Anda di halaman 1dari 27

Epidemiologi

Gempa dan
Dampak
Kelompok 3

Elsya Zaina Elidzar (2018710067)


Putri Dwi Ardiyanti (2018710138)
Vania Alda Nabilah (2018710170)
Zalma Nur Khadijah Putri (2018710179)
Latar Belakang
Gempa bumi merupakan peristiwa berguncangnya bumi yang disebabkan karena tumbukan antar
lempeng bumi, aktivitas sesar (patahan), aktivitas gunung api, atau runtuhan batuan.
Jenis bencana ini bersifat merusak, dapat terjadi setiap saat dan berlangsung dalam waktu singkat
(dapat menghancurkan bangunan, jalan, jembatan, dsb.) (BNPB, 2017).

Indonesia terletak di daerah katulistiwa dengan morfologi yang


beragam dari daratan sampai pegunungan tinggi. Keragaman
morfologi ini banyak dipengaruhi oleh faktor geologi, terutama
dengan adanya aktivitas pergerakan lempeng tektonik aktif di sekitar
perairan Indonesia (lempeng Eurasia, Australia dan lempeng Dasar
Samudera Pasifik).
Pergerakan lempeng-lempeng tektonik tersebut menyebabkan
terbentuknya jalur gempa bumi, rangkaian gunung api aktif serta
patahan-patahan yang dapat berpotensi menjadi sumber gempa
(Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2017).
Latar Belakang
Ancaman bahaya gempa bumi tersebar di hampir seluruh wilayah Kepulauan Indonesia. Hanya di
Pulau Kalimantan bagian barat, tengah dan selatan sumber gempa bumi tidak ditemukan (walaupun
masih terdapat guncangan yang berasal dari sumber gempa bumi yang berada di wilayah Laut Jawa
dan Selat Makassar). Wilayah yang rawan bencana gempa bumi : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa
Tenggara, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Maluku Utara dan wilayah Papua (Yanuarto et al.,
2019).

Kejadian gempa bumi di Indonesia tahun 2021 per 2 Desember 2021,


tercatat sejumlah 61 kejadian gempa pada 15 provinsi. Total kerugian
kejadian tersebut mengakibatkan sebanyak 121 orang meninggal, 3
orang hilang, 11.383 orang terluka, 38.117 rumah rusak dan 1.775
fasilitas umum yang mengalami kerusakan (BNPB, 2021).
Walaupun demikian, akibat kejadian gempa bumi memiliki efek parah
yang berbeda tergantung pada besar atau kecilnya getaran gempa bumi.
Tujuan
1 Untuk mengetahui 5
Untuk mengetahui
masalah kesehatan
epidemiologi bencana
yang muncul pasca
gempa di Indonesia
bencana gempa
Untuk mengetahui
2
epidemiologi bencana
gempa di suatu Untuk mengetahui
faktor risiko masalah 6
wilayah
kesehatan di tempat
Untuk mengetahui pengungsian
3
dampak langsung
bencana gempa
Untuk mengetahui
4 Untuk mengetahui
upaya 7
dampak tidak penanggulangan
langsung bencana bencana dan dampak
gempa gempa
Manfaat
Dapat meningkatkan wawasan dan
pengetahuan pada pembaca
mengenai epidemiologi bencana dan
dampak gempa serta dapat menjadi
acuan bagi penulis di masa
mendatang mengenai epidemiologi
bencana dan dampak gempa.
Epidemiologi bencana Gempa Bumi di Indonesia

• Gempa bumi merupakan ancaman bencana alam yang memiliki potensi sangat
merusak terbesar yang ada di Indonesia. Hampir setiap tahunnya, setidaknya
kurang lebih 3 kali gempa berkekuatan 7 SR atau lebih terjadi di Indonesia dan
menimbulkan korban jiwa serta kerusakan infrastruktur atau lingkungan.

• Laporan BNPB, dalam jangka waktu 15 tahun


terakhir (2004-2018) Indonesia mengalami 240
kali gempa bumi berskala besar dan 14 kali
tsunami yang berdampak terhadap 4 juta lebih
kehidupan masyarakat.
Selepas gempa bumi dan 9.3 SR
tsunami menghantam disertai Aceh
26 Desember 2004,
Aceh, rentetan kejadian tsunami • menelan 130 ribu lebih
korban jiwa
gempa bumi terus terjadi
• 37 ribu orang hilang
baik dari yang tidak • kerusakan yang terjadi
merusak sampai yang sangatlah luas (aspek
merusak. Terhitung sejak fisik dan non fisik)
tahun 2005-2018 telah
terjadi bencana gempa
bumi yang bersifat
signifikan dan merusak
sebanyak 170 kejadian di
Indonesia.
Lima kejadian gempa bumi yang paling merusak

(2) Kejadian gempa bumi (3) Kejadian gempa bumi


(1) Kejadian gempa bumi disertai tsunami di disertai tsunami di Palu
disertai tsunami di Nias Padang pada 30 pada 28 September 2018
pada 28 Maret 2005 September 2009 dengan dengan kekuatan gempa
dengan kekuatan gempa kekuatan gempa 7,6 SR; 7,4 SR; korban tewas
8,6 SR; memakan korban Gempa ini menewaskan mencapai 844 jiwa,lebih
sekitar 1.300 orang tewas 1.117 orang, 1.214 luka dari 500 orang luka berat,
berat, 1.688 orang luka 29 orang hilang
ringan dan 1 orang hilang.
(4) Kejadian gempa bumi
disertai tsunami di
Lombok(gempa (5) Kejadian gempa bumi
bermagnitudo) pada 5 di Yogyakarta pada 27 Mei
Agustus 2018 dengan 2006 dengan kekuatan
kekuatan gempa 6,9 SR; gempa 5,9 SR yang
gempa bumi menelan korban sebanyak
mengakibatkan 555 4.772 orang
korban meninggal dunia
Epidemiologi Bencana Gempa Bumi di Wilayah
Terdapat 3 provinsi di pulau Sumatera yang pernah mengalami kejadian gempa bumi yang
cukup besar dan disertai tsunami dengan kerusakan yang cukup parah. Hal ini tidak terlepas
dari letak pulau Sumatera yang secara geologis membentang di zona patahan Sumber
ancaman gempa di Sumatera terdiri dari Mentawai Megathrust, Mentawai Fault System dan
Sumatera Fault System (Sesar Sumatera) atau yang disebut juga dengan The Great
Sumatera Fault. sepanjang 1.900 km yang dimulai dari Banda Aceh sampai ke Teluk
Semangko di Lampung bagian selatan yang membuat pulau Sumatera memiliki 19
patahan.(Zakariya, 1384).

Sumatera Barat menjadi fokus perhatian pemerintah dan para ahli


karena berpotensi diguncang gempa dahsyat dengan kekuatan
hingga 8,9 SR yang dapat memicu gelombang tsunami khususnya
daerah Mentawai Megathrust. Indonesia berada di dekat batas
lempeng tektonik Eurasia dan IndoAustralia, jenis batas antara
kedua lempeng ini disebut dengan gerakan convergen. Australia
adalah lempeng yang menujam ke bawah lempeng Eurasi.
Epidemiologi Bencana Gempa Bumi di Wilayah
Beberapa tahun terakhir (2004-2018), kawasan
Sumatera Barat telah diguncang gempa bumi
sebanyak 19 kali dimana 2 diantaranya disertai
dengan tsunami. Berdasarkan data yang tercatat
pada DIBI dari 1 Januari 2019-31 Maret 2019,
Sumatera Barat telah mengalami gempa bumi
sebanyak 3 kali dimana jumlah tersebut merupakan
kejadian gempa bumi terbanyak dibandingkan
daerah lainnya di Indonesia. Tingkat kerentanan
Kota Padang terhadap bencana tsunami termasuk
kategori tinggi, bahkan Provinsi Sumatera Barat
termasuk satu di antara 7 provinsi di Indonesia yang
mendapatkan prioritas dalam mitigasi bencana
gempa bumi dan tsunami (Ilmiah, Mulyani and Eng,
2015)
Dampak Langsung Bencana Gempa Bumi

Menurut Ahli Law & Wang, Kerusakan-kerusakan akibat gempa bumi


langsung meliputi a) Likuifaksi b) Penurunan tanah dan runtuhnya lapis tanah
c) Tanah longsor dan batu longsor d) Retakan permukaan tanah e) Kerusakan
bangunan

Selain itu beberapa dampak langsung lainnya dari gempa bumi :


1. Dampak fisik
2. Dampak Sosial
3. Muncul Tsunami
4. Menimbulkan Longsor
5. Rusaknya Lingkungan
Dampak Tidak Langsung Bencana Gempa Bumi

Efek tidak langsung dapat dikategorikan sebagai


berikut:
a) Akibat Resonansi
b) Akibat Amplifikasi
c) Akibat Wave-Field

Selain itu dampak secara tidak langsung dari


gempa sendiri menimbulkan bencana alam baru,
yakni banjir. Banjir bisa berasal dari sisa tsunami
akibat gempa tadi

Dari segi Kesehatan dampak tidak langsung


Akibat gempa bumi ,menimbulkan wabah
penyakit termasuk pula dalam segi fisik.
Masalah Kesehatan yang muncul pasca Bencana Gempa

Pasca terjadinya gempa bumi, sangat mungkin timbul


berbagai masalah kesehatan yang dialami oleh
korban. World Health Organization (WHO)
menyebutkan bahwa timbulnya masalah kesehatan
pasca gempa bumi tidak lepas dari berbagai faktor.
Faktor yang berpengaruh adalah magnitude dari
gempa bumi, kondisi lingkungan sekitar, serta
bencana susulan dari gempa itu sendiri baik dalam
bentuk tsunami, longsor ataupun kebakaran
(Permana, 2018).
Ketika gempa baru saja terjadi, sangat mungkin menimbulkan masalah kesehatan
baik secara fisik maupun psikis pada korban, seperti:
- Trauma yang disebabkan oleh kematian ataupun luka dari bangunan runtuh
- Trauma yang disebabkan oleh kematian ataupun luka dari efek susulan gempa

Dalam jangka waktu tertentu, gempa bumi juga dapat


menimbulkan efek bagi kesehatan sebagai berikut:
Infeksi lanjutan pada luka yang tak tertangani
Meningkatnya risiko dan peluang dari komplikasi yang
berhubungan dengan kehamilan, melahirkan, dan bayi yang
baru lahir karena terganggunya layanan kesehatan
(kebidanan)
Risiko menularnya penyakit terutama di area yang sangat
padat seperti pengungsian
Meningkatnya risiko dan peluang komplikasi penyakit kronis
karena terganggu pengobatan
Meningkatnya kebutuhan psikososial
Faktor Risiko Masalah Kesehatan di pengungsian

1 Penyakit Diare

2 Penyakit Kulit

3 Depresi

4 Kelaparan
Upaya Penanggulangan Bencana dan Dampak Akibat
Gempa

Berdasarkan UU Nomor 24
tahun 2007 menjelaskan
bahwa Penyelenggaraan
penanggulangan bencana
adalah serangkaian upaya
yang meliputi penetapan
kebijakan pembangunan
yang berisiko timbulnya
bencana, kegiatan
pencegahan bencana,
tanggap darurat, dan
rehabilitasi.
Produk Inovasi Teknologi Antisipasi Gempa

Sistem Deteksi dan Rumah Komposit Polimer


SIJAGAT SIKUAT Peringatan Dini Tahan Gempa

Teknologi Kajian melalui teknologi


Keandalan Gedung Teknologi maju cable base
Bertingkat Terhadap Monitoring Gedung tsunami meter. solusi Teknologi
Ancaman Gempa Bertingkat Terhadap Teknologi ini Rumah Tahan
Bumi. Teknologi ini Bencana Gempa merupakan Gempa - BPPT yang
digunakan untuk Bumi. Teknologi ini teknologi maju yang menekankan kepada
mengukur merupakan sistem dapat memberikan kekuatan bangunan
keandalan sebuah monitoring informasi gempa melalui teknologi
gedung terhadap kesehatan gedung bumi dengan lebih Polimer dan
ancaman gempa yang dilakukan cepat dan akurat, kecepatan
bumi dan dengan memasang serta mampu pembangunan.
memberikan solusi segera diketahui mendeteksi adanya
berupa rekomendasi tsunami.
teknis.
Produk Inovasi Teknologi Antisipasi Gempa

Teknologi Non
Polintek - Anti seismic Berbagai teknologi
Structure Rapid Rapid-Timer
Poiymer Technology bermanfaat lainnya
Assessment

Sebuah solusi teknologi berbasis


teknologi yang teknologi hasil Berbagai teknologi
mobile yang
ditawarkan mitra kolaborasi BPPT yang bermanfaat
merupakan sistim
BPPT, PT. Darta, dengan Panasonic pada kondisi
penilaian bagi
yang Gobel Indonesia, tanggap darurat
kesiapan sebuah
mengembangkan bagi pemetaan cepat seperti Biskuit Neo
gedung dalam
teknologi maju di pasca gempa bumi, (Biskuit tahan lapar)
memberikan
bidang polimer, dengan dan Arsinum (air
keselamatan kepada
sebagai bahan tahan menggunakan siap minum).
orang-orang yang
goncangan (Anti - berada di dalamnya. teknologi mobile
Seismic). BTS
Upaya Penanggulangan Fisik Kawasan Permukiman
di Kabupaten Lombok Utara

RIKA (Rumah Instan Kayu)


RIKA menjadi salah satu teknologi rumah tahan
gempa dari kementrian pekerjaan umum dan
perumahan rakyat (PUPR) kepada masyarakat
NTB, yang terdampak gempa. Sesuai namanaya,
RIKA menggunakan bahan dasar kayu sebagai
pembentuk kontruksinya. Adapun untuk level
magnitudo ketahanannya, tergantung pada lokasi
rumah tersebut dibangun. Bila kontruksi dirangkai
dengan standar yang telah ditentukan, serta
menggunakan material berkualitas, dapat
dipastikan rumah tersebut tahan gempa
Upaya Penanggulangan Fisik Kawasan Permukiman di Kabupaten Lombok Utara

RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat)


RISHA dikembangkan oleh Balitbang Perumahan dan
Permukiman kementrian PUPR di Bandung, ini
merupakan teknologi dengan sistem knock down,
setiap modul memiliki tiga komponen panel struktur.
dan panel simpul yang fleksibel dan efisien dalam
konsumsi bahan banguanan. Teknologi ini dapat
dibangun secara bertahap dan waktu yang diperlukan
untuk proses pembangunan setiap modul berukuran
3x3 meter adalah 24 jam dengan tiga orang pekerja.
Upaya Penanggulangan Fisik Kawasan Permukiman
di Kabupaten Lombok Utara

Rumah Tradisional Sasak


Rumah adat sasak merupakan hasil pemikiran para
leluhur yang kemudian menjadi bagian dari
kebudayaan mereka. Rumah tradisional Sasak
dalam hal ini juga untuk menunjang pariwisata
yang ada di KLU, sehingga dapat meningkatkan
dan mengoptimalkan kembali ekonomi masyarakat
pasca terjadinya bencana gempa bumi.
Upaya Penanganan Dampak Gempa Bumi
Penanganan dampak bencana pasca peristiwa gempa bumi di Lombok difokuskan kepada 10 Objek penanganan
darurat dan transisi darurat ke pemulihan bencana yang meliputi (Kominfo, 2018):
1. Memastikan angka/data korban meninggal dunia dan luka berat
2. Pelayanan kesehatan bagi korban luka berat, pasien pasca operasi, pasien rawat jalan dan pendataan
riwayat penyakit korban bencana selama dalam pengungsian
3. Memastikan data pengungsi dan persebaran konsentrasi pos pengungsian untuk keperluaan perencanaan,
penyediaan dan penyaluran bantuan logistik
4. Penyediaan dan Penyaluran bantuan Tenda Pengungsi/tenda keluarga dan peralatan Dapur mandiri;
Penyediaan air bersih dan sanitasi
Upaya Penanganan Dampak Gempa Bumi
5. Penyusunan Data Terpilah Korban Bencana, yang meliputi Jenis Kelamin, Kelompok Umur dan Kelompok
Rentan serta keluarga miskin untuk keperluan: Pemenuhan Kebutuhan dasar Sfesifik (perempuan,
Bayi/Balita, Anak-anak, Ibu Hamis/Menyusui, Lansia dan Disabilitas
6. Pendampingan Psikososial Dasar dan Psikososial klinis
7. Perlindungan Sosial (BPJS/KKS/PKH/KIP
8. Verifikasi dan Pendataan Rumah, Sekolah Puskesmas/Pustu, Rumah Sakit, Pasar dan Kantor Pelayanan
umum pemerintahan, untuk keperluan: Penyaluran bantuan stimulant pembangunan dan perbaikan Rumah
korban bencana; Pembangunan Sekolah sementara; Pembangunan Rumah sakit, Puskesmas/Pustu
sementara; Pembangunan Pasar; Pembangunan Kantor sementara agar pelayanan umum pemerintahan
tetap berjalan.
Kesimpulan
• Gempa bumi merupakan peristiwa berguncangnya bumi yang disebabkan karena tumbukan antar lempeng bumi,
aktivitas sesar (patahan), aktivitas gunung api, atau runtuhan batuan
• Wilayah yang rawan bencana gempa bumi di Indonesia tersebar mulai dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara,
Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Maluku Utara dan wilayah Papua.
• Dampak gempa bumi dibedakan menjadi dua, yaitu dampak secara langsung dan tidak langsung.
Kesimpulan
• Selain trauma yang disebabkan oleh kematian ataupun luka dari efek susulan gempa
dan runtuhan bangunan, dalam jangka waktu tertentu, gempa bumi juga dapat
menimbulkan efek bagi kesehatan seperti Infeksi lanjutan pada luka yang tak tertangani,
meningkatnya risiko dan peluang dari komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan,
melahirkan, dan bayi yang baru lahir karena terganggunya layanan kesehatan
(kebidanan), risiko menularnya penyakit terutama di area yang sangat padat seperti
pengungsian, meningkatnya risiko dan peluang komplikasi penyakit kronis karena
terganggu pengobatan dan meningkatnya kebutuhan psikososial.
Saran
1 2 3

Pemerintah
menegakkan aturan Wilayah dengan tingkat
secara ketat agar Melakukan upaya
kerentanan tinggi (bencana
masyarakat dan rehabilitasi
gempa bumi) perlu
seluruh pihak secara massif
mendapatkan perhatian
benar-benar khususnya pada
khusus, seperti menrapkan
mematuhi seluruh penanganan
building code untuk standar
langkah upaya trauma pasca
bangunan tahan gempa bumi
mitigasi bencana bencana
dan melaksanakan gladi
gempa evakuasi secara rutin
Terima kasih

Apakah ada yang ingin ditanyakan?

Anda mungkin juga menyukai