PENDAHULUAN
Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin hemotokrit dan jumlah sel
darah merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan (Arisman, 2014). Anemia
sebagai keadaan bahwa level hemoglobin rendah karena kondisi patologis. Defisiensi Fe
merupakan salah satu penyebab anemia, tetapi bukanlah satu-satunya penyebab anemia (Ani,
2016).
Mioma uteri adalah neoplasma jinak berasal dari otot uterus, yang dalam kepustakaan
ginekologi juga terkenal dengan istilah-istilah fibrimioma uteri, leiomyoma uteri atau uterine
fibroid. (Prawirohardjo,1996).
Penyakit Graves adalah salah satu jenis gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang
menjadi penyebab umum hipertiroid, yaitu sekitar 60- 80% dari seluruh kasus hipertiroid di
dunia. Penyakit Graves melibatkan thyroid-stimulating immunoglobulin (TSI) yang berikatan
dengan thyroidstimulating hormone receptor (TSHR) pada kelenjar tiroid. Penyakit Graves
merupakan kelainan autoimun terbanyak, yang mengenai 2 – 2,5% wanita dan 0,2 – 0,6%
pria di seluruh dunia (Harding et al, 2003).
2. Etiologi
Etiologi yang pasti terjadinya mioma uteri sampai saat ini belum diketahui.
Stimulasi estrogen diduga sangat berperan untuk terjadinya mioma uteri. Hipotesis
ini didukung oleh adanya mioma uteri yang banyak ditemukan pada usia
reproduksi dan kejadiannya rendah pada menopause. Ichimura mengatakan bahwa
hormone ovarium dipercaya menstimulasi pertumbuhan mioma karena adanya
peningkatan insidennya setelah menarche (Prawirohardjo, 2009).
3. Patofisiologi
Kebanyakan mioma uteri tumbuh tanpa menimbulkan keluhan atau gejala.
Pada perempuan lain mungkin mengeluh perdarahan menstruasi lebih banyak dari
biasa, atau nyeri sewaktu menstruasi, perasaan penuh dan ada tekanan pada rongga
perut, atau keluhan anemi karena kurang darah atau nyeri pada waktu bekerja.
Perempuan lain yang mengidap miom mengeluh susah hamil atau mudah
keguguran (Yatim, 2008).
A. Assessment
1. Client History
a. Data pasien
Nama : Ny. Nursam
Usia : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 12 juni 1975
Alamat : Kec. Null kota kabupaten donggala
Agama : Islam
Tanggal MRS : 16 juni 2021
No. RM : 0042 646
Diagnosa : Anemia, Mioma uteri, Graves disease
(hipertiroid)
Keluhan : Badan lemah
b. Riwayat personal
- Riwayat penyakit terdahulu : Mioma uteri, maag
- Riwayat penyakit sekarang : Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien di
diagnosa mengalami Anemia, Mioma uteri, Graves disease (hipertiroid)
- Riwayat keluarga : -
2. Food Habit
a. Dietary History :
Pasien memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari, tidak memilih-milih
makanan, suka mengonsumsi roti goreng seperti donatsebagai snack.
Pasien tidak suka makanan yang menimbulkan penyakit maag. Pasien
memiliki alergi yaitu ikan kering seperti ikan teri tetapi tidak memiliki
makanan pantangan apapun.
b. Anamnesa MRS :
Berdasarkan hasil anamnesa di RS didapatkan hasil nafsu makan pasien
menurun :
E : 582 kkal (32% ) defisit
P : 34,9 gr (37%) defisit
L : 24,8 gr (50%) defisit
KH: 51,2 gr (19%) defisit
3. Antropometri
- BB
- TB : 37 kg
- BBA : 145 cm
- IMT
- LLA : 37 kg
: 17,6 (Underweight)
: 21,5
4. Biokimia
Pemeriksaan Hasil lab Nilai normal Satuan Status
HB 5,1 12-16 g/dl Rendah
HCT 18,7 36-47 % Rendah
RDW-CV 22,4 11,5-14,5 % Tinggi
Basopil 2,1 0-1 % Tinggi
Limfosit 75,7 20-40 % Tinggi
Monosit 0,8 2-8 % Rendah
Eritrosit 3,44 4,1-5,1 Juta/ul Rendah
MCH 14,8 27-31 pg Rendah
MCHC 27,3 31-37 g/dl Rendah
Neutrofil 18,8 50-70 % Rendah
FT4 1,96 10,6-19,4 Pmol/l Rendah
TSH 0,002 0,4-4,2 Ulu/ml Rendah
5. Klinis/fisik
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan Status
Tekanan darah 110/70 ≤120/80 Mmhg Normal
Pernapasan 20 20-30 x/menit Normal
Suhu 37,2 36-37 °C Tinggi
Nadi 100 60-100 X /menit Normal
Pemeriksaan Hasil
Ya Tidak
Perubahan BB √
Nafsu makan kurang √
Kesulitan √
mengunyah/menelan
Mual/muntah √
Diare √
Konstipasi √
Alergi √
Status Gizi Normal √
B. DiagnosaGizi
Keterangan NI-2.1
Meningkatkan
asupan makan
Asupan oral tidak pasien agar
P Tujuan
adekuat mencukupi
kebutuhan gizi 80-
110 %
Berkaitan dengan Memberi modifikasi
nafsu makanan dengan
E Strategi
makan pasien porsi kecil tapi
menurun sering
Ditandai dengan hasil Asupan oral
recall
S Target meningkat mulai 80-
24 jam yakni
kebutuhan gizi yang 110 %
deficit : E : 582 kkal
(32% ), P : 34,9 gr
(37%), L : 24,8 gr
(50%), KH: 51,2 gr
(19%)
C. INTERVENSI GIZI
Keterangan NC-2.2
b. Tujuan diet :
- Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan
mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
- Menambah berat badan hinggan mencapai berat badan normal.
c. Syarat diet :
- Energy tinggi, yaitu 45 kkal/kg BB
- Protein tinggi, yaitu 2,5 g/kg BB
- Lemak cukup, yaitu 25 % dari kebutuhan energi total
- Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhanenergi total.
- Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal.
- Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna
d. Perhitungan kebutuhan
- TEE = BMR x FA x FS
= 1.055 x 1,3 x 1,3
= 1.782 kkal
- Protein = 2,5 x kg BB
= 2,5 x 37
= 92,5 gr
- KH = 60% x TEE
= 60% x 1.782
= 1.069,2 kkal
= 267,3 gr
2. Rencana Edukasi
a. Tujuan edukasi
- Meningkatkan pengetahuan pasien tentang diet energi tinggi protein tinggi
- Memberikan pemahaman tentang gambaran umum penyakit
- Meningkatkan pengetahuan tentang makanan yang dianjurkan, dibatasi dan
dihindari
3. Konseling Gizi
- Memberikan pemahaman akan pentingnya hidup sehat dan mengatur pola
makan
- Memberikan pemahaman tentang pemilihan bahan makanan yang tepat sesuai
dengan prinsip diet lambung
PERENCANAAN DIET
Waktu Menu Bahan URT Gr Energ Protei Lema KH
makanan i n k
(gr)
(kkal) (gr) (gr)
Antropo BB 37 kg 37 kg - - - Tetap
metri
NADI 90 78 60-100
67
x/menit
RESPI 20 20 20-30
20
RASI x/menit
120%
100%
80%
60% asupan
40% kebutuhan
20%
0%
Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3
Gambar 2.1
Asupan Energi
Berdasarkan asupan energi, pasien memiliki asupan energi yang mengalami
defisit karena asupan pasien <80%. Terjadi sedikit kenaikan pada hari kedua tetapi
mengalami penurunan kembali pada hari ketiga dikarenakan demam yang diderita
pasien sehingga nafsu makan pasien kurang.
2. Asupan Protein
Asupan Protein
Hari ke- Hari 1 Hari 2 Hari 3 Kebutuhan
Total asupan 34,9 43,6 35,1
Persentase kecukupan 37% 47% 37% 92,5
Target keccukupan 100% 100% 100%
Tabel 2.2
Asupan Protein
120%
100%
80%
60% asupan
40% kebutuhan
20%
0%
Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3
Gambar 2.2
Asupan protein
Berdasarkan asupan protein, pasien memiliki asupan protein yang mengalami
defisit dimana <80% asupan. Pada hari kedua sudaha mengalami peningkatan dari
hari pertama tetapi pada hari ketiga mengalami penurunan kembali dikarenakan
demam yang dialami pasien.
3. Asupan lemak
Asupan Lemak
Hari ke- Hari 1 Hari 2 Hari 3 Kebutuhan
Total asupan 24,8 47,3 24,2
Persentase kecukupan 50% 95% 45% 49,5
Target keccukupan 100% 100% 100%
Tabel 2.3
Asupan Lemak
120%
100%
80%
60% asupan
40% kebutuhan
20%
0%
Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3
Gambar 2.3
Asupan Lemak
Berdasarkan asupan lemak. Pasien memiliki defisit ditandai pada hari pertama
dan ketiga, sedangkan pada hari kedua asupan lemak pasien memiliki kecukupan
dimana >80% asupan.
4. Asupan Karbohidrat
5. Asupan Karbohidrat
Hari ke- Hari 1 Hari 2 Hari 3 Kebutuhan
Total asupan 51,2 100,3 68,6
Persentase kecukupan 19 % 37% 25% 267,3
Target keccukupan 100% 100% 100%
Tabel 2.4
Asupan Karbohidrat
120%
100%
80%
60% asupan
40% kebutuhan
20%
0%
Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3
Gambar 2.4
Asupan Karbohidrat
Berdasarkan asupan karbohidrat, pasien mengalami defisit ditandai pada recall 24
jam pada hari pertama sampai ketiga, pada hari kedua sudah mengalami peningkatan
tetapi pada hari ketiga mengalami penurunan kembali.
laboratorium
Berdasarkan tabel diatas, Pemeriksaan biokimia dilakukan di hari pertama.