Metode Penelitian Proposalku
Metode Penelitian Proposalku
OLEH:
MANSYE FENESIA SOLISSA
NIM : 120031825
peneliti peroleh dari bulan januari 2012 sampai desember 2012 terdapat
550 orang dengan rata-rata tiap bulan sekitar 35 orang, peneliti merasa
hal ini penting untuk di teliti karena dari data yang diperoleh oleh peneliti
dilapangan, masih banyak pasien pre operasi yang merasa cemas saat
spiritual dan teapi musik terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi
perlu dilakukan agar dapat dilihat keefektifan dari keduanya . Apabila tidak
.
b. Rumusan masalah
c. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
d. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah bagi rumah sakit yaitu
b. Bagi Perawat
Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah bagi perawat yaitu perawat
Manfaat praktis penulisan karya ilmiah bagi pasien dan keluarga yaitu
supaya pasien dan keluarga dapat mengetahui hal apa yang akan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Spiritual Support
a. Pengertian
yang lebih pada saat pasien akan dioperasi, pasien kritis atau menjelang
b. Manfaat Spiritual
dicamkan bahwa ayat sebelum ini mengajarkan shalat dan sabar. Jika
Allah ini. Demikian pula ketika ujian itu sedang berlangsung. Itulah
melalui sahabat Nabi SAW, Hudzaifah Ibn al- Yaman, bahwa ”apabila
c. Perkembangan spiritual
terhadap kepercayaan.
Roff (2019) mendefinisikan spiritual support sebagai bantuan yang diberikan untuk
support memiliki potensi lebih berharga daripada dukungan sosial umum. Pemikiran
tersebut muncul karena spiritual support berlaku seumur hidup dan mampu
percaya bahwa Tuhan akan memberi pertolongan melalui orang lain, sehingga
rasa simpati dan doa. Selain itu, spiritual support juga dapat diperoleh melalui praktik
Kekuatan dari dalam diri seseorang yang meliputi pengetahuan diri yaitu siapa dirinya,
apa yang dapat dilakukannya dan juga sikap yang menyangkut kepercayaan pada diri-
sendiri, percaya pada kehidupan atau masa depan, ketenangan pikiran, serta
keselarasan dengan diri-sendiri. Kekuatan yang timbul dari diri seseorang membantunya
sebagai pengalaman yang positif, kepuasan hidup, optimis terhadap masa depan, dan
2) Kepercayaan (Faith).
Menurut Fowler dan keen (1985) kepercayaan bersifat universal, dimana merupakan
penerimaan individu terhadap kebenaran yang tidak dapat dibuktikan dengan pikran
yang logis. Kepercayaan dapat memberikan arti hidup dan kekuatan bagi individu ketika
3) Harapan (Hope).
Harapan berhubungan dengan ketidakpastian dalam hidup dan merupakan suatu proses
interpersonal yang terbina melalui hubungan saling percaya dengan orang lain, termasuk
dengan Tuhan. Harapan sangat penting bagi individu untuk mempertahankan hidup,
tanpa harapan banyak orang menjadi depresi dan lebih cenderung terkena penyakit
Perasaan mengetahui makna hidup, yang kadang diidentikan dengan perasaan dekat
dengan Tuhan , merasakan hidup sebagai suatu pengalaman yang positif seperti
membicarakan tentang situasi yang nyata, membuat hidup lebih terarah, penuh harapan
tentang masa depan, merasa mencintai dan dicintai oleh orang lain
Hubungan ini terbagi atas harmonis dan tidak harmonisnya hubungan dengan orang lain.
Keadaan harmonis meliputi pembagian waktu, pengetahuan dan sumber secara timbal
balik, mengasuh anak, mengasuh orang tua dan orang yang sakit, serta meyakini
kehidupan dan kematian. Sedangkan kondisi yang tidak harmonis mencakup konflik
dengan orang lain dan resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan dan friksi, serta
Hubungan dengan orang lain lahir dari kebutuhan akan keadilan dan kebaikan,
menghargai kelemahan dan kepekaan orang lain, rasa takut akan kesepian, keinginan
dihargai dan diperhatikan, dan lain sebagainya. Dengan demikian apabila seseorang
mengalami kekurangan ataupun mengalami stres, maka orang lain dapat memberi
seperti marah, mengingkari, rasa bersalah, malu, bingung, meyakini bahwa Tuhan
sedang menghukum serta mengembangkan arti penderitaan dan meyakini hikmah dari
meningkatkan koping terhadap stres, cemas, depresi dan tekanan emosional, penyakit
Keinginan untuk menjalin dan mengembangkan hubungan antar manusia yang positif
melalui keyakinan, rasa percaya dan cinta kasih. Teman dan keluarga dekat dapat
Seseorang yang mempunyai pengalaman cinta kasih dan dukungan sosial yang kuat
cenderung untuk menentang perilaku tidak sehat dan melindungi individu dari penyakit
jantung
9) Rekreasi (Joy).
rahmat, rasa terima kasih, harapan dan cinta kasih. Dengan rekreasi seseorang dapat
menyelaraskan antara jasmani dan rohani sehingga timbul perasaan kesenangan dan
kepuasaan dalam pemenuhan hal- hal yang dianggap penting dalam hidup seperti
10)Kedamaian (Peace).
Kedamaian merupakan keadilan, rasa kasihan dan kesatuan. Dengan kedamaian
seseorang akan merasa lebih tenang dan dapat meningkatkan status kesehatan (Hamid
2000)
bersatu dengan alam (Kozier & Erb’s 2016). Dapat disimpulkan bahwa seseorang
terpenuhi kebutuhan Spiritual apabila mampu merumuskan arti personal yang positif
serta meyakini hikmah dari satu kejadian atau penderitaan, menjalin hubungan yang
positif dan dinamis, membina integritas personal dan merasa diri berharga, merasakan
kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan dan mengembangkan hubungan antar
Spiritual support mampu didapat dari berbagai sumber. Penyedia spiritual support bagi
ibu hamil meliputi suami, anggota keluarga lain, perawat, rohaniawan, komunitas keagamaan,
Tenaga kesehatan
Mayoritas Rumah Sakit di Barat telah memberikan pelayanan spiritual support sebagai
disediakan oleh rumah sakit melalui tenaga kesehatan multidisiplin, yang diwujudkan melalui
kunjungan rumah terkait masalah kesehatan pasien atau keluarga. Perawat memiliki peran
mencari tahu kebutuhan spiritual pasien, melakukan intervensi, dan memberi motivasi pada
pasien dan keluarga. Selain itu, pemberian dukungan emosional, mendatangkan rohaniwan,
serta membantu keluarga untuk memanfaatkan sumber-sumber untuk mengatasi krisis
kesehatan juga dapat dilakukan oleh perawat (Taylor, 2011; Roff, 2011)
Rohaniwan
Rohaniawan atau pemuka agama dikenal sebagai pemimpin rohani, namun sebenarnya
rohaniwan juga memiliki peran sebagai pembina masyarakat, serta rujukan dan mediator dalam
penyelesaian masalah (Roff et al., 2009). Rohaniawan juga memiliki peran penting dalam
menyimpulkan bahwa agama memiliki peran penting dalam proses penyembuhan (Hidayanti,
2015).
Komunitas keagamaan
individu atau keluarga yang sedang mengalami kesulitan melalui rasa saling memiliki.
memberikan dukungan, baik dukungan psikologis maupun dukungan materi. Berasarkan hasil
pelaporan, dukungan dari komunitas mampu menghadirkan rasa nyaman dan rasa diterima di
Tuhan
Tuhan merupakan sumber utama pada dukungan spiritual. Dukungan dari Tuhan bersifat
kekal karena selalu ada. Tuhan memberikan dukungan melalui tiga cara, yaitu sebagai pemberi
kedamaian dan pelindung, sebagai pemberi bantuan akan masalah yang dihadapi individu, dan
juga menjadi alasan mengapa masalah tersebut terjadi. Dapat disimpulkan bahwa melalui
ketiga cara yang diberikan Tuhan, terdapat sebuah makna dan karunia atas segala masalah
Terapi musik adalah proses yang menggabungkan antara aspek penyembuhan musikitu
sendiri dengan kondisi dan situasi: fisik/tubuh, emosi, mental, spiritual, kognitif dan
kebutuhan sosial seseorang (Natalina, 2013). Terapi musik adalah keahlian menggunakan
musik atau elemen musik oleh seorang terapis untuk meningkatkan, mempertahankan dan
mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional dan spiritual (Aizid, 2011).
1. Aktif- kreatif
Terapi musik diterapkan dengan melibatkan klien secara langsung untuk ikut
aktif dalam sebuah sesi terapi melalui cara:
Cara ini dilakukan dengan mengajarkan klien diajak untuk menciptakan lagu
sederhana ataupun membuat lirik dan terapis yang akan melengkapi secara
harmoni.
Improvisasi.
Cara ini merupakan upaya membuat musik secara spontan dengan menyanyi
ataupun bermain musik pada saat itu juga dan membuat improvisasi dari
musik yang diberikan oleh terapis.
Re-Creating Music
Pasif- Reseptif
Terapi Musik diterapkan dalam dua kelas, yaitu kelas individu dan kelas grup.
Kelas individu
Klien di terapi secara personal melalui cara kreatif maupun reseptif. Melalui
proses membuat lagu, kondisi relaksasi dan suasana yang nyaman, akan
membantu klien untuk merasakan ketenangan.
Kelas grup
Klien di terapi dengan metode yang sama melalui kreatif dan reseptif,
namun dapat lebih bervariasi dengan melakukan paduan suara, ensemble
perkusi, menari secara bersama maupun membuat permainan. Kegiatan yang
langsung melibatkan klien dengan menggunakan gerakan tubuh akan
menciptakan kontrol tubuh dan kesadaran tubuh secara keseluruhan.
Untuk menentukan sesi Terapi Musik juga diperhatikan hal-hal berikut ini :
Kondisi individual yang sesuai dengan karakternya (dilihat dari tanggal lahir-
zodiak, jenis pekerjaan/sekolah)
diantaranya:
b. Cinta – Chrisye
c. Hening – Chrisye
1.Konsep Kecemasan
A. Defenisi Kecemasan
(Yusuf dkk., 2015). Rasa cemas akan menurunkan sistem imunitas tubuh.
Factor (CRF) ini akan merangsang kelenjar pituitari anterior dan produksi
dan rawat inap yang akan dijalani. Kecemasan pre operasi dapat
tekana darah tinggi, pusing, keinginan buang air besar dan kecil,
resisten terhadap induksi anastesi, tingkat nyeri yang lebih tingi ketika pre
dirasakan individu ketika pre operasi biasanya takut akan rasa nyeri, mual,
B. Penyebab Kecemasan
yaitu:
1. Faktor Predisposisi
b. Pandangan psikoanalitik
c. Pandangan Interpersonal
penolakan interpesonal.
d. Pandangan Perilaku
2. Faktor Biologis
a. Kondisi Keluarga
b. Sosial Ekonomi
(Videbeck, 2008).
3. Faktor Presipitasi
a. Pengalaman Operasi
b. Tindakan Operasi
Tindakan operasi merupakan tindakan medis untuk menyembuhkan
c. Usia
2017)
d. Jenis Kelamin
e. Pendidikan
C. Tingkat Kecemasan
a. Kecemasan Ringan
persepsinya dengan tanda dan gejala sebagai berikut: detak jantung cepat dan
a) Respon fisiologis Sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik,
c) Respon perilaku dan emosi Tidak dapat duduk dengan tenang, tremor
b. Kecemasan Sedang
mengesampingkan yang lain dengan tanda dan gejala sebagai berikut: mulut
kering, anoreksia, gelisah dan gemetar, ekspresi wajah ketakutan, tidak mampu
bersikap rileks, suka tidur banyak, berbicara dengan suara yang keras dan nadi
sering berkemih.
a) Respon fisiologis Sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik,
c. Kecemasan Berat
memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain ditandai dengan
memusatkan pada sesuatu yang spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal
menyelesaikan masalah.
tidak bahagia.
d. Panik
Individu kacau tidak terkontrol dan persepsi menyimpang, berfikir tidak teratur
dan perilaku tidak tepat, berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain, keadaan
kunang, perasaan berdebardebar, sakit kepala dan sulit bernafas, rasa mau
muntah dan otot tubuh terasa tegang dan tidak mampu melakukan apa-apa.
Pada tingkat ini tahap persepsi sudah terganggu sehingga individu tidak dapat
kunang, otot tubuh terasa tegang, tidak mampu melakukan apa-apa, gangguan
realitas.
berfikir logis.
Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) merupakan skala penilain dibuat oleh
Sons, 2011).
setuju hingga nilai 5 berarti sangat srtuju. Nilai > 22 kategori cemas
pre operasi) memiliki korelasi yang tinggi dengan STAI dengan r 0,715
dan perilaku secara tidak langsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme
(Ramdanes,2013).
perawatan pre operatif. Pre operasi merupakan akses awal bagi pasien
2013).
1. Usia
2. Nutrisi
3. Merokok
1. Pengkajian
Darurat, rawat inap, bagian operasi sehari atau poliklinik dan juga
pengkajian psikososiospiritual.
2. Pemeriksaan Fisik
implikasi operasi.
sabuk pelindung.
implikasi operasi.
sabuk pelindung.
4. Latihan Mobilisasi
5. Persiapan Psikologi
Perasaan takut dan cemas sering dialami oleh pasien pre operasi.
takut mati, nyeri, takut dengan proser anastesi dan citra tubuh setelah
6. Informed Concent
Populasi
Sampel
Observasi (kuesioner
Post test Observasi (kuesioner
tingkat kecemasan
tingkat kecemasan
Analisa data
Penyajian Hasil
Kesimpulan
BAB III
Spritual support dan terapi music adalah cara -cara penenangan yang
dapat merelaksi dan meningkatkan fungsi mental serta dapat menciptakan rasa
optimisme dalam diri. Dari kedua cara ini masing-masing mempunyai tujuan
Pada pasien pre operasi perasaan cemas,takut dan gelisah tentu tidak
diatasi maka akan berpengaruh pada psikologis dan bahkan fisiologis yang
cara tersebut.
Keterangan :
: Variabel independen I : Variabel dependen
B. Hipotesis Penelitian
1) Hipotesis Nol (H0) Tidak adanya perbedaan efektifitas Spiritual Support dan
pre operasi
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experiment, dengan menggunakan
metode Two Group pre and post test design yang mengungkapkan hubungan sebab akibat
dengan melibatkan dua kelompok subjek. Penelitian ini dilakukan dengan cara, pada kelompok
dilakukan pretest (pengukuran awal) kecemasan dengan menggunakan skala Hars terlebih
dahulu sebelum diberikan spiritual support dan terapi musik. Setelah itu, pada kelompok
eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 diberikan terapi satu kali setiap hari selama 14 hari
berturut- turut dengan durasi waktu 20 menit kemudian pada minggu kedua dilakukan lagi post
test (pengukuran akhir) untuk mendapatkan hasil setelah pemberian spiritual support dan terapi
musik
1. Populasi
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua pasien pre operasi di RS
2. Sampel
Sesuai dengan tujuan penelitian maka teknik sampling yang digunakan adalah
Purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih
sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki
peneliti(tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat
mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya
a. Kriteria Inklusi
2) Pasien yang akan menjalani operasi yang sadar dan mampu berkomunikasi
dengan baik
b. Kriteria Ekslusi
1) Pasien yang akan menjalani operasi namun tidak bersedia menjadi responden
2) Pasien yang akan menjalani operasi yang tidak sadar dan tidak mampu
1. Instrument Penelitian
0 = tidak ada
1 = ringan
2 = sedang
3 = berat
4 = berat sekali
14 – 20 = kecemasan ringan
Penelitian ini akan dilaksanakan Ruang Bedah RS Labuang Baji dengan waktu
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari responden dengan
menggunakan kuesioner.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari berbagai sumber untuk
Hasil jawaban atas pertanyaan lembar observasi skala Hars di isi dan di
ceklis kemudian dilakukan perbandingan nilai antara pre perlakuan dan
post perlakuan kedalam satu tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki.
dapat digambarkan dan dipahami. Analisis data berisi tentang penjelasan data pada
menggunakan dua cara dalam menganalisis data yaitu analisis data univariat dan
yang ada secara deskriptif dengan menghitung ditributif frekuensi dan presentasi
dari tiap variabel. Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga berpengaruh (Notoatmodjo, 2005). Dalam hal ini peneliti ingin
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang
memenuhi kriteria inklusi disertai judul penelitian. Bila subjek, maka peneliti tidak
3. Konfedentiality ( kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data
kecemasan
14 – = kecemasan ringan
20
21 – = kecemasan sedang
27
28 – = kecemasan berat
41
42 – = kecemasan berat
56 sekali
0 = tidak ada
1 = ringan
2 = sedang
3 = berat
4 = berat sekali
No Pertanyaa 0 1 2 3 4
1 Perasaan Ansietas
- Cemas
- Firasat Buruk
- Mudah Tersinggung
2 Ketegangan
- Merasa Tegang
- Lesu
- Mudah Terkejut
- Mudah Menangis
- Gemetar
- Gelisah
3 Ketakutan
- Pada Gelap
- Ditinggal Sendiri
4 Gangguan Tidur
- Sukar Masuk Tidur
- Tidak Nyenyak
- Banyak Mimpi-Mimpi
- Mimpi Buruk
- Mimpi Menakutkan
5 Gangguan Kecerdasan
- Sukar Konsentrasi
6 Perasaan Depresi
- Hilangnya Minat
- Sedih
- Kaku
- Kedutan Otot
- Gigi Gemerutuk
- Tinitus
- Penglihatan Kabur
- Muka Merah atau Pucat
- Merasa Lemah
- Perasaan ditusuk-Tusuk
9 Gejala Kardiovaskuler
- Takhikardia
- Berdebar
- Nyeri di Dada
Pingsan
(Berhenti Sekejap)
10 Gejala Respiratori
- Perasaan Tercekik
- Napas Pendek/Sesak
STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR (SOP) TERAPI MUSIK
A. Pengertian
3. Persiapan Responden
4. Persiapan Alat
a. Earphone /headset
D. Prosedur
4. Responden diminta dalam proses terapi duduk tenang dan tidak berbicara
B. Pengertian
1. Persiapan Responden
2. Persiapan Alat
a. bible
b. Tasbih,sajadah,dll
E. Prosedur
1) Pelaksanaan bimbingan rohani dilaksanakan secara professional oleh
pembimbing Rohani sesuai agama dan kepercayaan pasien
2) Responden diminta untuk membaca terjemahan ayat
3) Dengarkan bacaan bible dan renungan motivasi satu kali setiap hari selama
14 hari berturut-turut dengan durasi waktu 20 menit dengan volume 50
desibel dan hentikan apabila responden tidak nyaman.
4) tingkat kecemasan responden di ukur setelah responden merasa tenang
5) Ukur kembali tingkat kecemasan responden pada minggu kedua setelah
diberikan Spiritual support
6) Lakukan dokumentasi
Responden diminta untuk membaca terjemahan ayat
1.
Jenis
No Nama Kelami Usia Pre/ket Post/ket
n
27 20
1 WH L 21
(Kecemasan (Kecemasan
sedang) sedang)
26 12
2 HS P 21
(Kecemasan (Kecemasan
sedang) Ringan)
27 9
3 FR P 22
(Kecemasan (Kecemasan
sedang) Ringan)
18 18
4 AN P 21
(Kecemasan (Kecemasan
sedang) sedang)
27 25
5 MR L 21
(Kecemasan (Kecemasan
sedang) sedang)
23(Kecemas 22
6 WE P 21 an sedang)
(Kecemasan
sedang)
23 20
7 MH P 21
(Kecemasan (Kecemasan
sedang) sedang)
20 7
8 UA P 20
(Kecemasan (Kecemasan
sedang) Ringan)
14 7
9 IA L 21
(Kecemasan (Kecemasan
Ringan) Ringan)
24 21
10 SR P 22
(Kecemasan (Kecemasan
sedang) sedang)
19 10
11 AP L 21
(Kecemasan (Kecemasan
sedang) Ringan)
27 25
12 AB L 20
(Kecemasan (Kecemasan
sedang) sedang)
20 11
13 RF L 22
(Kecemasan (Kecemasan
sedang) Ringan)
Jenis
No Nama Kelami Usia Pre Post
n
1 TA P 20 14 (Kecemasan 7 (Kecemasan
Ringan) Ringan)
20
2 MA L 20 22 (Kecemasan
sedang)
(Kecemasan
sedang)
12
3 KD P 20 17 (Kecemasan
sedang)
(Kecemasan Ringan)
17
4 NS P 21 23 (Kecemasan
sedang)
(Kecemasan
sedang)
19
5 AM P 20 25 (Kecemasan
sedang)
(Kecemasan
sedang)
10
6 AZ P 20 19 (Kecemasan
sedang)
(Kecemasan Ringan)
21
7 FA L 20 27 (Kecemasan
sedang)
(Kecemasan
sedang)
14
8 DM P 21 27 (Kecemasan
sedang)
(Kecemasan Ringan)
10
9 NZ P 20 16 (Kecemasan
sedang)
(Kecemasan Ringan)
18
10 MS P 20 21 (Kecemasan
sedang)
(Kecemasan
sedang)
24
11 RS P 21 25 (Kecemasan
sedang)
(Kecemasan
sedang)
21
12 SD L 21 20 (Kecemasan
sedang)
(Kecemasan
sedang)
17
13 FS L 21 17 (Kecemasan
sedang)
(Kecemasan
sedang)
DAFTAR PUSTAKA
′Pengaruh Hipnosis lima jari terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruang
perawatan bedah RSUD Pakuhaji,Jurnal HealthSains,vol 1,No 5,Suhadi dan Ayu
Pratiwi,2020