Anda di halaman 1dari 31

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

MEMIMPIN PERUBAHAN
MODUL DALAM LINGKUP KERJA
5 JP (225 menit)

PENDAHULUAN

Beberapa pemimpin percaya bahwa jika kelompok karyawan diberikan


kelonggaran yang memadai, mereka akan menciptakan solusi atas
permasalahan di lingkungan kerja mereka sendiri. Pemimpin perubahan
lainnya percaya menggunakan gaya yang kuat dan hanya
mengandalkan wawasan dan pengetahuan mereka sendiri adalah yang
terbaik. Gaya dalam mengelola perubahan dengan menetapkan arah
dan harapan yang jelas dan yang bersedia menerima ide-ide personel
yang dipimpin adalah yang paling sukses.
Pemimpin seperti itu memahami cara memotivasi anak buahnya dan
memahami kompleksitas perubahan dalam lingkungan perawatan
kesehatan atau lingkungan kantor lainnya. Pemimpin perubahan yang
baik dapat mengenali hambatan untuk berubah di lingkungan mereka.
Mereka memahami hambatan alami yang ditemukan pada individu serta
memahami hambatan yang ditemukan dalam budaya tempat kerjanya.
Seorang pemimpin perubahan bisa menjadi sukses ketika dia
memahami bagaimana pikiran bawah sadar bekerja selama proses
yang merupakan fokus perubahan. Pemimpin harus mengamati
bagaimana staf menyelesaikan prosesnya. Berapa banyak pekerjaan
yang dilakukan pada tingkat pemikiran yang tinggi, seberapa banyak
yang dipelajari atau tidak disadari?
Untuk itu, seorang pemimpin perubahan dapat lebih fokus pada
mengubah kebiasaan yang sudah mendarah daging dengan tindakan
dan bimbingan yang disengaja. Bagian ini akan melibatkan pemantauan
dan pengukuran terus menerus sampai kebiasaan yang telah mengakar
digantikan oleh kebiasaan baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Jika seorang pemimpin berhasil dalam mengubah kebiasaan yang
sudah mendarah daging ini, maka semua staf akan menyelesaikan
tugas dengan cara yang sama menggunakan “pendekatan terbaik”.
Sebagai peserta didik Sespimmen yang dipersiapkan sebagai pimpinan
tingkat KOD perlu kemampuan untuk menggerakkan personelnya yang
kurang produktif menuju lebih baik sehingga mampu merubah
kebiasaan atau pola kerja yang kurang baik menjadi lebih baik dan
produktif.
Dalam Hanjar ini memuat materi tentang bagaimana cara memimpin

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 1


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

perubahan dalam lingkup kerja. Materi dalam Hanjar ini merupakan


materi minimal, sedangkan yang lebih lengkap dan up to date mengacu
pada materi yang disampaikan oleh Pendidik.

Standar Kompetensi

Memahami konsep perubahan dan mahir menerapkan kepemimpinan


dalam melakukan perubahan lingkup kerja.

Pengantar

Dalam modul ini memuat materi tentang pengertian perubahan;


perubahan dalam lingkup kerja organisasi; peran pemimpin dalam
perubahan lingkup kerja; perubahan masyarakat; karakteristik
demografis; perkembangan teknologi informasi; tekanan sosial dan
politik.
Tujuannya adalah agar peserta didik dapat memahami konsep
perubahan dalam lingkup kerja dan faktor-faktor yang mempengarurhi
perubahan dalam lingkup kerja.

Kompetensi Dasar

1. Memahami konsep perubahan dalam lingkup kerja.


Indikator Hasil Belajar :
a. Menjelaskan pengertian perubahan
b. Menjelaskan perubahan dalam lingkup kerja organisasi
c. Menjelaskan peran pemimpin dalam perubahan lingkup kerja
2. Memahami faktor-faktor yang mempengarurhi perubahan dalam
lingkup kerja.
Indikator Hasil Belajar :
a. Menjelaskan perubahan masyarakat.
b. Menjelaskan karakteristik demografis.

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 2


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c. Menjelaskan perkembangan teknologi informasi.


d. Menjelaskan tekanan sosial dan politik.

3. Menerapkan kepemimpinan dalam melakukan perubahan lingkup


kerja.
Indikator Hasil Belajar :
Melaksanakan perann pemimpin dalam perubahan dalam lingkup
kerja.

Materi Pelajaran
1. Pokok Bahasan:
Konsep perubahan dalam lingkup kerja.
Sub Pokok Bahasan:
a. Pengertian perubahan.
b. Perubahan dalam lingkup kerja organisasi.
c. Peran pemimpin dalam perubahan lingkup kerja.

2. Pokok Bahasan:
Faktor-faktor yang mempengarurhi perubahan dalam lingkup
kerja.
Sub Pokok Bahasan:
a. Perubahan masyarakat.
b. Karakteristik demografis.
c. Perkembangan teknologi informasi.
d. Tekanan sosial dan politik.

Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi tentang
tahapan manajemen penyidikan tindak pidana dalam proses
penyelidikan dan penyidikan, faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam proses penyelidikan dan penyidikan.
2. Metode Tanya jawab.
Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang
MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 3
SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

disampaikan.
3. Metode Brainstorming (curah pendapat).
Metode ini digunakan untuk meng-eksplore pendapat peserta
didik tentang pemahaman awal materi yang akan dibahas.
4. Metode Role Play
Metode ini digunakan untuk penguasaan materi melalui
pengembangan imajinasi dengan bermain peran.

Alat / Media, Bahan, dan Sumber


1. Alat/media :
a. Panaboard.
b. Laptop.
c. LCD In focus.
d. Slide.
e. Spidol.
f. Flipchart.
2. Bahan :
Kertas Flipchart.
3. Sumber :
a. Lembar petunjuk penugasan (lembar merah).
b. Paparan pendidik.

Kegiatan Pembelajaran

1. Tahap Awal : 15 menit.


a. Ketua kelas laporan tentang kesiapan peserta didik untuk
menerima pelajaran.
b. Pejabat senat yang ditunjuk memperkenalkan peserta didik
dan membacakan riwayat hidup pendidik secara singkat.
c. Pendidik memperkenalkan diri.
d. Pendidik menyampaikan kompetensi dan indikator hasil
belajar.

2. Tahap Inti : 190 menit


a. Pendidik menyampaikan materi tentang konsep perubahan
dalam lingkup kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi
MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 4
SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

perubahan dalam lingkup kerja.


b. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya/memberikan komentar terkait materi yang
disampaikan.
c. Pendidik mencontohkan program perubahan dalam lingkup
kerja.

3. Tahap Akhir : 20 menit.


a. Penguatan materi.
Pendidik memberikan ulasan secara umum terkait dengan
proses pembelajaran.
b. Pengecekan penguasaan materi.
Pendidik mengecek penguasaan materi dengan cara
bertanya secara lisan dan acak kepada peserta didik.
c. Learning Point.
Pendidik dan peserta didik merumuskan Learning Point dari
materi yang telah dipelajari.
d. Ketua kelas menyampaikan terimakasih dan pemberian
cindramata kepada Pendidik.

Tagihan/tugas
Peserta didik menyusun dan mengumpulkan:
1. Materi pelajaran yang telah disampaikan Pendidik.
2. NKP. (Bagian dari NKP 2)
3. Rancangan program perubahan dalam lingkup kerja.
Dikumpulkan pada waktu yang telah ditentukan oleh Bag. Jarlat.

Lembar Kegiatan
Format Naskah Karya Perorangan (NKP) sesuai buku petunjuk (buku
biru)

Bahan Bacaan

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 5


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA


1. Pendahuluan.

Perubahan lingkungan yang sangat cepat dan persaingan bisnis


yang semakin ketat menyebabkan organisasi dalam hal ini
perusahaan harus senantiasa berubah selaras dengan
perubahan lingkungan. Tuntutan untuk perubahan tersebut saat
ini merupakan sebuah kewajiban bagi perusahaan (Metcalfe,
2005) agar perusahaan dapat bertahan di dunia bisnis yang
semakin kompetitif. Mengingat pentingnya perubahan,
perusahaan harus merubah cara mereka berfikir tentang suatu
bisnis, tidak bisa lagi mengandalkan apa yang telah diraih, tetapi
bagaimana mencari peluang untuk mengembangkan bisnis
menjadi lebih baik lagi (Cummings & Worley, 2003).
Perubahan itu sendiri didefinisikan sebagai sebuah transformasi
yang terencana atau tidak terencana pada struktur organisasi,
teknologi dan orang-orang yang dalam organisasi tersebut
(Greenberg, 2003). Untuk meningkatkan performance,
perusahaan harus melakukan perubahan yang terencana. Pada
dasarnya perubahan terencana dalam sebuah organisasi
dipimpin oleh pimpinan puncak dalam organisasi, tetapi seluruh
anggota dalam organisasi dapat mengambil peran dan inisiatif
yang diperlukan untuk memberikan kontribusi sesuai dengan
kemampuannya demi kesuksesan proses perubahan dalam
organisasi (Yukl, 2002).
Dengan demikian, pemimpin harus dapat memotivasi para
anggotanya untuk terus berubah. Kepemimpinan yang efektif
diperlukan untuk memfasilitasi proses adaptasi dalam melakukan
perubahan dalam organisasi. Peran pemimpin dalam proses
perubahan dapat dikatakan sebagai sumber kesuksesan proses
perubahan karena arah dan tujuan perubahan biasanya
ditentukan oleh pemimpin untuk kemudian dilaksanakan oleh
seluruh anggota organisasi. Fungsi strategis kepemimpinan
adalah mempengaruhi budaya organisasi, mengembangkan visi,
melaksanakan perubahan, dan memotivasi para karywannya
untuk terus belajar dan berinovasi (Yukl, 2002).
2. Konsep Perubahan Dalam Lingkup Kerja.
a. Pengertian Perubahan.
Menurut kamus bahasa Indonesia perubahan dapat di
artikan sebagai keadaan yang berubah. Jadi bisa kita
definisi kan bahwa perubahan adalahperalihan keadaan
yang sebelumnya, perubahan tersebut tidak hanya berupa
keadaan saja melainkan bisa berupa perubahan pola pikir,
dan perilaku suatu masyarakat.

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 6


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Dalam buku Sosiologi Skematika dan Terapan (Abdulsyani,


2007) perubahan – perubahan dalam kehidupan
masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang
wajar, oleh karena setiap manusia mempunyai kepentingan
yang tak terbatas. Perubahan-perubahan akan nampak
setelah tatanan sosial dan kehidupan masyarakat yang
lama dapat dibandingkan dengan tatanan dan kehidupan
masyarakat yang baru.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, bahwa
perubahan-perubahan di luar bidang ekonomi tidak dapat
dihindarkan oleh karena setiap perubahan dalam suatu
lembaga kemasyarakatan akan mengakibatkan pula
perubahan – perubahan di dalam lembaga-lembaga
kemasyarakatan lainnya, oleh karena antara lembaga-
lembaga kemasyarakatan tersebut selalu ada proses saling
mempengaruh secara timbal balik.
Setiap perkembangan zaman tentunya perubahan juga
akan terus terjadi, perubahan memiliki efek positif dan
negatif. Perubahan yang positif adalah perubahan yang
terjadi kearah kemajuan suatu keadaan namun perubahan
yang negative adalah perubahan kearah suatu yang
merugikan.
Menurut Imam Santoso (2011) Perubahan merupakan sifat
dasar dari masyarakat, ini mengubah metafor “kehidupan
sosial” seperti kehidupan sosial itu sendiri. Kehidupan sosial
meliputi perubahan yang tiada henti .
Gagasan paling umum dari perubahan mengindikasikan
beberapa peralihan dalam hal entitas tertentu yang terjadi
dalam waktu tertentu.
Sedangkan menurut Nanang Martono (2012) bahwa
perubahan dapat mencakup aspek yang sempit maupun
yang luas. Aspek yang sempit dapat meliputi aspek perilaku
dan pola pikir individu. Aspek yang luas dapat berupa
perubahan dalam tingkat struktur masyarakat yang nantinya
dapat mempengaruhi perkembangan masyarakat dimasa
yang akan datang. Terjadinya perubahan tersebut
disebabkan oleh 2 (dua) faktor yaitu :
1) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor penyebab perubahan
yang terjadi dari dalam diri manusia yang timbul
karena adanya dorongan dari diri manusia tersebut
untuk melakukan perubahan pada dirinya dan
lingkungannya. Faktor internal dapat terjadi jika
adanya dorongan atau motivasi untuk melakukan
suatu perubahan, perubahan yang terjadi dapat
berupa bentuk, sikap maupun

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 7


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

situasi.
2) Faktor eksternal.
Faktor eksternal adalah faktor penyebab perubahan
yang terjadi dari luar diri manusia. Faktor tersebut
dapat disebabkan karena faktor keluarga, masyarakat
dan lingkungan.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa perubahan merupakan satu wujud
nyata dari kehidupan yang mampu mendorong atau
memotivasi sesorang untuk mengubah Sesuatu
menjadi bebeda dari sebelumnya melalui sebuah
proses yang dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.
Perubahan dapat membuat sesorang mampu
menciptakan atau merubah sesuatu sesuai dengan
tututan situasi dan kondisi keluarga, lingkungan dan
masyarakat setempat.

b. Perubahan Dalam Lingkup Kerja.


Ketika seseorang telah cukup lama bekerja maka dia
merasa di wilayah zona aman (the comfort zone).
Tantangan sudah hampir tidak ada, yang dilakukan adalah
rutinitas dalam bekerja. Banyak orang yang menentang
perubahan karena merasa dirinya terancam karena akan
mengganggu zona nyaman dan lingkungan yang telah
stabil. Tetapi harus diingat persaingan antar organisasi
akan semakin sengit dan membutuhkan pegawai-pegawai
yang mempunyai produktivitas kerja tinggi dan dapat
bekerja secara lebih efisien.
Hal yang terbaik dilakukan adalah mengajak para anggota
yang berada dalam Comfort Zone untuk lebih berani
menerima tantangan-tantangan baru untuk meningkatkan
kualitas kerja mereka. Cara terbaik untuk mengajak
melakukan perubahan kerja adalah dengan jalan perubahan
yang dilakukan secara bertahap supaya para anggota
merasa tidak terancam dan tidak kaget terhadap perubahan
di lingkungan kerja.
Hal yang terpenting ketika melakukan sebuah perubahan
adalah para anggota harus dilibatkan dan mendengarkan
gagasan-gagasan mereka sebagai sebuah masukan dan
sebuah solusi mengenai model perubahan seperti apa yang
mereka ingin ciptakan. Ini adalah hal yang bagus dan
merupakan langkah organisasi dan semangat para
anggotnya. Pihak manajemen tetap hartus terlibat langsung
dalam memimpin perubahan tersebut. Setiap perubahan
memerlukan waktu dan tidak bisa instan prosesnya.
Komunikasi yang baik sangat penting sekali dalam
menjalani proses perubahan tersebut. Komunikasi yang

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 8


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

baik akan menciptakan kerja sama tim yang baik. Tim yang
dapat bekerja dengan baik akan meraih hasil yang baik.
Harus ada dialog yang dilakukan antara manajemen senior
dengan bawahannya untuk menjelaskan mengenai arti
pentingnya sebuah perubahan yang akan menciptakan
kinerja karyawan menjadi lebih produktif dan lebih efisien.
Antara manajemen dan bawahan harus saling mempercayai
satu sama lain. Hal ini sangat penting sekali dilakukan.
Kepercayaan adalah sebuah kekuatan untuk maju bersama
sebagai kekuatan tim. Kepercayaan akan membuat proses
perubahan dilakukan dengan lebih tepat karena masing-
masing pihak akan saling membantu satu sama lain.
Kepercayaan adalah modal utama dan akan menjadi
sebuah kekuatan yang dapat menghasilkan sebuah kinerja
yang lebih baik. Pinpinan dapat membimbing para
anggotanya untuk memastikan mereka dapat
melakukannnya sehingga para anggota dapat
mengembangkan kompetensinya.

c. Peran Pemimpin Dalam Perubahan Lingkup Kerja


Organisasi.
Peran pemimpin sangat diperlukan dalam suatu organisasi
atau perusahaan, khususnya perannya dalam membantu
perusahaan dalam proses perubahan. Banyak definisi
mengenai kepemimpin, (Rauch & Behling, 1984)
mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi aktifitas dari suatu kelompok yang sudah
terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan. House, dkk
dalam Yukl (2002) mendefinisikan kepemimpinan sebagai
kemampuan dari seorang individu untuk mempengaruhi,
memotivasi dan membuat orang untuk memberikan
kontribusinya guna mencapai keefektifan dan kesuksesan
organisasi. Sedangkan menurut Schein (1992),
kepemimpinan adalah kemampuan untuk keluar dari
budaya lama untuk memulai proses perubahan yang lebih
adaptif.
Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain
untuk merubah budaya lama ke budaya baru guna
mencapai keefektifan dan kesuksesan organisasi. Definisi
tersebut menyiratkan pentingnya sebuah budaya organisasi
baru untuk membuat sebuah perubahan menjadi sukses
(Bass dalam Metclfq 2005). Lebih lanjut, Bass menyatakan
bahwa budaya organisasi dan kepemimpinan saling
berhubungan untuk mengatasi situasi sulit yang dihadapi
perusahaan dengan menjadikan pemimpin sebagai panutan
(role model), dan mengispirasi karyawan yang lain untuk
MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 9
SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

berpartisipasi dalam perubahan.


Dengan kata lain, organisasi mempengaruhi kepemimpinan
seperti halnya kepemimpinan mempengaruhi budaya
(Metcalfe, 2000). Bass & Avolio (1990) mengemukakan
bahwa gaya kepemimpinan yang lebih tepat untuk
memimpin perusahaan dalam proses perubahan adalah
gaya kepemimpinan transformasi (trarsformational
leadership style), jika dibandingan dengan kepemimpinan
transaksional (transactional leadership).
Banyak penulis yang menyamakan kepemimpinan
transformational dengan kepemimpinan karisimatik, akan
tetapi ada beberapa hal yang membedakan keduanya.
Greenberg (2003) menyatakan bahwa transformasi berada
di atas kharismatik (beyond charisma), karena pemimpin
yang transformasional pasti berkarisma, sedangkan
pemimpin yang berkarisma belum tentu transformasional.
Yukl (2002) menyatakan bahwa pemimpin yang karismatik
dan transformasional berbeda karena pemimpin yang
transformasional akan melakukan banyak hal untuk
memberdayakan pengikutnya dan mengurangi
ketergantungan karyawan kepada pemimpinnya dengan
jalan mendelegasikan wewenangnya kepada karyawan,
mengembangkan keahlian dan meningkatkan kepercayaan
diri karyawan, menciptakan tim-tim, memperbaiki
komunikasi, mengurangi pengawasan-pengawasan yang
tidak diperlukan serta membangun budaya yang kuat untuk
mendukung pemberdayaan.
Sedangkan pemimpin yang karismatik melakukan banyak
hal untuk meningkatkan citra (image) yang luar biasa
misalnya kesan manajemen, pembatasan informasi,
perilaku yang tidak umum, dan pengambilan resiko
personal. Kepemimpinan yang transformasional terdiri dari
tiga tipe perilaku (Bass, 1985), yaitu:
1) Idealize influence adalah perilaku yang meningkatkan
emosi pengikut dan identifikasi dengan pemimpin
2) Individualized consideration adalah pemberian
dukungan, dorongan, dan bimbingan kepada pengikut
3) Intellectual stimulation adalah perilaku yang
meningkatkan kesadaran pengikut terhadap
permasalahan-permasalahan, dan mempengaruhi
pengikut untuk melihat permasalahan dengan
perspektif yang baru.
Bass kemudian menambah satu lagi tipe perilaku dari
kepemimpinan transformasional (Bass & Avolio, 1990),
yaitu inspirational motivational yang merupakan perilaku
untuk mengkomunikasikan visi yang akan datangmenggun

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 10


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

akan symbol untuk menfokuskan diri pada usaha bawahan,


dan memberikan contoh-contoh perilaku yang tepat kepada
pengikut.
Apa yang tidak berubah dalam dunia ini adalah perubahan
itu sendiri, termasuk di dalamnya adalah perubahan
lingkungan organisasi. Perubahan lingkungan organisasi
adalah suatu keniscayaan baik perubahan internal maupun
eksternal. Di masa sekarang ini, intensitas dan kecepatan
perubahan lingkungan organisasi berlangsung sangat tinggi
dan sangat dinamis. Kondisi tersebut seirng kali mebawa
organisasi pada situasi yang menyulitkan, bahkan
mengancam keberlangsungan organisasi
Dapat kita simpulkan bahwa perubahan lingkungan
organisasi akan menimbulkan dorongan atau tekanan
organisasi untuk melakukan perubahan organisasi
menyesuaikan perubahan tersebut. Faktor lingkungan
eksternal yang mendorong perubahan, yakni kekuatan
kompetisi, kekuatan ekonomi, kekuatan politik, kekuatan
globalisasi, kekuatan sosial-demografik, dan kekuatan etikal
(George dan Jones, 2002). Sementara, pada lingkungan
internal organisasi, perubahan-perubahan yang terjadi pada
nilai-nilai, etos kerja, kompetensi maupun aspirasi karyawan
juga mengharuskan respons organisasional yang tepat.
Organisasi yang tidak mampu melakukan perubahan akan
goyah dan akhirnya tertindas.
Permasalahan yang kemudian timbul adalah bahwa
perubahan organisasi bukanlah suatu hal yang mudah
untuk dilakukan. Upaya perubahan organisasi akan
menemui banyak kesulitan dan kendala. Kendala yang
menghalangi perubahan organisasi menurut George dan
Jones (2002:645-646) adalah: (1) kendala-kendala sistem
keorganisasian dan kekuasaan, (2) perbedaan-perbedaan
dalam orientasi fungsional dan struktur organisasi yang
mekanistik, (3) kelembaman (inertia) kultur organisasi, (4)
norma dan kohesivitas kelompok, (5) pemikiran kelompok
(group think) dan kendala-kendala individual, seperti
ketidaksiapan yang mengakibatkan rasa ketidakpastian,
kekhawatiran, ketidakamanan, persepsi selektif, dan retensi
kebiasaan.
Perubahan organisasional untuk menyesuiakn perubahan
lingkungan seringkali tidak berlangsung secara alamiah,
bahkan memerlukan perencanaan dan perhitungan yang
matang. Di siniah pentingnya seorang peimimpin dalam
memainkank peranya untuk perubahan organisasi.
Perubahan memerlukan kepemimpinan yang kuat dari segi
otoritas yang dimilki maupun dari segi kepribadian dan
komitmen karena memimpin perubahan dengan segala

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 11


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

kompleksitas permasalahan dan hambatannya memerlukan


power, keyakinan, kepercayaan diri, dan keterlibatan diri
yang ekstra. seorang pemimpin tidak boleh bersikap
impersonal, apalagi pasif terhadap tujuan-tujuan organisasi,
melainkan harus mengambil sikap pribadi dan aktif
(Zaleznik, 1986).
Kepemimpinan dalam proses perubahan merupakan faktor
pengggerak (driving forces) dari actions for change.
Pemimpin di semua tingkatan harus memainkan peran
secara aktif dalam memainkan peran sebagai perencana,
penggerak, sekaligus pengendalinya. Pemimpin merupakan
faktor kunci untuk mempimpin tim dan anggotanya
melakukan perubahan serta menjadi jembatan dari pola
lama ke pola baru. Pemimpin sebagai bagian dari
organisasi juga tidak lepas dari ego resistensi terhadap
perubahan orgaanisasi. Dalm kondisi tersebut pemimpi
ditunut untuk dapat menmapilkan perilaku yang positif, ,
seperti membantu yang lain (anggota tim), memberikan
pengarahan yang jelas, menjawab pertanyaan dengan baik
dan menyediakan jalan atau fasilitas yang diperlukan.
Organisasi yang terdiri dari berbagai usur harus
disinergikan. Pemimpin akan menyinergikan unsur-unsur
yang berbeda-beda dalam organisasi sekaligus
mengarahkan agar unsur-unsur tersebut dapat berfungsi
maksimal dalam mencapai tujuan organisasii yang telah
ditentukan. Pemimpin harus terus berkomunikasi dan
mengarahkan, memberikan inspirasi dan motivasi, menjadi
model atau contoh perubahan, dan memberikan atau
memfasilitasi pelatihan yang diperlukan. Untuk itu,
pemimpin harus mengetahui arah perubahan, menyiapkan
sumber daya yang diperlukan, menentukan tujuan akhir dan
keuntungan yang hendak dicapai, mengantisipasi resiko
yang mungkin timbul dan menyiapkan cara mengontrolnya.
Secara garis besar dapat disimpulkan peranan yang dari
seorang pemimpin untuk menyukseskan proyek perubahan
adalah sebagai berikut :
1) Menciptakan situasi yang kondusif untuk mendukug
berjalanya proses perubahan
2) Menggerakan dan mengarahkan tim dan bawahanya
secara jelas ke arah perubahan organissasi
3) Menganalisa kebutuhan yang diperukan dalam proses
organisasi termasuk pemenuhan kebutuhan tersebut
4) Memberikan masukan, saran, nasihat yang
bermanfaat untuk mensukseskan proses perubahan
berdasarkan permasalahn yang ditemui pada

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 12


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

lingkungan kerjanya
5) Menggalang komunikasi dengan berbagai pihak
6) Menggali dan mengumpulkan ide dari berbagai
sumber.
Inilah Peran Pemimpin dalam Manajemen Perubahan.
Perubahan dalam kehidupan manusia adalah sebuah
keniscayaan, karena dari waktu ke waktu, kebutuhan
manusia senantiasa berubah.
Yang paling merasakan dampak signifikan dari perubahan
ini adalah dunia usaha dan perdagangan. Mereka
menghadapi tantangan yang sangat nyata tatkala dituntut
untuk mampu beradaptasi dan bergerak secepat perubahan
itu terjadi.
Kenyataannya, tidak banyak orang yang suka akan
perubahan, terutama jika melibatkan sebagian besar dari
sikap dan perilaku mereka sehari-hari.
Mereka yang merasa terganggu akan memberikan
penolakan atas terjadinya perubahan tersebut, sehingga
akan sulit dan membutuhkan waktu yang lama untuk
merubah mereka. Penolakan ini dikenal dengan istilah
“resistance to change”.
Seni Kepemimpinan dalam Change Management
Bentuk penolakan yang bisa terlihat dengan jelas atau
eksplisit diantaranya mengajukan protes, mengancam
mogok, demonstrasi, dan sejenisnya. Sementara penolakan
yang bentuknya tersirat atau implisit diantaranya loyalitas
pada organisasi berkurang, motivasi kerja menurun,
kesalahan kerja meningkat, tingkat absensi meningkat, dan
lain sebagainya.
Jika tidak segera ditangani dengan benar, berbagai bentuk
penolakan ini akan memberikan efek buruk bagi
keberlangsungan organisasi. Untuk mencegah hal ini
terjadi, maka manajemen perubahan penting untuk
dijalankan.
Dalam buku Change Management karya Jeff Davidson,
manajemen perubahan diartikan sebagai upaya untuk
mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan dari sebuah
proses penyesuaian yang berkelanjutan antara sebuah
organisasi dengan pasarnya. Proses penyesuaian ini
dilakukan agar organisasi tersebut lebih tanggap dan efektif
ketimbang para pesaingnya.
Di sinilah peranan pemimpin yang dituntut untuk tidak
hanya mampu mencapai hasil yang baik dalam performa

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 13


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

bisnis, tetapi juga untuk secara efektif mengelola manusia


dalam aspek perubahan.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Dalam


Lingkup Kerja.
a. Perubahan Masyarakat.
Apa yang dimaksud dengan perubahan sosial (social
change)? Secara umum, pengertian perubahan sosial
adalah suatu perubahan yang terjadi di dalam masyarakat
terkait dengan pola pikir, sikap sosial, norma, nilai-nilai, dan
berbagai pola perilaku manusia di dalam masyarakat.
Setiap individu atau suatu masyarakat pasti akan
mengalami perubahan secara terus-menerus. Hal ini terjadi
karena setiap individu dan anggota kelompok masyarakat
memiliki pemikiran dan kemampuan yang terus berkembang
dari waktu ke waktu.
Namun, tingkat perubahan pada suatu kelompok
masyarakat akan berbeda dengan kelompok masyarakat
lainnya. Ada perubahan yang terjadi dengan cepat, namun
ada juga proses perubahan yang terjadi secara lambat. Hal
ini tergantung kebutuhan, kesadaran, dan tindakan anggota
kelompok tersebut.
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam
fungsi dan struktur masyarakat yang memengaruhi sistem
sosial, nilai, sikap, serta perilaku individü dan kelompok.
Menurut Robert H. Lauer,terdapat dua teori utama dalam
perubahan sosial, yaitu sebagai berikut.
1) Teori siklus, yaitu perubahan yang berulang-ulang
menyerupai spiral. Menurut teori siklus, apa yang
terjadi sekarang pada dasarnya memiliki kesamaan
atau kemiripan dengan apa yang telah terjadi
sebelumnya. Pola perubahan ini dapat digambarkan
sebagai berikut. Di dalam perubahan ini, tidak ada
batas yang jelas antara pola hidup primitif, tradisional,
modern.
2) Teori perkembangan, yaitulinier perubahan yang
berkembang menuju suatu titik tertentu, seperti
perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat
modern yang kompleks. Pola perubahan ini dapat
digambarkan sebagai berikut. Perubahan sosial
menurut pola linier. Masyarakat berkembang dari
semula modern primitif, tradisional dan menjadi
modern. Teori ini dilihat dari sudut pandang tradisjonal
primitif masyarakat modern.
Teori perkembangan linier terbagi atas teori evolusi dan

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 14


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

teori revolusi. Penganut teori evolusi berpandangan bahwa


masyarakat secara bertahap berkembang dari primitifl
tradisional, menuju masyarakat modern yang kompleks dan
maju. Penganut teori revolusi berpandangan bahwa
masyarakat berubah secara linier namun bersifat
revolusioner. Faktor-faktor yang masyarakat
mempertahankan nilai-nilai lama adalah sebagai berikut.
1) Mempunyai fungsi dan sudah diterima masyarakat
secaraluas.
2) Diperoleh melalui proses sosialisasi sejak kecil.
3) Menyangkut masalah agama dan religi yang dianut
masyarakat.
4) Menyangkut ideologi dan falsafah hidup bangsa.

Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan dalam


masyarakat adalah sebagai berikut.
1) Rasa tidak puas terhadap keadaan.
2) Kesadaran terhadap kekurangan-kekurangan dalam
kebudayaan sendiri.
3) Adanya perubahan keadaan, kebutuhan dan
pertumbuhan dalam masyarakat sehingga menuntut
masyarakat untuk menyesuaikan diri.
4) Munculnya banyak kesulitan yang dihadapi anggota
masyarakat.
5) Tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin
kompleks. Sikap terbuka dari masyarakat terhadap hal-
hal baru.
6) Sistem pendidikan yang maju.

Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial


Bentuk-bentuk perubahan sosial adalah sebagai berikut.
1) Perubahan lambat (evolusi). Perubahan sosial yang
terjadi dalam proses lambat, memakan waktu cukup
lama dan tidak disertai kehendak tertentu dari
masyarakat yang bersangkutan. Perubahan evolutif
mengikuti kondisi perkembangan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Masyarakat hanya berusaha menyesuaikan diri
dengan keperluan keadaan, dan kondisi baru yang
timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Teori
evolusi digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu
unilinear theories of evolution, universal theory of

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 15


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

evolution,dan multilined theories ofevolution.


2) Perubahan cepat (revolusi). Perubahan sosial yang
berlangsung cepat karena menyangkut unsur-unsur
kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Dalam revolusi perubahan dapat direncakan atau tidak
direncanakan, dijalankan tanpa kekerasan atau melalui
kekerasan. Namun, revolusi seringkali diawali
ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat
bersangkutan.
3) Perubahan kecil. Merupakan perubahan yang terjadi
pada struktur sosial namun perubahan tersebut tidak
memiliki dampak berarti bagi masyarakat karena tidak
memengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Contohnya, perubahan mode pakaian atau mode
rambut.
4) Perubahan besar. Kebalikan dari perubahan kecill
perubahan beşar adalah perubahan yang
mengakibatkan terjadinya perubahan pada struktur,
lembaga dan stratifikasi masyarakat. Contohnya,
perubahan masyarakat agraris menjadi industrialisasi.
Perubahan tersebut memberi pengaruh beşar pada
kondisi geografisı berubahnya fungsi lahan menjadi
tempat industri, dan perubahan mata pencaharian
masyarakat.
5) Perubahan yang dikehendaki (intended change) atau
direncanakan (planned change) merupakan perubahan
yang telah direncanakan dan disepakati deh pihak-
pihak yang ingin melakukan perubahan dalam
masyarakat. Pihak-pihak tersebut dinamakan sebagai
pelaku perubahan (agent ofchange).Pelaku perubahan
adalah orang atau sekelompok orang yang memiliki
wewenang dan kekuasaan untuk melakukan
perubahan dalam masyarakat dan mengawasi serta
mengendalikan perubahan tersebut. Orang atau
sekelompok orang tersebut telah dipercaya
masyarakat dan memiliki kedudukan dalam lembaga
kemasyarakatan. Agent ofchange akan melakukan
rekayasa sosial (social engineering) atau perencanaan
sosial (social planning) dengan cara memengaruhi
masyarakat dengan sistem yang teratur. Contohnya,
pemerintah mengadakan program keluarga berencana
(KB) dan program konversi minyak tanah ke gas.
6) perubahan yang tidak dikehendaki (unintended
change) atau tidak direncanakan (unplanned change)
merupakan perubahan yang tidak dikehendaki dan
terjadi di luar jangkauan masyarakat. Perubahan yang
tidak dikehendaki atau tidak direncanakan biasanya
MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 16
SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

disebabkan oleh gagalnya masyarakat dalam


mengantisipasi dan memperhitungkan perubahan yang
akan terjadİ sehingga memicu kekacuan atau kendala
dalam masyarakat. Sebagai contoh, jebolnya tanggul
Situ Gintung karena tidak pernah dipelihara dan dijaga
kelestarian lingkungan. Akibatnya, banyak pemukiman
penduduk terendam air dan menimbulkan korban jiwa.
7) perubahan struktural adalah perubahan yang sangat
mendasar yang menyebabkan timbulnya reorganisasi
atau tata ulang struktur dalam masyarakat. Contohnya,
berubahnya sistem monarki atau kerajaan menjadi
negara demokrasi.
8) perubahan proses adalah perubahan yang sifatnya
tidak mendasar dan tidak berpengaruh pada struktur
kemasyarakatan. Perubahan tersebut hanya untuk
memperbaiki dan menyempurnakan sistem yang
sudah ada. Contohnya, revişi undang-undang atau
peraturan pemerintahan yang sifatnya memperbaiki
kekurangan yang ada dan menyempurnakan undang-
undang atau peraturan sebelumnya.
Faktor Pendorong Perubahan Sosial
Faktor-faktor yang mendorong perubahan sosial adalah
sebagai berikut.
1) Faktor internal, seperti perubahan jumlah penduduk,
penemuan-penemuan baru, pertentangan di
masyarakat, dan pemberontakan atau revolusi.
Penemuan baru umumnya mengakibatkan bermacam-
macam pengaruh pada masyarakatı antara lain
sebagai berikut.
a) Penemuan baru akan menimbulkan pengaruh
pada bidang-bidang lain. Pengaruh tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut.
b) Penemuan baru mengakibatkan perubahan-
perubahan yang menjalar dari satu lembaga
kemasyarakatan ke lembaga kemasyarakatan
lainnya. Pengaruh tersebut dapatdigambarkan
sebagai berikut.
c) Beberapa penemuan baru dapat mengakibatkan
satu jenis perubahan. Pengaruh tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut.

2) Faktor eksternal, seperti lingkungan fisik, peperangan,

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 17


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

Faktor Penghambat Perubahan Sosial


Faktor-faktor yang menghambat terjadinya perubahan di
dalam masyarakat, antara lain sebagai berikut
1) Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
2) Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
3) Sikap masyarakat yang masih mengagungkan tradisi
masa lampau.
4) Adanya kepentingan yang sudah tertanam kuat
(vested interest).
5) Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada
integrasikebudayaan.
6) Prasangka terhadap hal-hal baru.
7) Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
8) Adat atau kebiasaan.
9) Nilai pasrah.

Dampak Perubahan Sosial


Perubahan sosial memberikan dampak positif dan
negatifbagi masyarakat. Dampak positif dapat berupa
berkembangnya demokratisasi, ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), dan globalisasi. Dampak negatif dapat
berupa munculnya perilaku konsumtif, hedonis, sekularisme,
maupun westernisasi. Selainitu, dampak yang ditimbulkan
dari perubahan sosial adalah terjadinya disorganisasi atau
disintegrasi sosial. Situasi disintegrasi ini akan
menyebabkan chaos (kacau) sehingga akan dijumpai
anomie (tanpa aturan). Proses disintegrasi sebagai akibat
perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat.
b. Karakteristik Demografis.
Perubahan Organisasi adalah suatu proses dimana
organisasi tersebut berpindah dari keadaannya yang
sekarang menuju ke masa depan yang diinginkan untuk
meningkatkan efektifitas organisasinya. Tujuannya adalah
untuk mencari cara baru atau memperbaiki dalam
menggunakan resources dan capabilities dengan tujuan
untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam
menciptakan nilai dan meningkatkan hasil yang diinginkan
kepada stakeholders.
Menurut Desplaces (2005) perubahan yang terjadi dalam

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 18


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

organisasi seringkali membawa dampak ikutan yang selalu


tidak menguntungkan. Bahkan menurut Abrahamson (2000),
perubahan itu akan menimbulkan kejadian yang “dramatis”
yang harus dihadapi oleh semua warga organisasi.
Desplaces (2005) mengutip kajian yang dilakukan Poras
dan Robertson's (1992) menyatakan bahwa kebijakan
perubahan yang dilakukan oleh organisasi hanya
memberikan manfaat positif bagi organisasi sebesar 38%.
Meskipun perubahan organisasi tidak langsung memberikan
manfaat yang besar bagi kemajuan organisasi, namun
beberapa praktisi tetap meyakini tentang pentingnya suatu
organisasi untuk melakukan perubahan.
Target Perubahan.
Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu
organisasi. Pada akhirnya, suatu organisasi
mengkhususkan kompetensi berdasarkan pada keahlian
dan kemampuan dari pegawainya. Karena keahlian dan
kemampuan ini memberikan organisasi keuntungan dalam
berkompetisi, organisasi harus terus menerus mengawasi
strukturnya untuk mencari cara yang paling efektif dalam
memotivasi dan mengorganisir sumber daya manusia untuk
memperoleh dan menggunakan keahlian mereka.
Sumber Daya Fungsional.
Suatu organisasi dapat meningkatkan nilai dengan merubah
struktur, budaya dan teknologi. Perubahan dari fungsional
ke sebuah produk sebagai contoh, mempercepat proses
pengembangan produk baru. Perubahan di dalam struktur
fungsional dapat membantu menyediakan suatu pengaturan
di mana orang-orang termotivasi untuk melaksanakannya.
Kemampuan Teknologi.
Kemampuan Teknologi Kemampuan teknologi memberi
sebuah organisasi suatu kapasitas yang besar untuk
merubah dengan sendirinya dengan tujuan memanfaatkan
peluang pasar. Pada tingkat organisasi, sebuah organisasi
harus menyediakan konteks yang memungkinkan untuk
menerjemahkan kompetensi teknologinya menjadi nilai bagi
para stakeholder.
Kemampuan Organisasi.
Melalui struktur organisasi dan budaya, sebuah organisasi
dapat memanfaatkan sumebr daya manusia dan fungsional
untuk memanfaatkan peluang teknologi. Perubahan
organisasi sering kali melibatkan hubungan antara manusia
dan fungsi-fungsi untuk meningkatkan kemampuan mereka
dalam menciptakan nilai.
Tuntutan untuk Perubahan Organisasi

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 19


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Jaman akan terus menerus berubah secara konstan, dan


suatu organisasi harus menyesuaikan dengan segala
perubahan untuk dapat bertahan.
1) Kekuatan Persaingan (Competitive Forces)
Setiap organisasi berusaha keras untuk mencapai
keuntungan dari persaingan. Persaingan menjadi
pemicu untuk melakukan perubahan dikarenakan
apabila organisasi tersebut tidak dapat melebihi
pesaingnya dalam efisiensi, kualitas atau kemampuan
untuk melakukan inovasi pada produk dan jasa, maka
organisasi tersebut tidak akan bertahan.
2) Ekonomi. Politik, dan Kekuatan Global
Ekonomi, politik, dan kekuatan global secara terus
menerus mempengaruhi organisasi dan memaksa
mereka untuk bagaimana dan di mana harus
menghasilkan barang dan jasa. Perserikatan ekonomi
dan politik antar negara menjadi suatu kekuatan yang
penting untuk perubahan. Tidak ada suatu organisasi
yang mampu mengabaikan dampak dari ekonomi
global dan kekuatan politik terhadap aktivitasnya.
3) Kekuatan Demografi dan Sosial (Demography and
Social Forces)
Perubahan dalam komposisi dari kekuatan pekerja dan
terus meningkatnya keaneka ragaman karyawan, hal
ini mengenalkan pada organisasi banyaknya peluang
dan tantangan.
Perubahan dalam karakteristik demografis dari
kekuatan pekerja memaksa para manajer untuk
merubah gaya mereka dalam mengatur karyawan dan
belajar bagaimana cara memahami, mengawasi dan
memotivasi dengan setiap anggota yang berbeda
secara efektif.
Banyak perusahaan membantu para pekerja mereka
untuk memahami akan adanya perubahan teknologi
yang terus berkembang dengan menyediakan
dukungan dalam mengedepankan pelatihan dan
pendidikan.
4) Kekuatan Etika (Ethical Forces).
Sama pentingnya bagi suatu organisasi dalam
mengambil tindakan untuk berubah sebagai tanggapan
atas tuntutan dalam perubahan demografis dan sosial
untuk kearah perilaku perusahaan yang lebih jujur dan
bertanggung jawab.

Banyak organisasi membutuhkan perubahan untuk

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 20


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

mengijinkan para manajer dan para pekerja di semua


tingkatan untuk melaporkan perilaku yang tidak pantas,
sehingga suatu organisasi dapat dengan segera
menyingkirkan perilaku seperti itu dan melindungi
kepentingan umum bagi para pelanggan dan
anggotanya.

Strategi untuk Pelaksanaan Perubahan.


Implementasi bagian yang terpenting dari proses
perubahan, dan juga merupakan hal yang sulit untuk
dilakukan. Perubahan seringkali dirasakan menggangu dan
tidak nyaman untuk para manajer begitu juga dengan para
karyawan.
Perubahan merupakan hal yang kompleks dan
implementasinya dibutuhkan kepemimpinan yang kuat dan
gigih.
Kepemimpinan untuk Perubahan.
Kebutuhan akan perubahan dalam organisasi dan perlunya
pemimpin yang dapat berhasil mengelola perubahan terus
tumbuh. Salah satu gaya kepemimpinan, disebut
transformational leadership, khususnya sangat sesuai untuk
membawa perubahan. Pemimpin yang menggunakan gaya
kepemimpinan transformational meningkatkan inovasi
organisasi secara langsung, dengan menciptakan visi, dan
secara tidak langsung, menciptakan lingkungan yang
mendukung eksplorasi, eksperimen, berani mengambil
resiko, dan berbagi ide.
Keberhasilan perubahan hanya dapat terjadi bila karyawan
bersedia mencurahkan waktu dan energi yang diperlukan
untuk mencapai tujuan, serta bertahan terhadap
kemungkinan akan stres dan kesulitan. Pemimpin juga
membangun komitmen organisasi dengan merangkul
karyawan melalui tiga tahapan proses komitmen perubahan.
Pada tahap pertama, persiapan, karyawan mendengar
mengenai perubahan melalui memo, rapat, atau pidato dan
menjadi sadar akan perubahan tersebut dan hasil yang
positif dari perubahan.
Pada tahap kedua, penerimaan, pemimpin harus membantu
karyawan mengembangkan pemahaman terhadap dampak
menyeluruh dari perubahan dan hasil yang positif dari
perubahan. Ketika karyawan menerima perubahan secara
positif, maka keputusan untuk melakukan implementasi
dibuat.
Pada tahap ketiga, yaitu tahap komitmen melibatkan

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 21


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

langkah-langkah instalasi dan institusionalisasi. Instalasi


adalah proses percobaan untuk perubahan, dimana
memberikan kesempatan pada pemimpin untuk
mendiskusikan masalah dan keprihatinan karyawan dan
membangun komitmen untuk bertindak. Pada langkah
terakhir, institusionalisasi, karyawan tidak memandang
perubahan sebagai sesuatu yang baru melainkan sebagai
hal yang normal dan bagian integral dari kegiatan operasi
organisasi.
c. Perkembangan Teknologi Informasi.
Pada awalnya manusia bertukar informasi melalui bahasa,
dengan bertukar informasi secara langsung melalui
percakapan sehari - hari. Akan tetapi bertukar informasi
melalui percakapan hanya bertahan sebentar saja. Biasanya
setelah seseorang menerima informasi dari seseorang
informasi tersebut tidak bisa bertahan dengan lama, selain
itu bertukar informasi melalui percakapan hanya bisa di
lakukan dengan jangkauan tertentu tidak dapat tersebar
secara luas karena hanya mengandalkan percakapan
sehari-hari. Seiring perkembangan teknologi, informasi saat
ini, manusia mau tidak mau harus mengikuti
perkembanganya dan pesatnya perkembangan teknologi,
informasi dan komunikasi.
Seseorang dikatakan berhasil jika ia sudah bisa menguasai
dan mengikuti perkembangan teknologi dan
mempraktekannya dengan menggunakan teknologi di
kehidupan sehari - hari, dan jika sesorang tidak tau akan
teknologi ia bisa dikatakan tidak berhasil atau gagal dalam
mengikuti perkembangan zaman dan teknologi saat ini.
Dengan berkembangnya teknologi saat ini semakin
memudahkan proses komunikasi tanpa memikirkan jarak,
ruang dan waktu, lebih mudah dalam memperoleh informasi
dengan memperolehnya lebih cepat. Teknologi juga
berperan penting dalam proses membantu seseorang dalam
melakukan pekerjaanya dalam mengolah data, berbisnis,
berbagi informasi tanpa di batasi oleh ruang, dan waktu
tergantung oleh penggunanya yang mengoperasikan
teknologi informasi dan komunikasi tersebut.
Kenyamanan yang dirasakan oleh adanya perkembangan
teknologi tersebut dapat berpengaruh terhadap gaya hidup
seseorang, cara pandang dan mempengaruhi kebudayaan
masyarakat tertentu terutama dikalangan remaja. Masa
remaja merupakan suatu masa dimana tumbuhnya
seseorang dalam masa anak-anak menjadi kemasa
dewasa, yang meliputi semua perkembangan baik
perkembangan fisik maupun perkembangan pikiran.
Sekarang ini teknologi, informasi dan komunikasi

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 22


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

berkembang sangatlah pesat seiring berjalannya waktu ke


waktu. Beberapa dari dampak perkembangan teknologi
tersebut adalah munculnya beberapa alat komunikasi baru
seperti handphone, internet, televisi dan lain-lain. Hal inilah
yang menjadikan akses informasi menjadi semakin cepat
dan mudah, oleh karena itu perkembangan teknologi
tersebut di harapkan mampu menjadi media untuk
berkembangnya pola pikir masyarakat.
Akan tetapi kurangnya pengetahuan dan cara
menggunakannya dengan baik perkembangan TIK tersebut
tidak di manfaatkan dengan baik terutama di kalangan
remaja. Akibat pesatnya perkembangan teknologi tersebut
membuat para remaja sangat bergantung dengan namanya
teknologi, terutama internet. Usia remaja merupakan usia
yang paling aktif dalam menggunakan media sosial
biasanya mereka menggunakan media sosial hanya untuk
sekedar menanyakan informasi ataupun hanya untuk
sekedar sebagai media hiburan saja, apalagi saat ini banyak
bermunculan aplikasi di smartphone seperti facebook,
twitter, whatapps dan aplikasi aplikasi lainnya. Tidak hanya
aplikasi saat ini perkembangan teknologi juga memunculkan
beberapa jenis game baru yang cara kerjanya
menggunakan bantuan internet.
Para remaja biasanya bermain game berjam jam tanpa
memikirkan waktu, dengan adanya perkembangan teknologi
tersebut telah mengubah perilaku remaja menjadi perilaku
yang individualis karena asik bermain dengan smarthphone
tanpa memikirkan aktivitas sosialnya. Kebiasaan tersebut
telah mengubah perilakunya karena tidak memikirkan
keadaan sosial di lingkungannya. Untuk itu di butuhkan
peran dan pengawasan dari orang tua agar dapat
membimbing anak -anakanya supaya tidak menjadi sebuah
kebiasaan yang terus menerus karena akan menggangu
sifat dan perilakunya.
Pada dasarnya dengan perkembanganya yang pesat
teknologi komunikasi, transformasi, informasi yang bisa
membawa bagian-bagian dunia yang jauh mudah dijangkau
dengan mudah, membawa dampak positif bagi para
penggunanya terutama di kalangan remaja. perkembangan
TIK tersebut sebenarnya sangat bermanfaat bagi para
remaja jika di manfaatkan secara benar-benar.
Adapun berikut ini diantaranya dampak positif dan negatif
dari perkembangan TIK.
1) Dampak positif pengaruh dari adanya perkembangan
teknologi dikalangan remaja:
a) Internet sebagai media berkomunikasi, dengan

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 23


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

adanya internet tersebut para remaja dapat


mudah untuk berkomunikasi dengan pengguna
lainnya dari seluruh dunia tanpa di batasi
olehruang dan waktu.
b) Dengan adanya internet sebagai media
pertukaran data, remaja dapat saling bertukar
informasi dengan cepat.
c) Media untuk mencari informasi atau data, dengan
perkembangan internet yang pesat, menjadikan
www sebagai salah satu sumber informasi yang
sering digunakan karena keakuratanya dalam
menyajikan informasi.
d) Mempermudah proses pembelajaran bagi para
remaja khususnya dibidang pendidikan.
e) Mempermudah dalam mengerjakan tugas
sekolah.
f) Mempermudah komunikasi untuk menyambung
silaturrahmi antar remaja satu dengan lainnya.
g) Memudahkan untuk bertransaksi dan berbisnis
dalam bidang perdagangan sehingga tidak perlu
pergi ke tempat penawaran atau penjualan
sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga.
h) Tidak ketinggalan teknologi, remaja dapat
mengikuti perkembangan Era Teknologisasi
Dunia sehingga para remaja lebih efektif,
produktif dan efisien dalam waktu, energi dan
biaya karena adanya teknologi.
i) Sebagai media untuk hiburan, beberapa teknologi
telah menciptakan fasilitas game, audio dan video
sebagai media hiburan di kalangan remaja.

Tidak hanya mempunyai dampak positif, Teknologi


informasi dan komunikasi juga memiliki beberapa
dampak negative yang cukup mengganggu kehidupan
sehari-hari. Kebanyakan dampak tersebut disebabkan
karena penyalahgunaan dari teknologi informasi dan
komunikasi, ataupun disebabkan karena kurangnya
pemahaman pengguna akan etika dan juga cara untuk
menggunakan teknologi informasi dan juga komunkasi
dengan baik dan juga benar.
Pengguna kebanyakan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi secara berlebihan tidak
memikirkan dampaknya, dampak negatif dari
perkembangan TIK tersebut diantaranya sebagai

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 24


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

berikut.
2) Dampak negatif pengaruh dari adanya perkembangan
teknologi dikalangan remaja:
a) Individu menjadi malas untuk bersosialisasi
secara fisik karena terlalu asik dan berlebihan
dalam menggunakan teknologi.
b) Meningkatnya penipuan dan juga kejahatan cyber
karena salah dalam menyalah gunakan
kemudahan dan kecangihan teknologi sehingga
muncul banyak tindakan kejahatan.
c) Cyber Bullying yang marak terjadi terutama di
media sosial.
d) Konten negatif yang berkembang dengan pesat,
walaupun pemerintah sudah berusaha
membatasi agar tidak ada konten negatif di
internet ataupun di media sosial namun hal itu
sama saja, masih banyak konten negatif yang
masih beredar sampai saat ini.
e) Fitnah dan juga pencemaran nama baik secara
luas, karena kebebasan dalam berpendapat di
media sosial oleh karena itu memicu adanya
tindakan tersebut.
f) Mengabaikan tugas dan juga pekerjaan, karena
terlalu sering asik sendiri dengan beramain game
ataupun bermain di media sosial.
g) Menguras biaya karena memerlukan biaya dalam
penggunaan internet.
h) Mebuang-buang waktu untuk hal yang tidak
berguna, dengan adanya teknologi ia
mengabaikan kehidupan sosialnya dan asik
sendiri dengan teknologi yang dimainkan.
i) Menurunnya semangat untuk belajar bagi remaja.
Akibatnya prestasi di sekolahpun menjadi
dampaknya.
Seiring dengan bertambahnya usia, remaja
mengalami proses belajar pada kehidupan sosial
maupun pola-pola tingkah laku orang dewasa. Dengan
berkembangnya teknologi informasi dan komuniasi
remaja di harapkan mampu belajar dari perkembangan
TIK tersebut, supaya menjadikan remaja menjadi
seseorang yang mampu memanfaatkan
perkembangan tersebut, dan agar tidak diperbudak
oleh teknologi. Akan tetapi jika remaja tidak bisa
memanfaatkan dengan baik maka walaupun teknologi

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 25


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

sudah maju akan percuma saja. Oleh karena itu perlu


adanya peran dari orang tua untuk membimbing
remaja dalam menggunakan atau memanfaatkan
perkembangan teknologi dengan cara menanamkan
nilai- nilai moral pada anak remaja di kehidupan sehari
hari dan mengawasinya.
Dengan begitu di harapkan para remaja di Indonesia
bisa memanfaatkan dari perkembangan teknologi dan
informasi dan menggurangi dampak yang di timbulkan
dari adanya perkembangan tersebut, agar bisa
menjadi remaja yang di harapakan oleh orang tua dan
berguna untuk memajukan bangsa Indonesia.
d. Tekanan Sosial dan Politik.
Tekanan sosial atau tekanan sejawat adalah dampak
langsung rekan-rekan sejawat terhadap seorang individu
yang membuat mereka mengikuti rekan mereka dengan
mengubah perilaku, nilai, dan sikap, agar mereka dapat
menyesuaikan diri dengan kelompok atau individu yang
mempengaruhi mereka. Tekanan ini berbeda dari tekanan
masyarakat pada umumnya karena dapat membuat seorang
individu mengubah dirinya apabila mereka merasa ditekan
atau dipengaruhi oleh rekan atau kelompok sejawatnya.
Kelompok-kelompok sosial yang dapat mempengaruhi
seorang individu dapat berupa "kelompok dengan
keanggotaan" yang diikuti oleh seseorang "secara resmi"
(seperti partai politik atau serikat dagang) atau sebuah
clique yang tidak menetapkan keanggotaan secara jelas.
Namun, seseorang tetap dapat terkena dampak tekanan
sejawat tanpa harus menjadi anggota atau ingin menjadi
anggota.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui
dampak tekanan sejawat terhadap anak-anak dan remaja,
dan istilah ini biasanya digunakan untuk membahas
kelompok usia tersebut. Untuk anak-anak, tema yang
umumnya diteliti adalah kemampuan mereka untuk
membuat keputusan secara independen; untuk remaja,
yang diteliti adalah keterkaitan tekanan sejawat dengan
hubungan seks dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Meskipun begitu, tekanan sejawat dapat berdampak
terhadap seorang individu tanpa memandang kelompok
etnis, gender, orientasi seksual, dan usia.
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian
kekuasaan yang antara lain berwujud proses pembuatan
keputusan.

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 26


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Perilaku politik adalah kegiatan yang tidak di pandang


sebagian dari peran formal seseorang dalam organisasi,
tetapi dapat mempengaruhi,atau berusaha mempengaruhi,
distribusi keuntungan dan kerugian di dalam organisasi.
Perilaku politik yang sah (legitimate political behaviour)
adalah politik sehari- hari yang muncul dengan wajar.
Hal tersebut seperti membangun koalisi, menentang
kebijakan atau organisasi lewat pemogokan atau dengan
terlalu berpegang ketat pada ketentuan yang ada, dan
menjalin hubungan ke luar organisasi melalui kegiatan
profesi.
Sedangkan perilaku politik yang tidak sah (illegitimate
political behaviour) adalah perilaku politik berat yang
menyimpang dan aturan main yang telah ditentukan.
Kegiatan yang tidak sah tersebut meliputi sabotase,
melaporkan kesalahan, dan protes- protes simbolis seperti
mengenakan pakaian nyeleneh atau memakai bros tanda
protes, dan bebderapa karyawan yang secara serentak
berpura- pura sakit agar tidak perlu masuk kerja.
Sejumlah faktor yang mendorong perilaku politik adalah
sebagian merupakan karakteriktis individu, yang berasal dari
sifat- sifat unik yang direkrut oleh organisasi; sebagian
lainnya adalah hasil dari kultur atau lingkungan internal
organisasi.
Kegiatan politik didefinisikan sebagai kegiatan yang tidak
disyaratkan sebagai bagian dari peran formal seseorang,
semakin besar ambiguitas peran semakin banyak
seseorang dapat terlibat dalam kegiatan politik dengan
peluang kegiatan itu terlihat kecil. Perilaku politik adalah
domain praktik dari ’power in action’, dilaksanakan melalui
beragam teknik dan taktik mempengaruhi. Tujuan perilaku
politik (individu/group): membuat klaim atas teritori dan
sumberdaya organisasi.
Saat ini para manajer di berbagai organisasi di dorong
untuk lebih bersikap demokratis. Manajer diminta untuk lebih
terbuka terhadap masukan dari para karyawan dalam
proses pengambiln keputusan dan mau mendengarkan
saran dari kelompok dalam proses yang sama.
Tetapi tidak semua manajer menganut demokrasi. Banyak
manajer menggunakan kedudukan untuk melegitimatisi
kekuasaan dan membuat keputusan yang bersifat sepihak.
Para karyawan semakin merasakan tekanan besar untuk
meningkatkan kinerja mereka sehingga besar kemungkinan
mereka terlibat dalam proses politisasi.

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 27


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Pandangan negatif tentang politik organisasi:


- Perilaku mementingkan diri sendiri tanpa sanksi
- pemicu konflik dan ketidakharmonisan pada level
individual dan organisasi.
- pemicu lingkungan kerja yang keras dan tidak nyaman.
- pemicu stres.
- pemicu sikap negatip terutama pada karyawan level
bawah.
- pemicu keengganan karyawan terlibat dalam
lingkungan yang keras dan terpolitisasi.
- penyebab kinerja rendah.

Fungsi politik dalam organisasi


Organisasi berfungsi berdasarkan 4 sistem pengaruh
Mintzberg (1991): otoritas, ideologi, expertise, politik. Tiga
sistem pertama dianggap sebagai sistem pengaruh yang
legal dan memiliki legitimasi.
Politik diperlukan untuk mengoreksi defisiensi dalam sistem
pengaruh yang berlegitimasi Politik memberikan
fleksibilitas yang tidak dikehendaki oleh sistem lain. Political
behaviour is significant to the effectiveness of the
organisation and the individual, but can also be individually
self-serving and organisationally damaging.

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 28


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Rangkuman
1. Kepemimpinan yang efektif diperlukan untuk memfasilitasi
proses adaptasi dalam melakukan perubahan dalam organisasi.
Peran pemimpin dalam proses perubahan dapat dikatakan
sebagai sumber kesuksesan proses perubahan karena arah
dan tujuan perubahan biasanya ditentukan oleh pemimpin untuk
kemudian dilaksanakan oleh seluruh anggota organisasi. Fungsi
strategis kepemimpinan adalah mempengaruhi budaya
organisasi, mengembangkan visi, melaksanakan perubahan,
dan memotivasi para karywannya untuk terus belajar dan
berinovasi (Yukl, 2002).
2. Hal yang terpenting ketika melakukan sebuah perubahan
adalah para anggota harus dilibatkan dan mendengarkan
gagasan-gagasan mereka sebagai sebuah masukan dan
sebuah solusi mengenai model perubahan seperti apa yang
mereka ingin ciptakan. Ini adalah hal yang bagus dan
merupakan langkah organisasi dan semangat para anggotnya.
Pihak manajemen tetap hartus terlibat langsung dalam
memimpin perubahan tersebut. Setiap perubahan memerlukan
waktu dan tidak bisa instan prosesnya.
3. Perubahan lingkungan organisasi akan menimbulkan dorongan
atau tekanan organisasi untuk melakukan perubahan organisasi
menyesuaikan perubahan tersebut. Faktor lingkungan eksternal
yang mendorong perubahan, yakni kekuatan kompetisi,
kekuatan ekonomi, kekuatan politik, kekuatan globalisasi,
kekuatan sosial-demografik, dan kekuatan etikal (George dan
Jones, 2002). Sementara, pada lingkungan internal organisasi,
perubahan-perubahan yang terjadi pada nilai-nilai, etos kerja,
kompetensi maupun aspirasi karyawan juga mengharuskan
respons organisasional yang tepat. Organisasi yang tidak
mampu melakukan perubahan akan goyah dan akhirnya
tertindas.
4. Kepemimpinan dalam proses perubahan merupakan faktor
pengggerak (driving forces) dari actions for change. Pemimpin
di semua tingkatan harus memainkan peran secara aktif dalam
memainkan peran sebagai perencana, penggerak, sekaligus
pengendalinya. Pemimpin merupakan faktor kunci untuk
mempimpin tim dan anggotanya melakukan perubahan serta
menjadi jembatan dari pola lama ke pola baru. Pemimpin
sebagai bagian dari organisasi juga tidak lepas dari ego
resistensi terhadap perubahan orgaanisasi. Dalm kondisi
tersebut pemimpi ditunut untuk dapat menmapilkan perilaku
yang positif, , seperti membantu yang lain (anggota tim),
memberikan pengarahan yang jelas, menjawab pertanyaan
dengan baik dan menyediakan jalan atau fasilitas yang
diperlukan.

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 29


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan dalam lingkup


kerja.
a. Perubahan masyarakat.
Teori perkembangan linier terbagi atas teori evolusi dan
teori revolusi. Penganut teori evolusi berpandangan bahwa
masyarakat secara bertahap berkembang dari primitifl
tradisional, menuju masyarakat modern yang kompleks
dan maju. Penganut teori revolusi berpandangan bahwa
masyarakat berubah secara linier namun bersifat
revolusioner. Faktor-faktor yang masyarakat
mempertahankan nilai-nilai lama adalah sebagai berikut.
1) Mempunyai fungsi dan sudah diterima masyarakat
secara luas.
2) Diperoleh melalui proses sosialisasi sejak kecil.
3) Menyangkut masalah agama dan religi yang dianut
masyarakat.
4) Menyangkut ideologi dan falsafah hidup bangsa.
b. Karakteristik demografis.
c. Perkembangan teknologi informasi.
d. Tekanan sosial dan politik

6. Tuntutan untuk Perubahan Organisasi


a. Kekuatan Persaingan (Competitive Forces)
b. Ekonomi. Politik, dan Kekuatan Global
c. Kekuatan Demografi dan Sosial (Demography and Social
Forces)
d. Kekuatan Etika (Ethical Forces).

7. Fungsi politik dalam organisasi


Organisasi berfungsi berdasarkan 4 sistem pengaruh Mintzberg
(1991): otoritas, ideologi, expertise, politik. Tiga sistem pertama
dianggap sebagai sistem pengaruh yang legal dan memiliki
legitimasi. Politik diperlukan untuk mengoreksi defisiensi dalam
sistem pengaruh yang berlegitimasi Politik memberikan
fleksibilitas yang tidak dikehendaki oleh sistem lain. Political
behaviour is significant to the effectiveness of the organisation
and the individual, but can also be individually self-serving and
organisationally damaging.

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 30


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Latihan
1. Jelaskan pengertian perubahan !
2. Jelaskan perubahan dalam lingkup kerja organisasi !
3. Jelaskan peran pemimpin dalam perubahan lingkup kerja !
4. Jelaskan perubahan masyarakat !
5. Jelaskan karakteristik demografis !
6. Jelaskan perkembangan teknologi informasi !
7. Menjelaskan tekanan sosial dan politik !
8. Buatlah strategi melakukan perubahan di lingkup kerja !

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM LINGKUP KERJA 31


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH

Anda mungkin juga menyukai