TEORI-TEORI KEWARGANEGARAAN
Dosen :
OLEH :
KELOMPOK II
Hilda ( 732086206024 )
Wahida ( 732086206079 )
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar PKN
yang berjudul Telaah Dan Teori Kewarganegaraan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, khususnya kepada bapak Saleha, S.Pd., M.Pd, selaku dosen Konsep Dasar PKN
yang telah memberikan tugas ini kepada kami, sehingga kami memperoleh banyak manfaat
dan pembelajaran setelah menyusun makalah ini.
Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki, karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan makalh dimasa mendatang,
harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan kami.
Demikian makalah ini kami susun, semoga bisa memberikan manfaat kepada pembaca.
Kelompok II
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan...............................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................5
D. Manfaat Penulisan......................................................................................................5
BAB II Pembahasan...............................................................................................................6
A. Kesimpulan................................................................................................................16
B. Saran...........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam konsep kewarganegaraan merupakan salah satu bagian dari terpenting dalam tubuh
Kewarganegaraan tersebut, tidak hanya sebagai komunitas biasa yang hanya asal ada dan
datang di tubuh masyarakat, komunitaspun mempunyai teori dan praktik untuk menjadi
komunitas yang benar dan tertuntun dalam konsep kewarganegaraan.
Terjadi perbedaan pendapat mengenai konsep kewarganegaraan sesuai dengan
perspektifnya para ahli masing-masing, diantaranya : 1) Pendapat Ronal Beiner dalam
bukunya Theorizing Citizenship (1995), mengemukakan adanya tiga teori kewarganegaraan,
yakni, Liberal, Communitarian, dan Republican. 2) Herman Van Gunstreren dalam Sapriya
(2006) mengemukakan ada tiga teori dasar kewarganegaraan yang berkembang dan menjadi
kajian ilmiah, yakni Liberalsme, komunitarianisme dan republikanisme. 3) Derek Heater
dalam bukunya A Brief Historyof Citizenship (2004) menyatakan bahwa berdasar sejarah
perkembangannya, teori kewarganegaraan dibedakan antara Tradisi Republikan (the civic
tradition) dengan Tradisi Liberal (liberal tradition). Sejalan dengan pendapat umum, maka
dapat disimpulkan bahwa teori kewarganegaraanmencakup Liberal, Komunitarian,
Republikan dan juga Demokrasi Radikal sebagai tambahan pemahaman mengenai teori
kewarganegaraan. Maka dari itu dibuatnya makalah ini, agar supaya membuat pembaca
maupun penulis lebih mengetahui tentang bagaimana cara berwarga dan bernegara yang baik
dan benar, khususnya terkait beberapa teori kewarganegaraan yang menjadi pembahasan inti,
juga mendalami supaya lebih tau terkait teori dan praktik kewarganegaraan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Warga Negara dan Kewarganegaraan?
2. Apa saja yang menjadi arena Kewarganegaraan?
3. Apa pengertian dari Pendidikan Kewarganegaraan?
4. Apa saja yang dimaksud dengan Teori-Teori Kewarganegaraan?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan dalam penulisan makalah ini ialah
D. MANFAAT PENULISAN
- Sarana membaca
- Membaca pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN
Pengertian warga negara adakalanya dicampuradukkan dengan penduduk,
masyarakat dan rakyat sehigga menimbulkan keracuan. Dalam penempatannya, warga
negara dikaitkan dengan kehidupan bernegara yang mempunyai peraturan
perundangan tentang pengakuan terhadap kewarganegaraan seseorang.
Aristoteles menyatakan bahwa penentuan tentang siapakah warga negara itu lebih
tepatdidasarkan pada rezim konstitusi atau bentuk pemerintahannya. Jadi warga
negara ditentukan oleh bentuk pemerintahan. Konstitusi menentukan siapa yang
menjadi warganegara. Warganegara dalamoligarki belum tentu warganegara dalam
demokrasi. Warga negara tidak ditentukan berdasar tempatatau ketaatan pada hukum.
Yang benar adalah warganegara adalah mereka yang berperan dalam pemerintahan
(share in the administration of justice and in the holding of office). Dalam
pengertianyang lebih tegas warga negara adalah one who shares in making decisions
and holding office. Hal ini khususnya yang berlaku dalam konstitusi dengansistem
demokrasi, Orang–orang seperti inilahyang seharusnya disebut warga negara.
Selanjutnya mengenai gagasan tentang kewarganegaraan (citizenship)
sesungguhnya dapatditelusuri dari sejarah perkembangan kewarganegaraan yang
bersumber dari peradaban Yunani Kuno, republik Romawi sampai pada modernitas
Barat. Pemikiran yang tumbuh di masa YunaniKuno telah memberi pijakan kuat bagi
teorisasi kewarganegaraan khususnya pada kewarganegaraan moderen. Salah satunya
dari Aristoteles (384 -322 SM) seorang pemikir, ilmuwan, ahli logika dan sekaligus
filosof terkenal saat itu. Karyanya yang berjudul Politics telah memberikan informasi
penting mengenai Athena sebagai suatu negara kota (polis) di masa Yunani Kuno
yang demokratis beserta keberadaan warganya di polis tersebut (polites/politai).
Istilah polis, polites dan politeia (bahasa Greek) menjadi kata-kata kunci atau dikenal
sebagai bagian dari Aristotle‟s term, yang nantinya diterjemahkan sebagai state,
citizen dan constitution. (bahasa Inggris). Ketiga istilahtersebut tidak bisa dipisahkan
dan untuk memahami satu hal, maka yang lain juga harus dipahami pula.
Kewarganegaraan(citizenship) adalah suatu bentuk dari identitas sosial politik (a form
ofsocial political identity) seseorang yang keberadaannya berkaitan dengan waktu
yang berkembang(Derek Heater,2004).
Disisi lain, kewarganegaraan ternyata tidak hanya sebuah identitas, tetapi
mencakup pula atributrights, obligations, active in public affairs, dan an acceptance of
societal values (JJ Cogan &Dericcot, 1998: 2-3). Oleh karena itu pula definisi
kewarganegaraan termasuk pula definisi warga tidaklah sama, mencakup banyak
dimensi.
Menurut Aristoteles, definisi tentang warga ditentukan oleh bentuk pemerintahan
atau ia sebut bentuk konstitusinya. Pada buku Politics bagian III yang berbicara
tentang The Teory of Citizenshipdan Constitutions, Aristoteles mengulas secara
panjang lebar mengenai kewarganegaraan, warga dan konstitusi. Sekali lagi bahwa
ketiga konsep tersebut menurutnya tidak bisa dipisahkan. Bahwa untuk memahami
apa itu konstitusi, kita mesti mengetahui apa itu negara dan untuk mengetahui negara
sebagai tempat hidup warga kita perlu memper jelas apa itu kewarganegaraan.
D. TEORI-TEORI KEWARGANEGARAAN
1. Teori Kewarganegaraan Liberal
a) Pengertian Teori Kewarganegaraan Liberal
Teori Kewarganegaraan liberal memandang kebebasan individual yang memuat di
dalamnya sejumlah hak-hak dasar sebagai prinsip utama, seperti: hak hidup, hak kebebasan,
dan hak milik. Tokoh utama konsepsi kewarganegaraan liberal John Locke dan John Stuart
Mill (Schuck,2002:132-13).
b) Dasar Teori Kewarganegaraan Liberal
Teori ini bersumber dari ideologi individualisme yang berpahamkan kebebasan individu
terutama kebebasan dari campur tangan negara dan masyarakat. Teori ini juga berpendapat
bahwa warga negara sebagai pemegang otoritas untuk menentukan pilihan dan hak.
Berdasarkan aksioma teori ini memandang warga negara secara individual memaksimalkan
keuntungan yang dimilikinya, yakni menentukan pilihan tindakan yang akan mengantarkan
pada hasil tertinggi dikalikan peluang situasi yang akan terjadi. Perspektif ini bercirikan
penekanan pada individu, dan kapasitas individu untuk mengubah identitas kelompok atau
kolektif, untuk menghancurkan belenggu identitas pasti (status sosial, hirarkis, peran
tradisional), untuk menentukan ulang tujuan seseorang. Teori kewarganegaraan liberal
menekankan pada konsep kewarganegaraan yang berbasis pada hak.
Teori ini juga berpendapat bahwa warga negara sebagai pemegang otoritas untuk
menentukan pilihan dan hak. Teori kewarganegaraan liberal menekankan pada konsep
kewarganegaraan yang berbasis pada hak. Peter H Scuck dalam Liberal Citizenship (2002)
menyatakan bahwa pengaruh besar dari teori ini diawali oleh penjelasan secara sistematis
melalui John Locke dan J.S Mill. Menurut Locke individu dianugerahi dan dihiasi oleh
Tuhan dengan hukum alam dan berupa hak-hak alamiah. Teori Locke tentang kepemilikian
(Locke’s theory of property) menyebutkan ada tiga elemen sentral bagi kewarganegaraan
liberal. Pertama, individu dapat menciptakan kekayaan atau kepemilikan dan menambah
dominasi kepemilikan itu melalui kerja. Kedua, perlidungan terhadap kepemilikan
merupakan fungsi utama hukum dan pemerintahan dan Ketiga, pelaksanaan yang sah
menurut hukum atas hak-hak kepemilikan secara alamiah mengasilkan ketidak merataan yang
adil.
Teori kewarganegaraan liberal muncul pada abad 17 dan 18 serta berkembang kuat pada
abad 19 dan 20. Teori ini tentang kewarganegaraan dimulai dari pandangan yang bersifat
individualistis. Teori ini bersumber dari ideologi individualisme yang berpahamkan
kebebasan individu terutama kebebasan dari campur tangan negara dan masyarakat. Teori ini
juga berpendapat bahwa warga negara sebagai pemegang otoritas untuk menentukan pilihan
dan hak. Berdasarkan aksioma teori ini memandang warga negara secara individual
memaksimalkan keuntungan yang dimilikinya, yakni menentukan pilihan tindakan yang akan
mengantarkan pada hasil tertinggi dikalikan peluang situasi yang akan terjadi.
Menurut Peter H Suchuk ada 5 Prinsip Dasar Teori Liberal Klasik. Pertama,
mengutamakan kebebasan individu yang dipahami sebagai kebebasan dari campur tangan
negara. Kedua, proteksi yang luas terhadap kebebasan berpikir, berbicara dan beribadah.
Ketiga, kecurigaan yang dalam terhadap kekuasaan negara dalam mengatasi individu.
Keempat, pembatasan kekuasaan negara pada bidang atau aktivitas individu dalam
berhubungan dengan yang lain, dan yang Kelima, anggapan yang kuat dapat dibantah
mengenai kebaikan hati dalam hal masalah pribadi serta bentuk lain yang mendukung
pribadi.
Sedangkan salah satu Teori Liberal Modern, adalah yang dikemukakan oleh THMarshall
dalam bukunya Citizenship and Social Class (1950), menurutnya kewarganegaraan diartikan
sebagai status yang dianugerahkan bagi mereka sebagai anggota komunitas yang mencakup
hak sipil, hak politik, dan hak sosial. Jadi kewarganegaraan di dasarkan atas elemenhak dan
berdasar ini terdapat bentuk kewarganegaraan sipil, kewarganegaraan politik dan
kewarganegaraan sosial. Kewarganegaraan sosial muncul di abad 19, misal hak mendapat
kesejahteraan dan keamanan. Hak sosial menjadi unsur yang penting untuk menggerakan hak
sipil dan politik bagi mereka yang dimarjinalkan dan dalam situasi yang tidak beruntung.
Menurut dia hak merupakan hal yang penting dan ketiadaan hak menjadikan warga negara
tidak dapat berperan aktif secara efektif. Baginya kewarganegaraan (hak) dapat memperbaiki
konflik dalam kelas di masyarakat.
2. Teori Kewarganegaraan Komunitarian
a) Pengertian Teori Kewarganegaraan Komunitarian
Komunitarian adalah Teori Kewarganegaraan yang menekankan pada kelompok etnis atau
kelompok budaya, solidaritas diantara orang-orang yang memiliki sejarah atau tradisi yang
sama, kapasitas kelompok tersebut untuk menghargai identitas orang-orang yang dibiarkan
“teratomisasi” oleh kecenderungan untuk menggali akar masyarakat liberal.
Teori kewarganegaraan Komunitarian sangat menekankan pada fakta bahwa setiap orang,
warga negara perlu memiliki sejarah perkembangan masyarakat. Individualitas yang dimiliki
warga negara berasal dan dibatasi oleh masyarakat (Sapriya, 2007). Hal itu berdasar
keyakinan teori ini bahwa individu dibentuk oleh masyarakat. Di masyarakat ada norma yang
disepakati sebagai code of conduct yang harus dipenuhi anggota karena dengan cara inilah
eksistensi dan keberlangsungan masyarakat terjamin.
Perspektif komunitarian menekankan pada kelompok etnis atau kelompok
budaya,solidaritas diantara orang-orang yang memiliki sejarah atau tradisi yang sama,
kapasitaskelompok tersebut untuk menghargai identitas orang-orang yang dibiarkan
“teratomisasi” oleh kecenderungan yang mengakar pada masyarakat liberal (Ronald Beiner,
1995). Dikatakan bahwa Kommunitarian menekankan pada kebutuhan untuk
menyeimbangkan hak-hak dan kepentingan individu dengan kebutuhan komunitas sebagai
kesatuan dan bahwa individu terbentuk dari budaya dan nilai-nilai komunitas.
Ciri-ciri Utama Teori Kewarganegaraan ini adalah Individu dibentuk oleh masyarakat,
karena di masyarakat terdapat sistem norma yang disepakati sebagai rule of conduct.,
Tindakan individu harus sesuai dengan batas-batas yang diterima masyarakat., Identitas dan
stabilitas individu warga negara akan terbentuk dengan baik ketika didukung oleh
masyarakat., Masyarakat merupakan hal sangat vital bagi adanya kewarganegaraan (tiada
kewarganegaraan tanpa masyarakat).
B. SARAN
Demikian makalah yang dapat penulis sampaikan, penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
penulis memohon maaf dan harap pembaca untuk memaklumi hal tersebut. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi Yogyakarta:
Paradigma.
Sutoyo. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Winarno. (2015). “Dasar dan Konsep Pendidikan Kewarganegaraan Teori-Teori
Kewarganegaraan”. Pemikiran Aristoteles Tentang Kewarganegaraan dan
Konstitusi. HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN 1412-9418.
http://f/2. KULIAH/1. Mata Kuliah/SEMESTER 2/Dasar & Konsep PKn/Bab 5. Teori-Teori
Kewarganegaraan/bahan/ipi364010_2.pdf