A. Latar Belakang
Self reward merupakan kegiatan memuaskan diri sendiri setelah melalui beberapa proses
pekerjaan, menyelesaikan tugas dengan baik serta melakukan beberapa hal yang menurutnya
sesuai dengan apa yang diharapkan. Kegiatan yang dimaksudkan ini berupa pembelian suatu
barang yang sudah lama diinginkan ataupun dengan berkunjung ke suatu tempat untuk refreshing
diri setelah penatnya pikiran yang datang bertubi-tubi. Sehingga terkadang apabila kita terlusuri,
banyak dari mereka yang rela mengeluarkan biaya sangat banyak guna mewujudkan keinginan
tersebut misalnya dengan membeli suatu barang yang sedang trend masa kini, namun di sisi lain
barang tersebut jauh dari apa yang mereka butuhkan. Sehingga apabila hal ini sering dilakukan
dan terjadi secara berulang, pasti akan menjadi kebiasaan yang buruk, buruk dalam hal ini adalah
mereka akan cenderung menjadi manusia yang kurang bersyukur dan memungkinkan tumbuh
dengan jiwa yang konsumtif.
Gaya hidup hedonisme atau yang biasa sering disebut dengan konsumtif merupakan sebuah
keinginan seseorang untuk membeli sebuah produk secara berlebihan (Anggraini dan Santoso,
2017). Gaya hidup tersebut membuat seseorang akan membeli barang atas dasar keinginan dan
bukan atas kebutuhan. Self reward tersebut memiliki tujuan untuk menyenangkan diri setelah
seseorang tersebut telah melalui progres kerja ataupun menyelesaikan sebuah tugasnya. Perilaku
self reward atas kerja keras untuk suatu pencapaian juga dibutuhkan. Namun, self reward tidak
selalu menjadi hal yang positif. Terlalu sering melakukan self reward justru akan membuat kita
akan tersebut ke dalam lubang gelap self reward itu sendiri. Segala sesuatu yang berlebihan
bukanlah hal yang baik. Begitu juga dengan self reward. Jika berlebihan maka akan membuat
kita menjadi orang yang berperilaku konsumtif dengan dalih menyenangkan diri sendiri.
Islam dan puasa sebenarnya memberi pelajaran untuk lebih mudah disiplin mengatur
pengeluaran agar tidak boros. Terdapat mulai dari firman Allah yang tertulis di Al-Quran, hadis,
sampai pendapat ulama yang melarang hidup boros. Karna sudah di jelaskan di QS. Al-Isra ayat
26-27 di mana Allah Swt., bersabda = “Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan ; dan janganlah kamu menghambur-
hamburkan (hartamu) secara boros (26) Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah
saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya” (27) (QS. Al-Isra’/17 : 26-27). Islam
sangat melarang sikap boros dan berlebihan dalam menggunakan harta. Islam meminta agar
umatnya menjadi umat yang hemat dan selalu menggunakan hartanya untuk hal-hal yang
bermanfaat.
Saat ini masih banyak masyarakat yang melakukan self reward berkedok hedonisme di berbagai
kota di Indonesia khususnya masyarakat di kota Bandar Lampung. Berdasarkan data banyaknya
masyarakat yang melakukan self reward di Bandar Lampung, dengan demikian penelitian ini
mengangkat judul mengenai “Maraknya Fenomena Self Reward atau Apresiasi Diri Berkedok
Hedonisme dalam Perspektif Agama Islam”.
C. Manfaat Penelitian
Penelitian dilakukan agar mampu memberi manfaat yang baik di berbagai bidang yang
berkaitan dengan penelitian ini. Manfaat penelitian Fenomena Self Reward atau Penghargaan
Diri : Perspektif Agama Islam Terhadap Hedonisme meliputi :
1. Masyarakat, mengetahui informasi mengenai self reward yang sesuai dengan perspektif
agama islam.
2. Aktualisasi ilmu pengetahuan dan realita di masyarakat sebagai bahan informasi penelitian
selanjutnya.
D. Kajian Teori
1. Fenomena
Menurut (Waluyo,2011:18) fenomena adalah rangkaian peristiwa serta bentuk keadaan
yang dapat diamati dan dinilai lewat kaca mata ilmiah atau lewat disiplin ilmu tertentu.
2. Self Reward
Self reward adalah suatu bentuk kegiatan untuk mengapresiasi dan menghargai diri
sendiri terhadap pencapaian yang telah diperoleh.
3. Penghargaan
Reward adalah suatu bentuk penghargaan atau imbalan balas jasa yang diberikan kepada
seseorang atau kelompok karena telah berperilaku baik, melakukan suatu keunggulan atau
prestasi, memberikan suatu sumbangsih, atau berhasil melaksanakan tugas yang diberikan
sesuai target yang ditetapkan
4. Diri
Diri adalah sikap dan perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri dan suatu keseluruhan
proses psikologis yang menguasai tingkahlaku dan penyesuaian diri
5. Perspektif
Perspektif adalah cara seseorang melihat sesuatu. Dengan perspektif, kamu bisa berpikir
dan memahami sesuatu seperti masalah tertentu atau kehidupan secara umum.
Perspektif adalah kata yang berasal dari bahasa Latin, 'perspicere'. Kata ini berakar dari
Proto-Indo-Eropa 'per' yang berarti 'melalui' dan akar kata PIE 'spek' yang berarti 'untuk
mengamati, melihat'. Perspektif memiliki akar bahasa Latin yang berarti "melihat".
Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, perspektif adalah
sudut pandang manusia dalam memilih opini dan kepercayaan mengenai suatu hal.
6. Agama Islam
Agama Islam adalah sebuah agama monoteisme Abrahamik yang berpusat terutama di
sekitar Al-Qur'an, sebuah teks agama yang diimani oleh umat Muslim sebagai kitab suci
dan firman langsung dari Tuhan seperti yang diwahyukan kepada Muhammad, nabi Islam
yang utama dan terakhir.
7. Hedonisme
Hedonisme adalah pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi
sebagai tujuan utama dalam hidup.
E. Tinjauan Pustaka
1. Menurut penelitian Desy Wahyuningsari, Mohamad Rifqi Hamzah, Nabilatul Arofah,
Lailatul Hilmiyah dan Innayatul Laili menunjukkan bahwa self reward merupakan
kegiatan
memuaskan diri sendiri setelah melalui beberapa proses pekerjaan, menyelesaikan tugas
dengan baik serta melakukan beberapa hal yang menurutnya sesuai dengan apa yang
diharapkan. Kegiatan yang dimaksudkan ini berupa pembelian suatu barang yang sudah
lama
diinginkan ataupun dengan berkunjung ke suatu tempat untuk refreshing diri setelah
penatnya pikiran yang datang bertubi-tubi. Sehingga terkadang apabila kita telusuri, banyak
dari mereka yang rela mengeluarkan biaya sangat banyak guna amewujudkan keinginan
tersebut, misalnya dengan membeli suatu barang yang sedang trend masa kini, namun di sisi
lain barang tersebut jauh dari apa yang mereka butuhkan. Sehingga apabila hal ini sering
dilakukan dan terjadi secara berulang, pasti akan menjadi kebiasaan yang buruk. buruk dalam
hal ini adalah mereka akan cenderung menjadi manusia yang kurang bersyukur dan
memungkinkan tumbuh dengan jiwa yang konsumtif. Jenis penelitian ini yaitu penelitian
kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan uji keabsahan dengan melalui
triangulasi sumber. Triangulasi sumber Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Self
reward tersebut memiliki tujuan untuk menyenangkan diri setelah seseorang tersebut telah
melalui progress kerja ataupun menyelesaikan sebuah tugasnya.
3.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh kontrol diri dan self reward
terhadap pengelolaan keuangan pribadi masyarakat generasi Z di wilayah RW 12
Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Peneliti menggunakan metode
teknik analisis regresi linear berganda dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah masyarakat generasi Z di wilayah RW 12
Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Dengan teknik pengambilan
sampel yaitu purposive sampling dan diperoleh jumlah sampel penelitian sebanyak 79
responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji
normalitas, uji multikolinear, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. Selai itu, terhadap
dua uji statistik dalam penelitian ini yaitu uji t dan uji F. Hasil dari penelitian ini adalah:
terdapat hubungan posistif antara kontrol diri dan pengelolaan keuangan pribadi yang
termasuk kategori kuat/ting. Terdapat hubungan negatif antara self-reward terhadap
pengelolaan keuangan pribadi yang termasuk kategori kuat/tinggi. Terdapat pengaruh
secara simultan antara kontrol diri dan self-reward terhadap pengelolaan keuangan pribadi.
4.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup hedonis dengan
perilaku konsumtif pada remaja. Hipotesis dalam penelitian adalah terdapat hubungan
positif antara gaya hidup hedonis dengan perilaku konsumtif pada remaja. Subjek dalam
penelitian ini merupakan 141 mahasiswa Fakultas “X” Universitas “Y” yang berusia 18-
21. Data diperoleh dengan menggunakan skala gaya hidup hedonis dan skala perilaku
konsumtif. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat adanya hubungan antara gaya hidup hedonis
dengan perilaku konsumtif pada remaja (rxy = 0,595 dengan p = 0,000 ( p < 0,05).
Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis dalam penelitian ini diterima.
5. Hedonisme mengacu pada suatu paham yang menganggap kesenangan adalah satu-satunya
cara untuk mencapai kebahagiaan dalam dunia. Hal ini sangat bertentangan dengan hukum
Islam. Islam tidak hanya melihat aspek duniawi saja tetapi juga ukhrowi. Dalam
pandangan Islam kesenangan dunia hanyalah kesenangan sementara. hidup yang kekal
adalah akhirat. Di dunia, bukan hanya kesenangan materi saja yang dikejar manusia,
mereka mempunyai tugas sebagai khalifah untuk memimpin dirinya sendiri dan manusia
lainnya untuk kembali kepada tuhan yang menciptakan dan beribadah. Islam tidak setuju
dengan pengertian hedonisme karena hedonisme hanya sekedar mengejar fisik
kemodernan. Islam tidak mengajarkan hal-hal seperti itu, sebagaimana dikutip dalam
terjemahan Q.S. Hud ayat 116 yang berbunyi '….dan orang-orang yang berbuat zalim
hanya meratapi kemewahan kenikmatan yang dimilikinya, dan mereka adalah orang
berdosa.' terlebih lagi bagi generasi muda, budaya hedonisme sepertinya sudah menjadi
ideologi yang sudah tidak tabu lagi.
F. Metode Penelitian
3.1 Metode Penelitian
Kajian utama pada penelitian ini adalah maraknya fenomena self reward atau apresiasi
diri berkedok hedonisme dalam perspektif agama islam di kota Bandar Lampung.
Menjabarkan hal-hal terkait dengan kajian fenomena tersebut maka penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Digunakan kualitatif dengan tujuan
memahami maraknya fenomena self reward atau apresiasi diri berkedok hedonisme
yang berkembang di kota Bandar Lampung dengan ikut berperan serta wawancara
mendalam terhadap fenomena self reward berkedok hedonisme. Sedangkan, untuk
kajian self reward atau apresiasi diri berkedok hedonisme digunakan pendekatan
kuantitatif berupa angket untuk mengukur pengeluaran rata-rata tiap individu akibat
self reward. Sedangkan dalam penyajiannya data kualitatif akan mendeskripsikan data
kuantitatif sehingga hasilnya akan berupa data kualitatif.
b) Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi
yang diteliti. Sehingga dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah 23
individu yang wakili masyarakat kota Bandar Lampung sebagai sumber data
primer akan dipilih menjadi informan sesuai dengan kebutuhan data
menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah
teknik pengambilan sampel data dengan kriteria pertimbangan tertentu yang
bertujuan agar data yang diperoleh lebih representatif (Sugiyono : 2010).
b) Metode Wawancara
Wawancara dilakukan untuk menemukan permasalahan dengan lebih terbuka,
wawancara dimintai ide dan pendapatnya. Dalam hal ini yang menjadi informan
adalah manusia gerobak guna memperoleh data tentang :
1. Kehidupan sosial masyarakat kota Bandar Lampung
2. Kehidupan ekonomi masyarakat kota Bandar Lampung
c) Metode Angket
Angket menurut Mardalis adalah metode pengumpulan data melalui selebaran
berisi pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada satu pihak untuk
mendapatkan tanggapan dan data yang diperlukan oleh peneliti. Metode angket
diperlukan dalam penelitian ini untuk memperoleh data pengeluaran
masyarakat kota Bandar Lampung akibat self reward berkedok hedonisme.
G. Daftar Pustaka
Daftar pustaka menggunakan urutan berdasarkan alphabetical order ( huruf alfabet) . Tuliskan
semua nama penulis, diikuti dengan (tahun), judul, nama sumber dan nomor nomor halaman.
Berikut contoh penulisan daftar pustaka.
Hamzah, Dellia Meitiofani, and Nadia Meirani. (2023). "Pengaruh Kontrol Diri dan Self-
Reward terhadap Pengelolaan Keuangan Pribadi pada Generasi Z di RW 12 Kelurahan
Dago, Kecamatan Coblong Kota Bandung." Bandung Conference Series: Business and
Management. Vol. 3. No. 2.
Ahmed, S. and Zlate. A. 2013. Capital flows to emerging market economies: A brave new
world?. Diakses dari http://www.federalreserve.gov/pubs/ifdp/2013/1081/ifdp1081.pdf.
Ancok, D. Validitas dan reliabilitas instrument penelitian. dalam: Singarimbun, M dan Efendi
(Eds). 1999. metode penelitian survey. Jakarta: LP3ES.
Braun, V. and Clarke, V. (2006) Using thematic Analysis in Psychology. Qualitative Research
in Psychology, 3 (2), pp. 77-101.
Dobbins, M., & Martens, K. (2012). Towards an education approach à la finlandaise? French
education policy after PISA. Journal of Education Policy, 27(1), 23-43.
Ericsson, K. A., & Smith, J. (Eds.). (1991). Toward a general theory of expertise: Prospects
and limits. New York, NY: Cambridge University Press.
Hurd, P. D. (1958). Science literacy: Its meaning for American schools. Educational
Leadership, 13-16.
Kaufman, C., Perlman, R., & Speciner, M. (1995). Network security: Private communication
in a public world. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall
Catatan
1. Proposal penelitian dituliskan dengan menggunakan template diatas.
2. Panjang Proposal Penelitian adalah 1500 sd 2500 kata diluar daftar pustaka dan
lampiran.
3. Peserta mengirimkan proposal dalam format pdf.