Anda di halaman 1dari 32

BAB 9

Koloid
Next
BAB 9 Koloid
Standar Kompetensi
5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar
5.1. Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya.
5.2. Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator
1. Menjelaskan dan mengklasifikasikan koloid.
2. Menjelaskan sifat-sifat koloid.
3. Melakukan percobaan untuk mengetahui perbedaan koloid dengan larutan.
4. Menjelaskan kestabilan koloid.
5. Menjelaskan dan mendeskripsikan koloid liofil dan koloid liofob serta kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
6. Menjelaskan dan menerapkan cara-cara membuat koloid.

Close Next
Daftar Materi Pokok

Pengertian dan Klasifikasi Koloid Kestabilan Koloid


(Halaman 371 – 378) (Halaman 385 – 387)

Sifat-Sifat Koloid Koloid Liofil dan Koloid Liofob


(Halaman 379 – 385) (Halaman 388 – 391)

Membuat Koloid
(Halaman 391 – 396)

Back Next
A. Pengertian dan Klasfikasi Koloid

Sistem kimia yang terdiri dari gas atau zat cair (sebagai
medium) dan partikel-partikel yang terdispersi di dalamnya
disebut sistem dispersi.

Larutan

Sistem
Koloid
Dispersi

Suspensi

Home Back Next


Larutan
• Campuran homogen dari dua atau lebih zat.
• Ukuran diameter partikel < 1 nm
• Tidak dapat disaring
• Stabil (tidak memisah jika didiamkan)
• Jernih

Home Back Next


Suspensi
• Campuran heterogen dari dua atau lebih zat.
• Ukuran diameter partikel > 100 nm
• Dapat disaring
• Tidak stabil (membentuk endapan jika didiamkan)
• Keruh

Home Back Next


Koloid
• Keadaan di antara larutan dan suspensi
• Ukuran diameter partikel antara 1 nm – 100 nm
• Tidak dapat disaring
• Stabil (tidak memisah jika didiamkan)
• Tidak jernih

Home Back Next


Klasifikasi Sistem Koloid
Kaca berwarna
SOL PADAT
• Fase terdispersi: padat
• Fase pendispersi: padat

Permata

Kuningan Perunggu
Home Back Next
EMULSI PADAT (GEL)
• Fase terdispersi: cair
• Fase pendispersi: padat
Selai
Mentega Mutiara

Keju Agar
Semir padat
Home Back Next
BUSA PADAT
• Fase terdispersi: gas
• Fase pendispersi: padat
Biskuit

Batu apung
Karet busa
Home Back Next
SOL
• Fase terdispersi: padat
• Fase pendispersi: cair
Cat
Lem
Tinta

Kanji
Putih telur
Home Back Next
EMULSI
• Fase terdispersi: cair
• Fase pendispersi: cair Susu

Minyak ikan
Santan

Saus
Mayonaise
Home Back Next
BUSA
• Fase terdispersi: gas
• Fase pendispersi: cair
Busa sabun

Krim kocok

Home Back Next


AEROSOL PADAT
• Fase terdispersi: padat
• Fase pendispersi: gas

Debu

Asap

Home Back Next


AEROSOL CAIR
• Fase terdispersi: cair
• Fase pendispersi: gas

Awan
Spray
Kabut

Home Back Next


B. Sifat-Sifat Koloid

Efek Tyndall
 Efek Tyndall:
Peristiwa penghamburan cahaya oleh
partikel-partikel koloid dalam
lintasannya.

John Tyndall (1820-1893)


Penemu Efek Tyndall

Home Back Next


 Efek Tyndall dapat digunakan untuk membedakan koloid
dengan larutan sejati.

Larutan Koloid

 Contoh Efek Tyndall:


• Sorot lampu mobil pada malam hari yang berkabut
• Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap
• Penghamburan cahaya matahari oleh partikel debu di udara

Home Back Next


Gerak Brown
 Gerak Brown:
Gerak acak partikel koloid karena
tumbukan antarpartikel koloid.

Robert Brown (1773 -1858)


Penemu Gerak Brown

 Adanya gerak Brown menyebabkan


partikel koloid tidak mengendap (stabil).
Home Back Next
Adsorpsi
 Adsorpsi:
Penyerapan partikel (ion atau molekul) oleh permukaan koloid.

Molekul Koloid
gas
bermuatan
negatif
Karbon aktif
Koloid
bermuatan
positif

 Contoh penerapan adsorpsi:


• Penggunaan norit (serbuk karbon) sebagai obat antidiare
• Penjernihan air menggunakan tawas
• Pemutihan gula
• Pewarnaan kain
Home Back Next
Elektroforesis
 Elektroforesis:
Bergeraknya partikel-partikel koloid yang bermuatan karena
pengaruh medan listrik.

 Koloid bermuatan positif


akan bergerak menuju
elektroda negatif.
Koloid bermuatan negatif
akan bergerak menuju
elektroda positif.

 Contoh penerapan elektroforesis:


• Penentuan muatan suatu partikel koloid
• Cerobong pabrik dipasang lempeng logam yang bermuatan
listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya.
Home Back Next
Koagulasi
 Koagulasi:
Penggumpalan partikel-partikel koloid menjadi zat semi-padat.

 Perubahan suhu dapat menyebabkan koagulasi.


• Agar-agar akan mengalami koagulasi jika didinginkan
• Darah akan mengalami koagulasi jika dipanaskan

Home Back Next


 Koagulasi koloid dapat terjadi akibat pencampuran suatu koloid
dengan koloid lain.
Contoh: sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan menggumpal
ketika dicampur dengan sol As2S3 yang bermuatan negatif.

 Koagulasi koloid juga dapat terjadi akibat pencampuran suatu


koloid dengan zat elektrolit.
Contoh:
• Pengggumpalan lateks dengan menambahkan asam asetat
dalam pengolahan karet.
• Terbentuknya delta di muara sungai akibat partikel lumpur dan
tanah liat dalam air sungai bercampur dengan air laut yang
mengandung zat elektrolit.
• Ketika tubuh kita terluka, ion-ion Al3+ atau Fe3+ akan
menetralkan albuminoid dalam darah, sehingga terjadi koagulasi
yang menutupi luka tersebut.
• Penambahan tawas Al2(SO4)3 dalam proses penjernihan air
untuk mengendapkan partikel-partikel lumpur dalam air.
Home Back Next
C. Kestabilan Koloid
Koloid yang stabil:
partikel-partikelnya tidak mengendap dalam waktu lama.

Stabilisator Koloid
 Stabilisator koloid: zat tambahan yang menjaga sifat-sifat kimia
suatu koloid.
 Stabilisator koloid dapat berupa
emulgator dan koloid pelindung.
• Emulgator: mencegah emulsi agar
tidak mudah terpisah.
Contoh: amonia digunakan sebagai
emulgator dalam pembuatan kertas film.
• Koloid pelindung: menjaga kestabilan
sistem koloid.
Contoh: gelatin ditambahkan dalam
pembuatan es krim.
Home Back Next
Dialisis
 Dialisis:
Pemurnian koloid dari partikel-partikel (ion, molekul) pengotor
yang dapat mengganggu kestabilan koloid.

 Pada proses dialisis,


koloid ditempatkan dalam selaput
membran semipermeabel yang
dapat ditembus oleh ion-on, tetapi
tidak dapat ditembus oleh partikel-
partikel koloid.

 Contoh penerapan dialisis:


Proses pencucian darah (hemodialisis) pada penderita gagal ginjal.

Home Back Next


D. Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Koloid Liofil
Koloid yang fase terdispersinya mudah menarik atau “menyukai”
medium pendispersinya.

Sabun
Kanji Agar-agar
Home Back Next
Koloid Liofob
Koloid yang fase terdispersinya sukar menarik atau “tidak menyukai”
medium pendispersinya.

Darah

Sol Fe(OH)3 Sol logam


Home Back Next
Perbedaan Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Koloid Liofil Koloid Liofob


Mudah mengadsorpsi mediumnya Tidak mengadsorpsi mediumnya

Efek Tyndall kurang jelas Efek Tyndall sangat jelas

Bersifat reversibel Bersifat ireversibel

Sukar terkoagulasi Mudah terkoagulasi

Mempunyai kekentalan yang lebih Memiliki kekentalan yang relatif


tinggi daripada mediumnya sama dengan mediumnya

Home Back Next


Pemanfaatan Sifat Hidrofil dan Hidrofob

Bagian polar bersifat liofil


(dapat membentuk hidrofil
dengan air)

air

kotoran

Bagian nonpolar bersifat liofob


(menempel pada kotoran dan
dapat menarik kotoran)

Home Back Next


E. Membuat Koloid

Partikel Kasar Partikel Halus


(SUSPENSI) (LARUTAN)

Cara Kondensasi Cara Dispersi

Partikel
Koloid

Home Back Next


Cara Kondensasi

Pendinginan
Partikel-partikel zat terlarut didinginkan
sehingga menggumpal menjadi partikel
koloid.

Kondensasi
Penggantian Pelarut
Secara Fisika
Pembuatan sol belerang dengan
meneteskan larutan belerang jenuh dalam
alkohol ke dalam air.

Pengembunan Uap
Sol logam dibuat dengan mengalirkan uap
dari logam tersebut dengan air dingin.

Home Back Next


Reaksi Redoks
Sol belerang : 2H2S + SO2  3S + 2H2O
Iodium : 5HI + HIO  3I2 + 3H2O
Sol emas : 2AuCl3 + 3HCHO + 3H2O 
2Au + 6HCl + 3HCOOH
Kondensasi
Secara Kimia Reaksi Hidrolisis
Sol Fe(OH)3 : FeCl3 + 3H2O  Fe(OH)3 + 3HCl
Sol Al(OH)3 : AlCl3 + 3H2O  Al(OH)3 + 3HCl

Reaksi Pengendapan
Sol AgNO3 : AgNO3 + NaCl  AgCl + NaNO3
Sol As2S3 : As2O3 + 3H2S  As2S3 + 3H2O

Home Back Next


Cara Dispersi

Dispersi Mekanik Busur Bredig


Penggerusan/ Dua logam kawat (elektroda) dicelupkan ke
penggilingan suatu dalam air dan diberi arus listrik sehingga
zat padat. terjadi loncatan bunga api listrik. Beberapa
Contoh: pembuatan bagian logam menguap dan terdispersi ke
sol belerang. dalam air membentuk sol logam.

Peptisasi Homogenisasi
Penambahan elektrolit yang Proses membuat sesuatu menjadi
mengandung ion sejenis homogen.
sebagai zat pemecah. Contoh: mengelmusikan partikel-
Contoh: pembuatan sol partikel lemak dalam susu atau krim
Al(OH)3, NiS, dan AgCl. sehingga menjadi koloid yang stabil.

Home Back Next

Anda mungkin juga menyukai