Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN MAGANG

PT. FAJAR BIOFARMAKA NUSANTARA

Mata Kuliah Pengelolaan Laboratorium

Dosen Pengampu : Dewanto Harjunowibowo, S.Si., M.Sc., Ph.D

Disusun Oleh :

M. TAUFIK ROMADON

K2318045

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan Ujian Akhir Semester (UAS) yang berupa laporan
magang pada mata kuliah Pengelolaan Laboratorium. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu mata kuliah
Pengelolaan Laboratorium, Pembimbing lapangan di PT. Fajar Biofarmaka
Nusantara, teman-teman di PT. Fajar Biofarmaka Nusantara, orang tua dan
keluarga, serta kawan-kawan mahasiswa yang senantiasa memberikan dukungan
dan do’a.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapat balasan dari Allah
SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pengerjaan Ujian
Akhir Semester ini. Semoga dapat bermanfaat, dan saya ucapkan terimakasih

Surakarta, 10 Desember 2021

penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR TABEL vi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Profil Perusahaan dan Struktur Organisasi 2

C. Visi dan Misi.................................................................................... 2

D. Fokus Usaha..................................................................................... 3

E. Lingkup Penugasan dan Jadwal Magang 4

BAB II KAJIAN TEORITIS 7

A. Magang 7

B. Pengelolaan Laboratorium............................................................... 8

C. Standarisasi Desain Pabrik Obat 9

BAB III AKTIVITAS PENUGASAN MAGANG 13

A. Deskripsi Penugasan Magang 13

B. Kegiatan Magang di Perusahaan atau Badan Usaha 14

C. Kendala Magang 16

iii
BAB IV REKOMENDASI & REALISASI 17

DAFTAR PUSTAKA 18

LAMPIRAN 19

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. F-Bion.................................................. 2

Gambar 1.2. Jamu Celup Imuni....................................................................... 3

Gambar 1.3. Madu Tolak Maag...................................................................... 4

Gambar 3.1. Serbuk Jamu Imuno................................................................... 15

Gambar 3.2. Kemasan Kardus Imuno............................................................. 15

Gambar 3.3. Proses Oven................................................................................ 15

Gambar 3.4. Proses Sealing............................................................................. 15

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rincian kegiatan di PT. F-Bion..................................................... 14

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengelolaan laboratorium merupakan salah satu program perkuliahan yang
mendayagunakan sumberdaya secara efektif dan efisien untuk mencapai sasaran
yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan sumber
daya, terutama pada laboratorium. Laboratorium merupakan sarana pendukung
proses belajar mengajar, baik bersifat rutinitas maupun eksidental berupa suatu
tempat yang digunakan untuk percobaan dan pengamatan yang berhubungan
dengan ilmu Fisika, (Emha, 2006). Sebagus apapun laboratorium tidak akan
berarti apabila tidak ditunjang oleh pengelolaan laboratorium yang baik.
Pengelolaan laboratorium setidaknya dijalankan berkaitan dengan unsur-unsur
pengelolaan. (Susilowati, 2012).
Kegiatan pengelolaan laboratorium dilakukan di suatu badan usaha yakni
PT. Fajar Biofarmaka Nusantara. Perusahaan ini bergerak dibidang obat-obatan
khususnya tradisional dan alami. Pengelompokan obat tradisional dibagi menjadi
tiga, yakni jamu, obat ekstrak alam, dan fitofarmaka. Jamu merupakan obat
tradisional yang biasanya berbentuk serbuk dalam kemasan, pil, atau cairan
dengan bahan baku herbal alami. Khasiat yang diciptakan telah meningkatkan
popularitas obat tradisional, yang ditandai dengan semakin banyaknya badan
usaha yang berdiri di bidang obat tradisional guna untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Pada pelaksanaan magang pengelolaan laboratorium di PT. F-Bion
mahasiswa diminta untuk terjun langsung serta ikut andil dalam kegiatan yang ada
dalam di perusahaan secara offline. Berkaitan dengan pengelolaan laboratorium,
diharapkan mahasiswa mampu mengamati dan mengetahui kondisi pabrik serta
kendala yang ada dalam pabrik tersebut. Sehingga mahasiswa mampu

1
memberikan rekomendasi yang dapat menujang kendala pada perusahaan tersebut
agar menjadi lebih baik.

B. Profil Perusahaan dan Struktur Organisasi


PT. Fajar Biofarmaka Nusantara (F-Bion) berdiri pada 20 Mei 2021. PT.
F-Bion begerak di bidang industri, yakni memproduksi jamu herbal yang berasal
dari daun sirih hitam. Inisiasi project diawali dengan ide usaha membangun
budidaya Sirih Hitam dan penjualan loyalty obat sariawan serta kontrak suplai
bahan baku obat ke PT. Industri Jamu Air Mancur-Combiphar. Badan usaha ini
sudah memiliki izin usaha yang diatur dalam UU Nomor 40 tahun 2007.
PT. F-Bion beralamat di Pandan Lor RT. 05/ RW. 14 Karangpandan,
Karanganyar, Jawa Tengah. Badan usaha ini didirikan oleh Fajar prasetya dan
segenap staff yang berjumlah dengan total 13 orang. Berikut ini adalah struktur
organisasi dari PT. F-Bion.

Gambar 1.1. Strukur Organisasi PT. F-Bion


C. Visi dan Misi
Suatu badan usaha pastinya memiliki visi dan misi. Berikut ini adalah visi
dan misi yang ditetapkan pada PT. F-Bion:

2
 Visi :
1) menyediakan produk farmasi berbahan dasar alam Indonesia yang
EFEKTIF, BERMUTU, AMAN, dan HALAL.
2) Menjadi industri Farmasi yang menghidupkan dan mensejahterakan
perekonomian desa-desa hingga kota.
 Misi :
1) Mendirikan UKOT-IEBA berbasis Riset Internal dan Eksternal.
2) Mendirian IOT berbasis padat karya dengan standarisasi dan edukasi.
3) Mendirikan usaha-usaha kecil di desa-desa hingga kota sebagai sebuah
integrasi dari PT. FBN.
D. Fokus Usaha
Ada beberapa fokus usaha PT. F-Bion ini diantaranya yakni Produksi Obat
Tradisional Bahan Alam (UKOT), Pengembangan Obat berbasis bahan alami, dan
pengembangan produk berbasis sirih hitam. Berikut ini adalah beberapa macam
produk yang telah di produksi dan dipasarkan PT. F-Bion:
 Jamu Celup Imuno

Gambar 1.2. Jamu Celup Imuno


Jamu ini bermanfaat untuk membantu dalam meningkatkan sistem imun.
 Madu Tolak Maag

3
Gambar 1.3. Madu Tolak Maag
Madu ini bermanfaat untuk membantu meringankan gejala penyakit maag.
 Jamu Oles Luka Sirih Hitam
Jamu ini bermanfaat untuk menyembuhkan iritasi dalam mulut khususnya
sariawan.
E. Lingkup Penugasan dan Jadwal Magang
 Lingkup Penugasan
Penugasan magang mahasiswa di badan usaha menyesuaikan dengan
kegiatan yang ada di PT. F-Bion. Bidang kerja pada badan usaha ini yakni
bagian produksi, bagian marketing atau penjualan, dan bidang administrasi
keuangan. Bagian produksi dibagi menjadi tiga bagian, yakni imuno, tolak
maag, dan produk sirih hitam. Sedangkan bagian marketing atau penjualan
dikelompokkan menjadi dua yakni penjualan dan pemasaran. Bagian
administrasi dan keuangan terbagi menjadi administrasi dan keuangan.
Berikut ini adalah deskripsi dari penugasan pada tiap bagian.
a) Bagian Produksi Imuno
Prosedur pelaksanaan produksi imuno:
- Memastikan kegiatan oven bahan baku jamu imuno dengan berat dan
suhu yang sudah ditetapkan pada SOP PT. Fajar Biofarmaka
Nusantara.
- Kemudian bahan tersebut diserahkan ke bagian filling dan seal untuk
dikemas dalam kantong kemasan dengan target yang telah di
tetapkan PT. Fajar Biofarmaka Nusantara

4
- Kantong kantong yang sudah sesuai dikemas menggunakan kantong
plastik, dimana dalam satu plastik dapat berisi 3 kantong dan 5
kantong
- Dilanjutkan dengan memberikan tanggal kadaluarsa pada kardus
kemas sesuai dengan arahan pabrik
- Memasukkan kemasan plastik kedalam kardus kemas yang telah
diberi tanggal kadaluarsa, masing masing kardus berisi 2 plastik atau
10 kantong jamu imuno
- Merapikan kemasan akhir dari jamu imuno dengan melakukan
proses shrink plastik dengan rapi.
b) Bagian Porduksi Tolak Maag
Prosedur pelaksanaan produksi tolak maag:
- Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, dan pastikan dalam
keadaan sterill
- Melakukan perebusan beberapa bahan baku hingga mencapai batas
tertentu sesuai dengan ketentuan
- Menyaring antara ekstrak bahan baku tersebut dengan alat penyaring
- Mencampurkan madu dalam ekstrak tersebut lalu disaring kembali
- Memasukkan hasil ekstrak yang telah dicampur dengan madu pada
botol berukuran 60 ml sesuai dengan SOP Perusahaan
c) Bagian Produksi Sirih Hitam
Prosedur pelaksanaan produksi sirih hitam:
- Melakukan perawatan rutin kepada tanaman sirih hitam dengan
menambahkan pupuk kedalam polibag sesuai dengan ketentuan
yang ada
- Menyiram tanaman daun sirih hitam sesuai dengan ketentuan,
biasanya 2-3 kali dalam sehari
- Memetik daun hitam yang sudah siap panen, yakni ditandai
dengan daun yang sudah berwarna hitam dan juga tebal (tua).
d) Bagian Marketing atau Penjualan

5
Pada bagian marketing atau penjualan, akan diberikan arahan dan ilmu
mengenai pemasaran produk dan siapa sasaran produk yang dibuat oleh
PT. F-Bion. Tujuannya adalah mengetahui fungsi dan indikasi cara kerja
produk yang dihasilkan, selain itu juga mengetahui bagaimana cara
memasarkan ke masyarakat.
 Jadwal Magang
Magang di PT. F-Bion dimulai pada minggu ketiga bulan bulan Oktober,
jadi waktu magangnya adalah 1 bulan dengan syarat mencapai 70 jam.
Penugasan magang dalam satu semester cukup 70 jam saja, dengan
pembagian jamnya disesuaikan dengan kegiatan Mahasiswa dalam tiap
minggunya.

6
BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Magang
Dunia kerja membutuhkan orang-orang yang tidak hanya lulus dengan
nilai yang tinggi tetapi mereka butuh kemampuan berkomunikasi, integritas dan
kemampuan bekerjasama dengan orang lain. Kualitas yang tidak terlihat
wujudnya (intangible) namun sangat diperlukan dalam dunia kerja ini disebut juga
dengan soft skills. Soft skills didefinisikan sebagai perilaku personal dan
interpersonal yang mengembangkan dan memaksimalkan kinerja humanis,
termasuk diantaranya kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi, bekerja dalam
tim, ketahanan mental, disiplin, tanggung jawab dan atribut soft skills lainnya. Hal
tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di Harvard University
Amerika Serikat yang mengungkapkan bahwa kesuksesan hanya ditentukan
sekitar 20% oleh hard skills dan sisanya 80% oleh soft skills (Furhan,2011).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka jelas bahwa peningkatan Sumber
Daya Manusia (SDM) sebaiknya diperoleh melalui peningkatan kemampuan soft
skills termasuk pada jalur pendidikan yang diterapkan di Indonesia (Suharyanti
dkk, 2013).
Magang adalah model penyiapan calon tenaga kerja dengan melatih siswa
bekerja dibawah asuhan atau bimbingan secara langsung oleh seorang atau
beberapa orang pekerja ahli dalam kurun waktu lama, sehingga siswa magang
benar-benar dapat melakukan pekerjaan seperti yang diajarkan oleh
pembimbingnya (Ahmad Sonhadji, 2012). Program Kerja Praktik (magang)
merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa untuk terjun di
lapangan sesuai dengan bidang ilmu yang dimilikinya. Magang sendiri juga
merupakan salah satu bentuk kuliah kerja lapangan bagi mahasiswa. Magang juga
memberikan manfaat yang sangat besar bagi mahasiswa karena program yang
dilaksanakan pada dunia usaha atau dunia industri dapat memberikan bekal
pengalaman yang dapat membentuk pribadi mahasiswa yang mempunyai keahlian

7
yang profesional, berkualitas, yang mampu dikembangkan menurut bidang
pekerjaannya (Suharyanti dkk, 2013).
Keterlibatan industri dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan akan
memberikan keuntungan bagi industri itu sendiri. Selain sebagai tanggung jawab
sosial sesuai undang-undang, bahwa pendidikan menjadi tanggung jawab bersama
antara orang tua, sekolah (pemerintah) dan masyarakat, industri dituntut untuk
membuka diri membantu sekolah-sekolah vokasi menyiapan lulusannya agar
dapat terserap secara cepat oleh DU/DI. Fokus magang industri meliputi dua
aspek, yaitu keteknikan dan aspek manajemen. Dengan demikian magang industri
akan memberikan pengalaman, selain bidang spesialisasi atau bidang keahlian,
juga cara pengelolaan usaha/industri yang dijalankan oleh industri. (Samidjo,
2017).

B. Pengelolaan Laboratorium
Pengelolaan adalah kegiatan merancang, mengoperasikan, memelihara,
dan merawat peralatan dan bahan, fasilitas dan atau segala objek fisik lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu sehingga
mencapai hasil yang optimal. Dengan demikian, pengelolaan laboratorium adalah
kegiatan merancang, mengoperasikan, memelihara, dan merawat fasilitas yang
terdapat di laboratorium secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu
dengan hasil optimal.
Pengelolaan laboratorium menjadi tanggung jawab pengelola dan
pengguna laboratorium. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat hendaknya
memiliki kesadaran untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan
kerja. Hal tersebut dilakukan agar laboratorium selalu berfungsi sebagaimana
mestinya dan untuk mencegah kemungkinan terjadi kecelakaan ketika bekerja di
laboratorium, serta penanggulangannya jika terjadi kecelakaan.
Menurut (Susilowati, 2012), pengelolaan laboratorium harus dijalankan
berkaitan dengan unsur-unsur pengelolaan. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Perancangan kegiatan laboratorium

8
2. Pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan
3. Pemeliharaan atau perawatan peralatan dan bahan
4. Pengevaluasian sistem kerja laboratorium
5. Pengembangan kegiatan laboratorium

C. Standarisasi Desain Pabrik Obat


Berikut merupakan pedoman cara pembuatan obat yang baik menurut
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) (Badan POM, 2006).
Ketentuan Umum
1. Desain dan tata letak ruang hendaklah memastikan:
 Kompatibilitas dengan kegiatan produksi lain yang mungkin dilakukan di
dalam sarana yang sama atau sarana yang berdampingan.
 Pencegahan area produksi dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas umum bagi
personil dan bahan atau produk, atau sebagai tempat penyimpanan bahan
baku atau produk selain yang sedang diproses.
2. Kegiatan di bawah ini hendaklah dilakukan di area yang ditentukan:
 Penerimaan bahan
 Karantina barang masuk
 Penyimpanan bahan awal dan bahan pengemas
 Penimbangan dan penyerahan bahan atau produk
 Pengolahan
 Pencucian peralatan
 Penyimpanan peralatan
 Penyimpanan produk ruahan
 Pengemasan
 Karantina produk jadi sebelum pelulusan akhir
 Pengiriman produk
 Laboratorium pengawasan mutu

9
Area Penimbangan
Penimbangan bahan awal dan perkiraan hasil nyata produk dengan cara
penimbangan hendaklah dilakukan di area penimbangan terpisah yang didesain
khusus untuk kegiatan tersebut. Area ini dapat menjadi bagian dari area
penyimpanan atau area produksi.

Area Produksi
1) Tata letak ruang produksi sebaiknya dirancang sedemikian untuk:
 memungkinkan kegiatan produksi dilakukan di area yang saling
berhubungan antara satu ruangan dengan ruangan lain mengikuti urutan
tahap produksi dan menurut kelas kebersihan yang dipersyaratkan;
 mencegah kesesakan dan ketidakteraturan; dan
 memungkinkan terlaksananya komunikasi dan pengawasan yang efektif.
2) Luas area kerja dan area penyimpanan bahan atau produk yang sedang dalam
proses hendaklah memadai untuk memungkinkan penempatan peralatan dan
bahan secara teratur dan sesuai dengan alur proses, sehingga dapat
memperkecil risiko terjadi kekeliruan antara produk obat atau komponen obat
yang berbeda, mencegah pencemaran silang dan memperkecil risiko
terlewatnya atau salah melaksanakan tahapan proses produksi atau
pengawasan.
3) Area dimana dilakukan kegiatan yang menimbulkan debu misalnya pada saat
pengambilan sampel, penimbangan bahan atau produk, pencampuran dan
pengolahan bahan atau produk, pengemasan produk serbuk, memerlukan
sarana penunjang khusus untuk mencegah pencemaran-silang dan
memudahkan pembersihan.
4) Tata letak ruang area pengemasan hendaklah dirancang khusus untuk
mencegah campur baur atau pencemaran-silang
5) Pintu area produksi yang berhubungan langsung ke lingkungan luar, seperti
pintu bahaya kebakaran, hendaklah ditutup rapat. Pintu tersebut hendaklah
diamankan sedemikian rupa sehingga hanya dapat digunakan dalam keadaan
darurat sebagai pintu ke luar. Pintu di dalam area produksi yang berfungsi

10
sebagai barier terhadap pencemaran silang hendaklah selalu ditutup apabila
sedang tidak digunakan.
Higiene Perorangan
1) Tiap personil yang masuk ke area pembuatan hendaklah mengenakan pakaian
pelindung yang sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakannya.
2) Untuk menjamin perlindungan produk dari pencemaran dan untuk keamanan
personil, hendaklah personil mengenakan pakaian pelindung yang bersih dan
sesuai dengan tugasnya termasuk penutup rambut. Pakaian kerja kotor dan lap
pembersih kotor (yang dapat dipakai ulang) hendaklah disimpan dalam wadah
tertutup hingga saat pencucian.
3) Hendaklah dihindarkan persentuhan langsung antara tangan operator dengan
bahan awal, produk antara dan produk ruahan yang terbuka dan juga dengan
bagian peralatan yang bersentuhan dengan produk.
4) Personil hendaklah diinstruksikan supaya menggunakan sarana mencuci
tangan dan mencuci tangannya sebelum memasuki area produksi. Untuk
tujuan itu perlu dipasang poster yang sesuai.

Produksi

1) Selama pengolahan, semua bahan, wadah produk ruahan, peralatan atau


mesin produksi dan bila perlu ruang kerja yang dipakai hendaklah diberi label
atau penandaan dari produk atau bahan yang sedang diolah, kekuatan (bila
ada) dan nomor bets. Bila perlu, penandaan ini hendaklah juga menyebutkan
tahapan proses produksi.
2) Label pada wadah, alat atau ruangan hendaklah jelas, tidak berarti ganda dan
dengan format yang telah ditetapkan. Label yang berwarna seringkali sangat
membantu untuk menunjukkan status (misalnya: karantina, diluluskan,
ditolak, bersih dan lain-lain).

Pengemasan

1) Sebelum kegiatan pengemasan dimulai, hendaklah dilakukan pemeriksaan


untuk memastikan bahwa area kerja dan peralatan telah bersih serta bebas

11
dari produk lain, sisa produk lain atau dokumen lain yang tidak diperlukan
untuk kegiatan pengemasan yang bersangkutan.
2) Area pengemasan hendaklah dibersihkan secara teratur dan sering selama jam
kerja dan tiap ada tumpahan bahan. Personil kebersihan hendaklah diberi
pelatihan untuk tidak melakukan praktik yang dapat menye babkan campur
baur atau pencemaran silang.

12
BAB III

AKTIVITAS PENUGASAN MAGANG

A. Deskripsi Penugasan Magang


Magang di PT. Fajar Biofarmaka Nusantara memiliki kewajiban sebanyak
70 jam yang harus diselesaikan dalam kurun waktu kurang dari satu semester.
Dalam seminggu mahasiswa mendapatkan jam kerja 8 jam, dengan jumlah 9
sampai 10 kali pertemuan dalam sebulan. Jam operasional PT. F-Bion dimulai
dari pukul 08.00 sampai 16.00.
Penempatan mahasiswa dalam magang ini adalah pada bagian produksi.
Pada bidang produksi ini terfokuskan pada satu produk yakni jamu celup imuno.
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam proses pemroduksian jamu celup imuno
adalah dimulai dari pengenalan tempat dan alat yang ada di perusaan, pengemasan
produk jamu dalam bentuk bubuk kedalam kantong celup (filling), packing
kantong celup kedalam plastik dilanjutkan dengan menyegel (Sealing), kemudian
final packing memasukkan kemasan plastik kedalam kemasan kardus. Selain hal
tersebut, mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk melihat dan memetik di
kebuh daun sirih milik perusahaan dan juga mencoba proses pengovenan produk.
Pada akhi bulan Oktober, PT. Fajar Biofarmaka Nusantara akan
mencetuskan produk baru yakni minyak kayu putih. Akan tetapi, hal tersebut
belum bisa kami ikut serta dalam proses pemroduksian karena waktu magang
yang sudah selesai.
Prosedur kerja yang harus dilakukan oleh mahasiswa pada saat proses
magang dilaksanakan adalah:
 Selalu memastikan kebersihan selama melaksanakan proses produksi seperti
mencuci tangan sebelum memasuki ruangan
 Memperhatikan peraturan wajib menggunakan masker, jas lab dan menganti
sepatu dengan sandal bersih guna menjaga produk tetap steril
 Menyesuaikan dan menyelesaikan tanggung jawab sesuai briefing diawal.

13
B. Kegiatan Magang di Perusahaan atau Badan Usaha
Beberapa kegiatan pada saat magang di PT. F-Bion antara lain
mempersiapkan produk yang akan dipasarkan, yakni pembuatan jamu celup
imuno. Kegiatan ini diawali dengan memetik bahan baku yakni daun sirih, proses
pengeringan, proses oven, filling, sealing, packing dan marketing. Pekerjaan
mahasiswa tidak runtut mulai dari memetik bahan pokok, dikarenakan kondisional
dengan keadaan perusahaan pada saat mahasiswa mulai masuk magang. Berikut
ini adalah rincian kegiatan yang telah saya kerjakan pada saat magang hingga saat
ini:

No Hari/ Tanggal Rincian Kegiatan


.
1 Selasa, Proses filling dan sealing serbuk jamu imuno ke
21 September 2021 dalam kantong celup dan kantong plastik dengan
berat 2,85-2,9 gram
2 Rabu, Proses filling dan sealing serbuk jamu imuno ke
22 September 2021 dalam kantong celup dan kantong plastik dengan
berat 2,85-2,9 gram dan pengemasan pada
kemasan kardus.
3 Rabu, Pengenalan alat yang ada di perusahaan dan
29 September 2021 mencoba mengoperasikan alat tersebut dilanjutkan
pengemasan produk imuno pada kemasan kardus
4 Rabu, Pengemasan produk imuno kedalam kemasan
06 Oktober 2021 kardus.
5 Kamis, Memetik daun sirih hitam di kebun perusahaan,
07 Oktober 2021 dilanjutkan dengan mencuci, memotong, dan
mengeringkan daun sirih menggunakan oven. Lalu
dilanjutkan proses filling dan sealing produk
imuno dalam kemasan
6 Senin, Proses filling dan sealing serbuk jamu imuno ke
11 Oktober 2021 dalam kantong celup dan kantong plastik dengan

14
berat 2,85-2,9 gram
7 Selasa, Proses filling dan sealing serbuk jamu imuno ke
12 Oktober 2021 dalam kantong celup dan kantong plastik dengan
berat 2,85-2,9 gram
8 Rabu, 20 Oktober Proses filling dan sealing serbuk jamu imuno
2021 dalam kantong celup dan kantong plastik.
9 Senin, 25 Oktober Proses filling kantong celup ke dalam kantong
2021 plastik. Dalam satu kantong plastik berisikan 3
buah kantong celup jamu imuno.
Tabel 3.1 Rincian kegiatan di PT. F-Bion

Berbagai kegiatan di PT. Fajar Biofarmaka Nusantara memiliki beberapa


persyaratan agar produk jamu celup imuno dapat dipasarkan secara baik,
diantaranya adalah penggunaan alat yang bersih dan dalam kondisi yang baik
untuk digunakan. Berat pada tiap kantong nya adalah 2,85-2,9 gram. Pada setiap
kantung plastik berisi 3 buah kantong celup jamu imuno yang dikemas pada
kemasan kardus dan siap untuk di pasarkan.

Gambar 3.1. Serbuk jamu imuno Gambar 3.2. Kemasan kardus imuno

15
Gambar 3.3. Proses Oven Gambar 3.4. Proses Sealing

16
C. Kendala Magang
Pada kegiatan magang ini memiliki beberapa kendala dan hambatan dalam
menjalankannya. Antara lain:
1) Tempat dilakukannya filling dan sealing dirasa kurang luas dalam
pengerjaannya, sehingga terbatasnya ruang untuk bergerak.
2) Beberapa ruangan yang tidak seimbang, ada ruangan yang ber-AC dan tidak,
hal ini mempengaruhi kenyamanan pekerja.
3) Proses filling dan sealing yang cukup memakan waktu dalam pengerjaannya
karena masih dikerjakan secara manual.
4) Proses produksi terhenti dikarenakan padamnya listrik dilingkungan sekitar,
karena tidak ada genset untuk menanggulangi hal tersebut.
5) Beberapa produk yang telah selesai di seal/ segel didapati rusak segelnya, hal
ini dikarenakan kurang telitinya pekerja dalam melakukan proses sealing jadi
tidak optimal.
6) Tempat alat-alat yang tidak teratur dengan baik menyebabkan susahnya untuk
mencari alat yang dicari dan memakan waktu yang lebih banyak.

17
BAB IV

REKOMENDASI & REALISASI

A. Rekomendasi

Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis berfokus untuk memberikan


rekomendasi untuk mengurangi atau mungkin dapat menanggulangi permasalahan
yang ada pada PT. Fajar Biofarmaka Nusantara.

1) Menyeimbangakan ruangan sesuai dengan kebutuhan dan fungsi ruangan


tersebut dengan melengkapi fasilitas yang mendukung dalam proses produksi
2) Pengadaan genset sebagai salah satu persiapan dalam menghadapi
pemadaman listrik disekitar perusahaan agar kegiatan produksi berjalan
sesuai dengan target.
Penambahan lemari atau kotak untuk wadah peralatan yang akan digunakan dalam
proses produksi, sehingga untuk mencari alat atau bahan untuk proses produksi
dapat ditemukan tanpa membutuhkan waktu yang lama dan lebih tertata dengan
baik.

B. Realisasi
Berdasarkan rekomendasi yang sudah penulis jabarkan diatas, hal yang
sekiranya sudah penulis lakukan adalah penataan alat atau pengelompokkan alat
yang digunakan dalam proses produksi jamu imuno agar dalam penggunaannya
dapat efektif dan efisien. Hal tersebut dilakukan tiap selesai kegiatan proses
produksi produk imuno.
Rekomendasi yang lain, seperti penyeimbangan ruangan atau melengkapi
fasilitas dan pengadan genset sebagaimana yang telah penulis jabarkan diatas,
mungkin dari pihak penulis hanya mampu untuk menyarankan atau
merekomendasikan, karena pada realisasinya membutuhkan dana yang cukup
besar. Harapannya, semoga masalah atau suatu faktor penghambat jalannya
produksi dapat segera teratasi dan proses produksi berjalan sebaik mungkin.

18
DAFTAR PUSTAKA

Badan POM. (2006). Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta: Badan
POM.

Emha. 2006. Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya

Furhan. (2011). Pengertian Soft Skill dan Hard Skill. Retrieved from
http:///D:/SOFT SKILL/hard-skill-dan-softskill.html

Samidjo. (2017). Efektifitas Pelaksanaan Magang Industri Mahasiswa Program


Studi Pendidikan Teknik Mesin. Jurnal Taman Vokasi, 5(2), 246-
254.

Sonhadji, A. (2012). Manusia, Teknologi, dan Pendidikan. Menuju Peradaban


Baru Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang (UM Press).

Suharyanti, C., Murtini, W., Susilowati, T. 2013. Pengaruh Proses Pembelajaran


dan Program Kerja Praktek Terhadap Pengembangan Soft Skills
Mahasiswa. Retrieved from
https://media.neliti.com/media/publications/118291-EN-pengaruh-
proses-pembelajaran-dan-program.pdf

Susilowati. 2012. Makalah Administrasi dan Pengelolaan Laboratorium IPA.


Yogyakarta: UNY

19
LAMPIRAN

20
21

Anda mungkin juga menyukai