Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi Pendengaran - Converted - by - Abcdpdf
Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi Pendengaran - Converted - by - Abcdpdf
Disusun Oleh:
Kelompok 3 Non Reguler
Kelompok 3 Reguler
ANGGOTA :
KELOMPOK 5 (FLAMBOYAN)
Lailatus Somiah
Reni Widyaningsih
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn.M dengan Masalah Keperawatan Gangguan persepsi
sensori : halusinasi pendengaran dengan Diagnosa Medis Skizofrenia tak terinci di ruang
wijaya kusuma RSJ Menur Surabaya telah dikonsulkan dan disetujui untuk diseminarkan
pada tanggal 07 Januari 2014.
Mengetahui,
Kepala Diklat
Perawatan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayahNya
kami dapat menyelesaikan makalah seminar keperawatan jiwa dengan judul “Asuhan
Keperawatan Jiwa pada Pasien Tn.M dengan Masalah utama Gangguan Persepsi Sensori
: Halusinasi Pendengaran dengan diagnosa medis skizophrenia di Ruang Wijaya Kusuma
RSJ Menur Surabaya”. Selebihnya kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada dosen pembimbing dan CI Ruang Wijaya Kusuma yang telah membimbing kami
dalam melakukan
penyusunan Makalah seminar ini.
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari dalam pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangan. Untuk itu kami mohon dengan tulus mengharapkan kritik dan
saran demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi kita
semua dan manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
Kelompok
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi hidup manusia menurut
WHO, sehat diartikan sebagai suatu keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial
serta bukan saja keadaan terhindar dari sakit maupun kecacatan. Kesehatan jiwa
menurut undang- undang No.3 tahun 1966 adalah suatu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang dan
perkembangan itu selaras dengan keadaan orang lain (Teguh, 2009). Kesehatan jiwa
merupakan kondisi yang memfasilitasi secara optimal dan selaras dengan orang lain,
sehingga tercapai kemampuan menyesuaikan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan
setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu dan terjangkau. Disebutkan pula bahwa penderita gangguan jiwa yang
jiwa per 1000 penduduk hal ini merupakan kondisi yang sangat serius karena lebih
tinggi 2,6 kali dari ketentuan WHO. Prevalensi penderita di Indonesia adalah 0,3-1%
dan bisa timbul pada usia sekitar 18-45 tahun, namun ada juga yang baru berusia
11-12 tahun sudah menderita gangguan jiwa. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200
juta jiwa maka diperkirakan sekitar 2 juta mengalami skizofrenia. Tingginya angka
gangguan kesehatan jiwa tersebut penyebabnya multifaktorial bisa diakibatkan
masalah sosial, ekonomi, maupun gizi yang kurang dimana sekitar 99% pasien di
Rumah Sakit Jiwa adalah penderita skizofrenia (Yosep, 2007). Skizofrenia adalah
emosi, gerakan, dan perilaku yang aneh dan terganggu. Skizofrenia tidak dapat di
Studi yang dilakukan oleh Bank Dunia (World Bank) pada tahun 1995 di
disebabkan oleh masalah kesehatan jiwa sebesar 8,1 %. Angka ini jauh lebih tinggi
jantung (4,4%) maupun malaria (2,6%). Namun pada kenyataannya berdasarkan data
Riskesdas 2007, ternyata terdapat sekitar 13.000-24.000 orang penderita gangguan jiwa
data dari Kabupaten/Kota sampai dengan Juni 2011 tercatat 3 tidak kurang 200 orang
penderita gangguan jiwa tidak dibawa ke RSJ. Hasil penghitungan data jumlah pasien
pada tahun 2010 di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang dengan rumus jumlah
diagnosa / jumlah gangguan jiwa x 100% (jumlah gangguan jiwa: 3914). Pasien yang
mengalami perilaku kekerasan sebanyak 1534 jiwa atau sekitar 39,2%, pasien yang
mengalami gangguan persepsi halusinasi sebanyak 1606 jiwa atau sekitar 41%, pasien
yang mengalami isolasi sosial : menarik diri sebanyak 457 jiwa atau sekitar 11,7%,
pasien yang mengalami waham sebanyak 111 jiwa atau sekitar 2,8%, pasien yang
mengalami gangguan konsep diri : harga diri rendah yaitu sebanyak 82 jiwa atau
sekitar 2,1%, kemudian pasien yang mengalami depresi sebanyak 662 jiwa atau sekitar
16,9%, pasien yang ingin melakukan percobaan bunuh diri sebanyak 116 jiwa atau
sekitar 2,3%, pasien yang sudah pulang dan kambuh lagi ada 4452 jiwa atau sekitar
11,5%, pasien skizofrenia sendiri ada 3912 jiwa atau sekitar 99,99%, kemudian jumlah
pasien laki-laki sekitar 2357 jiwa, sedangkan pasien yang perempuan sebanyak 1557
Rumusan Masalah
Tujuan
Tujuan umum :
Untuk memberikan gambaran nyata tentang pemberian asuhan keperawatan pada
Pendengaran
Manfaat Penelitian
Bagi Responden
mempercepat penyembuhan.
tentang asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan Gangguan Persepsi Sensori
: Halusinasi Pendengaran.
Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan mahasiswa
BAB II
LANDASAN TEORI
4. Halusinasi Peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit. Mengalami nyeri atau
ketidaknyamanan stimulus yang jelas. Contohnya rasa tersetrum listrik yang datang
dari tanah, benda mati atau orang lain.
5. Halusinasi Pengecap
Karakteristik ditandai dengan rasa mengecap seperti rasa darah, urin, faces.
6. Halusinasi Sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti rasa aliran
darah vena atau arteri, pencernaan makanan, pembentukan urin.
7. Halusinasi Kinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan pergerakan sementara berdiri
tanpa bergerak.
C. Penyebab
Penyebab perubahan sensori persepsi halusinasi adalah isolasi sosial. Isolasi Sosial
adalah percobaan untuk menghindar interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan
dengan orang lain.
Tanda dan gejala Isolasi sosial antara lain:
1. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
2. Menghindar dari orang lain
3. Komunikasi kurang atau tidak ada
4. Tidak ada kontak mata
5. Tidak melakukan aktifitas sehari – hari
6. Berdiam diri di kamar
7. Mobilitas kurang
D. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala seseorang yang mengalami halusinasi adalah:
1. Tahap 1 ( Comforting )
- Tertawa tidak sesuai dengan situasi
- Menggerakkan bibir tanpa bicara
- Bicara lambat
- Diam dan pikirannya dipenuhi pikiran yang menyenangkan
2. Tahap 2 ( Condeming )
- Cemas
- Konsentrasi menurun
- Ketidakmampuan membedakan realita
3. Tahap 3
- Pasien cenderung mengikuti halusinasi
- Kesulitan berhubungan dengan orang lain
- Perhatian dan konsentrasi menurun
- Afek labil
- Kecemasan berat ( berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti petunjuk )
4. Tahap 4 ( Controlling )
- Pasien mengikuti halusinasi
- Pasien tidak mampu mengendalikan diri
- Beresiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
E. Akibat
Akibat dari perubahan sensori persepsi halusinasi adalah resiko mencederai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan adalah suatu perilaku mal adaftive dalam
memanifestasikan perasaan marah yang dialami seseorang. Perilaku tersebut dapat berupa
mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Marah sendiri merupakan perasaan
jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak
terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman. Perasaan marah sendiri merupakan suatu hal
yang wajar sepanjang perilaku yang dimanifestasikan berada pada rentang adaptif.
Rentang Respon
Respon adaptif Respon Mal adaptif
Perubahan persepsi
sensori ( Halusinasi )
Data Objektif :
- Klien terlihat lebih suka sendiri, binggung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri atau ingin mengakhiri hidup, apatis, ekspresi
sedih, komunikasi verbal kurang, aktivitas menurun, menolak berhubungan,
kurang memperhatikan kebersihan.
DAFTAR PUSTAKA
BAB 3
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
Jiwa Menur Surabaya. Adapun data yang didapat bahwa klien masuk rumah sakit
diruangan pada tanggal dengan nomor register dengan diagnosa medis F20.3
(Skizophrenia ).
I. IDENTITAS KLIEN
k/u : px mengatakan mendengar ada yang berbisik bisik dan menyuruhnya untuk
berbuat hal yang tidak baik ( contoh : disuruh memukul,disuruh mensholati ibunya )
3. Pengalaman
kakak pasien mengatakan bahwa px pernah dirawat di rumah sakit jiwa menur
pada tahun 2011 dengan keluhan yang sama, sebelumnya px berobat ke kyai untuk
sembuh akan tetapi pengobatan kurang berhasil. Selama selang 3 tahun setelah sembuh px
tidak pernah kontrol dengan tidak teratur minum obatnya karena merasa sudah sembuh.
Masalah Keperawatan :
- Regimen terapi inefektif
IV. FISIK
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : px menyukai seluruh bagian tubuhnya,
penampilanya kurang rapi, tampak lesu ketika berjalan, px mondar mandir di
ruangan
b. Identitas diri : px seorang laki laki berusia 25 tahun, belum
menikah, berpendidikan terakhir hanya SD.
c. Peran : px bekerja sebagai kuli bangunan, setiap harinya px
bekerja dengan tepat waktu.
d. Ideal diri : px ingin berkumpul dengan keluarganya
terutama dengan ibunya, dan pasien ingin menikah.
e. Harga diri : px merasa malu karena px seorang tamatan
SD dan px ditinggal pacarnya untuk menikah.
Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
dengan tetangganya tidak baik karena hanya berprofesi sebagai tukang kuli
bangunan. Saat di RS, px suka menyendiri tidak meu bergaul dengan px lainya.
rumah sakit.
b. Kegiatan ibadah : sudah tidak sholat sejak 3 bulan yang lalu selama
: perempuan
: pasien
1. Penampilan
Tidak rapi
3. Aktivitas Motorik:
lesu
4. Alam Perasaan
khawatir
5. Afek
Jelaskan : px bisa tersenyum dan sedih ketika diberi stimulus
Jelaskan : px lebih banyak diam diri, pandangan mata melihat ke arah lain
Pendengaran
ibunya), saat di kaji px mondar mandir, saat ditanya bahwa ada yang membisiki
untuk pulang dan mensholati ibunya. Respon px saat mendengar suara itu. Respon
px saat mendengar suara suara itu px mengikuti perintah sura tersebut. Juga
Masalah Keperawatan :
8. Proses Pikir
9. Isi Pikir
11. Memori
Jelaskan : px ingat pernah dibawa ke kyai dan menceritakan hal hal yang
pernah di alaminya
Masalah Keperawatan :
VII.KEBUTUHAN PULANG
a. Perawatan diri :
b. Nutrisi
c. Tidur
ya
DO :
- Pasien
mondar- mandir
- Pasien selalu
menyendiri kurang
bisa berinteraksi
dengan pasien lainnya
- Pasien selalu
berbicara “disuruh
pulang”
- Pasien
berbicara
melantur
POHON MASALAH
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke :
I
Tanggal : 1 januari
2014 PROSES
KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Px mengatakan mendengar bisikan-
bisikan DO : - Px tampak bingung
- Kontak mata kurang
- Px mengucapakan “ disuruh pulang “
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya
4. Tindakan keperawatan
· Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal
· Perkenalkan diri dengan sopan
· Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan
· Jujur dan menepati janji
· Berikan perhatian dan sikap ramah
STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat sore mas, perkenalkan nama saya amirullo ashadi, biasanya
dipanggil amir, kalu boleh tau, nam mas siapa ? mas biasanya dipanggil
siapa ? mas asalnya dari mana ? kalau saya dari Surabaya, saya
mahasiswa akper sutopo yang akan merawat mas selama di ruangan ini.
b. Evaluasi / Validasi
DS : px mampu menyebutkan nama perawat yang
mengkaji DO : px menjawab pertanyaan dengan sesuai
c. Kontrak
· Topic
Bagaimana sekarang kita mengobrol tentang mas, dan mas
bisa menceritakan masalah mas kepada saya !
· Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 20 menit
· Tempat
Mas mau ngobrol dimana ? bagaimana kalau disini saja !
2. Fase kerja
Selamat sore mas fandi, bagaimana perasaan mas hari ini ? boleh saya tau
pekerjaan mas apa ? apa mas mau menceritakan kepada saya kenapa mas
ada disini?
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Apa mas senang berbicara dengan saya? Coba mas ulangi siapa nama
saya tadi?
b. Evaluasi objektif
Klien tampak
lesu
c. Tindak lanjut
Baiklah mas besok kita ngobrol lagi, sekarang mas bisa istirahat lagi.
d. Kontrak yang akan datang
· Topic
Bagaimana kalau besok kita mengobrol lagi mas? Besok kita
bahas lebih lanjut lagi masalah yang ibu alami.
· Waktu
Bagaimana kalu kita mengobrol selama 20 menit mas
· Tempat
Besok kita mengobrol disini lagi ya pak?
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke :
II
Tanggal : 2 januari
2014 PROSES
KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Px mengatakan masih mendengar bisikan-
bisikan DO : - Px mampu mengungkapkan
halusinasinya
- ada kontak mata kurang
- ekspresi wajah bersahabat
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Klien mampu mengenal halusinasinya
4. Tindakan keperawatan
· BHSP
· Bantu klien mengenal halusinasinya ( jenis, isi, waktu terjadi,
frekuensi dan respon saat terjadinya halusinasi )
· Latihan mengontrol halusinasi dengan cara menghardik ( jelaskan
cara menghardik, peragakan cara menghardik, dan minta klien
untuk memperagakan ulang )
· Pantau penerapan dan beri penguatan
STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat siang mas fandi, bagaimana perasaanya hari ini? Saya datang
lagi untuk menepati janji yang kemarin, apa mas ingat nama saya? Ya
betul mas, Alhamdulillah mas masih ingat nama saya.
b. Evaluasi / Validasi
Px terlihat tenang hari ini, apa sudah tidak mendengar bisikan-bisikan
c. Kontrak
· Topic
Hari ini saya akan mengajarkan mas fandi untuk latihan mengontrol
halusinasinya. Bagaimana mas?
· Waktu
Bagaimana kalau kita latihan selama 20 menit mas?
· Tempat
Bagaimana kalau kita latihan disini saja mas?
2. Fase kerja
Apakah bisikan itu terdengar terus menerus/sewaktu-waktu? Bagaimana mas
untuk mengatasi bisikan itu? Bagaimana kalau kita berlatih menghardik
bisikan itu? Saat bisikan itu terdengar langsung mas bilang “ saya tidak mau
dengar “ begitu berulang- ulang. Coba mas peragakan.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Klien mau belajar mengontrol halusinasinya dan mau memperagakan
ulang menghardik halusinasinya
b. Evaluasi objektif
Klien mampu mengungkapkan halusinasinya, ada kontak mata.
c. Tindak lanjut
Dilatih terus ya mas, besok kita bertemu lagi untuk menghilangkan
bisikan- bisikan dengan cara yang kedua, bagaimana mas? Ya sudah
mas istirahat lagi.
d. Kontrak yang akan datang
· Topic
Besok kita belajar cara menghilangkan bisikan-bisikan dengan
cara kedua. Bagaimana mas?
· Waktu
Besok kita ngobrol 15 menit lagi ya mas
· Tempat
Besok kita mengobrol dimana mas? Baiklah disini saja
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke :
III
Tanggal : 3 januari
2014 PROSES
KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : - Px mengatakan mendengar bisikan-
bisikan DO : - ada kontak mata
- px tampak tenang
- px mampu mengungkapkan halusinasinya
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Px dapat mengontrol halusinasinya
4. Tindakan keperawatan
· Evaluasi kegiatan lalu ( SP I )
· Latih klien untuk berbicara dengan orang lain saat halusinasi muncul
· Masukkan dalam jadwal kegiatan klien
STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi mas fandi, bagaimana kabar hari ini mas? Apa
yang saya ajarkankemarin sudah mas lakukan?
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana mas tidur semalem? Apakah mas sudah melakukan latihan
menghardik sura yang saya ajarkan. Apa yang mas rasakan setelah
melakukan latihan menghardik secara teratur?
c. Kontrak
· Topic
Baik mas, sesuai dengan janji kita kemarin. Hari ini kita akan
latihan mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
· Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 15 menit mas?
· Tempat
Bagaimana kalau kita mengobrol disini saja mas?
2. Fase kerja
Bagaimana kalau kita ulangi yang saya ajarkan kemarin mas? Iya bagus
mas, pertahankan seperti itu. Sekarang saya akan memberi tau mas cara
kedua yaitu ketika mas mendengar bisikan mas bisa mengobroldengan
pasien lain atau bisa dengan saya. Bagaiman mas?
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Px mengatakan mau mengobrol dengan temannya
b. Evaluasi objektif
Ada kontak mata, px mau mengobrol dengan orang lain
c. Tindak lanjut
Dilatih terus-menerus ya mas, apa yang saya ajarkan. Mas juga
jangan suka menyendiri. Kalau mas butuh teman mengobrol mas
bisa memanggil saya
d. Kontrak yang akan datang
· Topic
Besok kita ngobrol-ngobrol lagi ya mas
· Waktu
Bagaimana kalau kita ngobrol 15 menit mas
· Tempat
Bagaimana kalau kita ngobrol di ruang depan? Baiklah kalau
begitru dini saja.
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : IV
Tanggal : 4 januari
2014 PROSES
KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Px mengatakan sudah berkurang mendengar bisikan-
bisikannya DO : - ada kontak mata
- px mampu mengungkapkan halusinasinya
- Px tampak tenang
- px bisa mengobrol dengan px lain
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Px dapat mengontrol halusinasinya dengan melakukan kegiatan
4. Tindakan keperawatan
· Evaluasi kegiatan lalu ( SP II )
· Latih px untuk berinteraksi agar halusinasinya tidak muncul
dengan tahapannya
(a)Jelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi
halusinasi
(b) Diskusikan aktivitas yang biasanya dilakukan px
(c) Latih px melakukan aktivitas
(d) Susunjadwal aktivitas yang telah dilatih ( dari
bangun pagi s/d tidur malam )
(e) Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikan penguatan
positif kepada pasien.
STRATEGI KOMUNIKASI
4. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi mas fandi, sudah makan tadi pagi? Makannya habis mas
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana mas, apa mas fandi masih mendengar suara-suara yang
membisiki? Bagus mas, apa yang saya ajarkan kemarin sudah mas
lakukan? Bagaimana rasanya setelah mengobrol dengan px lain?
c. Kontrak
· Topic
Baik mas, sesuai dengan janji saya kemarin, hari ini kita
akan mengevaluasi cara yang saya ajarkan kemarin dan
mengevaluasi kegiatan sehari-hari mas fandi selama di
rumah sakit.
· Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 15 menit mas?
· Tempat
Bagaimana kalau kita mengobrol di ruang depan mas
5. Fase kerja
Bagaimana kalau kita ulangi yang saya ajarkan kemarin mas? Pertahankan
seperti itu ya mas, latih secara teratur. Bagaimana mas?
Baik mas, bagaimana kalau membuat jadwal aktifitas yang mas lakukan? Kita
mulai dari rapikan tempat tidur, kemudian mandi, minum obat, makan,
beriteraksi dengan
px lain
a. Evaluasi subjektif
Px mengatakan mau mengobrol dengan px lain dan ingin cepat pulang
b. Evaluasi objektif
Ada kontak mata, px bisa berinteraksi dengan px yang dikenalnya, px
mampu duduk berdampingan dengan perawat
c. Tindak lanjut
Aktifitas yang sudah dibuat tadi dilaksanakan ya mas, mas kalau bisa
jangan menyendiri ya mas, berinteraksi dengan px lain.
d. Kontrak yang akan datang
· Topic
Bagaimana kalau besok kita mengobrol lagi mas? Bahas aktifitas lain
· Waktu
Bagaimana kalau besok kita mengobrol selama 15 menit mas?
· Tempat
Besok kita mengobrol disini lagi ya pak?
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke :
V
Tanggal : 5 januari
2014 PROSES
KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Px mengatakan sudah berkurang mendengar bisikan-
bisikannya DO : - ada kontak mata
- px mampu mengungkapkan aktifitas tadi pagi
- Px mampu mengungkapkan perasaannya
- px tampak tenang
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Px mampu melakukan aktivitas yang sudah dijadwalkan
4. Tindakan keperawatan
· Evaluasi kegiatan lalu ( SP I, II, III )
· Jelaskan pentingnya obat dan melatih px minum obat
· Masukkan dalam jadwal harian px
STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi mas fandi, sudah makan tadi pagi? Makannya habis mas?
b. Evaluasi / Validasi
Px terlihat tenang hari ini. Bagaiman mas. Apa aktifitas yang sudah kita
buat kemarin, sudah mas lakukan dengan benar? Apa masih ada
terdengar bisikan- bisikan mas? Kalau mas mas mendengar bisikan. Apa
yang mas lakukan seperti yang saya ajarkan dulu?
c. Kontrak
· Topic
Baik mas, mari kita bahas tentang aktifitas yang sudah mas
lakukan kemarin?
· Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 15 menit mas?
· Tempat
Bagaimana kalau kita mengobrol di ruangan kemarin mas?
2. Fase kerja
Bagaimana kalau kita ulangi yang saya ajarkan dulu? Iya mas, bagus, coba
peragakan mas, nanti kalau lupa saya ingatkan lagi, pertahankan cara-cara
tersebut ya mas.
a. Evaluasi subjektif
Px mengatakan sedikit lupa dengan cara mengontrol halusinasinya.
b. Evaluasi objektif
Px ada kontak mata, wajah bersahabat, px mampu
mengungkapkan perasaannya.
c. Tindak lanjut
Dilatih terus mas, yakin mas pasti bisa untuk mengontrol halusinasi
yang mas dengar.
d. Kontrak yang akan datang
· Topic
Besok kita mengobrol tentang obat yang mas minum setiap harinya
· Waktu
Bagaimana besok kalau kita mengobrol selama 10 menit mas?
· Tempat
Besok kita mengobrol disini lagi ya pak?
Ciel di 23.41
Berbagi 0
Tidak ada
komentar: Poskan
Komentar
‹ Beranda ›
Lihat versi web
About Me
Ciel
Surabaya, Surabaya,
Indonesia SAYA ADALAH
SAYA ^^
Lihat profil lengkapku