Beni Ramadhan 1, Dwi Septiani Saputri 2, Elsa Khofiffah Badar 3, Kharisma Setiawan
Putri 4, Muhamad Wildan Dwi Saputra 5.
Program Studi Managemen
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Bakrie
beniliverpoolfc25@gmail.com; saputridwiseptiani@gmail.com;
khofiffahelsa@gmail.com;
Kharismasetiawan24@gmail.com; wildansaputra09@gmail.com.
Abstak
Kata kunci:
Yaitu Chapter 6 tentang persepsi konsumen dari buku Leon G.Schiffman and Leslie Lazar
Kanuk.
Persepsi masyarakat tentang produk yang terbuat dari bahan daur ulang/ramah lingkungan
terkadang jarang dilirik oleh masyarakat karena tampilan dan warna yang kurang menarik,
produknya yang terbatas hanya terdapat di kota-kota besar dan harganya yang mahal.
Membuat produk ramah lingkungan kurang diminati masyarakat. Karena kecenderungan
mereka lebih memilih produk yang tidak ramah lingkungan seperti plastik dan steroform
yang mudah didapat dan harganya yang terjangkau. Namun, efek dari pemakaian produk
tidak ramah lingkungan tidak bisa dibiarkan begitu saja, perlu adanya tindakan nyata dari
semua kalangan agar program go green dapat dirasakan manfaatnya secara bersama-sama
dan bisa dinikmati generasi selanjutnya. Dengan mempertimbangkan go green, perusahaan
asal Swedia yaitu IKEA berusaha membuat perabotan rumah tangga menggunakan bahan
daur ulang sebagai upaya untuk menjaga bumi dan memperkenalkan kepada masyarakat
agar kedepannya bisa ikut berpartisipasi menjaga bumi,
III. Kajian Teori
2.1 Perilaku Konsumen
Schiffman dan Kanuk (2000) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut: “The
term consumer behavior refers to the behavior that consumers display in searching for,
purchasing, using, evaluating, and disposing of products and services that they expect will
satisfy their needs” (hal 7).
“Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang
mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.”
The American Marketing Associaton (1995) dalam Peter dan Olson (2010:5)
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai “The dynamic interaction of affect and
cognition, behavior and environmental events by which human beings conduct the
exchange aspect of their lives”, artinya perilaku konsumen didefinisikan sebagai interaksi
dinamis antara afeksi, kognisi, perilaku, dan lingkungannya di mana manusia melakukan
kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.
Sedangkan menurut Engel et al (2010:3) perilaku konsumen adalah tindakan yang
langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa,
termasuk proses yang mendahului dan menyusul dari tindakan ini.
Menurut Kotler dan Keller (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen yaitu sebagai berikut :
a. Faktor-faktor Kebudayaan
Kebudayaan merupakan susunan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan
perilaku yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan institusi
penting. Kelompok pertama yang penting atas faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan konsumen adalah faktor budaya. Budaya merupakan
susunan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari anggota
suatu masyarakat dari keluarga dan institusi penting lainnya (Lamb, 2001).
b. Faktor-faktor Sosial
Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator
lain seperti pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal. Irawan dan Basu (1986)
membagi masyarakat kedalam tiga golongan kelas sosial, yaitu:
1) Golongan atas (pengusaha-pengusaha kaya, pejabat tinggi),
2) Golongan menengah (kelas pekerja/karyawan),
3) Golongan bawah (pekerja buruh, pegawai rendah).
IV. Metodologi
Metodologi penelitian ini dilakukan berdasarkan metode penelitian primer dan metode
penelitian sekunder. Dalam penelitian ini, kami menggunakan survei sebagai data primer
untuk mengumpulkan data sehingga penelitian ini dapat kami laksanakan. Kami telah
menyiapkan kuesioner dengan menggunakan Google Form untuk memastikan responden
dapat dengan mudah mengakses kuesioner. Melalui metode utama, kami menyebarkan 30
pertanyaan kuesioner kepada konsumen IKEA di Indonesia. Sementara itu, kami juga
melakukan penelitian melalui data sekunder seperti bahan referensi (buku, majalah, surat
kabar, artikel, dan jurnal) dan jaringan internet. Dalam bab ini, kami telah memilih
beberapa desain studi yang sesuai untuk memfasilitasi akses ke informasi dan responden
serta pengumpulan data. Prosedur penelitian yang terorganisir dan strategis, Kami
menggunakan studi cross-sectional untuk memungkinkan kami menjawab pertanyaan
penelitian. Studi cross-sectional adalah jenis studi di mana data dikumpulkan hanya
sekali. Keuntungan menggunakan cross-section adalah membutuhkan biaya yang lebih
rendah untuk dilakukan karena proses pengumpulan data berlangsung dalam jangka waktu
yang terbatas dan tingkat respon penurunan dapat dikurangi. Namun, ada juga kekurangan
dalam menggunakan metode ini untuk melakukan penelitian kami. Kami tidak dapat
membuat perbandingan antara hasil survei sepanjang waktu karena data hanya
dikumpulkan satu kali. Selain itu, kami menyediakan kuesioner terstruktur dan
membagikannya kepada responden. Dalam kuesioner kami, kami menggunakan Skala
Likert untuk mendapatkan hasil akhir dari kuesioner yang diisi oleh responden. Skala
likert akan digunakan untuk mengukur persepsi dan sikap atau pendapat seseorang. Skala
Likert memiliki lima pilihan skala, Skala satu, Skala dua, Skala tiga, Skala empat dan
Skala lima. Skala satu sangat tidak setuju. Skala dua tidak menyenangkan. Skala tiga
netral. Skala empat setuju dan skala lima sangat setuju.
Ambil data... data sekunder (artikel koran, website, penelitian yg sudah ada, sosmed) dan
data primer (wawancara, survey pakai kuesioner) buat pembahasan dan analisis.
Analisis STP
Segmentasi
a. Geografis: Wilayah di indonesia
b. Demografis: Usia 20-45tahun, pria dan wanita, Tahap siklus hidup: - mahasiswa/i,
pasangan muda baru menikah, pekerja.
c. Perilaku, status pengguna: non-pengguna, pengguna pertamakali, pengguna biasa.
d. Psikografis
i. Kelas sosial : kelas bawah, pekerja, menengah
ii. Gaya hidup : minimalis, sederhana, kreatif, mewah
Target
Target pasar di Indonesia yang paling efektif yaitu penduduk dengan tingkat ekonomi yang
menengah ke atas, yang hidup di daerah perkotaan besar seperti: Jakarta, Bogor,Depok,
Tangerang, Banten (Jabodetabek).
data primer (wawancara, survey pakai kuesioner) buat pembahasan dan analisis.
data sekunder (artikel koran, website, penelitian yg sudah ada, sosmed) dan
berita/website: Dikutip dari bbc.com/Indonesia Ada dua hal yang menjadi ikon gaya belanja
modern, yang dimulai Ikea yaitu perabot yang dirakit sendiri oleh pembeli, dan tampilan
produk di toko yang membuat pembeli jadi tertarik membeli barang lebih banyak. Menjual
produk dengan cara merakit sendiri dapat mempengaruhi alam bawah sadar konsumen,
menghargai proses, merangsang saraf motoric dan melatih kreativitas sehingga menyebabkan
kita lebih menghargai produk karena perjuangan yang telah di lakukan. Tampilan toko IKEA
terbilang kreatif karena menawarkan desain yang melingkar dengan system 1 arah. Fakta
bahwa tidak bisa melihat barang dari kejauhan memungkinkan pengunjung mendatangi
barang tersebut agar bisa melihat secara langsung. Desain yang misterius
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Triana Vivi, Pemanasan Global, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September
2008, II (2)
https://www.walhi.or.id/kondisi-lingkungan-hidup-di-indonesia-di-tengah-isu-pemanasan-
global
Sumber: https://www.kompas.com/homey/read/2021/04/24/143000876/peduli-lingkungan-
ikea-buktikan-kontribusi-lewat-produk-dan-pelayanan. Penulis : Aniza Pratiwi
Editor : Esra Dopita Maret
Studi Kasus Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen di IKEA
VII.