Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“ORIENTALIS”

Di Susun Oleh :
Subur Pranoto

Dosen Pengampu,
Ustadzah Badrah Uyun, MA.

Program S2 Ma’had Aly Zawiyah Jakarta


2022
Bismillahirrahmanirrahiim..

“SEJARAH ORIENTALISME”

Tidak bisa dipastikan, siapa dan kapan sebenarnya orang Barat pertama yang tertarik
untuk mempelajari ketimuran. Namun bisa diyakini ialah bahwa Sebagian Pendeta Barat
pernah pergi menuju Spanyol (Andalusia) di masa kejayaannya. Mereka belajar di sekolah-
sekolah Islam Spanyol. Menterjemahkan Al-Quran dan buku-buku Arab ke dalam bahasa
mereka. Juga mereka berguru kepada para sarjana Islam dalam berbagai ilmu pengetahuan,
terutama filsafat, kedokteran dan ilmu pasti.
Diantara periode pertama dari pendeta-pendeta itu adalah Pendeta Prancis Jerbert.
Setelah belajar di Andalusia dan pulang ke negerinya, ia terpilih menjadi Paus Gereja
Romawi tahun 999 M. Begitu pula Piere Le Venerable (1092 - 1156) dan Gerald de Gremona
(1114 - 1187).
Setelah pulang ke negeri masing – masing, mereka menyebarkan kebudayaan Arab
dan buku-buku karangan sarjana Arab yang termasyhur. Selanjutnya mereka mendirikan
Lembaga-lembaga Pendidikan/studi Arab sama dengan sekolah-sekolah Arab.
Sekolah-sekolah ini mengajarkan ilmu-ilmu Arab yang telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin, bahasa ilmu pengetahuan di negara-negara Eropa Barat pada waktu itu. Dan
hampir selama enam abad perguruan-perguruan tinggi di Eropa mengambil buku-buku Arab
sebagai kepustakaan utama.
Sejak saat itu selalu terdapat orang-orang Barat yang mempelajari Islam dan Bahasa
Arab. Dan menerjemahkan Al-Quran dan buku-buku Arab, baik sains maupun sastra, hingga
datang abad XVIII, dimana bangsa Barat mulai menjajah negara-negara Islam dan menguasai
kekayaannya.
Maka sejumlah sarjana-sarjana barat mulai menyelidiki tentang ketimuran. Dan untuk
itu mereka menerbitkan majalah-majalah di seluruh negara Barat dan memboyong
manuskrip-manuskrip Arab, baik dari negara Arab maupun dari negara Islam lainnya, dengan
cara membeli dari pemiliknya yang masih bodoh atau mencurinya dari perpustakaan-
perpustakaan umum yang saat itu sedang dalam keadaan kacau, untuk dibawa pulang ke
negerinya dan disimpan di perpustakaan-perpustakaan mereka. Akhirnya sejumlah besar
manuskrip-manuskrip Arab itu berhasil dipindahkan ke berbagai perpustakaan di Eropa,
sehingga pada awal abad XIX jumlah buku-buku yang berhasil mereka boyong tidak kurang
dari 250.000 jilid. Jumlah tersebut sampai saat ini semakin bertambah.
Pada tahun 1873 untuk pertama kalinya diadakan kongres orientalisme di Paris.
Kongres semacam itu terus diadakan sampai sekarang ini, guna mengkaji agama dan
kebudayaan timur.
LAPANGAN ORIENTALISME

Seperti kita lihat pada mulanya orientalisme hanya mempelajari bahasa Arab dan
Islam, tapi akhirnya setelah meluasnya kolonialisme Barat di negara-negara Timur,
orientalisme mulai mempelajari ketimuran yang meliputi agama, adat istiadat, kebudayaan,
geografi dan bahasa-bahasa yang populer.
Dan dewasa ini perhatian orang-orang orientalis terhadap Islam, sastra Arab dan
kebudayaan Islam sangat besar. Motif-motif keagamaan dan politislah yang mendorong
mereka mengkaji ketimuran, seperti yang akan dijelaskan nanti.

MOTIF – MOTIF ORIENTALISME

1. Motif Keagamaan
Rasanya tidak terlalu sulit untuk mengetahui motif mereka yang pertama ini, yaitu
motif keagamaan. Sebab hal itu sudah dimulai oleh pendeta-pendeta Barat, seperti kita
ketahui, dan berlangsung terus hingga sekarang ini.
Mereka sangat ambisi untuk dapat menghancurkan Islam, memalsukan segi-segi
kebaikannya dan menodai kesuciannya. Hal itu untuk meyakinkan kaumnya (orang-
orang Barat) yang patuh kepada pemimpin keagamaan mereka yang memandang Islam,
saat itu merupakan satu-satunya musuh bebuyutan kaum nashrani, sebagai agama yang
tidak berhak berkembang, dan kaum muslimin adalah orang-orang biadab, pencuri dan
penumpah darah. Agama Islam mendorong umatnya mencari kepuasan nafsu jasmani,
dan menjauhkan mereka dari keinginan jiwa dan moral, kata mereka menuduh.
Dewasa ini hantaman mereka terhadap Islam semakin sengit, setelah mereka tahu
bahwa peradaban modern telah menggoncangkan sendi-sendi kepercayaan mereka, dan
telah menyepelekan pendidikan yang mereka peroleh dari kalangan agamawan mereka di
masa lampau.
Serangan dan hantaman keras mereka itu terhadap Islam ternyata tidak berhasil
membelokkan atau menghentikan kritikan-kritikan orang Barat terhadap agama dan
kitab suci mereka sendiri.
Mereka menyadari kecemasan orang-orang Barat dan kebenciannya terhadap kaum
muslimin, sebagai akibat pengaruh penyebaran Islam pertama, perang salib dan
kemudiaan perluasan wilayah Osmaniyah di Eropa. Nah, dengan jiwa yang penuh takut
dan benci itulah mereka lebih giat lagi menyelidiki Islam.
Selain itu ada juga tujuan yang tidak pernah dilupakan dalam penyelidikan ilmiyah
itu, yaitu kristenisasi. Umumnya yang menangani bidang ini adalah rohaniawan-
rohaniawan Kristen.
Mereka berusaha mengaburkan dan menodai kecemerlangan dan keberhasilan Islam.
Usaha mereka ini banyak ditujukan kepada para cendekiawan Muslim yang berfikiran
barat, guna melemahkan akidah mereka dan meragukan terhadap adanya peninggalan-
peninggalan kebudayaan, ilmu pengetahuan Islam dan segala yang berhubungan dengan
Islam.
2. Motif Penjajahan
Setelah perang salib usai dan kekalahan tentaranya, yang pada lahirnya merupakan
perang agama, tapi pada hakikatnya perang penjajahan, orang-orang Barat tidak berputus
asa untuk menguasai dan menjajah negara-negara Arab khususnya, dan negara-negara
Islam umumnya.
Mulailah mereka menyelidiki negara-negara tersebut dari berbagai segi: agama,
tradisi, akhlak dan kekayaan alamnya, guna mengetahui dimana letak basis-basis
kekuataan negara-negara tersebut untuk kemudian dilemahkan dan dirampasnya.
Setelah kekuatan politik dan militer mereka mantap, maka factor-faktor yang
menggalakkan orientalisme adalah usaha melemahkan mental dan rohani umat Islam.
Hal itu mereka lakukan dengan cara meragukan arti peninggalan-peninggalan
kebudayaan, akidah dan nilai-nilai kemanusiaan yang kita miliki. Akhirnya kita
kehilangan kepercayaan kepada diri sendiri dan terlempar dalam pelukan Barat. Sampai-
sampai norma-norma akhlak dan akidah keimanan kita berkiblat kesana.
Dengan demikian sempurnalah sudah usaha mereka untuk membuat kita bertekuk
lutut mengikuti kebudayaan dan peradaban Barat.
Bisa dilihat misalnya bagaimana mereka menggalakkan timbulnya ide-ide nasionalisme
Arab yang sudah dilupakan oleh sejarah itu, dan sudah punah sejak bangsa Arab
mengibarkan panji-panji Islam sehingga bersatulah bahasa, akidah dan negeri mereka.
Dikibarkannya panji-panji ini ke seluruh dunia, kemudian diperkokohkannya
pertalian-pertalian kemanusiaan, sejarah dan kebudayaan dengan bangsa setempat. Maka
dengan begitu makin kuatlah posisi orang-orang Arab itu dan semakin tinggi pula
keluhuran dan kejayaannya.
Sejak setengah abad yang lalu, orang-orang Barat selalu berusaha untuk
menghidupkan kembali chauvinisme-chauvinisme seperti fir’aunniyah di Mesir,
Phonesia di Syria, Libanon dan Palestina, Asyur di Irak dan lain-lain. Hal itu dilakukan
untuk mempermudah penghancuran kesatuan kita sebagai satu umat. Juga untuk
menghalangi-menghalangi usaha kita dalam menguasai tanah dan kekayaan kita serta
merebut Kembali kejayaan kita dalam memimpin lajunya peradaban, Begitu pula untuk
mencegah persatuan kita Kembali dalam akidah, norma-norma keluhuran, sejarah dan
kepentingan yang sama.
3. Motif Komersial
Diantara motif-motif yang mendorong orang-orang orientalis giat menjalankan
misinya adalah keinginan mereka untuk mengadakan kerja sama dengan kita. Hal ini
untuk memperlancar pemasaran barang-barang produksi mereka dan membeli hasil-hasil
alam kita dengan harga serendah mungkin. Begitu juga untuk membuat gulung tikar
industri-industri setempat yang pernah berkembang pesat di negara-negara Arab dan
Islam.
4. Motif Politis
Motif ini merupakan yang paling menonjol saat itu, setelah Sebagian besar negara-
negara Arab dan Islam merdeka. Setiap kedutaan negara-negara barat di negara-negara
Islam memiliki sekretariat atau atase kebudayaan, dimana stafnya fasih berbahasa Arab
dan bahasa setempat. Ini untuk memungkinkan mereka dapat berhubungan dengan para
pemikir, pers dan politikus setempat untuk menjajaki arus pemikiran mereka. Dalam
pada itu mereka juga menyebarkan paham-paham politik yang cocok dengan kemauan
negaranya.
Kegiatan-kegiatan seperti ini mempunyai pengaruh besar dan amat berbahaya. Dulu,
Ketika duta-duta besar negara-negara Barat – yang sebagian masih berada di negara-
negara Islam – menyebarkan fitnah-fitnah untuk memecah kesatuan negara-negara Arab
dan Islam dengan dalih memberikan advis dan bantuan. Hal demikian mereka lakukan
setelah mempelajari dan mengetahui sepenuhnya watak dan segi-segi kelemahan politik
para penguasa setempat. Sebagaimana juga mereka tahu terhadap paham-paham
kebangsaan yang membahayakan kepentingan kolonial.
5. Motif Ilmiyah
Sedikit sekali orientalis-orientalis yang melakukan tugas-tugas orientalisme dengan
tujuan semata-mata cenderung mengadakan penelitian terhadap berbagai peradaban
bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa.
Dibanding dengan yang lain, kelompok yang bermotif ilmiyah ini lebih sedikit
kekeliruannnya dalam memahami Islam dan peninggalannya. Hal itu disebabkan karena
mereka memang tidak sengaja membuat pemalsuan dan penodaan terhadap Islam.
Karenanya hasil penelitian dan penyelidikan mereka nampak lebih mendekati kebenaran
disamping lebih sesuai dengan metode ilmiah yang benar, dibanding dengan hasil
penelitian orientalis-orientalis pada umumnya.
Diantara mereka, bahkan ada yang mendapat hidayah Allah, memeluk Islam dan
beriman. Namun orientalis-orientalis seperti ini sangat jarang didapati, kecuali apabila
mereka memiliki biaya sendiri untuk mengadakan penelitian ketimuran dengan jujur dan
ikhlas.
Hal itu disebabkan karena hasil-hasil penulisan mereka yang jujur tidak mendapat
sambutan dari kalangan orang-orang Barat sendiri, baik kalangan agamawan dan politisi
maupun para cendekiawan. Karena itu mereka tidak memperoleh keuntungan material,
sehingga jarang kita dapati kelompok orientalis semacam ini.

TUJUAN ORIENTALISME

1. Tujuan Ilmiyah Terselubung


a. Usaha meragukan kebenaran risalah Nabi Muhammad dan sumbernya (wahyu)
Umumnya orang-orang orientalis mengingkari bahwa Nabi Muhammad SAW.
itu mendapat wahyu dari Allah SWT. Mereka menghantam dengan sengit dalam
mengartikan dan memahami tanda-tanda turunnya wahyu yang sering disaksikan
sendiri oleh para sahabat Nabi terutama Aisyah.
Diantaranya ada yang berpendapat bahwa tanda-tanda turunnya wahyu itu
sebenarnya penyakit ayan yang diderita oleh Nabi. Ada pula yang berpendapat
bahwa wahyu itu hanyalah hasil lamunan yang sering dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW. Ada pula yang mengatakan bahwa tanda-tanda turunnya wahyu
itu adalah merupakan penyakit jiwa yang diderita oleh Nabi Muhammad SAW.
Begitulah seolah-olah Allah SWT. sama sekali tidak pernah mengutus para
Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW., sehingga mereka kesulitan dalam
memahami tanda-tanda turunnya wahyu.
Dan karena mereka semua adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani yang
mengakui adanya para Nabi dalam Taurat – yang kedudukannya dalam sejarah,
pengaruh dan risalahnya tidak setinggi Nabi Muhammad SAW. – maka
pengingkaran mereka terhadap kenabian Muhammad SAW . . hanyalah merupakan
pembangkangan yang didorong oleh rasa fanatisme agama yang merasuki jiwa para
pastur, pendeta dan missionaris.
Kemudian mereka melancarkan pengingkaran mereka terhadap kitab suci Al-
Quran yang diturunkan dari sisi Allah SWT.
Dan ketika mereka tidak bisa lagi membantah kebenaran sejarah umat
terdahulu yang disampaikan oleh Al-Qur’an dimana hal itu mustahil timbul dari
seorang umi seperti Nabi Muhammad SAW., maka mereka menuduh – seperti sikap
orang-orang musyrik jahiliyah di masa Nabi Muhammad – bahwa Nabi Muhammad
mengetahui hal itu karena ada orang-orang yang memberitahukannya. Sungguh
aneh kritik mereka.
Begitu pula ketika mereka tidak bisa lagi menyangkal kebenaran isi Al-Quran
tentang penemuan-penemuan ilmiyah yang belum pernah diketahui kecuali pada
abad modern sekarang ini, maka mereka menganggap bahwa hal itu karena
kecerdasan Nabi Muhammad SAW. Sungguh kritik yang lebih aneh lagi.
b. Usaha mengingkari Islami sebagai agama yang diturunkan dari sisi Allah
Setelah mereka mengingkari kenabian Muhammad dan kesamawian Al-Quran,
maka kemudian mereka mengingkari Islam sebagai agama yang diturunkan dari sisi
Allah.
Menurut mereka, Islam hanyalah sekedar jiplakan atau gabungan dari agama-
agama Yahudi dan Nasrani. Tuduhan mereka ini sama sekali tidak bisa dibuktikan
dengan bukti-bukti yang kuat berdasarkan penelitian ilmiyah. Tuduhan ini hanya
didasarkan pada beberapa point yang kebetulan sama antara Islam, Yahudi dan
Nasrani.
Yang perlu mendapat perhatian adalah pernyataan orientalis-orientalis Yahudi
seperti Goldziher dan S.J. Schacht. Mereka sangat gencar melancarkan serangan dan
tuduhan bahwa Islam adalah agama jiplakan dari agama Yahudi. Dan Islam sangat
diwarnai oleh Yahudi.
Sedangkan orientalis-orientalis Nasrani pada umumnya hanya mengikuti
pendapat-pendapat seperti di atas, sebab di dalam agama Nasrani tidak terdapat
aturan-aturan yang bisa dijadikan dalih bahwa Islam adalah jiplakan dari agama
Nasrani. Begitu pula tidak ada hal-hal yang menunjukkan bahwa agama Nasrani itu
mempengaruhi Islam. Dalam agama Nasrani hanya terdapat kaidah-kaidah atau
norma-norma akhlak yang menurut mereka hal itu mempengaruhi Islam. Dan itulah
yang bisa masuk dan dijiplak oleh Islam.
Begitulah seakan-akan sudah menjadi suatu keharusan bahwa agama-agama
samawi itu mesti bertentangan satu sama lainnya dalam norma-norma akhlaknya.
Dan seolah-olah para Nabi juga mesti bertentangan dalam membawakan risalahnya.
Maha suci Allah dari segala tuduhan mereka.
c. Usaha meragukan kebenaran hadits Nabi yang sudah menjadi pegangan ulama kita
Tuduhan mereka ini berdasarkan adanya hadits-hadits palsu (maudhu’).
Mereka tidak mau tahu atau berpura-pura tidak tahu akan jerih payah ulama-ulama
kita dalam menyeleksi hadits-hadits shahih dengan penyelidikan yang teliti itu.
Dalam agama mereka penelitian semacam itu tidak pernah terjadi. Karena itu
sulit dijamin akan kebenaran kitab-kitab suci mereka.
Tuduhan terhadap hadits seperti tersebut di atas sudah kami bantah dalam
buku ‘Assunnah Wa Makanatuha fit Tasyri’il Islami’.
Faktor yang mendorong mereka sehingga berani menuduh yang bukan-bukan
itu adalah kenyataan yang mereka lihat sendiri, bahwa hadits Nabi yang menjadi
pegangan ulama kit aitu mengandung berbagai kekayaan pemikiran dan aturan-
aturan yang menakjubkan, sedangkan mereka tidak mengakui kenabian Muhammad
SAW.
Sebab itulah mereka menuduh bahwa hal itu sangat mustahil dan tidak masuk
akal timbul dari Nabi Muhammad SAW. yang ummi itu. Menurut mereka yang
hadits’hadits itu tidak lain adalah hasil pemikiran ulama-ulama Islam abad III H.
Cara berpikir mereka ini bertolak dari pengingkaran terhadap kenabian
Muhammad dan dari situlah muncul kritik-kritik pedas dan tuduhan-tuduhan keji.
d. Usaha meragukan nilai hukum Islam, sebuah rumusan hukum Islam yang agung
yang tidak pernah ada duanya sepanjang masa
Ketika mereka mengetahui kehebatan dan keagungan hukum Islam, mereka
merasa tersudut disebabkan pengingkaran mereka atas kenabian Muhammad.
Karena itu tidak ada jalan lain kecuali harus menyerang dan menuduh hukum Islam
itu sebagai jiplakan atau bersumber dari hukum Romawi. Dengan kata lain, hukum
Islam itu bersumber dari Barat.
Para ulama kita sudah banyak yang menangkis dan menjelaskan kepalsuan
tuduhan ini. Dan dalam konfrensi Hukum Komparatif yang diadakan di Den Haag,
Negeri Belanda, terdapat pernyataan bahwa hukum Islam adalah hukum yang
berdiri sendiri dan bukan jiplakan dari hukum-hukum itu.
Hal itulah yang membuat mereka yang ingkar itu menyerah dan tidak bisa
membantah lagi. Dan bagi sarjana yang jujur dalam penyelidikan dan pencarian
kebenaran, itulah yang diterima dan melegakan mereka.
e. Usaha meragukan kemampuan bahasa Arab dalam mengikuti perkembangan ilmiah
Dimaksudkan agar kita selalu merasa butuh pada peristilahan mereka,
sehingga pada akhirnya kita akan mengakui keunggulan dan kelebihan sastra
mereka. Dan inilah sebenarnya penjajahan budaya yang mereka lancarkan
disamping penjajahan militer.
Itulah tadi tujuan-tujuan ilmiyah yang biasa dikerjakan oleh orang-orang
orientalis.
2. Tujuan keagamaan dan politik
a. Usaha meragukan kenabian Muhammad SAW. kebenaran Al-Quran dan hukum
Islam. Dalam hal ini mempunyai tujuan ganda, yaitu tujuan keagamaan dan politik.
b. Pengaburan nilai-nilai peninggalan sejarah umat Islam. Mereka menuduh bahwa
peradaban Islam hanyalah jiplakan dari peradaban Romawi. Bangsa Arab dan umat
Islam menurut mereka hanyalah sekedar memindahkan filsafat Romawi dan
peninggalannya. Umat Islam tidak pernah menemukan suatu teori atau penemuan-
penemuan kebudayaan. Peradaban umat Islam juga serba kurang.
Sedikit sekali yang mau berbicara tentang keberhasilan dan kejayaan peradaban
Islam. Dan seandainya mereka terpaksa membicarakan kejayaan peradaban ini,
maka mereka menyajikannya dalam bentuk yang negatif.
c. Melemahkan kebanggaan umat Islam terhadap peninggalannya dan berusaha keras
mengaburkan nilai-nilai akidah dan keluhuran umat Islam, untuk mempermudah
mereka dalam mencengkramkan kuku-kuku penjajahan dan menyebarkan
kebudayaan mereka di tengah-tengah umat Islam, sehingga umat Islam menjadi
budak-budak pengabdi peradaban Barat yang setia, dipaksa mengikuti kemauan
penjajah dan kekuatan mentalnya dilemahkan.
d. Melumpuhkan semangat persaudaraan Islam di berbagai negara Islam dengan cara
menghidupkan paham kesukuan dan kebangsaan yang pernah hidup sebelum Islam.
Begitu juga dengan menyebarkan benih-benih perpecahan di kalangan umat Islam.
Di negara-negara Arab, orang-orang orientalis berusaha keras menghalang-halangi
terwujudnya kesatuan dan kekompakkan negara-negara tersebut. Dengan segala
kemampuan mereka berusaha memalsukan kebenaran-kebenaran dan melukiskan
peristiwa-peristiwa pribadi sebagai kenyataan sejarah baru, guna memecah persatuan
antar negara-negara Arab yang selalu dilandasi atas saling pengertian terhadap
kebenaran dan kebaikan rakyatnya.
3. Tujuan Ilmiyah Murni
Penyelidikan yang objektif, jujur dan murni terhadap peninggalan Arab dan Islam
akhirnya menyingkapkan tabir kepada orang-orang orientalis akan kebenaran-kebenaran
yang semula masih samar-samar. Tapi sayang jumlah mereka yang mengadakan
penyelidikan dan penelitian seperti itu sedikit sekali. Di samping juga masih terdapat
kekeliruan-kekeliruan, walaupun diakui bahwa mereka telah berusaha sejujur dan
seobyektif mungkin dalam melakukan penelitian.
Hal itu disebabkan karena mereka kurang menguasai bentuk-bentuk ungkapan bahasa
Arab. Begitu juga karena ketidak-tahuan mereka terhadap keadaan sejarah Islam yang
sebenarnya. Sehingga mereka menggambarkan masyarakat itu tanpa mengingat faktor-
faktor alami, kejiwaan dan waktu membedakan antara situasi sejarah yang mereka
selidiki dan situasi zaman sekarang dimana mereka hidup.
Namun demikian, kelompok orientalis ini bisa dianggap paling selamat dan tidak
terlalu berbahaya dibanding dengan kelompok-kelompok sebelumnya. Hal itu
disebabkan oleh kejujuran mereka. Dan bila sudah tahu kebenaran, mereka akan cepat-
cepat memihak kebenaran.
Bahkan diantara mereka ada yang tidak hanya sekedar meneliti dengan pena saja, tapi
justru terjun langsung, hidup dan menghayati keadaan lingkungan yang mereka selidiki,
sehingga akhirnya mereka menemukan hasil-hasil yang cocok dengan kebenaran dan
kenyataan yang ada.
Tetapi justru kelompok orientalis seperti ini tidak diakui oleh kelompok-kelompok
orientalis yang lain. Bahkan hasil penelitiannya dicap sebagai tidak memenuhi
persyaratan penelitian ilmiyah. Dianggap hanya sekedar memenuhi selera pribadi saja,
atau hanya ingin berbasa basi mendekati kalangan Islam, seperti yang dilakukan oleh
Thomas Arnold, ketika dengan jujur ia menuturkan tabiat orang-orang Islam dalam
bukunya “The Preaching of Islam”.
Ia telah membuktikan bahwa toleransi Islam terhadap lawan-lawannya, sepanjang
sejarah, adalah berbeda dengan toleransi mereka terhadap umat Islam.
Buku itu – yang termasuk paling penting dan dapat diandalkan sebagai referensi
sejarah toleransi agama Islam – ternyata tidak luput dari kecaman orang-orang orientalis
yang fanatik, terutama kaum missioniaris.
Mereka menuduh bahwa penulis buku ini (Thomas Arnold) sangat dipengaruhi oleh
kecenderungan yang kuat terhadap orang-orang Islam. Padahal dalam penuturan suatu
peristiwa ia selalu menyertakan sumbernya.
Dan diantara mereka ada pula yang memeluk Islam, setelah mengadakan penelitian
dengan jujur demi kebenaran. Bahkan kemudian menjadi pembela Islam dihadapan
bangsanya, orang-orang Barat.
Seperti yang telah dilakukan oleh Dinet orientalis Prancis yang hidup di Aljazair. Ia
kagum terhadap Islam dan kemudian masuk Islam. Namanya sendiri kemudian ditambah
menjadi Nashruddin Dinet. Bersama seorang sarjana Aljazair ia menulis sebuah buku
tentang sirah (biografi) Rasulullah SAW. Ia juga menulis buku berjudul “Asy’atun
Khashah Bi Nuril Islam”, dimana ia membeberkan keengganan bangsanya terhadap
Islam dan Rasulullah SAW.
Orientalis muslim ini meninggal di Prancis dan jenazahnya dikebumikan di Aljazair.

SARANA – SARANA ORIENTALIS

Untuk memperluas penyelidikan dan menyebarkan pengaruh, orang-orang orientalis


menempuh segala macam cara, antara lain :
1. Menulis buku-buku tentang Islam dari berbagai aspeknya, termasuk pembahasan
tentang Al-Quran, Rasulullah SAW., dan aliran-aliran dalam Islam. Pada umumnya
tulisan-tulisan mereka mengandung kesalahan-kesalahan yang disengaja, baik dalam
penukilan dan pemalsuan teks-teks maupun dalam pemahaman peristiwa-peristiwa
sejarah.
2. Menerbitkan majalah-majalah khusus membahas Islam, dunia Isalm dan kaum
muslimin.
3. Mengirim dan menyebarkan misionaris-misionaris Kristen ke seluruh negara-negara
Islam. Missionaris-missionaris ini pada lahirnya melaksanakan tugas-tugas
kemanusiaan, seperti mendirikan rumah-rumah sakit, yayasan-yayasan, organisasi-
organisasi pemuda Kristen dan lain-lain.
4. Memberikan ceramah-ceramah ilmiyah di berbagai Perguruan Tinggi dan lembaga-
lembaga ilmiyah. Dan yang sangat disayangkan adalah bahwa mereka yang justru
paling berbahaya dan sangat memusuhi Islam itu sering diundang untuk berbicara
tentang Islam di berbagai Perguruan Tinggi di negara-negara Arab dan Islam seperti
Kairo, Damaskus, Baghdad, Rabat, Lahore, Karachi, Aligarh dan lain-lain.
5. Menyuguhkan makalah-makalah di berbagai pers mereka. Dalam pada itu mereka
juga mampu menguasai sejumlah besar pers local di negeri kita. Dalam buku
“Missionaries and Imperialisme” karangan Dr. Omar Faroukh dan Dr. Mustafa Al-
Khalidi – dimana buku ini termasuk dokumen sejarah yang sangat penting yang
membeberkan kegiatan-kegiatan orang-orang orientalis dan missionaris untuk
kepentingan penjajahan – terdapat keterangan sebagai berikut :
‘Kalangan missionaris Kristen menegaskan bahwa mereka telah dapat menguasai
pers Mesir pada khususnya, untuk menyuarakan ide-ide Kristen, dibandingkan
dengan negara-negara Islam lainnya. Dan di koran-koran Mesir telah bermunculan
pula artikel-artikel Kristen. Pemuatan artikel-artikel semacam ini justru mereka
sendiri yang membayar pada surat kabar-surat kabar tersebut’.
6. Mengadakan kongres-kongres yang pada lahirnya untuk membahas topik-topik
umum, tetapi pada hakikatnya untuk mengokohkan program-program orientalis.
Kongres semacam ini sejak tahun 1973 sampai sekarang ini masih terus dilakukan.
7. Menerbitkan Encyclopedia of Islam dalam berbagai bahasa. Kami pernah membaca
pada bagian-bagian pertama cetakan kedua dari sekretaris Encyclopedia itu sendiri
ketika kami berkunjung ke Oxford pada tahun 1956. Dan sudah dimulai
penerjemahan cetakan pertama ke dalam bahasa Arab. Dan sekarang terbit dalam 13
jilid.
Encyclopedia yang dikerjakan oleh tokoh-tokoh orientalisme yang sangat anti Islam
itu banyak berisi pemalsuan-pemalsuan, racun-racun dan penodaan-penodaan
terhadap Islam dan keislaman. Dan sangat disesalkan justru Encyclopedia semacam
itu menjadi referensi di kalangan intelektuan kita. Mereka menganggap sebagai dalil
dalam pembahasannya. Dan itu seterusnya merupakan gejala kebodohan sementara
intelektual-intelektual muslim terhadap kebudayaan Islam.

ORIENTALIS – ORIENTALIS YANG SANGAT BERBAHAYA DEWASA INI


DAN KARYA – KARYANYA

1. A.J. Arberry
Berkebangsaan Inggris, terkenal fanatic dan sangat anti Islam. Termasuk editor
Encyclopedia of Islam. Sekarang menjadi guru besar di Universitas Cambrige. Dan
disayangkan dia juga menjadi guru besar para mahasiswa Mesir yang lulus dalam
Islamic Studies dan Linguistiek di Inggris. Diantara buku-bukunya yang penting
ialah:
a. Islam To Day, terbit tahun 1943.
b. Muqaddimah li tarikhat-tasauf, terbit 1947.
c. Al-Tashauf, terbit 1950.
d. The Holly Koran: An Introduction With Selection and Revelation, terbit tahun
1950.
2. Geom
Asal Inggris dan terkenal sangat anti Islam. Ia mengajar di berbagai
universitas di Inggris dan Amerika. Semangat missionarisnya sangat menonjol dalam
ide-ide dan tulisannya. Diantara bukunya yang terkenal adalah ‘Islam’. Banyak
mahasiswa-mahasiswa utusan Pemerintah Mesir yang mempelajari bahasa-bahasa
timur menjadi anak didiknya. Suatu hal yang patut disayangkan.
3. Baron Cara De Vaux
Asal Prancis. Dan juga terkenal sangat fanatik dalam memusuhi Islam dan
umatnya. Dia punya andil besar dalam penulisan Encyclopedia of Islam.
4. H.A.R. Gibb
Orientalis Inggris modern. Pernah menjadi anggota Lembaga Bahasa di Mesir.
Sekarang menjadi Guru Besar Islamic & Arabic Studies di Universitas Harvard
Amerika. Termasuk tokoh penting editor Encyclopedia of Islam. Karya-karyanya
yang paling berbahaya adalah:
a. Studies on the Civilization of Islam, 1969, ditulis bersama-sama orientalis lain
dan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dengan judul “Thorikul Islam”.
b. Modern Trend in Islam. Terbit pada tahun 1947 dan sudah dicetak ulang.
Diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dengan judul “Al-Ittijahatul Hadistah fil
Islam”.
c. Mohammedanisme, terbit tahun 1947 dan sudah dicetak ulang.
d. Al Islam wal Mujtama’ al-Arabi, terbit dalam beberapa jilid. Dikerjakan
bersama-sama rekannya.
e. Dan beberapa makalah lainnya.
5. Ignace Goldziher
Asal Hongaria. Terkenal sangat anti Islam. Tulisan-tulisannya sangat
berbahaya, termasuk editor Encyclopedia of Islam. Juga menulis tentang Al-Quran
dan Hadits Nabi. Diantara buku-bukunya ialah: Mohammadische Studien dan sudah
diterjemahkan kedalam bahasa Arab dengan judul “Tarikhul Madzahibit Tafsiril
Islami”.
6. John Maynard
Berkebangsaan Amerika. Dan sangat fanatik dalam memusuhi Islam. Ia
berperan dalam redaksi majalah Amerika “Journal of the Oriental Studies Society”.
Terutama dalam bab-bab buku-buku baru yang berhubungan dengan Islam
khususnya, atau ketimuran umumnya (lihat misalnya hal. 22 dan seterusnya dari
majalah tersebut No. II Jilid VIII, April 1924).
7. Samuel M. Zweimer
Orientalis dan missionaris ini terkenal sangat anti Islam. Pendiri majalah “The
Muslim World” dan penulis buku “The Moslem Dartrime of God” terbit tahun 1980.
Ia adalah penyusun buku “Islam”, yaitu kumpulan makalah yang diajukan pada
kongres missionary II tahun 1911 di Lucknow India.
Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya dalam menjalankan tugas missionary,
orang-orang Amerika mengabdikan Namanya pada Sekolah Theology dan Calon
Missionaries.
8. Aziz Athia Soryal
Seorang Kristen Mesir yang pernah menjadi Guru Besar Universitas
Iskandaria. Sekarang mengajar pada sebuah Universitas di Amerika.
Ia sangat dendam terhadap Islam dan kaum muslimin. Banyak memalsukan
ajaran Islam. Kedengkian dan pemalsuannya itu ditunjang oleh karena tinggalnya
yang jauh dari Mesir dan kalangan Islam.
Dia juga menulis beberapa buku tentang Perang Salib.
9. Von Grunebaum
Yahudi asal Jerman yang sangat anti Islam ini didatangkan ke Amerika untuk
menjadi pengajar di berbagai universitas disana dan sebagai guru besar pada
Universitas Chicago. Hampir semua buku-bukunya mengandung serangan terhadap
Islam dan kaum muslimin. Ia produktif dalam menulis dan sangat dikagumi di
kalangan orientalis sendiri. Diantara karya-karya nya:
a. Al-Islami fi ‘Usur al Wushtha terbit tahun 1946.
b. Al-A’yadul Muhammadiyah, terbit tahun 1947.
c. Muhawalat fi Syarah al-Islam Al-Mu’ashir, terbit tahun 1954.
d. Dirasat fi Tarikh As-Saqafah Al-Islamiyah, terbit tahun 1957.
e. Al Islam, terbit 1957.
f. Unity and Variety of Moslem Civilization, terbit tahun 1955.
10. Philip K. Hitti
Kristen Libanon yang berwarganegara Amerika. Menjadi guru besar pada
jurusan Oriental Studies di Universitas Princeton Amerika. Kemudian menjabat
Ketua Jurusan dan sekarang sudah pension. Ia termasuk orang yang sangat anti Islam
dan berlagak sebagai pembela persoalan Arab di Amerika. Penasihat tidak resmi
pada Departemen Luar Negeri Amerika dalam urusan Timur Tengah.
P.K. Hitti selalu berusaha meremehkan peranan Islam dalam membangun
peradaban manusia. Dan sangat benci setiap hal yang berkaitan dengan kaum
muslimin. Seperti nampak dalam tulisannya di Encyclopedia Americana terbitan
tahun 1948 di bawah judul “Sastra Arab”, halaman 129. Ia menulis sebagai berikut:
“Tanda-tanda kehidupan sastra Arab modern tidak nampak kecuali pada bagian akhir
abad XIX. Pada umumnya pelopor gerakan pembaharuan ini adalah orang-orang
Kristen Libanon yang belajar dan mengambil inspirasi dari semangat missionaris-
missionaris Amerika”.
Usaha-usaha Hitti dalam meremehkan keutamaan Islam dan kaum muslimin
tidak hanya terbatas pada abad baru, tetapi tercermin hampir pada semua fase sejarah
Islam sebagaimana tercantum dalam buku-buku berikut:
a. History of the Arab, terbit dalam bahasa Inggris dan telah beberapa kali dicetak
ulang. Buku ini penuh dengan kecaman terhadap Islam dan hinaan terhadap Nabi
Muhammad, dendam, racun, dan kebencian. Lihat misalnya majalah “Islam”
edisi bahasa Inggris yang terbit di Karachi Pakistan, halaman 138, edisi April
1958 dan halaman 146 edisi awal Mei 1958.
b. Tarikh Suria.
c. Ashlu Adruz wa Dianatihim (1928).
11. A.J. Wensink
Musuh bebuyutan Islam dan Nabi Muhammad. Anggota Lembaga Bahasa di
Mesir, kemudian keluar dari keanggotaan karena konflik dengan Dr. Thoyib Husen
Al-Hawari pengarang buku “Al-Mustarsyrikun wal Islam”, terbit tahun 1936. Krisi
situ terjadi setelah tersebarnya pendapat Wensink mengenai Al-Quran dan
Rasulullah. Ia menuduh bahwa Rasulullah adalah penyusun Al-Quran dari ringkasan
kitab-kitab agama dan filsafat sebelum Nabi Muhammad, lihat “Al-Mustasyrikun
wal Islam” halaman 71 dan seterusnya. Buku Wensink yang terkenal berjudul
‘Theology of Islam’, terbit tahun 1932.
12. K. Cragg
Orang Amerika yang sangat anti Islam ini pernah bekerja sebagai guru besar
di Universitas Amerika Cairo. Sekarang menjadi Pimpinan Majalah “The Moslem
World”, missionaris Amerika dan Ketua Jurusan Theology Kristen di Hartford dan
tokoh missionaris. Diantara buku-bukunya yang terkenal “Da’watul Muazhinah”
terbit tahun 1956.
13. Louis Massignon
Tokoh terbesar orientalis modern Perancis dan Penasihat Departemen Koloni
Perancis Urusan Afrika Selatan. Ia merupakan pimpinan Spiritual Perkumpulan-
Perkumpulan Missionaris Perancis di Mesir. Sering mengunjungi dunia Islam.
Pernah bekerja sebagai tantara Perancis selama lima tahun pada waktu Perang Dunia
Pertama. Ia juga anggota Lembaga Bahasa di Mesir dan Lembaga Ilmiyah Arab di
Damaskus. Spesialis dalam filsafat dan tasauf Islam. Bukunya yang terkenal adalah
“Al-Hallaj Marteir Mistique de I’Islam”, terbit tahun 1922 dan buku-buku serta
makalah-makalah lainnya tentang filsafat dan tasauf. Ia juga termasuk editor
Encyclopedia of Islam.
14. D.B. Macdonald
Orientalis Amerika yang fanatik dan sangat memusuhi Islam dan kaum
muslimin. Dalam buku-bukunya ia selalu menonjolkan semangat kristenisasi yang
orisinil. Termasuk tokoh editor Encyclopedia of Islam. Bukunya yang terkenal antara
lain :
a. Development of Moslem Theology, Yurisprudence and Constitutional Theory,
terbit tahun 1903.
b. Mauqifuddini wal-Hayat fil-Islam, terbit tahun 1908.
15. M. Green
Sekretaris redaksi majalah “Midle East Magazine”.
16. Majid Kaduri
Seorang Kristen Irak, Ketua Jurusan Midle East Studies Universitas Jhon
Hopkins Wasington dan Direktur Lembaga Penelitian dan Pendidikan Timur Tengah
di Wasington. Ia sangat mendendam terhadap Islam dan pemeluknya. Diantara
bukunya yang mengandung kecaman terhadap Islam ialah ‘War and Peace in The
Law Islam’, terbit tahun 1955.
17. D.S. Margoliouth
Orang Inggris yang juga sangat anti Islam ini adalah anggota editor Encyclopedia
of Islam, anggota Lembaga Bahasa di Mesir dan anggota Lembaga Ilmiyah di
Damaskus. Diantara buku-bukunya yang terkenal:
a. The Early Development of Islam, terbit tahun 1913.
b. Muhammad wa-Muthali’ Al-Islam, terbit tahun 1905.
c. Al-Jami’atul Islamiyah, terbit tahun 1912.
18. R.A. Nicholson
Adalah tokoh orientalis modern Inggris terbesar dan editor Encyclopedia of
Islam. Spesialis dalam bidang tasauf dan filsafat Islam dan anggota Lembaga Bahasa
di Mesir. Termasuk penentang bahwa agama Islam itu agama ruh dan
menggambarkan Islam secara materialistis dan tidak memiliki keluhuran insaniyah.
Buku-bukunya yang terkenal :
a. The Mystics of Islam, terbit tahun 1910.
b. A Literary History of The Arabs, terbit tahun 1930.
19. Harfley Hall
Pimpinan Redaksi ‘Midle East Magazine’ Amerika. Ia mengarahkan polise
majalahnya sebagai majalah yang paling penting yang mengamati masalah politik
dan kebudayaan Timur Tengah abad modern ini.
20. H. Lammens
Orang Perancis beraliran Yesuit ini termasuk editor Encyclopedia of Islam.
Terkenal sangat anti Islam yang keterlaluan. Membuat pemalsuan-pemalsuan
terhadap Islam dengan kasar, sehingga menggoncangkan kalangan Orientalis sendiri
(lihat halaman 15 – 16 vol. I, 9 Januari 1925 majalah ‘Society of Oriental Studies’
Amerika). Buku-bukunya yang termasyhur dalam bahasa Perancis adalah:
a. Islam.
b. Thaif.
21. J. Schacht
Orientalis Jerman yang sangat memusuhi Islam dan kaum muslimin. Banyak
buku-bukunya tentang fikih Islam dan usul fikih. Termasuk editor Encyclopedia of
Islam dan Encyclopedia of Social Science. Bukunya yang paling terkenal ialah
‘Ushul Fiqh Al-Islami’. Sedangkan buku-bukunya yang dianggap penting oleh
beberapa kalangan dari segi ilmiyah adalah:
a. Encyclopedia of Islam, terbit dalam berbagai bahasa dan telah dicetak ulang dan
telah terbit beberapa bagian cetakan baru.
b. Shorter Encyclopedia of Islam.
c. Encyclopedia of Religion and Ethics (kumpulan makalah yang berhubungan
dengan obyek Islam).
d. Encyclopedia of Social Science (judul bagian yang berhubungan dengan Islam
dan Arab).
e. A Study of History (satu bagian yang berhubungan dengan Islam dan Nabi
Muhammad) dalam karangan Arnold Toynbee.
DAFTAR PUSTAKA

As-Siba’I, Dr.Musthafa. Tipu Daya Orientalis. Cetakan Pertama. 1404/1904. Media Da’wah.

Anda mungkin juga menyukai