Anda di halaman 1dari 2

Arus

Kecepatan arus sungai berperan sangat penting pada transpor material erosi, polutan,
bahan organik, nutrien dan iktioplankton serta biota air lainnya (Bone & Moore, 2008).
Kecepatan arus yang terlalu tinggi menyebabkan subtrat yang sudah mengendap di
dasar berupa lumpur akan teraduk kembali sehingga kekeruhan air meningkat.
Kekeruhan air oleh lumpur maupun bahan organik yang sangat tinggi dapat
menyebabkan ganggguan biota air, misalnya penutupan cangkang telur ikan dan udang
maupun biota lainnya. Cangkang telur yang tertutup oleh lumpur dan polutan lainnya,
misalnya minyak, menyebabkan terhambatnya pertukaran gas O2 di dalam telur dengan
lingkungan sekitarnya dan menyebabkan tumbuhnya jamur. Akibatnya telur gagal
menetas sehingga daya tetasnya menurun (Djumanto et al., 2008).

Oksigen yang terlarut dalam air (DO)


Oksigen berperan penting dalam ekosistem perairan. Daya larut oksigen dapat
berkurang akibat kenaikan suhu dan salinitas. Secara ekologis konsentrasi oksigen akan
menurun akibat adanya penambahan bahan organic, karena bahan organic tersebut
akan diuraikan oleh mikroorganisme dengan oksigen yang tersedia. Masing masing biota
memiliki respon yang berbeda terhadap penurunan kadar oksigen yang terlarut karena
kebutuhan oksigen masing masing organisme berbeda (Doods W.K. 2002.)

jenis substrat berpasir pada dasar sungai memililiki kandungan oksigen relatif lebih
besar dibandingkan dengan substrat yang halus, karena pada substrat berpasir terdapat
pori udara yang memungkinkan terjadinya pencampuran yang lebih intensif dengan air
di atasnya, namun demikian nutrien tidak banyak terdapat dalam substrat berpasir.
(Bengen et al.,2000 dalam Siregar, 1997). Namun apabila dalam dasar sungai yang
berpasir banyak terkandung nutrisi maka jumlah keberadaan makrozoobentos yang
ditemukan lebih banyak. (Bengen et al.,2000 )
Oleh karena itu kelimpahanan makrozoobentos pada sungai erat berkaitan dengan
faktor lingkungan abiotic seperti kekeruhan, suhu, Ph, oksigen yang terlarut dalam air
(DO).

DAFTAR RUJUKAN
Bone, Q. & R.H. Moore. 2008. Biology of fi shes. 3rd edt. Taylor & Francis group. USA .
478 p.

Djumanto, E. Setyobudi, A.A. Sentosa, R.Budi & N. Nirwani. 2008. Reproductive biology
of the Yellow Rasbora (Rasbora lateristriata) inhabitat of the Ngrancah River,
Kulonprogo. J. Fish. Sci. X(2): 261-275.

Siregar, B. P., 1997. Struktur Sebaran Spasial dan Asosiasi Komunitas Makrozoobentos
pada Ekosistem Padang Lamun di Perairan Teluk Banten, Jawa Barat. Fakultas Perikanan.
IPB. Bogor.

Bengen, D.G., 2000. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove.
Pusat Kajian Sumber daya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB. Bogor. Hal 59.

Doods W.K. 2002. Freshwater ecology, concepts and environmental applications.


Academic press. Tokyo. 569 p

Anda mungkin juga menyukai