Anda di halaman 1dari 3

1.

Pengertian Ipa

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan makna alam dan berbagai fenomenanya / perilaku /
karakteristik yang dikemas menjadi sekumpulan teori maupun konsep melalui serangkaian
proses ilmiah yang dilakukan manusia. Teori maupun konsep yang terorganisir ini menjadi
sebuah inspirasi tercapainya teknologi yang dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia.(F,
1967)

IPA merupakan cabang ilmu yang fokus kajiannya adalah alam dan proses-proses yang ada
di dalamnya. Pembelajaran IPA merupakan studi tentang manusia atau studi tentang
masalah-masalah bagaimana manusia mengembangkan satu kehidupan yang lebih baik.
Pendidikan sains menekankan pada pemberian secara langsung dan kegiatan praktis untuk
mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat
membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
(Hidayat, 2010)

2. Metode Montessori

Metode montessori pada prinsip sederhana merupakan metode pendidikan untuk anak yang
dalam penyusunannya didasari dengan teori perkembangan anak itu sendiri. Metode ini
menekankan pada stimulasi terhadap seluruh indra yang dimiliki anak dengan karakteristik
penekanan terhadap adaptasi lingkungan pada tingkat perkembangan kemampuan berfikir
dengan tujuan menemukan watak alami anak serta untuk memberikan kebebasan. Hal ini
dikarenakan Montessori menganggap anak merupakan individu unik yang berhak melakukan
sesuatu ataupun tidak.(Azkia & Rohman, 2020)

Metode montessori Dalam bukunya yang berjudul “Metode Montessori Panduan Wajib
Untuk Guru Dan Orang Tua Didik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)”, bahwa metode
montessori adalah metode yang berfokus pada periode sensitif dibidang antropologi,
psikologi dan pedagogi, mengasumsi tentang pertumbuhan, perkembangan dan pendidikkan
anak, juga konsep tentang watak alami anak sebagai seorang pembelajar. Metode ini
merupakan metode perkembangan anak usia dini yang di cetuskan oleh Dr. Maria
Montessori, berdasarkan pada teori perkembangan anak dari Dr. Maria Montessori, seorang
pendidik, dokter, dan psikolog dari Italia di akhir abad 19 dan awal abad 20. Metode
montessoripun mampu di terapkan oleh seluruh orang tua di rumah, dan terutama di pra
sekolah dan sekolah dasar, walupun ada juga penerapannya sampai jenjang pendidikan
menengah. Meski metode montessori adalah metode pendidikan, namun meode ini
merupakan metode yang meliliki tujuan yang sama seperti bimbingan dan konseling pada
anak usia dini. Menurut montessori pada bukunya yang berjudul metode pengajaran
montessori tingkat dasar: aktivitas belajar untuk tingkat dasar (2016) bahwa orang dewasa
berperan sebagai pembimbing. Orang dewasa disini dimaksudkan pada orang tua dan
pembimbing di sekolah atau biasa disebut guru. Karena pada sekolah usia dini, guru tidak
bisa disebut sebagai guru, karena memiliki 3 peran, sebagai fasilitator, pengamat dan
pengurus. Montessori menyebut 3 peran orang dewasa tersebut sebagai “pembimbing” yang
akan menuntun anak ke arah yang lebih jelas dalam pembentukan perkembangannya.
Terutama perkembangan kogntif yang akan di teliti dalam penelitian ini yaitu perkembangan
kognitif, yang akan di jelaskan di sub-sub selanjutnya.(Fitria, 2013)

3. Hasil Belajar

Pada prinsipnya, kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses transformasi ilmu
pengetahuan dan merupakan proses komunikasi. Proses transformasi berbagai pengetahuan
tersebut harus diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan tukar menukar
informasi atau pesan, baik oleh guru dan peserta didik. Adapun yang dimaksud dengan
belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.
Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulasi bersama dengan isi ingatan mempengaruhi
siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu
sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah mengalami situasi tersebut. Jadi suatu
pembelajaran dikatakan terjadi atau berhasil apabila stimulus (rangsangan) dan isi
pembelajaran mampu mempengaruhi dan mengubah performance seorang peserta didik dari
waktu sebelum ia memperoleh pengajaran dengan setelah proses pengajaran berlangsung.
(Maisaroh & Rostrieningsih, 2010)

Hasil belajar adalah polapola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikapsikap,


apresiasi dan keterampilan. mengemukakan bahwa hasil belajar yang menjadi objek
penilaian kelas berupa kemampuan-kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah mereka
mengikuti proses belajar-mengajar tentang mata pelajaran tertentu. Dalam sistem pendidikan
nasional rumusan tujuan pendidikan mengacu pada klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang
secara garis besar yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor.(- & Widayanti,
2014)

4. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah metode risetnya para akademisi eksakta (natural science). Kedua,
akibat dari pandangan tersebut muncul pemikiran bahwa melakukan penelitian sosial
(komunikasi) dengan metode eksperimen harus dan wajib menggunakan kaidah-kaidah
kuantitatif secara ketat, utamanya dalam analisis data. Hal ini berarti menggunakan statistik
sebagai alat analisis, dan ini yang banyak dihindari para peneliti komunikasi dan peneliti
sosial pada umumnya. Ketiga, kurangnya landasan pemahaman analisis kuantitatif pada
sebagaian besar peneliti komunikasi (khususnya di jenjang S-1) menjadi alasan jarangnya
penelitian yang menggunakan metode eksperimen. Keempat, persoalan biaya penelitian dan
kerumitan yang terarah dalam penelitian eksperimen sering dijadikan alasan keengganan
melakukan penelitian dengan metode eksperimen.(Setyanto, 2013)

adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam
prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah. Metode percobaan adalah metode
eksperimen pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk
dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Metode eksperimen adalah cara belajar
dengan melakukan percobaan, memberikan kesempatan kepada siswa secara perorangan atau
kelompok untuk melakukan percobaan atau praktikum. Dengan metode ini siswa diasah
untuk cermat, terampil, dan aktif melakukan perencanaan, pengumpulan data, pengamatan,
penemuan, hingga menarik kesimpulan.(Metode et al., 2013)

Anda mungkin juga menyukai