalam perubahan tersebut dapat
dihidrolisis oleh disakarida atau trisakarida dalam jumlah kecil.
Contohnya, α amilase pada mamalia memiliki pH optimum 6-7,
bergantung pada ada atau tidaknya ion halogen
(Wirahadikusumah 1989).
Enzim amilase dapat diperoleh dari sekresi air liur atau
saliva. Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak
berwarna yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah
besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva dapat disebut
juga kelenjar ludah atau kelenjar air liur. Semua kelenjar ludah
mempunyai fungsi untuk membantu mencerna makanan dengan
mengeluarkan suatu sekret yang disebut “saliva” (ludah atau air
liur). Pembentukan kelenjar ludah dimulai pada awal kehidupan.
Selain itu pada kecambah terdapat kandungan enzim α dan ß
amylase yang berguna untuk memecah cadangan makanan pada
endosprema biji atau kecambah, contohnya pada kecambah
kacang hijau.
3.1.3 Enzim Bromealin
Bromelin adalah enzim proteolitik yang ditemukan pada
bagian batang dan buah nanas (Ananas comosus). Bromelain
adalah suatu protease sulfihidril (-SH) yang sudah menjadi tidak
aktif, disebabkan karena terbentuknya ikatan disulfida antara
enzim-enzim. Secara relatif hal ini dpat diatasi dengan
penambahan senyawa pereduksi seperti sistein, markaptoetanol,
6
glukation, dan vitamin C. selain dengan cara penambahan
senyawa pereduksi juga dapat distabilkan dengan cara amobilisasi
enzim. Aktivitas enzim bromelain dipengaruhi oleh beberapa
inhibitornya seperti diisopropilfosfofluoridat (DIPF) (Ciptadi
2011).
Enzim proteolityc terdapat dalam nanas (Enzim
Bromealin). Sejumlah besar varietas Ananas comosus dan
sejumlah besar spesies dari keluarga Bromeliaceae memiliki
kandungan enzim proteolityc enzim proteolityc yang banyak
(Heinicke & Gortner, 1957). Enzim proteolityc dapat
menghidrolisis ikatan peptida antar asam amino, menyebabkan
zat yang mengandung protein (Polipeptida) ketika direaksikan
dengan enzim tersebut akan mengalami hidrolisi dan
menghasilkan asam amino bebas dari pemutusan ikatan
peptidanya enzim proteolityc juga disebut dengan protease
(Mótyán et all, 2013).
3.1.4 Enzim Papain
Papain adalah salah satu enzim proteolitik yang dihasilkan
dari isolasi penyadapan getah buah pepaya (Carica papaya, L.).
Papain memiliki EC 3.4.4.10 yang tersusun atas 212 residu asam
amino dengan berat molekul 21000 Dalton (Enok Hasanah,
2005). Enzim proteolityc dapat menghidrolisis ikatan peptida
antar asam amino, menyebabkan zat yang mengandung protein
(Polipeptida) ketika direaksikan dengan enzim tersebut akan
mengalami hidrolisi dan menghasilkan asam amino bebas dari
pemutusan ikatan peptidanya enzim proteolityc juga disebut
dengan protease (Mótyán et all, 2013).
4. ALAT DAN BAHAN
4.1 Alat
4.1.1 Beaker glass 50 ml
4.1.2 Kaca arloji
4.1.3 Kain saring
7
4.1.4 Tabung reaksi
4.1.5 Pipet tetes
4.1.6 Plat tetes
4.1.7 Lampu spiritus
4.1.8 Lap
4.1.9 Rak tabung reaksi
4.1.10 Indikator pH universal
4.1.11 Mortal dan pestle
4.1.12 Penjepit tabung
4.1.13 Neraca
4.1.14 Blender
4.1.15 Corong kaca
4.1.16 Pisau
4.1.17 Baskom
4.1.18 Korek api
4.1.19 Alat parut
4.1.20 Gelas ukur 10 ml
4.1.21 Pengaduk kaca
4.1.22 Kasa besi + kaki tiga
4.2 Bahan
4.2.1 NaCl 0,9 %
4.2.2 Aquades
4.2.3 Kecambah kacang hijau
4.2.4 Papaya
4.2.5 Nanas
4.2.6 HCl 1 N
4.2.7 NaOH 5%
4.2.8 Larutan IKI
4.2.9 Fehling A & B
4.2.10 Nihidrin
4.2.11 Suspensi amilum 2 %
4.2.12 Susu kedelai
8
4.2.13 Albumin telur
4.2.14 Susu sapi segar
4.2.15 Kertas label
4.2.16 Plastik timbang
5. PROSEDUR KERJA
5.1 Isolasi Enzim
5.1.1 Isolasi Enzim Amilase dari Saliva
9
5.1.4 Isolasi Enzim Bromealin
Ditambah
Diamati masing-
perubahan Diambil masing-
masing
warna yang1terjadi
tetes larutan masing 3 tetes
IKI dan teteskan
pada pelat tetes
10
5.2.2 Aktivitas Enzim Amilase Dari Ekstrak Kecambah Kacang Hijau
Ditambah
Diamati masing-
perubahan Diambil masing-
masing
warna yang1terjadi
tetes larutan masing 3 tetes
IKI dan teteskan
pada pelat tetes
11
Dipanaskan dalam Diamati perubahan Diulangi uji nihidrin
penangas air hingga yang terjadi pada menit ke-30
mendidih selama 5 menit
HASIL dibandingkan
5.2.4 Aktivitas Enzim Bromealin
12
13