PENDAHULUAN
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) merupakan penyakit infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas)
hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga
tengah dan pleura (Irianto, 2015). Menurut WHO (2007), ISPA menjadi salah satu penyebab
utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang
meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98%-nya disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan
bawah. Kelompok yang paling berisiko adalah balita, anak-anak, dan orang lanjut usia,
terutama di negara-negara dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah.
Kasus ISPA di Puskesmas Cipinang Besar Selatan II masuk kedalam urutan pertama
tertinggi daftar penyakit di Puskesmas Cipinang Besar Selatan II selama satu tahun terakhir.
Penyakit ISPA ini paling banyak menyerang remaja rentang usia 20 – 40 tahun. Penyakit
ISPA masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena dampak yang ditimbulkan sangat
besar terhadap penderita. Selain itu penyakit ISPA juga dapat menjadi pemicu dari penyakit-
penyakit lainnya dan berkembang menjadi penyakit yang berbahaya seperti pneumonia
bahkan dapat menimbulkan kematian. (Najmah, 2016)
Wilayah Cipinang Besar Selatan juga termasuk daerah yang wilayahnya berdebu karena
kondisi lingkungan yang cukup gersang, banyaknya masyarakat yang memiliki kebiasaan
merokok, dan sedang berjalannya proyek pembangunan disekitar lokasi. Selain itu ditambah
dengan dekatnya jalan tol yang mengakibatkan tingginya polusi udara di wilayah Cipinang
Besar Selatan dimana hal tersebut juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya ISPA.
Puskesmas Cipinang Besar Selatan II perlu melakukan upaya untuk mengendalikan ISPA,
dan salah satunya dengan melakukan upaya promosi kesehatan. Promosi kesehatan dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya.
1
1.2 Tujuan Praktik
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber- yang menjadi kata
“berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, berdaya artinya
memiliki kekuatan. Pemberdayaan artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau
mempunyai daya atau mempunyai kekuatan.
Menurut definisinya, oleh Mas’oed (1990), pemberdayaan diartikan sebagai upaya untuk
memberikan daya (empowerment) atau kekuatan (stenghthening) kepada masyarakat.
Sehubungan dengan pengertian ini, menurut Sumodiningrat (1997) mengartikan
keberdayaan masyarakat sebagai kemampuan individu yang brsenyawa dengan masyarakat
dalam membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan.
Empowerment atau pemberdayaan secara singkat dapat diartikan sebagai upaya untuk
memberikan kesempatan dan kemampuan kepada kelompok masyarakat (miskin) untuk
mampu berani bersuara (voice) serta kemampuan dan keberanian untuk dapat memiliki
kebebasan dalam menentukan sesuai dengan pilihannya.
Freira (dalam Hubley 2002) mengatakan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses
dinamis dimana masyarakat belajar langsung dari tindakan.
Dalam konteks pembangunan istilah pemberdayaan pada dasarnya bukanlah istilah baru
melainkan sudah sering dilontarkan semenjak adanya kesadaran bahwa faktor manusia
memegang peran penting dalam pembangunan. Carlzon dan Macauley sebagaimana di kutip
3
oleh Wasistiono (1998 :46) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pemberdayaan
adalah sebagi berikut : “membebaskan seseorang dari kendali yang kaku, dan member orang
kebebasan untuk bertanggung jawab terhadap ide-idenya, keputusan-keputusannya dan
tindakan-tindakanya.”
Sementara dalam sumber yang sama, Carver dan Clatter Back (1995 : 12) mendefinisikan
pemberdayaan sebagai berikut: upaya memberi keberanian dan kesempatan pada individu
untuk mengambil tanggung jawab perorangan guna meningkatkan dan memberikan
kontribusi pada tujuan organisasi.
Sementara Shardlow (1998 : 32) mengatakan pada intinya adalah pemberdayaan
membahas bagaimana individu, kelompok ataupunkomunitas berusaha mengontrol
kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan
keinginan mereka.
4
Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli
a. Emile Durkheim
Tokoh sosiologi ini mengemukakan bahwa pengertian masyarakat adalah
kenyataan objektif di dalam diri setiap individu-individu yang saling membutuhkan.
Oleh karenanya seringkali sebagai mahluk sosial seseorang tidak bisa hidup sendiri,
selalu membutuhkan peran serta orang-orang di sekelilingnya.
b. Karl Marx
Definsi masyarakat adalah hubungan manusia untuk melakukan kontak sosial
yang memiliki tujuan untuk menciptakatn masyarakat tanpa kelas (sosialisme).
Pandangan ini tentunya dipengaruhi oleh Karl Marx yang dikenal sebagai pencetus
teori tanpa kelas borjuis dan kaum prolenter.
c. Paul B. Horton
Menurutnya, pengertian masyarakat adalah sekelompok manusia yang mandiri
untuk hidup bersama-sama dalam waktu tertentu. Hingga melahirkan kebudayaan
serta adat yang dianggap untuk mempertahankan bentuk keteraturan sosial.
d. Soerjono Soekanto
Mengatakan bahwa masyarakat pada umumnya memiliki ciri ciri dengan kriteria
seperti berikut ini :
Manusia yang hidup bersama di suatu lingkungan yang sama, sekurang
kurangnya terdiri dari dua orang.
Bercampur atau juga bergaul dalam jangka waktu yang cukup lama.
Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia manusia baru. Sebagai
akibat dari hidup bersama, timbulah sistem komunikasi dan peraturan yang
mengatur hubungan antar manusia.
5
2.3 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non-instruktif guna
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi
masalah, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi
setempat dan fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas sektoral maupun LSM dan tokoh
masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat yaitu suatu proses pembangunan yang mana masyarakat
memiliki inisiatif untuk memulai proses aktivitas sosial dalam memperbaiki situasi dan
konsisi pada diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya dapat terjadi jika masyarakat
tersebut ikut serta dalam berpartisipasi.
Sedangkan definisi para ahli, memgenai pemberdayaan masyarakat antara lain sebagai
berikut;
a. Rappaport (1985)
Pengertian pemberdayaan masyarakat adalah sekumpulan praktek dan kegiatan
yang diungkapkan dalam bentuk simbol simbol. Simbol simbol tersebut kemudian
mengomunikasikan kekuatan yang tangguh untuk untuk mengubah hal hal yang
terkandung dalam diri kita (inner space), orang orang lain yang dianggap penting
serta masyarakat kita. Elaborasi dari pemikiran tersebut, secara keseluruhan, akan
dapat memperkaya dan menjiwai pemahaman global mengenai pemberdayaan. Pun,
akan membawa dampak yang sangat luas, baik terhadap kecenderungan primer
maupun sekunder dari makna pemberdayaan yang ada.
b. Sumodiningrat (1999)
Arti pemberdayaan masyarakat (society empowerment) adalah agenda konsep dan
pembangunan yang mendukungan kemampuan masyarakat. Tujuan yang diharapkan
dalam pemberdayaan ini ialah mencipatakan kehidupan masyarakat yang mandiri,
baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, ataupun dalam bidang industri.
Selengkapnya, baca; Sosiologi Industri: Pengertian, Ruang Lingkup, dan Manfaatnya
6
c. Rusel Erlic dan Rievera (1986)
Menurutnya, definisi pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam komunitas
yang operasif merupakan rrespon yang esensial untuk dapat mengikuti perubahan
kehidupan ekonomi kehidupan politik bagi masyarakat yang ada didalam
kehidupannya.
d. Pyne (1991)
Definisi konsep pemberdayaan masyarakat pada dasarnya adalah upaya
sekumpulan orang yang memilih untuk menjadikan dirinya dalam menempuh
keadilan dan berdap menjadi secara efektif esensial dan struktural, baik dalam
kehidupan keluarga, masyarakat, negera, regional, maupun internasional, termasuk
didalam bidang politik, ekonomi maupun lainya. Upaya ini dilakukan dalam
mendukung gerakan keadilan sosial bagi masyarakat. Yang bisa dilakukan dengan
membentuk komunitas, organisasi sosial yang ada di dalam masyarakat perkotaan
ataupun di dalam kehidupan masyarakat desa.
7
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang
dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat. Pendidikan
kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat
prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yangharus dicapai, tetapi sesungguhnya
merupakan suatu proses perkembanganyang berubah secara dinamis, yang didalamnya
seseorang menerima ataumenolak informasi, sikap, maupun praktek baru, yang berhubungan
dengantujuan hidup sehat (Suliha, dkk., 2002).
Tujuan dan manfaat penyuluhan kesehatan adalah mengubah perilaku masyarakat ke arah
perilaku sehat dengan cara mempengaruhi prilaku masyarakat baik itu secara individu atau
pun kelompok dengan menyampaian pesan sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat
yang optimal, untuk mewujudkannya, perubahan perilaku yang diharapkan setelah
menerima pendidikan tidak dapat terjadi sekaligus. Oleh karena itu, pencapaian target
penyuluhan dibagi menjadi tujuan jangka pendek yaitu tercapainya perubahan pengetahuan,
tujuan jangka menengah hasil yang diharapkan adalah adanya peningkatan pengertian, sikap,
dan keterampilan yang akan mengubah perilaku ke arah perilaku sehat, dan tujuan jangka
panjang adalah dapatmenjalankan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-harinya.
Menurut WHO (1954) tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku
perseorangan dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Tujuan penyuluhan kesehatan pada
hakekatnya sama dengan tujuan pendidikankesehatan
8
2.6 Langkah-Langkah Penyuluhan Kesehatan
Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus melakukan
penyuluhan sesuai dengan langkah – langkah dalam penyuluhan kesehatan masyarakat
sebagai berikut (Effendy, 1998) :
1. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat.
2. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat.
3. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui penyuluhan
kesehatan masyarakat.
4. Menyusun perencanaan penyuluhan
a. Menetapkan tujuan
b. Penentuan sasaran
c. Menyusun materi / isi penyuluhan
d. Memilih metoda yang tepat
e. Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan
f. Penentuan kriteria evaluasi.
g. Pelaksanaan penyuluhan
h. Penilaian hasil penyuluhan
i. Tindak lanjut dari penyuluhan
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang
salah satu bagian / lebih dari saluran nafas mulai hidung alveoli termasuk adneksanya (sinus
rongga telinga tengah pleura) (Depkes, 2013).
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) merupakan penyakit infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas)
hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga
tengah dan pleura (Irianto, 2015).
9
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang menyerang bagian atas, seperti hidung,
tenggorokan, faring, laring, dan bronkus. Pilek termasuk salah satu penyakit ISPA yang
sering terjadi pada anak. Beberapa penyakit ISPA lainnya adalah sinusitis, laringitis,
faringitis, tonsilitis, dan epiglotitis.
Virus dan bakteri yang menyebabkan ISPA pada anak ini dapat menginfeksi anak dengan
cara:
Anak dekat dengan seseorang yang terinfeksi ISPA. Saat seseorang dengan virus
yang menyebabkan ISPA bersin dan batuk tanpa menutup hidung dan mulutnya.
Anak berada di ruangan tertutup dan penuh sesak, dan ada orang yang terinfeksi
virus ISPA di dekat anak.
Saat orang yang terinfeksi virus menyentuh hidung dan mata anak. Infeksi dapat
ditularkan saat cairan yang terinfeksi bersentuhan dengan hidung dan mata.
Udara di sekitar anak sangat lembab. Virus yang menyebabkan ISPA sangat senang
berada di lingkungan lembab.
Saat kekebalan tubuh anak sedang lemah, anak lebih mudah tertular ISPA
10
adanya tanda-tanda penyakit dan daya tahan tubuh penjamu masih kuat dan dapat
menolak penyakit. Keadaan ini disebut sehat. penyebab telah ada tetapi belum
menunjukkan reaksi apa-apa.
Tahap Inkubasi
Pada tahap ini bibit penyakit masuk ke tubuh penjamu, tetapi gejala-gejala
penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda.
Masa inkubasi adalah tenggang waktu antara masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh
yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit.
Tahap awal dimulai interaksi bibit penyakit dengan tubuh penjamu, dan tubuh
penjamu berusaha untuk mengeluarkan, membatasi atau membasmi bibit penyakit
tersebut melalui mekanisme pertahanan tubuh baik sistemik maupun lokal. Virus
merupakan penyebab utama ISPA yang menginfeksi mukosa, hidung, trachea, dan
bronkusvirus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa.
11
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK
12
3.4. Metodologi Praktik
Metodologi praktik berupa penyuluhan kesehatan mengenai penyait ISPA bersama
remaja karang taruna RW.03 Kel. Cipinang Besar Selatan
PENANGGUNG
JAM KEGIATAN
JAWAB
20.00 – 20.30 WIB Persiapan Semua anggota
20.31 – 21.00 WIB Registrasi Alycia & Hani
21.01 – 21.05 WIB Pembukaaan & Perkenalan MC (Ega & Zulfikar)
21.06 – 21.20 WIB Pengisian kuisioner Hani & Salsa
21.21 – 21.35 WIB Penyampaian materi Nisrin, Alycia, Jihan
21.36 – 21.45 WIB Sesi tanya jawab Rizky & Zulfikar
21.46 – 21.55 WIB Games/Ice breaking Rizky & Zulfikar
21.56 – 22.00 WIB Penutupan & Pemberian kenang2an MC (Ega & Zulfikar)
Metode pengumpulan data dengan menyebar kuisioner di awal sebelum memaparkan
materi, dan menyebarkan angket kesan & pesan setelah acara berakhir.
13
BAB IV
HASIL PRAKTIK
4.1.1 Umur
Dari segi umur responden yang hadir rata - rata berkisar umur 20 tahun. Umur
tertinggi yaitu umur 45 tahun, sedangkan umur terendah yaitu umur 16 tahun.
14
4.2 Gambaran Khusus Topik
4.2.1 Pengetahuan
Responden Pria
1. Kader 1=0
2. Petugas kesehatan 2=2
Jika pernah, dari mana informasi itu 3. Televisi 3=3
B.2
anda peroleh? 4. Radio 4=0
5. Poster/leaflet 5=0
6. Lainnya........ 6=1
1. Batuk berdahak >3 minggu 1=7
2. Lemas 2=2
3. Demam meriang 3=3
Menurut anda, apa saja gejala-gejala 4. Berat badan turun 4=1
B.3 penyakit ISPA? 5. Kurang nafsu makan 5=1
(jawaban boleh lebih dari satu) 6. Keringat di malam hari tanpa 6=1
aktifitas fisik 7=0
7. Lainnya, ……………......... 8=3
8. Tidak tahu
1. Bakteri 1=2
Menurut anda, penyakit ISPA 2. Virus 2=5
B.4 disebabkan oleh apa? 3. Debu 3=0
(jawaban tidak boleh lebih dari satu) 4. Lainnya ........................... 4=0
5. Tidak tahu 5=3
1. Ya 1=4
Menurut anda, apakah penyakit ini
B.5 2. Tidak 2=2
merupakan penyakit menular?
3. Tidak tahu 3= 4
15
1. Hanya anak-anak 1=0
Menurut anda, siapa sajakah yang 2. Hanya orang dewasa 2=0
B.7 3. Hanya usia lanjut 3=0
dapat tertular penyakit ISPA?
4. Semua orang dari semua usia 4=7
5. Tidak tahu 5=3
Menurut anda, apakah penyakit ISPA 1. Ya 1=7
B.8 2. Tidak 2=0
dapat disembuhkan?
3. Tidak tahu 3=3
1. Tidak meludah sembarangan 1=0
2. Menutup mulut jika 2=5
bersin/batuk 3=5
Menurut anda, bagaimanakah cara 3. Mengupayakan sinar 4=2
B.9 mencegah penularan ISPA? matahari masuk ke dalam 5=3
(jawaban boleh lebih dari satu) rumah 6=1
4. Tidak kontak dengan
penderita ISPA
5. Tidak tahu
6. Lainnya, ……………..........
Apakah anda pernah memperoleh 1. Ya 1=3
B.
penyuluhan kesehatan mengenai 2. Tidak 2=7
10
ISPA?
Kesimpulan :
Jumlah responden 6 dari 10 orang mengetahui tentang penyakit ISPA.
Rata-rata responden mengetahui informasi tentang penyakit ISPA melalui
Televisi.
Jumlah responden 3 dari 10 orang banyak mengetahui gejala dari penyakit
ISPA.
Rata-rata responden telah mengetahui penyebab penyakit ISPA yaitu dari virus.
Jumlah responden 6 dari 10 orang tidak mengetahui bahwa penyakit ISPA itu
bisa menular.
Jumlah responden 7 dari 10 orang tidak mengetahui mengenai penyakit ISPA
menular melalui apa.
Jumlah responden 7 dari 10 orang mengetahui siapa saja yang dapat tertular
penyakit ISPA.
16
Jumlah responden 7 dari 10 orang mengetahui bahwa penyakit ISPA dapat
disembuhkan.
Jumlah responden 3 dari 10 orang tidak mengetahui cara pencegahan dari
penyakit ISPA.
Jumlah responden 3 dari 10 orang sudah pernah memperoleh penyuluhan
penyakit ISPA.
Responden Wanita
1. Kader 1=1
2. Petugas kesehatan 2=3
Jika pernah, dari mana informasi itu 3. Televisi 3=1
B.2 4. Radio 4=0
anda peroleh?
5. Poster/leaflet 5=0
6. Lainnya........ 6=3
Ø=5
1. Batuk berdahak >3 minggu 1 = 10
2. Lemas 2=4
3. Demam meriang 3=3
Menurut anda, apa saja gejala-gejala 4. Berat badan turun 4=2
B.3 penyakit ISPA? 5. Kurang nafsu makan 5=1
(jawaban boleh lebih dari satu) 6. Keringat di malam hari tanpa 6=1
aktifitas fisik 7=0
7. Lainnya, ……………......... 8=0
8. Tidak tahu
1. Bakteri 1=2
Menurut anda, penyakit ISPA 2. Virus 2=7
B.4 disebabkan oleh apa? 3. Debu 3=5
(jawaban tidak boleh lebih dari satu) 4. Lainnya ........................... 4=0
5. Tidak tahu 5=0
1. Ya 1 = 10
Menurut anda, apakah penyakit ini
B.5 2. Tidak 2=0
merupakan penyakit menular?
3. Tidak tahu 3=2
B.6 Bila ya, penularannya melalui apa? 1. Melalui percikan (droplet) 1=6
17
saat batuk 2=0
2. Melalui makanan 3=3
3. Melalui debu 4=3
4. Kontak fisik dengan 5=0
penderita ISPA 6=0
5. Lainnya ,…………………
6. Tidak tahu
1. Hanya anak-anak 1=2
Menurut anda, siapa sajakah yang 2. Hanya orang dewasa 2=0
B.7 3. Hanya usia lanjut 3=0
dapat tertular penyakit ISPA?
4. Semua orang dari semua usia 4 = 11
5. Tidak tahu 5=0
Menurut anda, apakah penyakit ISPA 1. Ya 1 = 10
B.8 2. Tidak 2=0
dapat disembuhkan?
3. Tidak tahu 3=2
1. Tidak meludah sembarangan 1=4
2. Menutup mulut jika 2=8
bersin/batuk 3=7
Menurut anda, bagaimanakah cara 3. Mengupayakan sinar 4=5
B.9 mencegah penularan ISPA? matahari masuk ke dalam 5=0
(jawaban boleh lebih dari satu) rumah 6=0
4. Tidak kontak dengan
penderita ISPA
5. Tidak tahu
6. Lainnya, ……………..........
Apakah anda pernah memperoleh 1. Ya 1=2
B. 10 penyuluhan kesehatan mengenai 2. Tidak 2 = 10
ISPA?
Kesimpulan :
Jumlah responden 6 dari 12 orang mengetahui tentang penyakit ISPA.
Rata-rata responden mengetahui informasi tentang penyakit ISPA dari petugas
kesehatan dan socmed.
Rata-rata responden telah mengetahui gejala gejala ISPA.
Rata-rata responden telah mengetahui penyebab ISPA yaitu virus.
Responden mengetahui bahwa ISPA menular.
Responden mengetahui bahwa ISPA menular melalui droplet.
Responden mengetahui bahwa ISPA dapat menular/menyerang semua orang.
18
Responden mengetahui bahwa ISPA dapat disembuhkan.
Responden mengetahui cara pencegahan ISPA.
Rata-rata responden belum pernah memperoleh penyuluhan ISPA
4.2.2 Perilaku
Responden Pria
1. Ya 1=8
Apakah anda menutup mulut ketika sedang 2. Kadang-kadang
C.1 3. Tidak pernah 2=2
bersin atau batuk?
3=0
4=0
19
± umur 15
C.8 Umur berapa anda mulai merokok?
….......…………..tahun tahun
C. 1. Ya 1=2
Apakah anda merokok di dalam rumah? 2. Tidak
10 2=2
1. Selalu 1= 4
2. Kadang-kadang
C. Apakah biasa membuka jendela rumah setiap 3. Tidak pernah 2= 6
14 pagi? 4. Lainnya, ................. 3=0
4=0
1. Kapuk 1=5
2. Kain perca
3. Busa 2=0
C. Alas tidur, bantal dan guling menggunakan 4. Dacron 3=5
15 bahan apa ? 5. Lainnya, ..................
4=0
5=0
1. Ya 1=4
2. Hanya bantal dan/
C. Apakah biasa menjemur alas tidur, bantal dan guling saja 2=5
16 guling? 3. Tidak 3=1
1=4
C. Berapa kali seminggu biasanya menjemur 1. > 3 x seminggu
2. ≤ 3x seminggu 2=5
17 alas tidur?
3. Lainnya, ................... 3=1
20
1. Ya, setiap hari 1=0
C. Apakah biasa menggunakan obat nyamuk 2. Kadang-kadang
3. Tidak 2=2
18 bakar di dalam rumah?
3=8
Kesimpulan :
Jumlah responden 8 dari 10 orang menutup mulu ketika bersin dan batuk.
Jumlah responden 4 dari 10 orang merupakan perokok aktif.
Rata-rata responden yang merupakan perokok aktif menghabiskan ± 10 – 20
batang rokok per hari.
Jenis rokok yang digunakan oleh responden perokok aktif adalah jenis rokok
filter.
Rata-rata Responden yang merupakan perokok aktif sudah merokok selama ± 5
tahun.
Sebagian responden perokok aktif merokok didalam rumah dan sebagian lagi
tidak merokok didalam rumah.
Semua responden pria tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
Responden biasa membuka jendela rumah setiap pagi.
Rata-rata responden menggunakan alas tidur,bantal dan guling berbahan kapuk
dan busa.
Rata-rata responden hanya menjemur bantal dan guling saja.
Rata-rata responden menjemur alas tidur ≤ 3x seminggu.
Rata-rata responden tidak menggunakan obat nyamuk bakar didalam rumah.
21
Responden Wanita
1. Ya 1 = 12
Apakah anda menutup mulut ketika sedang 2. Kadang-kadang
C.1 3. Tidak pernah 2=0
bersin atau batuk?
3=0
4=0
1. Tidak pernah 1 = 12
2. Sudah berhenti
3. > 1 tahun yang lalu 2=0
C.5 Apakah anda merokok?
4. ≤ 1 tahun yang lalu 3=0
5. Ya, kadang-kadang
6. Ya, setiap hari 4=0
1. Rokok Filter _
C.7 Jenis rokok yang anda hisap 2. Rokok Kretek (Non
filter)
3. Rokok Elektrik
C.8 Umur berapa anda mulai merokok? …………………..tahun _
C. 1. Ya _
Apakah anda merokok di dalam rumah?
10 2. Tidak
22
2. Tidak
11 merokok?
2=2
1. Selalu 1=8
2. Kadang-kadang
C. Apakah biasa membuka jendela rumah setiap 3. Tidak pernah 2=2
14 pagi? 4. Lainnya, ................. 3=0
4=0
1. Kapuk 1=5
2. Kain perca
3. Busa 2=1
C. Alas tidur, bantal dan guling menggunakan 4. Dacron 3=4
15 bahan apa ? 5. Lainnya, ..................
4=1
5=0
1. Ya 1=4
2. Hanya bantal dan/
C. Apakah biasa menjemur alas tidur, bantal dan guling saja 2=6
16 guling? 3. Tidak 3=2
1=3
C. Berapa kali seminggu biasanya menjemur 1. 3 x seminggu
2. ≤ 3x seminggu 2=4
17 alas tidur?
3. Lainnya, ................... 3=0
23
Kesimpulan :
Semua responden menutup mulutnya ketika batuk/bersin.
Jumlah responden 9 dari 12 orang kadang kadang membersihkan tangan setelah
menutup mulut saat bersin.
Jumlah responden 7 dari 12 orang responden membersihkan tangan
menggunakan sabun dan air.
Semua responden wanita tidak merokok.
Jumlah responden 10 dari 12 orang ada penghuni rumah yang merokok.
Semua responden wanita tidak mengkonsumsi minuman beralkohol.
Jumlah responden 8 dari 10 orang selalu membuka jendela setiap pagi.
Bahan alas tidur, bantal, guling: 5 orang menggunakan bahan kapuk, 1 orang
menggunakan kain perca, 4 orang menggunakan bahan busa, 1 orang
menggunakan dacron.
Jumlah responden 6 dari 12 orang hanya menjemur bantal dan guling saja.
Rata-rata responden mengetahui pentingnya menjemur alas tidur.
Rata-rata responden tidak menggunakan obat nyamuk bakar didalam rumah.
24
4.2.3 Faktor Resiko Lingkungan
Responden Pria
D.1. Jumlah orang dalam rumah ....dewasa, ..... anak, .... bayi ± 3 - 9 org
Ø=3
Kesimpulan :
Rata-rata responden memiliki penghuni rumah yang ada ± 3 - 9 orang.
Rata-rata responden memiliki ventilasi ± 2 - 10 buah.
Rata-rata responden memiliki ventilasi alami (jendela yang bisa dibuka dan
lubang angin) pada ruang keluarganya.
Jumlah responden 9 dari 10 orang memiliki ruang tidur yang tidak menyatu
dengan ruang keluarga.
Rata-rata responden memiliki ventilasi alami pada kamarnya.
25
Rata-rata responden yang memiliki jenis ventilasi buatan pada kamarnya adalah
jenis exhaust fan.
Responden Wanita
D.1. Jumlah orang dalam rumah ....dewasa, ..... anak, .... bayi
Kesimpulan :
Rata-rata responden memiliki ventilasi alami diruang keluarga.
Rata-rata responden memiliki ruang tidur tidak menyatu dengan ruang keluarga.
Rata-rata responden ada ventilasi dikamar.
Rata-rata responden banyak menggunakan exhaust fan dikamar.
26
BAB V
PEMBAHASAN
Pada fase persiapan, kelompok kami berdiskusi serta konsultasi kepada dosen pembimbing
praktek mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat terkait kuisioner penyakit ISPA, materi
penyakit ISPA serta konsumsi yang akan disediakan pada saat penyuluhan. Sebelumnya
kelompok kami telah membuat surat izin penyuluhan yang ditujukan kepada ketua RW dan
telah mendapat surat balasan dari pihak terkait. Selain itu, kelompok kami juga telah membuat
dan menyebarkan undangan online yang ditujukan kepada pemuda/i Karang Taruna RW. 03
melalui Ketua Karang Taruna. Kemudian kelompok kami mencetak absensi untuk responden
dan mahasiswa, mencetak kuisioner, mencetak angket serta membeli konsumsi yang telah
didiskusikan sebelumnya. Lalu kelompok kami juga mempersiapkan hadiah untuk 5 responden
yang berpartisipasi lebih pada saat penyuluhan berlangsung dan souvenir yang berkaitan
dengan penyuluhan penyakit ISPA untuk seluruh responden yang telah meluangkan waktunya
pada penyuluhan. Tidak lupa kelompok kami juga mempersiapkan suatu ucapan terima kasih
kepada pihak RW dan Karang Taruna yang telah mengizinkan dan membantu kelompok kami
dalam mempersiapkan penyuluhan ini.
Saat fase pelaksanaan, ada pembukaan dari bapak ketua RW dan jargon yang dipimpin
oleh MC. Kemudian ada pengisian kuisioner lalu dilanjut dengan pemaparan materi sekaligus
sharing tentang ISPA dimana responden sangat kondusif dan antusias dengan materi yang
disampaikan. Beberapa responden ada yang sudah mengetahui tentang ISPA dan beberapa lagi
juga sangat tertarik untuk mengetahui tentang ISPA ini, bahkan ketika sesi tanya jawab pun
responden sangat aktif dan ingin menggali lebih jauh tentang ispa. Tidak hanya bertanya saja,
namun responden juga dapat menjawab beberapa pertanyaan responden lainnya. Jadi responden
tidak hanya tahu tentang ISPA tapi juga mengerti bahkan paham tentang penyakit ISPA ini.
Pada sesi ice breaking juga responden semangat dan menikmatinya sehingga ice breaking
menjadi sangat seru. Tidak lupa ada pembagian souvenir kepada seluruh responden dan hadiah
kepada 5 responden yang dapat menjawab dan me-review tentang ISPA. Juga pemberian
ucapan terima kasih kepada Bapak Ketua RW dan Ketua Karang Taruna. Terakhir, ada sesi
foto bersama sebagai bentuk kenang-kenangan kami yang telah mengadakan penyuluhan
27
tentang penyakit ISPA di Rumah Aspirasi Warga RW 03 bersama pemuda/i Karang Taruna
RW 03 dan beberapa bapak dan ibu pengurus RW setempat.
1. Apa pencegahan ISPA selain menggunakan antis? Adakah teknologi terbaru untuk
pencegahan ISPA? Apakah vape dapat menyebabkan ISPA?
2. Apakah ada gejala-gejala ISPA tertentu pada bayi? Apakah ada dampak kelanjutannya
pada bayi? Apakah ada pencegahan lain pada bayi selain imunisasi?
3. Apakah penyakit ISPA hanya disebabkan oleh virus?
4. Berapa lama jangka waktu penyembuhan pada penyakit ISPA?
5. Apa perbedaan penyakit ISPA dengan pneumonia?
6. Apa perbedaan gejala penyakit ISPA dan penyakit TBC?
Pada sesi tanya jawab, kelompok kami membuat suasana menjadi seperti pemicuan dimana
pertanyaan yang diajukan oleh responden, kita kembalikan ke responden itu sendiri untuk
melihat apakah responden sudah memahami atau belum materi tentang ISPA yang telah
dipaparkan oleh kelompok kami.
Responden yang hadir merupakan sasaran atau target yang kelompok kami rencakan dan
memang sasaran yang ada pada data penyakit dari Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar 2
tersebut. Responden sangat tertarik, antusias, kondusif serta aktif selama penyuluhan
berlangsung. Jadi, acara menjadi hidup, seru dan seluruh pihak menikmatinya.
Dari responden yang hadir, kuisioner yang telah diisi dan pemaparan materi sekaligus
tanya jawab yang telah dilakukan, rata-rata responden yang hadir sudah memahami apa itu
penyakit ISPA, gejala dari penyakit ISPA, penyebab terjadinya penyakit ISPA, kelompok orang
yang rentan terhadap penyakit ISPA serta pencegahan dan penanggulangan yang baik pada
penyakit ISPA.
28
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Setelah mengikuti kegiatan ini masyarakat merasa bahwa hal hal yang kami sampaikan
sangat bermanfaat untuk mereka, selain itu bukan hanya mereka yang mendapatkan
wawasan dan ilmu tetapi kelompok kami pun mendapatkan pengalaman, wawasan, dan ilmu
juga karena kegiatan yang kami lakukan bukan mengajarkan akan tetapi berbentuk sharing
sharing. Serta kami menambah teman dan menambah silaturahmi kepada mereka.
6.2 SARAN
29
DAFTAR PUSTAKA
30
LAMPIRAN KEGIATAN
31
7. Penjelasan Pengisian Kuisioner
(hani dan salsa) 8. Pengisian Kuisioner
32
13. Peserta sedang menyimak materi
14. Sesi tanya jawab
yang sedang disampaikan
33
19. Peserta menyimak jawaban yang
sedang disampaikan 20. Ice Breaking (Zulfikar dan Rizky)
34
25. Peserta diberi hadiah 26. Doorprize Kategori peserta terbaik
35
27. Foto bersama dengan Karang Taruna
RW. 03, Ketua RW dan Bu Kader
36