Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan,penilaian,pemantauan, dan


pemeriksaan terhadap langkah-langkah manajemen logistik yang sedang atau sudah
berlangsung. (mustikasari,2007) dalam angel(2013).
Menurut L.A.Lolong (1990) pengawasaan dan pengendalian ialah suatu fungsi untuk
mengatur,mengarahkan,menilai,mengkoreksi kinerja dari unsur atau instalasi dalam suatu
departemen untuk menjamin dilaksanakannya semua rencana,proyek,program,dan
kegiatan secara optimal melalui tertib administrasi dan tatib operasional.
Pengawasan dan pengendalian merupakan suatu pekerjaan yang mencakup banyak hal
contohnya seperti,mengutamakan pencegahan pada kebocoran data,kecerobohan dari
sarana dan fasilitas, serta pencegahan terjadinya penyalahgunaan wewenang jabatan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sistem kontrol,atau sistem pengawasaan dan
pengendalian menurut soenoesoebrata (2001),yaitu:
 Penggarisan stuktur organisasi
 Kebijakan
 Sumber daya manusia
 Prosedur
 Perencanaan
 Pencatatan
 Pelaporan
 Pengawasan interen
Tujuan pengendalian ini adalah untuk memastikan setiap fungsi manajemen logistik
dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Fungsi ini merupakan inti pengelolaan
perlengkapan yang meliputi usaha untuk memantau dan mengamankan keseluruhan
pengelolaan logistik.
Bentuk kegiatan pengendalian antara lain:
 Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma, instruksi dan
prosedur lain
 Melaksanakan pengamatan (Monitoring), evaluasi dan laporan, guna mendapatkan
gambaran dan informasi tentang penyimpangan dan jalannya pelaksanaan dari
rencana
 Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara pelaksanaan dalam rangka
pencapaian tujuan
 Melakukan supervisi
Dalam fungsi ini di antaranya terdapat kegiatan-kegiatan pengendalian inventarisasi
(inventory control) dan expediting yang merupakan unsur-unsur utamanya.

1. Inventarisasi
Inventarisasi digunakan sebagai sarana dan sumber informasi baik bagi pemimpin, staf dan
para pengawas.
Dalam  inventarisasi kegiatan-kegiatan yang telah dapat kita identifikasi mencakup hal-hal
sebagai berikut :
 Menyediakan data untuk menrencanakan kebutuhan peralatan dan perlengkapan
 Memberikan informasi untuk dijadikan bahan pengarahan dalam pengadaan peralatan dan
perlengkapan
 Memberikan pedoman dalam fungsi penyimpanan dan penyaluran
 Memberikan petunjuk dalam rangka pemeliharaan peralatan dan perlengkapan
 Menyediakan data atau informasi dalam menentukan barang lebih dan menghapus dari
pertanggungjawaban administratif
 Dengan menerapkan dan mengembangkan klasifikasi dan kodefikasi untuk menuju
sasaran katalogisasi dan standardisasi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat

2. Expediting
“Expediting” diartikan “Aggresively Expediting” yang diartikan mempercepat dan
memperlancar secara agresif.
Tujuan utama daripada tindak lanjut expediting ini ialah optimasi monitoring secara agresif
dengan menggunakan sarana-sarananya agar dapat menunjang pelaksanaan operasi hingga
sasaran dapat tercapai dalam waktu yang tepat.
Bidang-bidang  pada Expediting yaitu :
 Bidang pembelian bertanggungjawab dalam jaminan pengedalian, konsistensinya dan
ekonomisnya pelaksanaan pembelian.
 Bidang expediting
 Bidang angkutan bertanggungjawab pelayanan kebutuhan dan peralatan maupun tenaga
 Bidang pengawasan bertanggungjawab akan mutu barang yang dibeli apakah sesuai
dengan teknis yang diminta oleh pembeli.

1. Sarana pengendalian
 Struktur organisasi yang baik dan mendukung.
 Sistem informasi yang memadai dan ditunjang oleh prosedur yang diterapkan.
 Klasifikasi yang selalu mengikuti perkembangan menuju standardisasi
 Pendidikan dan pelatihan sesuai dengan manajemen logistik sehingga masing-masing
fokus pada bidang yang diminati dan di geluti.
 Anggaran yang cukup memadai sehingga cukup dalam pelaksanaan kegiatan dan
kebutuhan lainnya.
 Penggunaan perangkat  keras dan lunak seperti computer, alat komunikasi dan
sebagainya yang dibutuhkan guna mempermudah penyimpanan data dan komunikasi.

2. Sasaran dan Pendekatan


Fungsi utama dari pengendalian ialah:
 Menjadi sarana pengelola atau Pembina logistik berupa data-data informasi  yang
bermanfaat bagi fungsi-fungsi logistik atau lainnya.
 Menjadi sarana bagi pimpinan dalam pengambilan keputusan.
 Menjadi sarana dalam mengikuti dan mengawasi penyelenggaran logistik.

3. Fungsi pengendalian mengandung kegiatan-kegiatan :


 Inventarisasi
o Menyangkut kegiatan-kegiatan dalam perolehan data logistik
 Pengawasan
o Menyangkut kegiatan-kegiatan untuk menetapkan ada tidaknya deviasi-deviasi
penyelenggaraan dari rencana-rencana logistik.
 Evaluasi
o Menyangkut kegiatan-kegiatan memonitor, menilai dan membentuk data-data
logistik yang diperlukan, hingga merupakan informasi bagi fungsi-fungsi
logistik lainnya.
4. Kebutuhan Sistem Informasi Logistik
Pada dasarnya kebutuhan sistem informasi logistik adalah :
 Pengenalan jenis barang yang ada
 Jumlah masing-masing barang yang ada di fasilitas
 Mutu dan kondisi
 Nilai Kebutuhan sistem informasi logistik tersebut secara menyeluruh akan tercermin
pada kebutuhan proses-proses dalam fungsi pengendalian seperti dalam :
 Pengendalian persediaan yang ada dan dibutuhkan
 Pengembangan tolak ukur dan variable
 Penyajian data dan report untuk pertanggungjawaban dan pemeriksaan dalam rangka
pengawasan dan pengambilan keputusan.
Terdapat beberapa contoh masalah dalam mengelola pengendalian manajemen
logisitik,contohnya seperti:
 petugas yang ditetapkan untuk melakukan pengontrolan atau pengendalian tidak
melalukan pekerjaannya secara teliti sehingga memberikan hasil yang berbeda
dengan yang ada di lapangan kerja.
 Barang-barang yang dipasarkan bisa hilang jika tidak di awasi secara berkala dan
aman, pencurian dan kerusakan barang sehingga fungsinya tidak dapat digunakan
dengan sepenuhnya pun bisa terjadi jika kita tidak mengotrol barang yang akan di
konsumsi masyarakat.
Jika terjadi kerusakan saat akan digunakan atau di konsumsi masyarakat makan akan
menimbulkan kekecewaan pada perusahan atau rumah sakit sehingga mereka enggan untuk
menggunakan layanan yang kita berikan.

Efektifitas dan efisiensi dalam pengendalian harus dapat memenuhi kriteria sebagai
berikut(astuti,2010):
 Keakurata dalam informasi sehingga dapat memberikan gambaran tindakan
yang tepat
 Tepet waktu dalam penyampian informasi dan evaluasi kerja agar dapat
secepatnya mengambil tindakan koreksi
 Objektif dan menyeluruh karena informasi harus bersifat apa adanya dan
lengkap
 Pengawasan harus dipusatkan pada penyimpanan barang yang sering terjadi
penyimpangan dan sering mengalami penyimpangan serius atau fatal sehingga
menyebabkan kerugian.
 Realistik secara ekonomi,biaya pelaksanaan informasi harus lebih rendah atau
sama dengan manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan sistem tersebut.
 Realistik secara organisasional, sesuai dengan keharmonisan atau sesuai
pengawasan lingkup kerja dan hubungan personal maupun dengan satuan unit
 Terkoordinasi dengan aliran kerja
 Fleksibelitas dalam menganggapi ancaman di lingkungan kerja
 Bersifat sebagai petunjuk dan operasional
 Sistem pengendalian harus mampu melaksanakan pelaksaaan para pekerja di
organisansi dengan mendorong otonomi,tanggung jawa,dan berprestasi.

Dafpus:
 http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2016-05/S55277-Ria%20Ardiyanti
 Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Publik, Vol.7, No.1, 2017
 Lolong, L.A. 1990,Pengawasan pengendalian di lingkungan departemen kesehatan
RI : konsep dan prinsip manajemen rumah sakit
 Soenoesoebrata,soeyatna. 2001 ,pengawasan,kaitan pengawasan
atasan langsung,pengawasan melekat dengan
pengawasan fungsional. Seminar audit jakarta
 https://www.konsultanbisnissurabaya.com/keadaan-dan-beberapa-permasalahan-
sistem-manajemen-logistik-di-indonesia/
 astuti,ika dewi. 2010. Gambaran pelaksanaan pengendalian pengelolaan logistik
umum rumah sakit umum daerah budi asih jakarta. Skripsi
Depok:program sarjana kesehatan masyarakat ,FKM UI

Anda mungkin juga menyukai