Anda di halaman 1dari 14

DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAN PENERTIBAN TANAH DAN RUANG

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 20 TAHUN 2021 TENTANG
PENERTIBAN KAWASAN DAN TANAH TELANTAR

Jakarta, 17 Maret 2021


Latar Belakang
Amanat Undang-Undang
tentang Cipta Kerja 1. Bank Tanah Revisi Peraturan
(Pasal 180) Pemerintah
No. 11 Tahun 2010
2. Kewenangan Kurang Optimal tentang Penertiban dan
(Kementerian ATR/BPN sering kalah dalam
Empiris perkara Tata Usaha Negara/TUN Penetapan
Pendayagunaan Tanah Terlantar
Tanah Telantar)

Tujuan Revisi PP No. 11 Tahun 2010:

1. Mewujudkan keadilan pertanahan (dalam rangka Reforma Agraria);


2. Menjamin kepastian hukum;
3. Mewujudkan kepatuhan terhadap aturan;
4. Mewujudkan kemanfaatan atas tanah;
5. Memperkuat fungsi sosial Hak Atas Tanah.
2
Latar Belakang (lanjutan)

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

Peraturan Pemerintah tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar


3
Perbandingan Pengaturan Tanah Telantar
SEBELUM UU CK

Inventarisasi, Identifikasi, dan Penelitian • Peringatan I (1 bulan) • Tanah yang diterlantarkan > 25% dan < 100% mengakibatkan Pendayagunaan melalui:
dilakukan terhitung mulai 3 tahun sejak • Peringatan II (1 bulan) hapusnya HAT secara keseluruhan dan kepada bekas Pemegang • Reforma Agraria
Hak diberikan kembali sebagian tanah yg benar-benar
diterbitkan HAT atau sejak berakhirnya DPAT • Peringatan III (1 bulan) • Program Strategis Negara
diusahakan, dipergunakan, dan dimanfaatkan melalui prosedur
pengajuan permohonan HAT • Cadangan Negara Lainnya
• Tanah yg diterlantarkan ≤ 25% mengakibatkan hapusnya HAT pada
bagian yg diterlantarkan dan selanjutnya Pemegang Hak
mengajukan permohonan revisi luas bidang tanah

SETELAH UU CK

Inventarisasi dilaksanakan paling cepat 2 • Peringatan I (90 hari kalender) Sebagian tanah yang ditelantarkan mengakibatkan Pendayagunaan melalui:
(dua) tahun sejak diterbitkannya Hak Atas • Peringatan II (45 hari kalender) hapusnya HAT atau Hak Pengelolaan pada bagian • Reforma Agraria
Tanah, Hak Pengelolaan, atau Dasar • Peringatan III (30 hari kalender) yang ditelantarkan namun tidak mengakibatkan • Proyek Strategis Nasional
Penguasaan Atas Tanah hapusnya HAT atau Hak Pengelolaan pada bagian • Bank Tanah
tanah yang tidak ditelantarkan • Cadangan Negara Lainnya
4
Definisi (Pasal 1)

1. Kawasan Telantar adalah kawasan nonkawasan hutan yang belum dilekati Hak Atas Tanah yang telah memiliki Izin, Konsesi, atau Perizinan Berusaha, yang sengaja tidak
diusahakan, tidak dipergunakan, dan/atau tidak dimanfaatkan.
2. Tanah Telantar adalah tanah hak, tanah Hak Pengelolaan, dan tanah yang diperoleh berdasarkan Dasar Penguasaan Atas Tanah, yang sengaja tidak diusahakan, tidak
dipergunakan, tidak dimanfaatkan, dan/atau tidak dipelihara.
3. Hak Atas Tanah adalah hak yang diperoleh dari hubungan hukum antara Pemegang Hak dengan tanah termasuk ruang di atas tanah dan/atau ruang di bawah tanah untuk
menguasai, memiliki, menggunakan, dan memanfaatkan, serta memelihara tanah, ruang di atas tanah, dan/atau ruang di bawah tanah.
4. Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang Hak Pengelolaan.
5. Dasar Penguasaan Atas Tanah adalah keputusan/surat dari pejabat yang berwenang yang menjadi dasar bagi orang atau badan hukum untuk memperoleh, menguasai,
mempergunakan, atau memanfaatkan tanah.
6. Pemegang Hak adalah pemegang Hak Atas Tanah.
7. Pemegang Hak Pengelolaan adalah pemegang Hak Pengelolaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. Pemegang Dasar Penguasaan Atas Tanah adalah pemegang Dasar Penguasaan Atas Tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
9. Izin adalah keputusan pejabat pemerintahan yang berwenang sebagai wujud persetujuan atas permohonan warga masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
10. Konsesi adalah keputusan pejabat pemerintahan yang berwenang sebagai wujud persetujuan dari kesepakatan badan dan/atau pejabat pemerintahan dengan selain
badan dan/atau pejabat pemerintahan dalam pengelolaan fasilitas umum dan/atau sumber daya alam dan pengelolaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
11. Perizinan Berusaha adalah legalitas yang diberikan kepada pelaku usaha untuk memulai dan menjalankan usaha dan/atau kegiatannya.
12. Pemegang lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha adalah pihak yang memegang lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
13. Instansi adalah lembaga negara, kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, pemerintah daerah provinsi, atau pemerintah daerah kabupaten/kota yang
menerbitkan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
14. Pimpinan Instansi adaiah pimpinan lembaga negara, kementerian, Iembaga pemerintah nonkementerian, pemerintah daerah provinsi, atau pemerintah daerah
kabupaten/kota yang menerbitkan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5
Objek Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar (Pasal 6-8)

Objek Penertiban Kawasan Telantar Objek Penertiban Tanah Telantar

Tanah Hak Milik Tanah Hak Guna Bangunan

sengaja tidak diusahakan, tidak dipergunakan, tidak


sengaja tidak dipergunakan, tidak dimanfaatkan, dimanfaatkan, dan/atau tidak dipelihara terhitung
Kawasan Kawasan Kawasan dan/atau tidak dipelihara sehingga: mulai 2 (dua) tahun sejak diterbitkannya hak.
Pertambangan Perkebunan Industri a. dikuasai oleh masyarakat serta menjadi wilayah
perkampungan;
b. dikuasai oleh pihak lain secara terus-menerus Tanah Hak Guna Usaha
selama 20 (dua puluh) tahun tanpa adanya sengaja tidak diusahakan, tidak
hubungan hukum dengan Pemegang Hak; atau dipergunakan, dan/atau tidak
c. fungsi sosial Hak Atas Tanah tidak terpenuhi, baik dimanfaatkan terhitung mulai 2 (dua)
Pemegang Hak masih ada maupun sudah tidak tahun sejak diterbitkannya hak.
ada
Kawasan Kawasan Tanah Hak Pengelolaan Tanah Hak Pakai
Pariwisata Perumahan/Permukiman sengaja tidak diusahakan, tidak
sengaja tidak diusahakan, tidak
Skala Besar/Terpadu dipergunakan, tidak dimanfaatkan,
dipergunakan, tidak dimanfaatkan,
dan/atau tidak dipelihara terhitung mulai 2 dan/atau tidak dipelihara terhitung mulai
(dua) tahun sejak diterbitkannya hak. 2 (dua) tahun sejak diterbitkannya hak.

Tanah yang Diperoleh Tanah yang diperoleh atas dasar penguasaan


sengaja tidak diusahakan, tidak dipergunakan, tidak dimanfaatkan, dan/atau tidak dipelihara
Kawasan lain yang pengusahaan, penggunaan, terhitung mulai 2 (dua) tahun sejak diterbitkannya Dasar Penguasaan Atas Tanah.
dan/atau pemanfaatannya didasarkan pada
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang terkait *Yang dimaksud dengan “sengaja” adalah apabila Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha secara de facto tidak
dengan pemanfaatan tanah dan ruang mengusahakan, tidak mempergunakan, dan/atau tidak memanfaatkan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau
kawasan yang dikuasai sesuai dengan kewajiban yang ditetapkan dalam Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau
rencana pengusahaan atau pemanfaatan kawasan. 6
Pengecualian Objek Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar

Pengecualian Objek Penertiban Pengecualian Objek Penertiban


Kawasan Telantar Tanah Telantar
(Penjelasan Pasal 3 ayat (1)) (Penjelasan Pasal 5 ayat (1))

a. Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan a. Tanah menjadi objek perkara di pengadilan


menjadi objek perkara di pengadilan
b. Tanah tidak dapat diusahakan, dipergunakan,
b. Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan dimanfaatkan, dan/atau dipelihara karena adanya
tidak dapat diusahakan, dipergunakan, dan/atau perubahan rencana tata ruang
dimanfaatkan karena adanya perubahan rencana tata
c. Tanah dinyatakan sebagai tanah yang
ruang
diperuntukkan untuk konservasi sesuai dengan
c. Kawasan dinyatakan sebagai kawasan yang ketentuan peraturan perundang-undangan
diperuntukkan untuk konservasi sesuai dengan d. Tanah tidak dapat diusahakan, dipergunakan,
ketentuan peraturan perundang-undangan dimanfaatkan, dan/atau dipelihara karena adanya
d. Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan keadaan kahar (force majeure) antara lain
tidak dapat diusahakan, dipergunakan, atau peperangan, kerusuhan, bencana alam, dan
dimanfaatkan karena adanya keadaan kahar (force bencana lainnya, yang harus dinyatakan oleh
majeure) antara lain peperangan, kerusuhan, bencana pejabat/instansi yang berwenang
alam, dan bencana lainnya, yang harus dinyatakan
oleh pejabat/instansi yang berwenang

7
Inventarisasi Kawasan dan Tanah Terindikasi Telantar

Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar Inventarisasi Tanah Terindikasi Telantar


(Pasal 9-10) (Pasal 11-13)

Inventarisasi dilaksanakan
berdasarkan laporan atau informasi
yang bersumber dari:
Inventarisasi dilaksanakan berdasarkan laporan atau
informasi kepada Pimpinan Instansi yang bersumber a. Pemegang Hak, Pemegang Hak Pengelolaan, atau
dari: Pemegang Dasar Penguasaan Atas Tanah;
a. Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha; b. hasil pemantauan dan evaluasi Hak Atas Tanah dan Dasar
b. Instansi; dan/atau Penguasaan Atas Tanah yang dilakukan oleh Kantor
c. masyarakat. Pertanahan, Kantor Wilayah, dan Kementerian;
c. kementerian/lembaga;
d. pemerintah daerah; dan/atau
*Dalam hal Pimpinan Instansi tidak melaksanakan inventarisasi kawasan terindikasi
telantar dalam jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari kalender terhitung
e. masyarakat.
sejak diterimanya laporan atau informasi, inventarisasi dapat dilakukan oleh Menteri
8
Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar
Penertiban Kawasan Telantar (Pasal 14-21)

1
2
Pimpinan Instansi
memberikan pemberitahuan dan
memberikan peringatan tertulis
Evaluasi dilaksanakan oleh kelompok kepada Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
kerja yang dibentuk dan ditetapkan oleh Apabila terdapat dan pihak lain yang berkepentingan
Pimpinan Instansi Kawasan Telantar *Peringatan I: 180 hari, Peringatan II: 90 hari, Peringatan III: 45 hari.

3
• Pimpinan Instansi menetapkan kawasan tersebut sebagai Kawasan
Telantar
• Penetapan Kawasan Telantar memuat: Dalam hal Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan
1. pencabutan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha; dan/atau
2. penegasan sebagai kawasan yang dikuasai langsung oleh negara.
Berusaha tidak melaksanakan
• Kawasan yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Telantar dapat peringatan tertulis ketiga
ditetapkan sebagai Aset Bank Tanah atau dialihkan kepada pihak lain
melalui mekanisme yang transparan dan kompetitif.

*Dalam hal Pimpinan Instansi tidak melaksanakan evaluasi dan penetapan kawasan telantar, evaluasi dan penetapan kawasan telantar dilakukan oleh Menteri ATR/Kepala BPN.
9
Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar (lanjutan)
Penertiban Tanah Telantar (Pasal 22-33)
1
2
Kepala Kantor Wilayah
memberikan pemberitahuan dan
memberikan peringatan tertulis kepada
Pemegang Hak, Pemegang Hak Pengelolaan, atau
Evaluasi Tanah Telantar dilaksanakan Pemegang Dasar Penguasaan Atas Tanah
Apabila terdapat dan pihak lain yang berkepentingan.
oleh panitia yang dibentuk dan
Tanah Telantar
ditetapkan oleh kepala Kantor Wilayah *Peringatan I: 90 hari, Peringatan II: 45 hari, Peringatan III: 30 hari.

Kepala Kantor Wilayah Apabila Pemegang Hak, Pemegang Hak


Penetapan Tanah Telantar Badan Pertanahan Nasional
Pengelolaan, atau Pemegang Dasar
oleh mengusulkan penetapan
Menteri ATR/Kepala BPN Tanah Telantar kepada Penguasaan Atas Tanah tidak melaksanakan
Menteri ATR/Kepala BPN peringatan tertulis ketiga

* Tanah yang berstatus berstatus sebagai BMN/D atau aset BUMN/D, penetapan Tanah Telantar memuat juga rekomendasi kepada pimpinan instansi yang mengelola BMN/D
atau aset BUMN/D untuk mengusahakan, mempergunakan, memanfaatkan, dan/atau memelihara tanah.
*Tanah yang telah ditetapkan sebagai Tanah Telantar dapat menjadi Aset Bank Tanah dan/atau TCUN. 10
Pendayagunaan Kawasan Telantar dan TCUN

Pendayagunaan Kawasan Telantar Pendayagunaan TCUN


(Pasal 34) (Pasal 35)

Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang telah Reforma Agraria Bank Tanah


dicabut dapat dialihkan kepada pihak lain melalui kebijakan pertanahan yang mencakup
mekanisme yang transparan dan kompetitif oleh penataan sistem politik dan hukum
Pimpinan Instansi pertanahan serta penataan aset
masyarakat dan penataan akses
masyarakat terhadap tanah

Proyek Strategis Nasional Cadangan Negara Lainnya


Dalam hal Pimpinan Instansi tidak melakukan • Memiliki sifat strategis • Memenuhi kebutuhan tanah untuk
pengalihan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dalam • Bertujuan untuk peningkatan kepentingan pemerintah
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari pertumbuhan dan pemerataan • Memenuhi kebutuhan pertahanan dan
kalender, Menteri ATR/Kepala BPN melaporkan pembangunan keamanan
kepada Presiden • Memenuhi kebutuhan tanah akibat bencana
alam, relokasi dan pemukiman kembali.
11
Ketentuan Peralihan

“ Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:


a. Hasil dari inventarisasi tanah terindikasi telantar yang dilakukan
berdasarkan peraturan sebelumnya dinyatakan masih berlaku dan
ditindaklanjuti berdasarkan Peraturan Pemerintah ini;
b. Kegiatan penertiban dan pendayagunaan Tanah Telantar yang sedang
berlangsung ditindaklanjuti berdasarkan Peraturan Pemerintah ini;
dan
c. Kegiatan penertiban Tanah Telantar yang telah dilaksanakan
berdasarkan peraturan sebelumnya namun belum sampai pada tahap


penetapan Tanah Telantar dilaksanakan kembali mulai dari tahap awal
dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah ini.

(Pasal 38)
12
Amanat Penyusunan Peraturan Pelaksana
Pasal 37
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penertiban dan
pendayagunaan Kawasan Teiantar dan Tanah Telantar diatur dalam
Peraturan Menteri.

Rapermen ATR/Ka. BPN tentang Rapermen ATR/Ka. BPN tentang


Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan Telantar Penertiban Tanah Telantar dan Pendayagunaan TCUN

OUTLINE OUTLINE
BAB I KETENTUAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM
BAB II PENERTIBAN KAWASAN TELANTAR BAB II PENERTIBAN TANAH TELANTAR
Bagian Kesatu Objek Penertiban Kawasan Telantar Bagian Kesatu Objek Penertiban Tanah Telantar
Bagian Kedua Inventarisasi Tanah Terindikasi Telantar
Bagian Kedua Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar
Bagian Ketiga Evaluasi Tanah Telantar
Bagian Ketiga Evaluasi Kawasan Telantar Bagian Keempat Peringatan Tanah Telantar
Bagian Keempat Peringatan Kawasan Telantar Bagian Kelima Penetapan Tanah Telantar
Bagian Kelima Penetapan Kawasan Telantar Bagian Keenam Pengelolaan Data Tanah Terindikasi Telantar
BAB III PENDAYAGUNAAN KAWASAN TELANTAR Bagian Ketujuh Pelaporan
BAB IV KETENTUAN LAIN-LAIN Bagian Kedelapan Pembiayaan
BAB V KETENTUAN PENUTUP BAB III PENDAYAGUNAAN TCUN
Bagian Kesatu Kepastian Objek TCUN
Bagian Kedua Pengamanan TCUN
Bagian Ketiga Peruntukan TCUN
Bagian Keempat Pelaksanaan Peruntukkan Pendayagunaan TCUN
Bagian Kelima Kewajiban, Larangan, dan Sanksi Penerima TCUN
Bagian Keenam Basis Data TCUN
Bagian Ketujuh Pengawasan dan Pengendalian TCUN
Bagian Kedelapan Pelaporan TCUN
Bagian Kesembilan Pembiayaan
BAB IV KETENTUAN PERALIHAN
BAB V KETENTUAN PENUTUP
13
Terima Kasih
Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

ditjenpptr

Melayani, Professional, Terpercaya

Anda mungkin juga menyukai