Anda di halaman 1dari 8

CHAPTER 12

THE LAND ADMINISTRATION TOOLBOX

1. Menggunakan Peraturan Administrasi Pertanahan


System pengelolaan lahan yaitu suatu paradigma mengenai
Penguasaan,Penggunaan,Pembangunan,dan Nilai. Dalam peraturan administrasi
pertanahan memiliki permasalahan yaitu mengenai bagaimana membangunn dan
meningkatkan system administrasi pertaanahan. Permasalahan tersebut dapat
diselesaiakan dengan cara local X pengolahan secara modern dan pemilihan strategi
penyelesaian masalah dengan melihat aspek terpenting dengan tepat.
A. General Tools
Terdiri dari alat kebijakan lahan,alat tata Kelola dan kerangka hukum ,perangkat
pasar lahan,alat administrasi kelautan,penggunaan lahan,pengembangan lahandan
alat penilaian lahan,alat informatic ,dan alat pembangunan kapasitas dan
kelembagaan.
1) Kebijakan Lahan

Negara bagian barat hanya sedikit yang menggunakan kebijakan


pertanahan. Kebanyakan negara bagian barat menggunakan kebijakan
lingkungan. Dalam kebijakan pertanahan harus mrmiliki focus nasional.
Seperti kegiatan administrasi pertanahan,system kadaster dan sertifikat
tanah merupakan kegiatan nasional yang merupakan focus nasional yang
harus dicapai dalam kebijakan pertanahan.

2) Tata Kelola dan Kerangka Hukum


Dalam tata Kelola dan kerangka hukum memiliki kapasitas
pengelolaann lahan yang terancam oleh kurangnya tata Kelola dan
infrastruktur hukum yang buruk.

2. Professional Tools
A. Tenure tool
Tipe-tipe kepemilikan terdiri dari :
1) Formal/ Informal yaitu kepemilikan formal diakui secara hukum dan
didukung oleh LAS
2) Tradisional/kepemilikan asli yaitu didefinisikan sebagai tanah adat
3) Kepemilikan Negara yaitu kepemilikan Tanah Negara yang dikuasai oleh
negara.
4) Kepemilikan Pribadi
5) Kepercayaan Kepemilikan yaitu tanah yang dimiliki seseorang atau entitas
atas nama orang lain.
6) Properti Bersama / Kepemilikan Kelompok yaitu lahan atau fasilitas umum
dimiliki oleh kelompok.
7) Penyewaa didalamnya termasuk pengaturan tentang sewa
8) Lisensi yaitu lisensi mirip dengan sewa yaitu bisa menjadi hak milik atau
hanya kontraktual dan biasanya mencakup aktivitas tertentu.
9) Ilegal yaitu mencakup kepemilikan atau penduduk tanah tanpa hak hukum
apapun.
10) Berkenaan denga tempatt kepemilikan yaitu system hukum sering mengakui
peluang untuk memperoleh tanah ,tanpa melalui kepemilikan yang
merugikan ,asalkan terbuka dan tanpa adanya kekerasan dan hal itu pada
dasarnya tanpa izin dari pemilik.

Enam Fungsi dalam Sistem tenurial


1) Artikulasi Hak , maksudnya disini adalah sistem hukum yang digunakan
terletak pada sistem yang sistematis dan lengkap akun kepentingan atas
tanah yang disediakan suatu negara.
2) Identifikasi kepentingan :Formalisasi kepentingan untuk orang asing
melakukan memahami konfigurasi pengaturan yang berkaitan dengan lahan
dan penyedian bukti objektif.
3) Batasan dan Tanggung Jawab atas tanah : pembatasan yang memberikan
batasan pemerintah dan publik secara menyeluruh ke dalam penggunaan
lahan dan hak.
4) Pelapisan dalam kepemilikan: Pelapisan memungkinkan pengaturan
kaitannya dengan tanah, sumber daya.
5) Prioritas Kepentingan :Sebuah sistem prioritas diantara kepentingan dalam
satu tenurial ( misalnya tenurial lahan).
6) Manajemen risiko : Prespektif administrasi pertanahan dalam pengelolaan
tenurial jauh lebih diperhatikan penghapusan risiko, alokasi dan manajemen.
B. Alat Sistem Registasi
1) Daftar hak pribadi atas tanah dan sumber daya
Secara global , pendekatan nasional terhadap pendaftaran umumnya
melibatkan pembuatan banyak register independen utuk mengelola lahan
dan sumber daya tertentu.
2) Fitur khusus dari pendaftaran tanah
Perbedaan antara daftar akta ( dimana akta dibuat antara pemilik dan
calon pemilik untuk membrikan hak, kemudian didaftarkan di pendaftaran
pemerintah / swasta) dan pendaftaran tanah
3) Pendaftaran berdasarkan Akta dan Hak
Dalam perbuatan administrasi perbuatan di salin dan salianan tersebut
disimpan ( buku tanah) , Perbuatan administrasi catatan disimpan dalam
satu halaman
4) Pendaftaran positif dan ketidakpastian
Sistem pendaftaran positif digunakan di Jerman , Inggris dan Sistem
pendaftaran negatif seperti sistem di Perancis , Latin dan Ameriak Serikat
tidak menentukan hakl tetapi hanya memberikan bukti transaksi.
5) Akurasi dan Kelengkapan
Kantor pendaftaran tanah harus mencatat semua peristiwa besar
berkaitan dengan hak.
6) Pendaftaran Otentik
Pendaftaran otentik bisa diandalkan secara nasional maupun
internasional terutama di negara-negara Uni Eropa. Sebuah register otentik
ditetapkan oleh undang-undang sebagai satu-satunya pendaftaran yang
relvan yang diakui secara resmi untuk digunakan oleh semua badan
pemerintah.
C. Alat sertifikasi dan adjudikasi tanah
Tujuannya adalah untuk memasukkan data milik yang dijelaskan oleh bidang
tanah ke dalam LAS formal. Memproses baik untuk mengubah kepemilikan Informal
menjadi kepemilikan formal atau peralihan dari pemerintah dengan seritifikat formal
, pndaftaran dan ajudikasi dapat dilakukan secara sporadis atau sistematis kombinasi
keduanya. Setiap pendekatan memiliki kekuatan dan kelemahan. Sertifiaksi tanah
sistematis dan sporadik Sertifiaksi tanah sistematis terjadi melalui intervensi
pemerintah untuk secara sistematis mengidentifiksi, mengadili dan mengeluarkan
akta atau semua bidang tanah di suatu wilayah Sertifikasi tanah sporadis jarang
menjadi bagian dari proyek sertifikasi modern. Di sebagian negara berkembang
D. Alat Unit Tanah
LAS yan efektif da efisien memerlukan identifikasi untuk masing-masing unit
dalam sistem lahan berupa persil , property , hak milik , atau kepentingan lain dari
tanah Pendekatan global dalam praktik terbaik untuk prinsip unit lahan :
1) Tanah secara keseluruhan : Tanah harus di perlakukan secara keseluruhan,
memungkinkan hak atas tanah untuk diabangun . Semua bidnag tanah baik
itu pribadi, pemerintah, jalan, milik bersama, atau komunal harus
dimasukkan dalam kadaster. Dengan kata lain kadaster harus
mempresentasiakan lengkap dari keseluruhan tanah.
2) Definis dalam hukum Undang – undang pertanahan harus menjelaskan
sejauh mana kepemilikan secara vertikal dan horizontal.
3) Identifiaksi bidang Luas fisik persil dapat ditentukan dengan survei sejauh
mana hukum ditentukan. Bidang harus berubah melalui proses hukum.
4) Sistem referensi Sistem referensi persil tanah yang didasarkan pada
kebutuhan penggunaan dengan data dalam pendaftaran atas dasar data
kepemilikan
E. Alat Batas
LAS harus memilik sistem untuk membuat , mendeskripsikan dan menandai
batas bidang Istilah “batas” mengacu pada objek fisik yang menandai batas bidang
tanah . Batasan ditentukan oleh undag-undang dan peraturan yang berbeda-beda di
antara negara bahkan negara bagian atau provinsi dalam suatu negara. Sistem
administrasi pertanahan membutuhkan sistem batas yang didukung oleh undang –
undang Ada dua kategoti batas yaitu ; batas tetap dan batas umum
1) Batas Tetap : dimana garis batas yang tetap ditentukan oleh hukum. Batasan
ini disebut Sebagai batas buatan. Sebagi batas tetap biasanya ditandai di
tanah degan monument seperti tiang , beton , pipa bei, pasak kayu, batang
baja atau tanda pada batu atau beton. Batasan yang dipasang ditandai oleh
surveyor tanah yang terdaftar .
2) Batasan Umum Dimana batas diwakili dengan batas alami atau bautan
manusia seperi pagar, dinding, parit, jalan, jalur kereta api dan di tampilkan
secara grafis di peta . Biasanya peta topografi berskala besar. Banyak batas
umum disebut dengan batas alam. Dimana ciri fisik yan menentukan adalah
ciri alami dari pada buatan mausia seperti punggung bukit, garis tengah, tepi
sungai, berbagai bentuk batas pantai
F. Alat Survei dan Pemetaan Kadastral
Alat survei terdiri atas:
1. Alat Grafis : Kebanyakan survei kadaster dan sistem pemetaan mulai
menggunakan pendekatan grafis. Yaitu:
a) Meja pesawat: LAS di seluruh dunia biasanya pada awalnya
didasarkan pada tabel pesawat survei (seperti di India dan
Korea dan banyak sistem Eropa pada akhir abad 18 dan awal
abad 19 )
b) Metode ortogonal: Penggunaan kotak optik dan pita pengukur
bisasangat efektif. Ini digunakan secara historis di negara-
negara seperti Belanda
c) Stadia: Penggunaan dua rambut stadia dalam teodolit atau
alidade untuk mengukur jarak dengan mengamati jarak
d) Fotogrametri: Ini dapat digunakan dalam dua cara untuk
survei kadaster dan tujuan pemetaan.
Alat grafis lebih umum digunakan dalam sertifiaksi tanah sistematis
Pemetaan topografi tradisional , Orthophotography (foto udara ), Photomaps yang
diperbaiki bisa sama efektifnya dengan peta ortofoto, terutama di medan yang
relatif datar, dan memiliki banyak kegunaan. , Photomap tidak terkoreksi adalah
alternatif berbiaya rendah tetapi memiliki semua distorsi foto udara yang melekat
Pemetaan satelit: Sampai saat ini, pemetaan satelit berada pada skala yang terlalu
kecil .

2. Alat Numerik : semakin menjadi alat pilihan, karena dalam banyak kasus,
data dapat diperoleh atau diubah ke bentuk digital dan digunakan dalam
lingkungan TIK. Dengan metode:
a) Metode kutub (kompas, teodolit, kaset, EDM, Total Station)
b) Metode offset (kotak dan pita optik)
c) Metode Fotogrametri: Sekali lagi, fotogrametri memiliki
kemampuan untuk mengukur nilai koordinat sudut batas, tetapi
jarang digunakan
d) GPS (GPS sebagai alat pengukur yang berbeda dari GPS sebagai
jaringan)
e) Digitalisasi dan pemindaian Memindai atau mendigitalkan peta
kertas .Mengubah peta kadaster analog ke bentuk digital.
Sebagian besar LAS di seluruh dunia memiliki, atau
menggunakan, beberapa bentuk pemindaian atau digitalisasi
untuk meningkatkan LAS

3. DCDB
Kadaster dapat dengan mudah didefinisikan sebagai sistem informasi
tanah . DCDB adalah representasi dari komponen geometris dari kadaster
dalam format elektronik. Koordinat batas dalam DCDB dapat memiliki dua
peran: pertama, untuk mendukung pembentukan DCDB, dan kedua,
untuk memfasilitasi pembentukan kembali batas atau redefinisi.
DCDB yang akurat secara grafis adalah salah satu tempat koordinat
semua sudut ditentukan secara grafis, biasanya dengan digitalisasi peta
dan rencana hard copy asli atau dengan memasukkan data dari survei
yang terisolasi.
DCDB yang akurat untuk survei didasarkan pada koordinat yang
ditentukan oleh survei lapangan, yang digunakan untuk menentukan,
mendeskripsikan, dan mendefinisikan ulang batas persil. Untuk semua
keperluan praktis, koordinat di DCDB ini adalah koordinat yang
sebenarnya
4. Kadaster 3D
Rencana survei standar dua dimensi membutuhkan modifikasi
substansial untuk memberikan detail yang memadai tentang tingkat atas
bangunan. Menggunakan beberapa halaman untuk mewakili berbagai
tingkatan berfungsi untuk perkembangan yang lebih kecil, tetapi karena
perkembangan menjadi lebih rumit dan banyak kegunaan, keterbacaan
rencana berkurang. Solusinya adalah pengembangan kadaster 3D asli,
yang mampu menggambarkan tinggi serta panjang dan lebar.

3. Emerging Tools
Kebijakan yang terlihat meliputi :
A. Kebijakan Manajemen Pertanahan yang memihak Rakyat Kecil
Teori administrasi pertanahan yang baru membedakan keberpihakan
pada masyarakat kecil dari kebijakan pasar tanah.
Perbedaan kebijakan manajemen pertanahan yang berpihak rakyar kecil
dengan pasar tanah

Berpihak Rakyat Kecil Pasar Tanah


AKSES KE TANAH Sistem sosial Sistem hokum
KEKUATAN OTORITAS Sistem sosial Sistem hokum
KEKUATAN Praktik sosial Hak hokum
PERLINDUNGAN
SENGKETA Sistem dan Sistem nasional dan
kewenangan local sangat formal
FORMALITAS Rendah, bukti Tinggi, menggunakan
sekunder (lisan, dokumen formal
upacara,dll)
TITIK AWAL Akses aman Hak aman
BUKTI Praktik dapat diamati Dokumen formal lisan
dan pendaftaran
TRANSISI Sistem warisan Sistem transaksi
DELINIASI BATAS Dapat diamati dan Sistem formal (survei
praktis (tanggul, jala, dan peta)
dll)
SISTEM Perangkat pengurusan Sistem Administrasi
sosial Pertanahan
KAPASITAS KOGNITIF Terinternalisasi secara Pemahaman pasar
sosial
Cakupan masalah meliputi :
1) Perencanaan Penggunaan Tanah
2) Akuisisi Tanah
3) Pemisahan Tanah dan Bangunan
4) Pasar Tanah Informal
5) Transaksi Lisan
6) Pewarisan
7) Penimbunan Tanah dan Spekulasi
8) Kebingungan Prakarsa Administrasi Pertanahan dengan
Reformasi Pertanahan

B. Kebijakan dan pendekatan Non-Kadastral


Beberapa kebijakan telah berganti dari pendekatan kadastral menjadi
nonkadastral. sebuah tren dimungkinkan oleh peningkatan kegunaan sistem
informasi spasial dan satelit gambar-gambar. Kebijakan nonkadastral ini
termasuk perubahan menjadi manajemen pertanahan, contohnya perbaikan
permukiman kumuh untuk mengelola konflik atau untuk mengalokasikan
lahan untuk internal orang terlantar dan pengungsi Oleh karena itu sangat
diperlukan adanya dukungan dari Sistem Informasi Pertanahan.
Fokus utama dalam kebijakan dan pendekatan non- kadastral adalah
kebijakan pengelolaan lahan.
C. Kebijakan Kesetaran Gender
Kebijakan kesetaraan gender belum tersedia Kebijakan tersebut masih
diupayakan agar menyesuaikan zaman. Dalam upaya informal Mengizinkan
petani wanita untuk memproduksi pangan keluarga,Kredit dengan nama
wanita yang tertera pada tanda terima dan pembayaran tagihan pajak,dan
Mengizinkan petani wanita mengikuti organisasi petani sesuai dengan hak
mereka.dalam uapaya formal melalui hukum,ekonomi,tanah adat dan
umum.
D. Hak asasi manusia
Mengatur hubungan antara manusia dan lahan yang menjadi fokus
dalam sistem administrasi pertanahan.dalam hak asasi manusia meliputi
Evaluasi Sosial menyeluruh dan di lapangan, Penilaian menyeluruh untuk
menggambarkan, mengalokasikan, mendistribusikan, melestarikan dan
mentransfer tanah, Pemantauan dan evaluasi untuk mneghasilkan produk
yang diinginkan,dan Mengukur dan menimbang dampak positif dan negative
kegiatan proyek

Anda mungkin juga menyukai