Anda di halaman 1dari 15

Hubungan Media Pembelajaran dengan

Teori Perkembangan Mental Piaget


Nama :
Ajeng Fadhilah
Fustatul Qur’ani Anam
Nur Athifah Aliah Muhammad
Olivia Nabila Maharani
Media pembelajaran
• Kata media berasal dari bahasa latin medius yang
secara harfiah berarti ’tengah’, ’perantara’, atau
’pengantar’. Secara lebih khusus, pengertian media
dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik
untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal
• Media dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu
1. alat bantu pembelajaran (instructional aids)
2. media pembelajaran (instructional media).
Fungsi Media Pembelajaran
a. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki
siswa.
b. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan
lingkungan.
c. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Pengamatan yang dilakukan
siswa
dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang dianggap penting
sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
d. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
Penggunaan media, seperti; gambar, film, model, grafik, dapat memberikan
konsep dasar yang benar.
ef. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar.
• Prinsip-Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
a. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat
hiburan, atau tidak semata-mata dimanfaatkan untuk mempermudah
guru menyampaikan materi, akan tetapi benar-benar untuk membantu
siswa belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.
Materi pelajaran memiliki kekhasan dan kekompleksan. Media yang akan
digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi pembelajaran.
c. Media pembelajaran harus sesuai minat, kebutuhan dan kondisi siswa.
Siswa memiliki kemampuan dan gaya yang berbeda. Guru perlu
memperhatikan setiap kemampuan siswa.
Macam-macam Media Pembelajaran
Teori Perkembangan Mental Jean Piaget
• Piaget mengemukakan bahwa sejak usia
balita, seseorang telah memiliki kemampuan
tertentu untuk menghadapi objek-objek yang
ada di sekitarnya. Kemampuan ini masih
sangat sederhana, yakni dalam bentuk
kemampuan sensor motorik.
• Menurut Piaget, anak dilahirkan dengan
beberapa skemata sensorimotor, yang
memberi kerangka bagi interaksi awal anak
dengan lingkungannya. Pengalaman awal si
anak akan ditentukan oleh skemata
sensorimotor ini.
Tahapan Teori Perkembangan Mental
Piaget

Tahapan Sensori Motorik

• Tahap ini merupakan tahap perkembangan yang dialami semenjak lahir


hingga usia sekitar 2 tahun. Untuk anak pada usia dini, yang utama adalah
berpengalaman melalui berbuat dan sensori.

Tahapan Pre Operasi

• Dalam tahap ini anak sangat egosentris, mereka sulit menerima pendapat
orang lain. Anak percaya bahwa apa yang mereka pikirkan dan alami juga
menjadi pikiran dan pengalaman orang lain.
Tahapan Teori Perkembangan Mental
Piaget

Tahapan Operasi Konkrit

• Tahap ini merupakan tahap-tahap anak sekolah dasar pada umumnya. Pada tahap ini anak dapat
memahami operasi (logis) dengan bantuan benda-benda konkrit, yang dimaksud dengan bantuan
benda-benda konkrit adalah tindakan atau perbuatan mental mengenai kenyataan dalam
kehidupan nyata.

Tahapan Operasi Formal

• Tahap operasi formal merupakan tahap terakhir dalam perkembangan mental menurut
Piaget. Pada tahap ini, seorang remaja sudah dapat berpikir logis, berpikir dengan
pemikiran teoritis formal berdasarkan proposisi-proposisi dan hipotesis.
Hubungan Media Pembelajaran dengan
Teori Perkembangan Mental Piaget

Media pembelajaran berperan sangat penting dalam proses


perkembangan mental siswa, baik dari ranah kognitif, afektif
sampai psikomotor.
Menurut (Dewi, 2017) untuk merangsang semua aspek
perkembangan anak tidak bisa lepas dari media pembelajaran.
Teori perkembangan mental Piaget terdiri dari 4 tahapan
perkembangan yaitu
a. tahap sensori motorik (sensori-motor stage),
b. tahap pre-operasi (pre operational stage),
c. tahap operasi konkret (concrete operational stage),
d. tahap operasi formal (formal operational stage) (Ruseffendi,
2006).
a. Tahap Sensori Motorik (sensori-motor stage)

 Usia 0-2 tahun


 Perkembangan dari gerak refleks
dan gerak mata sampai pada
kemampuan untuk makan, melihat,
memegang, berjalan, dan berbicara.
 Coba-coba berkenalan dengan
benda-benda konkret (dengan
menyusunnya, mengutakatik, dan
lain-lain)
b. Tahap pre operasi (pre operational stage)
 Usia 2-7 tahun
 Dibagi menjadi dua, yaitu tahap berpikir pre konseptual (sekitar usia 2 – 4
tahun) dan tahap berpikir intuitif (sekitar usia 4 – 7 tahun)
 Anak egois, mengira benda-benda tiruan memiliki sifat-sifat benda sebenarnya
 Media pembelajaran harus aman, sederhana, mudah ditemui di lingkungan
sekitar anak, desainnya menarik dengan warna-warna yang mencolok untuk
menarik minat belajar anak.
c. Tahap Operasi Konkret (concrete operational stage)

 Usia 7-11 atau 12 tahun (anak usia sekolah dasar)


 Anak dapat memahami pengetahuan (logis) dengan bantuan benda-benda
konkret
 Egoismenya mulai berkurang
 Media pembelajaran lebih meningkat (kompleks) daripada sebelumnya
d. Tahap Operasi Formal (formal operational stage)

 Usia 11 atau 12 tahun keatas


 Sudah dapat berpikir logis, berpikir dengan
pemikiran teoritis formal
 Mampu menyusun hipotesis, dapat
mengambil kesimpulan lepas dari apa yang
dapat diamati saat itu.

Anda mungkin juga menyukai