Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERAWATAN PENDERITA STOKE


untuk memenuhi tugas mata kuliah home care

Oleh

1. ARYANTI S. NENOBAIS
2. CINTAMI RUMKODA
3. DELFRIDUS NENAT
4. DIANA ANDRIA
5. DINIATI NARA MAGI
6. FARANTIKA A. JULAKRNAIEN
7. FERNANDO SICO ELLO
8. MARISTA K. MALELAK

PROGRAM STUDI NERS


UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah memberikan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat meneyelesaikan tugas makalah yang berjudul,
“PERAWATAN PENDERITA SROKE ” dengan baik. Makalah ini dapat disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Home care

Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi yang sudah tersusun.
Namun, hanya lebih pendekatan pada studi dan pemahaman terhadap keperawatan sebagai suatu
profesi.

Sebagai penyusun makalah ini menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik dari pembaca diharapkan agar penulis dapat memperbaiki kesalahan
dan kekurangan di kemudian hari. Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Kupang, 8 Desember 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..

KATA PENGANTAR………………………………………………………………...

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………..


1.2 Tujuan……………………………………………………………………....

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………....

2.1 Konsep pelaksanaan perawatan dirumah …………………………………….

2.2 perawatan penderita stroke……………………………………………………….

2.3 menunjukan sikap kerja keras,mandiri,rasa ingin tahu dan tanggung jawab ………..

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..

3.2 Saran…………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


stroke masih maerupakan penyebab utama inviladitas-kecacatan sehongga orang
tergantung pada oaring lain pada kelompok usia 45 tahun keatas dan angka kematian yang
diakibatkan juga cukup tinggi. Banyak upaya penelitian,yang telah dilakukan oleh pakar
dalam bidang stroke ini, bagaimana cara mencegahnya,bagaimana cara mencegah agar tidak
berulang sekitarnya seseorang pernah mendapat stroke, bagaiman mengurangi kerusakan atau
kematian yang diakibatkan sekiranya stroke terjadi,dan bagaimana mengoptimasi keadaan
pasien yang telah dikurangi kemampuannya oleh stroke, melakukan rehabilitasi.
Sebagian besar penderita stroke akan pulang kerumahnya masing-masing. Hanya
sebagian kecil yang masih memerlukan perawatan secara tetap dirumah sakit dan penderita
ini cendrung merupakan manula yang usianya amat lanjut atau orang –orang yang sebagian
sebelum mengalami stroke, sudah mempunyai permasalahan jasmani atau mental lainnya
sebagai contoh,penderita yang sebelumnya sudah dimensia tidak akan meemperlihatkan
banyak kemajuan bila terkena serangan stroke. Keluarga penderita yang tidak dapat dibawa
pulang ini perlu memekirkan penitipan penderita . kadang –kadang saja ada penderita stoke
yang harus tinggak dirumah sakit dalam untuk jangka waktu panjang.
Sikap penderita waktu pulang dari rumah sakit berbeda-beda . sebagian ingin secepatnya
pulang kerumah dan kalau keninginan ini diperbolehkan mungkin dapat timbul kesulitan
akibat penderita dan keluarga yang belum siap.sebagai akibatnya, semangat mereka dapat
merosot sekali, akan tetapi sebagian lagi enggan meninggalkan lingkungan rumah sakit yang
memberikan pelayanan dan perlindungan , sekalipun merasa sudah siap pulang kerumah .
penderita ini mengkhwatirkan berbagai resiko yang mereka hadapi diluar rumah sakit tanpa
bantuan dan dukungan dari dokter , perawat serta ahli-ahli terapi lainnya, namun demikian ,
pada suatu resiko tersebut harus dihadapi dan hampir selalu penderita dapat mengtasinya jauh
lebih baik daripada apa yang mereka sangka.
Seorang pederita stroke biasanya dapat dipulangkan kerumah mereka sendiri bila suami,istri
atau keluarga masih mampu merawatnya, penderita yang sudah menduda atau menjanda
ataupun penderita yang bujangan dapat saja pulang kerumahnya kalau ada anak-anak atau
sanak saudara yang bersedia merawatnya akan tetapi dialam kehidupan modern ini dimana
setiap orang mendambkan keluarga kecil mereka dan banyak pasangan suami istri yang dua
duanya bekerja. Kemungkinan perawatan dirumah hampir mustahil dilaksanakn. Dalam
keadaan seperti ini, biasanya seorang penderita stroke yang jompo akan dirawat dalam panti-
panti jompo.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep perawatan dirumah
2. Untuk mengetahui perawatan penderita stroke
3. Untuk mengetahui sikap kerja keras mandiri , rasa ingin tahu dan tanggung jawab
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pelaksanaan Perawatan di Rumah


a. Pengertian
Perawatan kesehatan dirumah yang merupakan salah satu bentuk pelayanan
kesehatan merupakan suatu komponen rentang pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga ditempat
tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan
akibat dari penyakit. Meningkatnya penyakit kronis dan paling banyak pada populasi
lansia yang membutuhkan perawatan rutin dan jangka panjang menjadi sesuai bila
perawatan yang dilakukan adalah perawatan berbasis homecare (Suswati Irma., dkk,
2018). Terdapat tiga unsur utama dalam Home Care, menurut Suswati Irma., dkk.
(2018) yaitu :
 Pengelola pelayanan adalah agensi atau unit yang bertanggung jawab terhadap
seluruh pengelolaan perawatan kesehatan dirumah, baik penyediaan tenaga,
sarana dan peralatan serta mekanisme pelayanan sesuai standar yang ditetapkan.
 Pelaksanaan pelayanan adalah pelaksana yang terdiri dari tenaga perawatan
professional yang merupakan kolaborasi praktisi kesehatan baik itu perawat,
dokter, fisioterapi, ahli gizi dibantu dengan tenaga-tenaga professional lain
terkait dan tenaga non professional.
 Klien adalah penerima perawatan kesehatan di rumah dengan melibatkan salah
satu anggota keluarga sebagai penanggung jawab yang mewakili klien. Apabila
diperlukan keluarga dapat juga menunjukkan seseorang yang akan menjadi
pengasuh (care–giver) yang melayani kebutuhan sehari – hari dari klien.
b. Pengelola Pelayanan Home Care
Dalam Suswati Irma., dkk. (2018) menyatakan bahwa (Home Care) dapat
dilakukan oleh Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Pelayanan
Kesehatan dibawah koordiinasi Rumah Sakit, Pelayanan Keperawatan Hospice,
Pelayanan Kesehatan praktek mandiri atau berkelompok dan Yayasan Pelayanan
Sosial. Ada tiga cara utama pemberian pelayanan perawatan kesehatan di rumah yakni :

1) certified home health agency / CHHA (Lembaga kesehatan di rumah


bersertifikat)
CHHA adalah lembaga yang memberikan kesempatan bagi individu yang
mengalami penyakit akut untuk menerima perawatan terampil yang
dibutuhkan di rumah mereka sendiri. CHHA memenuhi kebutuhan
individu dengan memberi berbagai jenis pelayanan, termasuk pelayanan
keperawatan terampil, terapi wicara, terapi fisik dan terapi okupasi,
pelayanan sosial medis, asisten perawatan kesehatan di rumah, konseling
nutrisi transportasi, peralatan, dan terapi pernapasan. Program khusus
seperti pelayanan kesehatan mental, pelayanan pediatrik, program anak
dan ibu, program AIDS, terdapat juga pelayanan berteknologi tinggi
seperti terapi inravena, kemoterapi di rumah, dan penatalaksanaan nyeri.
Pelayanan yang diberikan CHHA disebut juga sebagai pelayanan
keperawatan singkat.
2) the long term home health care program/ LTHHCPI (Program
perawatan kesehatan di rumah jangka panjang)
LTHHCPI atau rumah perawatan tanpa dinding, dibentuk untuk
memenuhi kebutuhan indvidu yang menderita penyakit kronis di rumah.
Biaya perawatan tidak boleh lebih dari 75% dari biaya rata-rata perawatan
institusional di wilayah setempat. LTHHCPI memberikan pelayanan
keperawatan terampil minimal dua minggu sekali, meliputi terapi fisik,
okupasi dan wicara, pelayanan sosial medis, dukungan nutrisi serta
pelayanan perawatan personal. Jika memenuhi syarat, klien dapat
menerima pelayanan modern atau pelayanan lepas, termasuk perawatan
sosial harian, sistem kedaruratan personal, transportasi, perbaikan
pemukiman, dan perawatan respite.
3) Lembaga berlisensi
Lembaga berlisensi menawarkan berbagai pelayanan yang mencerminkan
pelayanan yang diberikan oleh CHHA. Kriteria pendaftaran, pembagian
pelayanan yang terampil dan proses rujukan pada hakikatnya sama dengan
CHHA. Namun, perbedaannya adalah pada bentuk pembayaran yang
ditanggung klien. Tipe pelayanan kesehatan di rumah lainnya antara lain
perawatan berdasarkan penyakit yakni program pelayanan kesehatan yang
memerlukan perawatan kesehatan, pemantauan proses penyembuhan dan
mengupayakan untuk tidak terjadi kekambuhan dan perawatan ulang ke
rumah sakit. Tipe kedua adalah pelayanan kesehatan umum yang berfokus
pada pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Tipe ketiga adalah
pelayanan kesehatan khusus dimana pada kondisi klien yang memerlukan
teknologi tinggi, misalnya kemoterapi dan sebagainya.
c. Kriteria Klien Home Care
Adapun kriteria pendaftaran klien untuk melakukan perawatan di rumah atau
Home Care menurut Suswati Irma., dkk. (2018). adalah :
 Homebound :
kebutuhan akan pelayanan terampil, rencana penanganan klien di bawah dokter,
masuk akal dan diperlukan. Homebound atau klien harus berada di rumahnya
sendiri. Klien sebaiknya berada di luar rumah dalam waktu singkat, tidak sering
dan berhubungan dengan keperluan medis.
 Kebutuhan akan pelayanan terampil
Kebutuhan klien harus didasarkan pada diagnosa dan kondisi klien. Klien
membutuhkan minimal satu pelayanan terampil yang disediakan oleh lembaga
penyelenggara perawatan di rumah. Pelayanan terampil yang biasanya tersedia
adalah asuhan keperawatan terampil, terapi fisik, terapi okupasi dan terapi
wicara. Selain pelayanan terampil, klien juga dapat menerima pelayanan
bantuan kesehatan di rumah dan pelayanan yang diberikan pekerja sosial jika
dibutuhkan.
 Penanganan klien harus berada dibawah penanganan dokter yang bersedia
mempersiapkan program pengobatan
Perawat dan dokter 10 bekerja sama dengan klien, mengembangkan suatu
rencana perawatan yang berhubungan dengan diagnosa primer klien dan
kebutuhan perawatan kesehatan yang prioritas. Rencana keperawatan meliputi
semua diagnosa, pelayanan, dan peralatan yang dibutuhkan klien. Juga
mencakup pegobatan dan terapi, akitivitas klien yang diperbolehkan, frekuensi
kunjungan, tindakan keamanan untuk melindungi klien dari cedera, sasaran
perawatan yang spesifik dan dapat diukur, potensial rehabilitasi dan rencana
pulang. Klien dan keluarga harus bersedia berpartisipasi dalam rencana
keperawatan. Misalnya jika klien membutuhkan perawatan luka setiap hari dan
klien tidak mampu melakukannya, seorang anggota keluarga harus terlibat
dalam penyuluhan. Jika anggota keluarga tidak bersedia, maka perawat harus
melakukan kunjungan setiap hari sampai dikembangkan suatu rencana
alternative atau sampai luka sembuh. Calon klien juga harus memenuhi kriteria
keempat yaitu masuk akal dan diperlukan, dimana perawatan yang klien
butuhkan harus sesuai dengan kondisi klien dan hal tersebut penting sekali
dalam meningkatkan kesehatannya. Penerimaan klien untuk mengikuti program
Home Care didasarkan pada suatu harapan yang masuk akal bahwa kebutuhan
klien dapat dipenuhi oleh lembaga di lingkungan tempat tinggalnya. Pada
kunjungan pertama, perawat bertanggung jawab untuk menentukan mampu atau
tidak staf perawatan di rumah merawat klien dengan aman dan adekuat.
Sebelum klien diterima dalam program Home Care, perencana Home Care
bekerja sama dengan klien dan keluarga dan menjamin ketersediaan rencana
keperawatan dan unit gawat darurat selama lembaga tidak memberikan
pelayanan.
Adapun kriteria klien yang dapat diterima untuk pelaksanaan CHHA
yakni:
- pada kebanyakan kasus, klien diharuskan berada di rumah
- pelayanan yang dibutukan bersifat terampil. Pelayanan bersifat
kompleks dan membutuhkan keterampilan seorang perawat atau
seorang ahli terapi
- pelayanan diberikan dibawah penanganan dokter yang merinci hal-
hal yang harus disediakan serta frekuensi pelayanan yang akan
diberikan
- klien memerlukan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan dan
diberikan berdasarkan jangka waktu tertentu. Klien juga dikunjungi
setiap hari jika diindikasikan; (5) dokter meninjau ulang dan
menyetujui rencana perawatan setiap 60 hari. Jika terjadi perubahan
pada klien maka ditindaklanjuti minimal sekali setiap 60 hari
- klien yang tinggal sendiri di rumah dapat 11 melakukan perawatan
diri secara mandiri dan mencari bantuan ke unit kedaruratan
- lingkungan rumah klien aman dan mendukung. Harus tersedia
makanan, pakaian dan tempat berteduh yang adekuat
- dibutuhkan adanya kesediaan dan kemampuan seseorang untuk
berpartisipasi dalam rencana perawatan
- keamanan staf lembaga dapat terpelihara saat memberikan
pelayanan
- terdapat asumsi yang realistik bahwa selama pencapaian sasaran,
kondisi klien akan mengalami perbaikan.

Kriteria klien yang dapat menerima pelayanan LTHHCPI adalah :

- klien dapat dilayani di rumah sendiri


- lingkungan rumah aman dan mendukung
- klien memiliki orang dekat yang bersedia bekerja sama dan
berpartisiasi dalam rencana perawatan
- klien yang tinggal sendiri di rumah dapat melakukan perawatan
secara mandiri dan mencari bantuan ke unit kedaruratan
- klien yang menderita penyakit kronis dan membutuhkan
pengawasan medis secara kontinyu di rumah
- adanya seorang dokter yang meninjau ulang dan menyetujui rencana
perawatan klien dan akan mengkaji klien setiap 60 hari sekali
- kondisi kesehatan klien merupakan kondisi yang memerlukan
perawatan kesehatan secara intermiten
- lembaga mengkaji ulang klien setiap 120 hari untuk menentukan
apakah klien masih memenuhi kriteria penerimaan program
Perawatan Kesehatan di Rumah Jangka Panjang.
d. Manfaat Home Care
Manfaat pelayanan Home Care dalam Suswati Irma., dkk. (2018) adalah :
1) memberikan individu yang membutuhkan perawatan harkat dan kemadirian
2) dapat membantu mencegah atau menunda perawatan di Rumah Sakit atau
panti jompo
3) mengizinkan kebebsaan maksimal dan kenyamanan bagi individu
4) menawarkan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan individu dan keluarga
5) dukungan keluarga sambil menjaga kebersamaan mereka
6) dukungan keluarga sambil menjaga kebersamaan mereka.
2.2 Perawatan pasien pasca stroke dirumah
1. Persiapan sebelum pasien pulang ke rumah
Setelah kondisi pasien stabil dan fase akut terlampaui, pasien masuk ke fase ketiga yaitu
fase pemulihan. Pasien stroke membutuhkan penanganan yang komprehensif, termasuk
upaya pemulihan dan rehabilitasi dalam jangka lama, bahkan sepanjang sisa hidup
pasien. Keluarga sangat berperan dalam fase pemulihan ini, sehingga sejak awal
perawatan keluarga diharapkan terlibat penanganan pasien.
Perencanaan pulang atau discharge planning dilakukan oleh dokter, perawat dan
anggota tim stroke yang lain, dengan melibatkan pasien stroke dan keluarga jika
memungkinkan. Proses perencanaan pulang dimulai sejak pasien masuk rumah sakit,
termasuk edukasi kepada pasien dan keluarga.
Materi pendidikan kesehatan mencakup hal berikut: tenaga care giver yang merawat
dirumah khususnya pada tiga bulan pertama pasca stroke, persiapan kamar tidur, tempat
tidur, meja di samping tempat tidur, kursi dan kursi roda, kamar mandi, pakaian pasien,
serta alat kesehatan dan alat non medis sesuai kebutuhan pasien.
2. Peran keluarga dalam merawat pasien pasca stroke di rumah  
Selama perawatan di rumah, keluarga berperan penting dalam upaya meningkatkan
kemampuan pasien untuk mandiri, meningkatkan rasa percaya diri pasien,
meminimalkan kecacatan menjadi seringan mungkin,serta mencegah terjadinya
serangan ulang stroke. Keluarga dan pasien dapat menggunakan sumber-sumber yang
ada di masyarakat untuk membantu pasien pasca stroke beradaptasi dengan keadaan
dirinya, antara lain dengan ikut kegiatan di klub stroke yang diselenggarakan oleh
Yayasan stroke Indonesia atau YASTROKI
3. Masalah kesehatan pasien pasca stroke di rumah
Kemungkinan masalah kesehatan yang dialami pasien pasca stroke di rumah antara lain:
kelumpuhan / kelemahan separo badan atau hemiparese, gangguan sensibilitas atau
pasien mengalami rasa kebas atau baal,gangguan keseimbangan duduk atau berdiri,
gangguan berbicara dan gangguan berkomunikasi, gangguan menelan, gangguan
penglihatan, gangguan buang air kecil atau inkontinensia, gangguan buang air besar
atau konstipasi, kesulitan mengenakan pakaian,gangguan memori atau daya ingat,
perubahan kepribadian dan emosi.
4. prinsip merawat pasien stoke dirumah
Menjaga kesehatan punggung pengasuh atau keluarga.
Mencegah terjadinya luka di kulit pasien akibat tekanan.
Mencegah kekurangan cairan atau dehidrasi.
Mencegah terjadinya kekakuan otot dan sendi.
Mencegah terjadinya nyeri bahu (shoulder pain)
Memulai latihan dengan mengaktifkan selutuh tubuh

a. Perawatan Luka Home Care Pasien Diabetes Melitus Menurut Home Care
Diabeticum 2019
Perawat home care menjelaskan kepada pasien terkait luka yang akan dijalaninya
1. Setelah pasien paham dan siap untuk dilakukan perawatan, perawat mulai melakukan
perawatan luka DM dengan memenuhi 6 aspek yaitu:
 Bisa memenuhi permintaan pasien
 Harus konsekuen
 Merasakan sakit yang pasien rasakan
 Menuruti apa keinginan pasien
 Bertindak secara pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit
 Menerima keadaan pasien yang kesakitan
2. Luka dibersihkan nanah dan jaringan nekrosisnya, prinsip yang juga digunakan oleh
perawat home care dalam menjaga luka ialah moist/lembab
3. Kmudian luka ditutup dengan teknik modern dressing baik pada pasien dengan taraf
ekonomi sedang hingga menengah keatas
4. Perawat menjelaskan luka diabetes memiliki waktu penyembuhan yang berbeda-beda,
tergantung jenis luka dan faktor-faktor yang mempercepat lukanya
5. Perawat juga menganjurkan pasien agar tidak lupa melakukan control seminggu sekali
terhadap lukanya
Adapun cara perawatan luka diabetes lain yaitu:
 Perhatikan faktor kebersihan pada perawatan luka diabetes untuk menghindari
terjadinya infeksi silang
 Lingkungan area sekitar yang lembab mampu mempercepat proses penyembuhan
luka, mempertahankan dan kehilangan jarinagan serta kematian sel
 Hindari untuk membalut luka konvensional menggunakan balutan kasa kering setelah
diberikan menggunakan larutan NaCl dan iodine providine. Hal ini disebabkan kasa
akan menempel pada area luka kering yang menimbulkan rasa nyeri dan merusak sel-
sel baru yang akan tumbuh
 Rutin membersihkan kaki menggunakan air hangat
 Konsumsi banyak makanan bergizi agar memberikan nutrisi maksimal pada tubuh
yang mampu mempercepat proses penyembuhan luka diabetes.(carles,2019)
2.3
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perawatan kesehatan dirumah yang merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan
merupakan suatu komponen rentang pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan
komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga ditempat tinggal mereka yang
bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.
Setelah kondisi pasien stabil dan fase akut terlampaui, pasien masuk ke fase ketiga yaitu
fase pemulihan. Pasien stroke membutuhkan penanganan yang komprehensif, termasuk
upaya pemulihan dan rehabilitasi dalam jangka lama, bahkan sepanjang sisa hidup
pasien. Keluarga sangat berperan dalam fase pemulihan ini, sehingga sejak awal
perawatan keluarga diharapkan terlibat penanganan pasien. Selama perawatan di rumah,
keluarga berperan penting dalam upaya meningkatkan kemampuan pasien untuk
mandiri, meningkatkan rasa percaya diri pasien, meminimalkan kecacatan menjadi
seringan mungkin,serta mencegah terjadinya serangan ulang stroke
DAFTAR PUSTAKA
Suswati Irma., dkk. (2018). International Education (IPE) Panduan Toturial dan Homevisit
Keluarga. Malang : UMM Press

 http://www.yankes.kemkes.go.id/read--perawatan-pasien-pasca-stroke-di-rumah-6155.html
Paralengi,Andi,2014. Home Care Nursing. Jakarta : Penerbit Andi

Anda mungkin juga menyukai