Anda di halaman 1dari 4

Pendekatan bioetika dalam pengembangan produk – produk bioteknologi

Pendekatan bioetika dalam pengembangan produk-produk bioteknologi

Sebagaimana yang telah dijelaskan bioetika merupakan cabang ilmu biologi dan ilmu
kedokteran yang menyangkut masalah di bidang kehidupan, tidak hanya memperhatikan
masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan
kemungkinan timbulnya pada masa yang akan datang.

Tiga etika dalam bioetika:

1. Etika sebagai nilai-nilai dan asas-asas moral yang dipakai seseorang atau suatu
kelompok sebagai pegangan bagi tingkah lakunya.
2. Etika sebagai kumpulan asas dan nilai yang berkenaan dengan molaritas (apa yang di
anggap baik atau buruk) misalnya kode etik kedokteran , kode etik rumah sakit.
3. Etika sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dari sudut norma dan
nilai-nilai norma.

Contoh masalah etik yang ada dalam pengembangan produk bioteknologi

Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan


internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan tersebut
dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum memiliki teknologi
yang maju, Kesenjangan teknologi yang sangat jauh tersebut disebabkan karena bioteknologi
modern sangat mahal sehingga sulit dikembangkan oleh negara berkembang. Ketidakadilan,
misalnya, sangat terasa dalam produk pertanian transgenik yang sangat merugikan bagi
agraris berkembang. Hak paten yang dimiliki produsen organisme transgenik juga semakin
menambah dominasi negara maju.

Bahaya bioteknologi tersebut misalnya digunakan untuk senjata biologis dan


memunculkan organisme strain jahat. Bakteri dan virus berbahaya dapat dikembangbiakkan
dalam medium tertentu yang selanjutnya digunakan untuk senjata biologis. Sedangkan
munculnya organisme strain jahat berasal dari fenotipe suatu organisme yang diubah menjadi
organisme yang berbahaya dengan menyisipkan gen jahat melalui rekayasa genetika. Selain
itu, bioteknologi juga mengganggu keseimbangan lingkungan. Hal ini dikarenakan
banyaknya organisme yang dimanipulasi genetiknya sehingga mempengaruhi kehidupan
organisme lain.
"Pengaruh dan dampak yang timbul dari bioteknologi untuk bidang genomik adalah
kepemilikan dan privasi atas hasil pendataan gen. Analisis DNA dapat menimbulkan masalah
privasi dan pemantauan yang berlebihan terhadap data DNA yang digunakan dalam
penyelidikan kasus kriminal, penolakan klaim asuransi dan diskriminasi pegawai. Karena itu,
perlu diatur kebijakan yang mengatur penggunaan data DNA dalam asuransi dan
kepegawaian,"

Risiko pelepasan tanaman transgenik ke lingkungan menjadi isu yang ramai dibicarakan
antara pihak-pihak yang pro dan kontra. Menurut Myhr and Traavik (1999), beberapa risiko
ekologis tanaman transgenik yang dikhawatirkan berupa:

Potensi perpindahan gen ke tanaman kerabat

Potensi perpindahan gen ke organisme lain bukan kerabat

Pengaruh tanaman transgenik terhadap organisme bukan sasaran

Pengurangan keanekaragaman hayati ekosistem dan

Perkembangan resistensi serangga terhadap tanaman transgenik.

Contoh Masalah Etik Yang Ada Dalam Pengembangan Produk Bioteknologi


Pada agrikultur, hasil panen GM telah didistribusikan di USA selama beberapa
tahun. Makanan GM biasanya tidak diberi label untuk menunjukkan asal mereka. Ini
disebabkan peraturan agen membedakan keamanan makanan berdasarkan
kesamaanmakanan, komposisi kandungan kimia dan efek sistem digesti pada tes
hewan, tidak berdasarkan apakah tanaman tersebut berasal dari agrikultur tradisional
atau transgenik. Jika makanan mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan
alergi atau keracunan, ini tidak dipasarkan. Sejak awal 2002, tidak ada laporan
membahayakan tentang konsumsi makanan GM.
Sampai saat ini, orang yang melakukan modifikasi genetic mempunyai
kesempatan untuk memilih jenis yang tidak ingin diproduksi nantinya. Pelabelan akan
mengatasi masalah ini dan mungkin dengan tekanan konsumen yang berlanjut ini 
mungkin akan disahkan. Beberapa argumen saat ini, bahwa produsen makanan GM
telah bertindak melewati batas etika. Di beberapa instansi, para penentang
menghancurkan lahan tanaman GM. Banyak perusahaan juga dipertanyakan secara
etika pada kasus perdebatan makanan GM.
Perhatian lain dalam bioteknologi agrikultur  adalah penyebaran transgen yang
tak diharapkan ke mikroorganisme lain. Ketika tanaman pertanian tumbuh, gen secara
teoritis dapat menyebar ke organisme lain melalui berbagai cara. Beberapa tipe virus
dapat mentransfer DNA dari kromosom inang ke lingkungan sekitar. Bakter i
mengambil gen dari lingkungan dengan proses yang kita ketahui sebagai transformasi
dan memasuki ke berbagai jenis tanaman yang berbeda melalui konjugasi. Ini masih
belum diketahui apakah beberapa proses ini terjadi pada tanaman GM dan deteksinya
juga sulit.
Muncul pertanyaan lagi apakah konsekuensi seperti transfer gen secara
kualitatif berbeda dari proses pembibitan tradisional pada tanaman GM. Pihak oposisi
GM menjawab ya bahwa karena potensi keberadaan transfer gen dari sumber akan
terjadi, maka tidak akan pernah ditemukan di lingkungan agrikultur. Misalnya gen
ubur-ubur dimanfaatkan dalam penelitian agrikultur. Potensi bahaya “lepasnya gen” 
menjadi semakin besar lantaran gen ini sangat bermanfaat secara agrikultur. Gen
insektisida alami dapat membantu pertumbuhan jagung, tapi ini juga dapat
mengijinkan tanaman liar untuk melepaskan diri dari control alami dan menjadi
semak belukar. Semuanya adalah hipotesis untuk saat ini, pihak oposisi mengatakan
bahwa masih sangat kecil hal-hal yang kita ketahui tentang interaksi dalam ekologi.
Waspada hanyalah aturan yang paling aman.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan
internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan
tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum
memiliki teknologi yang maju, Kesenjangan teknologi yang sangat jauh tersebut
disebabkan karena bioteknologi modern sangat mahal sehingga sulit dikembangkan
oleh negara berkembang.
Selain itu, bioteknologi juga mengganggu keseimbangan lingkungan. Hal ini
dikarenakan banyaknya organisme yang dimanipulasi genetiknya sehingga
mempengaruhi kehidupan organisme lain.

Peraturan Terbaru Yang Mengatur Pengembangan Produk Bioteknologi


Pasal-pasal dalam UU No. 5/1994 yang secara tegas mengatur masalah
bioteknologi ialah Pasal 2, Pasal 8 (g), Pasal 16 dan Pasal 19. Pengaturan ini
umumnya menyangkut berbagai masalah seperti definisi, GMO, akses dan alih
teknologi, kerjasama internasional dan perlunya pengaturan lebih lanjut melalui suatu
protokol. Ada peraturan lainnya yang berupa Undang-undang atau Peraturan
Pelaksana (PP) secara tidak langsung mengatur beberapa aspek di bidang
bioteknologi. Dalam UU no 12 tahun 1992 tentang sistem Budidaya Pertanian Pasal
16 yang menyatakan :
"Pemerintah melarang pengadaan, peredaran dan penanaman benih tanaman
tertentu yang merugikan masyarakat, budidaya tanaman, sumberdaya alam lainnya
dan/lingkungan hidup. "Pasal ini dapat diterapkan pada jenis tanaman tertentu hasil
rekayasa genetika yang merugikan. Tanaman hasil rekayasa genetika ini akan dapat
mengakibatkan rusaknya atau tercemarnya spesies tanaman asli sehingga sepatutnya
dilarang untuk diedarkan. Selain itu resiko dari tanaman hasil rekayasa genetika yang
belum diketahui harus dicegah sedini mungkin demi perlindungan atas sumberdaya
dan lingkungan hidup Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai