LANDASAN TEORI
Refrigerasi adalah suatu proses penyerapan panas dari suatu zat atau
produk sehingga temperaturnya berada dibawah temperatur lingkungan. Kalor
adalah suatu bentuk dari energi, sehingga mengambil kalor suatu benda ekuivalen
dengan mengambil sebagian molekul-molekulnya. Karena kalor yang berada di
sekeliling refrigeran diserap, akibatnya refrigeran akan menguap sehingga
temperatur disekitar refrigeran akan bertambah dingin. Hal ini dapat terjadi
mengingat penguapan memerlukan kalor. Pada aplikasi tata udara, kalor yang
diambil berasal dari udara. Untuk mengambil kalor dari udara, maka udara harus
bersentuhan dengan suatu bahan atau material yang memiliki temperatur yang
lebih rendah (Darwis dan Robert, 2005).
Sistem refrigerasi yang umum dan mudah di jumpai pada aplikasi sehari-
hari, baik untuk keperluan rumah tangga, komersial, dan industri, adalah sistem
kompresi uap (vapor compression refrigerator). Pada sistem ini terdapat
refrigeran (refrigerant), yakni suatu senyawa yang dapat berubah fase secara cepat
dari uap ke cair dan sebaliknya. Pada saat perubahan fase dari cair ke uap,
5
refrigeran akan mengambil kalor (panas) dari lingkungan. Sebaliknya, saat
berubah fase dari uap ke cair, refrigeran akan membuang kalor (panas) ke
lingkungan sekelilinya (Anwar,2010).
Sistem pendingin ini terdiri dari beberapa alat utama yang pokok untuk dapat
terjadinya proses kompresi uap, yaitu:
6
Gambar 2.2 Diagram p-h sistem refrigerasi
1. Proses kompresi
2. Peoses kondensasi
3. Proses ekspansi
4. Proses evaporasi
1) Proses kompresi
Proses kompresi yaitu proses penaikan tekanan refrigran. Refrigeran
berfasa uap dengan tekanan rendah yang dari evaporator akan dikompresi atau
ditekan di kompresor sehingga menghasilkan uap refrigeran bertekanan tinggi.
Kenaikan tekanan tersebut akan berbanding lurus dengan kenaikan temperatur
refrigran. Hail dari kompresi adalah uap refrigeran bertekanan dan
bertemperatur tinggi yang selanjutnya akan di alirkan ke kondensor melalui
discharge line.Besarnya daya kompresi yang dilakukan dihitung dengan
rusmus:
7
Qw = ṁ.(h2 – h1) ..............................................................................2.1
Dimana:
Qw = Daya atau kerja kompresor yang dilakukan (kW)
qw = besarnya kerja kompresi yang dilakukan (kJ/kg)
h1 = enthalpi saat masuk kompresor (kJ/kg)
h2 = enthalpi saat keluar kompresor (kJ/kg)
ṁ = Laju aliran massa refrigeran (kg/s)
2. Proses kondensasi
Pada proses ini uap refrigeran bertekanan dan bertemperatur tinggi akan
melepas kalor dilingkungan karena temperatur lingkungan lebih rendah daripada
temperatur refrigeran. Proses kondensasi ini terjadi pada kondensor. Idealnya
refrigeran akan berfasa cair jenuh (saturated liquid) di akhir kondensor.
Temperatur kondensor ini masih lebih tinggi dari temperatur lingkungan. Oleh
karena itu refrigeran yang keluar dari kondensor menuju alat ekspansi melalui
liquid line masih akan mengalami proses perpindahan kalor yang akan
menurunkan suhu refrigeran lebih rendah lagi dari suhu cair jenuhnya(saturated
liquid).
Besarnya kalor per satuan massa refrigeran yang dilepaskan kondensor dinyatakan
sebagai berikut:
qc =.h2-h3 .......................................................................................2.3
8
Dimana:
Qc = Besarnya kalor yang dilepaskan kondensor (kW)
ṁ = Laju aliran massa refrigeran (kg/s)
qc = besarnya kalor yang dibuang kondensor
h2 = entalpi refrigeran saat masuk kondensor (kJ/kg)
h3 = entalpi refrigeran saat keluar kondensor (kJ/kg)
3. Proses Ekspansi
Refrigeran berfasa cair dari kondensor akan melewati katup eksapansi
yang memiliki diameter kecil sehingga akan menyebabkan penurunan tekanan
refrigeran yang diikuti dengan penurunan temperatur refrigeran. Hasil dari proses
ekspansi adalah refrigeran yang mayoritas cair. Pada proses ekspansi ini akan ada
beberapa persen refrigeran cair yang berubah fasa menjadi uap.
h3-h4 .................................................................................................2.5
Dimana:
h3 = entalpi refrigeran masuk ekspansi (kJ/kg)
h4 = entalpi refrigeran keluar ekspansi (kJ/kg)
4. Proses Evaporasi
qe = h4 – h1 ......................................................................................2.6
9
Kapasitas refrigerasi atau beban pendinginan, Dapat dihitng dengan
Rumus:
Qe = ṁ x h1-h4....................................................................................2.7
Dimana:
Qe = Kapasitas pana yang diserap evaporator (kW)
ṁ = Laju aliran massa refrigeran (kg/s)
qe = kalor yang diserap evaporator (kJ/kg)
h4 = entalpi keluaran evaporator (kJ/kg)
h1= entalpi masukan evaporator (Kj/kg)
Dimana:
Te = Temperatur evaporator, K
Tc = Temperatur kondensor, K
b. COP actual adalah perbadingan kalor yang diserap oleh evaporator dari
lingkungan terhadap kerja yang dilakukan oleh kompresor. Dapat diketahui
bahwa:
𝑞𝑒
COP ideal = 𝑞𝑤 ..............................................................................2.9
Dimana:
qe = efek refrigerasi, kJ/kg
qw= kerja kompresi, kJ/kg
10
c. Efisiensi refrigerasi adalah perbandingan antara COP actual dan COP carnot
𝐶𝑂𝑃𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 ...............................................................2.10
Ƞ refrigerasi = 𝐶𝑂𝑃𝐶𝑎𝑟𝑛𝑜𝑡
P= V.I.COSθ ................................................................................2.11
Dimana:
P= Daya
V= Tegangan.
I= Arus
COS θ = Faktor nilai yang sering digunakan adalah 0,8
Sehingga untuk menghitung biaya listrik yang digunakan selama 1 bulan dapat
dihitung dengan persamaan berikut:
Biaya listrik = Pemakaian (kWH) x Tarif daftar listrik .................2.14
11
2.2 Pipa Kapiler
Pipa kapiler adalah salah satu jenis ekspansi yang paling banyak
digunakan. Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigeran agar
dapat menguap di evaporator pada temperatur rendah. Tekanan refrigeran dapat
diturunkan sebagai akibat adanya gesekan pada pipa kapiler yang panjang dan
berdiameter kecil. Pipa kapiler akan membatasi alairan refrigeran cair dari
kondensor ke evaporator dan akan mempertahankan perbedaan tekanan antara
tekanan sisi tinggi dan sisi tekanan rendah sesuai dengan kebutuhan sistem.
Panjang dan diameter dari pipa kapiler adalah hal yang paling penting
dalam penggunaan pipa kapiler dalam sebuah sistem refrigerasi. Untuk setiap
pipa kapiler dengan panjang dan diameter tetentu akan menghasilkan hambatan
gesekan yang nilainya konstan sehingga laju aliran refrigeran cair pada pipa
kapier selalu proposional terhadap perbedaan tekakan. Perbedaan tekanan antara
sisi tekanan tinggi dan sisi tekakan rendah dipengaruhi oleh kapasitas kompresor
yang digunakan. Besarnya kapasitas aliran fluida dalam pipa kapiler harus
memiliki nilai sedekat mungkin dengan besarnya kapasitas pompa kompresor
ketika sistem bekrja (Dossat,1981).
12
2.3 Cara Kerja Pipa Kepiler
Pada saat refrigeran dipompa, oli yang telah bercampur kotoran akan ikut
terbawa sirkulasi, kororan dengan ukuran besar akan tersaring oleh filter dyer
sedangkan kotoran berukuran kecil akan terbawa melewati pipa kapiler,
evaporator dan kembali masuk kompresor. Proses ini akan terjadi berulang-ulang
sehingga mengakibatkan kotoran akan menempel pada dinding pipa kapiler dan
menyebabkan mampet/mengalami keruakan.
Cara yang paling ampuh adalah dengan membersihlan seluruh sistem yang
terdiri dari kondensor, pipa kapiler, filter dyer, dan evaporator agar sistem tidak
rusak/ kapiler mampet.
13