Nim : 061940422448
Kelas : 3KID
FENOMENA PERPINDAHAN
Dalam fisika, kimia, teknik, fenomena perpindahan adalah salah satu dari berbagai
mekanisme dimana partikel atau kuantitas fisik berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Tiga contoh
fenomena perpindahan adalah difusi,konveksi, dan radiasi. Tiga jenis utama fenomena perpindahan
adalah perpindahan panas, perpindahan massa, dan perpindahan momentum (dinamika fluida).
Kejadian fisis akan selalu dibarengi oleh berpindahnya satu atau lebih dari tiga besaran yang
berikut : massa, momentum dan energy (panas). Peristiwa perpindahan ini akan dijumpai dalam
semua operasi teknik kimia. Cabang ilmu yang disebut“peristiwa perpindahan” mempelajari kejadian-
kejadian fisis yang berlangsung selama suatu proses terjadi, dan mencari suatu model matematis, yang
dapat menggambarkan perubahan-perubahan yang berlangsung dalam peristiwa itu.
Dengan menggunakan matematika diusahakan supaya perubahan-perubahan dalam suatu
peristiwa dapat dinyatakan dengan persamaan matematis. Usaha ini selalu di awali dengan membuat
suatu neraca, yaitu neraca massa,neraca momentum atau neraca panas. Neraca-neraca itu didasarkan
atas ketiga hukum kekekalan :
“Bahwa massa,momentum dan energi (panas) tidak dapat musnah,
akan tetapi hanya berubah bentuk.”
Satu prinsip penting dalam fenomena perpindahan adalah adanya analogi antar tiap fenomena.
Sebagai contoh, massa, energi, dan momentum semua dapat mengalami perpindahan secara difusi:
adalah contoh dari difusi momentum (butiran hujan kehilangan momentumnya ke udara sekitar
melalui tegangan kental, viscous stress, dan berkurang kecepatannya).
Perpindahan massa, energi, dan momentum juga dipengaruhi faktor-faktor luar:
- Disipasi atau pelesapan bau menjadi lebih lambat jika sumber bau tetap ada
- Laju pendinginan suatu zat padat yang menghantarkan panas tergantung pada apakah sumber
panas ada
- Gaya gravitasi yang bekerja terhadap butiran hujan melawan seretan yang disebabkan udara
sekitar
Persamaan perpindahan molekuler untuk momentum Hukum Newton, panas Hukum Fourier, dan
massa Hukum Fick sangat mirip.
PERPINDAHAN MOMENTUM
Pada perpindahan momentum transfer, fluida dibayangkan sebagai objek yang terdistribusi
kontinyu.Studi mengenai perpindahan momentum atau mekanika fluida dapat dibedakan menjadi 2
cabang : statika fluida (fluida diam) dan dinamika fluida (fluida bergerak).
Macam – macam aliran fluida :
1. Aliran Laminar : bagian – bagian fluida bergerak melalui jalur – jalur yang sejajar satu
dengan yang lain dan tetap mengikuti alir
2. Aliran Turbulen : terdapat banyak aliran bergolar ke samping meninggalkan arah alir
Momentum merupakan produk dari adanya massa dan kecepatan dari sebuah objek ( dasar
jika benda tidak memiliki kecepatan maka benda itu tidak memiliki momentum). Untuk permasalahan
transfer momentum bisa kita lihat pada sebuah aliran di antara dua plat sejajar, dimana jarak antar plat
adalah Y. Plat terbawah digerakkan dengan kecepatan V. pada saat fluida bergerak akan timbul
momentum dengan arah tegak lurus aliran, serta pada saat steady, distribusi.
Untuk yang biasanya digunakan pada textbook biasanya diganti F/A = τyx dimana persamaan ini
didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada arah x pada area tegak lurus arah y (lebih mudah disebut
dengan fluks momentum y ke arah x).lebih jauh lagi, untuk V/Y juga diganti dengan –dvx/dy (kenapa
bisa diganti begitu: ingat makna dari dvx/dy adalah perubahan kecepatan searah dengan x (delta x)
tiap y satuan (delta y). Sehingga persamaan dituliskan menjadi :
persamaan ini menyatakan bahwa shearing force per unit area (F/A) itu sebanding dengan negative
velocity gradient yang juga familiar dikenal sebagai Hukum Newton untuk viskositas. Hukum newton
untuk viskositas ini akan mendasari kita dalam pengerjaan berbagai persoalan transfer momentum.
Di dalam fluida yang mengalir ada 2 jenis perpindahan momentum :
Ketika fluida bergerak pada arah x paralel dengan permukaan solid, fluida tersebut memiliki
momentum pada arah-x dengan konsentrasi υxρ. Dengan difusi acak molekul maka ada perpindahan
molekul pada arah-z. Maka momentum pada arah-x berpindah ke arah-z dari lapisan yang bergerak
lebih cepat ke lapisan yang bergerak lebih lambat. Persamaan perpindahan momentum menurut
Hukum Newton tentang Viskositas dapat ditulis sebagai berikut:
dengan τzx adalah fluks momentum z adalah jarak viskositas.momentum arah-x pada arah-z, ν is μ/ρ,
difusivitas transport atau difusi,ρ adalah densitas, dan μ adalah viskositas.
Perpindahan ini dapat terjadi pada benda padat, cair, maupun gas. Laju perpindahan kalor melalui
konduksi dapat dihitung secara makroskopik berdasarkan Hukum Fourier.
Contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari misalnya, ketika kita membuat kopi atau minuman
panas, lalu kita mencelupkan sendok untuk mengaduk gulanya. Biarkan beberapa menit, maka sendok
tersebut akan ikut panas. Panas dari air mengalir ke seluruh bagian sendok. Atau contoh lain misalnya
saat kita membakar besi logam dan sejenisnya. Walau hanya salah satu ujung dari besi logam tersebut
yang dipanaskan, namun panasnya akan menyebar ke seluruh bagian logam sampai ke ujung logam
yang tidak ikut dipanasi. Hal ini menunjukkan panas berpindah dengan perantara besi logam tersebut.
Perpindahan panas radiasi adalah pengetahuan mengenai transfer energi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Tidak seperti perpindahan konduksi, gelombang elektromagnetik tidak memerlukan
medium untuk perambatan energinya. Oleh karena kemampuannya merambat di ruangan vakum,
radiasi panas menjadi dominan pada transfer panas di ruang hampa dan di luar angkasa
Sebagai contoh, ketika matahari bersinar terik pada siang hari, maka kita akan merasakan gerah atau
kepanasan. Atau ketika kita duduk dan mengelilingi api unggun, kita merasakan hangat walaupun kita
tidak bersentukan dengan apinya secara langsung. Dalam kedua peristiwa di atas, terjadi perpindahan
panas yang dipancarkan oleh asal panas tersebut sehingga disebut dengan Radiasi.
Konveksi adalah perpindahan panas karena perpindahan zat. Peristiwsa konveksi (aliran zat) terjadi
pada perubahan suhu suatu zat. Zat cair atau gas yang terkena panas molekul-molekulnya bertambah
besar dan beratnya tetap, sehingga akan bergerak ke atas. Gerakan ke atas ini akan diikuti oleh
gerakan zat lain secaraterus-menerus sehingga terjadi aliran zat karena panas. Dari peristiwa aliran
inilah,maka panas dapat merambat secara konveksi.
Contoh ketika kita memanaskan air menggunakan kompor, kalor mengalir dari nyala api (suhu lebih
tinggi) menuju dasar wadah (suhu lebih rendah). Karena mendapat tambahan kalor, maka suhu dasar
wadah meningkat. Ingat ya, yang bersentuhan dengan nyala api adalah bagian luar dasar wadah.
Karena terdapat perbedaan suhu, maka kalor mengalir dari bagian luar dasar wadah (yang bersentuhan
dengan nyala api) menuju bagian dalam dasar wadah (yang bersentuhan dengan air). Suhu bagian
dalam dasar wadah pun meningkat. Karena air yang berada di permukaan wadah memiliki suhu yang
lebih kecil, maka kalormengalir dari dasar wadah (suhu lebih tinggi) menuju air (suhu lebih rendah).