PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
03
FEB Akuntansi Adi Sofyana Latif, S.Si., M.M.,CMA
Abstract Kompetensi
Pembahasan Pancasila dan Setelah perkuliahan ini mahasiswa
Implementasinya melingkupi: diharapan dapat memahami dan
menganalisis Pancasila dan
1. Sejarah Lahirnya Pancasila Implementasinya
2. Pancasila sebagai Ideologi
Bangsa dan Negara Indonesia
3. Implementasi Pancasila dalam
Kehidupan Masyarakat
Pancasila dan Implementasinya
Pancasila diyakini sebagai produk kebudayaan bangsa Indonesia yang telah menjadi sistem
nilai selama berabad-abad lamanya. Pancasila bukanlah sublimasi atau penarikan ke atas
(hogere optreking) dari declaration of independence (Amerika Serikat), manifesto komunis,
atau paham lain yang ada di dunia. Pancasila tidak bersumber dari berbagai paham
tersebut, meskipun diakui, bahwa terbentuknya dasar negara Pancasila memang
menghadapi pengaruh bermacam-macam ideologi pada masa itu.
Istilah “Pancasila” pertama kali dapat ditemukan dalam buku “Sutasoma” karya Mpu
Tantular yang ditulis pada zaman Majapahit (abad ke-14). Dalam buku itu istilah Pancasila
diartikan sebagai perintah kesusilaan yang jumlahnya lima (Pancasila Karma) dan berisi
lima larangan untuk:
1. Melakukan kekerasan,
2. Mencuri,
3. Berjiwa dengki,
4. Berbohong,
5. Mabuk akibat minuman keras.
Selanjutnya, istilah “sila” itu sendiri dapat diartikan sebagai aturan yang melatarbelakangi
perilaku seseorang atau bangsa; kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan
santun); dasar adab; akhlak; dan moral.
Pancasila sebagai dasar negara pertama kali diusulkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1
Juni 1945 di hadapan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). Menurut beliau, istilah Pancasila tersebut diperoleh dari para
sahabatnya yang merupakan ahli bahasa.rumusanPancasila yang dikemukakan tersebut
terdiri atas:
1. Kebangsaan Indonesia,
2. Internasional atau Kemanusiaan,
3. Mufakat atau demokrasi,
4. Kesejahteraan sosial, dan
5. Ketuhanan yang berkemanusiaan.
Dalam pembahasan tersebut, disusunlah sebuah piagam yang diberi nama Piagam Jakarta,
yang didalamnya terdapat rumusan dan sistematika Pancasila sebagai berikut:
1. Ketuhanan, dengan berkewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya,
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, dan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Panitia sembilan tersebut adalah 1. Ir. Soekarno, 2. Drs. Moh. Hatta, 3. Mr. A.A Maramis, 4.
Abikoesno Tjokrosoejoso, 5. Abdoel Kahar Muzakar, 6. Haji Agus Salim, 7. Mr. Achmad
Soebardjo, 8. K.H. Wachid Hasjim, dan 9. Mr. Muh. Yamin.
Jadi dapat disimpulkan bahwa (1) Secara historis, Pancasila lahir tanggal 1 Juni 1945, (2)
Secara Yuridis, Pancasila lahir tanggal 18 Agustus 1945.
1. Pengertian Ideologi
Secara etimologis, ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu eidos dan logos.Eidos berarti
gagasan dan logos berarti berbicara (ilmu).Maka secara etimologis ideologi adalah berbicara
tentang gagasan/ilmu yang mempelajari tentang gagasan.Gagasan yang dimaksud disi
adalah gagasan yang murni ada dan menjadi landasan atau pedoman dalam kehidupan
masyarakat yang ada atau berdomisili dalam wilayah negara di mana mereka berada.
Dalam beberapa kamus atau referensi, dapat terlihat bahwa definisi ideologi ada beberapa
macam.Keanekaragaman definisi ini sangat dipengaruhi oleh latar belakang keahlian dan
fungsi lembaga yang memberi definisi tersebut.
Menurut Prof. Dr. Maswadi Rauf, ahli Ilmu Politik Universitas Indonesia, Ideologi adalah
rangkaian (kumpulan) nilai yang disepakati bersama untuk menjadi landasan atau pedoman
dalam mencapai tujuan atau kesejahteraan bersama. Berdasarkan definisi ideologi
Pancasila di atas, dapat disimpulkan bahwa Pancasila adalah kumpulan nilai/norma yang
meliputi sila-sila Pancasila sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945,
alinea IV yang telah ditetapkan pada tangga 18 Agustus 1945.
Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan ideologi yang lain. Artinya,
ideologi Pancasila dapat mengikuti perkembangan yang terjadi pada negara lain yang
memiliki ideologi yang berbeda dengan Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat. Hal ini disebabkan karena ideologi Pancasila memiliki nilai-nilai yang meliputi:
a. Nilai Dasar
Nilai dasar adalah nilai yang ada dalam ideologi Pancasila yang merupakan
representasi dari nilai atau norma dalam masyarakat, bangsa, dan negara
Indonesia. Nilai dasar merupakan nilai yang tidak bisa berubah-ubah
sepanjang bangsa Indonesia berpedoman pada nilai tersebut.Contoh nilai
dasar adalah sila-sila Pancasila yang ada dalam alinea IV, UUD 1945 yang
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945.
b. Nilai Instrumental
Nilai Instrumental adalah nilai yang merupakan pendukung utama dari nilai
dasar (Pancasila).Niai ini dapat mengikuti setiap perkembangan zaman, baik
dalam negeri maupun dari luar negeri. Nilai ini dapat berupa Tap MPR, UU,
PP dan peraturan perundangan yang ada untuk menjadi tatanan dalam
pelaksanaan ideologi Pancasila sebagai pegangan dalamkehidupan
berbangsa dan bernegara. Nilai dapat berubah sesuai perkembangan zaman.
Sila ini menghendaki setiap warga negara untuk menjunjung tinggi agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Setiap warga negara diharapkan mempunyai keyakinan
akan Tuhan yang menciptakan manusia dan dunia serta isinya. Keyakinan akan Tuhan
tersebut diwujudkan dengan memeluk agama serta kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Dalam rangka menjalankan kehidupan beragama dan kepercayaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, terdapat beberapa pedoman yang dapat dilakukan oleh warga negara,
yaitu:
a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pemahaman percaya dan bertakwa ini berimplikasi bahwa setiappemeluk agama
dan kepercayaan harus memahami ajaran agama dan melaksanakan dengan baik
dan benar dalam kehidupan sehari-hari.
b. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
Bekerja sama diartikan bahwa setiap pemeluk agama melakukan pekerjaan secara
bersama-sama menurut kesepakatan sehingga terjadi persatuan dalam suatu
wilayah. eperti diketahu bahwa agama dan kepercayaan setiap warga negara
adalah berbeda, namun demikian setiap warga negara diharapkan dapat bekerja
sama untuk urusan sosial dan kemasyarakatan sehingga tercipta kerukunan
antarumat beragama.
Sila kedua Pancasila ini mengandung makna warga negara Indonesia mengakui adanya
manusia yang bermartabat (bermartabat adalah manusia memiliki kedudukan, dan derajat
yang lebih tinggi dan harus dipertahankan dengan kehidupan yang layak), memperlakukan
sesama manusia secara adil (adil dalam pengertian tidak berat sebelah, jujur, tidak berpihak
dan memperlakukan orang secara sama) dan beradab (beradab dalam arti mengetahui tata
karma, sopan santun dalam kehidupan dan pergaulan) di mana manusia memiliki daya
cipta, rasa, niat, dan keinginan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan
hewan.
Jadi sila kedua ini menghendaki warga negara untuk menghormati kedudukan setiap
manusiadengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, setiap manusia berhak
mempunyai kehidupan yang layak dan bertindak jujur serta menggunakan norma sopan
santun dalam pergaulan sesama manusia.
Sila Persatuan Indonesia merujuk pada persatuan yang utuh dan tidak terpecah belah atau
bersatunya bermacam-macam perbedaan suku, agama, dan lain-lain yang berada di
wilayah Indonesia.Persatuan ini terjadi karena didrong keinginan untuk mencapai kehidupan
kebangsaan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat, memajukan
kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mewujudkan
perdamaian abadi.
Sila keempat ini mempunyai makna bahwa kekuasaan ada di tangan rakyat, dan dalam
melaksanakan kekuasaannya, rakyat menjalankan sistem perwakilan (rakyat memilih wakil-
wakilnya melalui pemilihan umum) dan keputusan-keputusan yang diambil dilakukan dengan
jalan musyawarah yang dikendalikan dengan pikiran yang sehat, jernih, logis serta penuh
tanggung jawab baik kepada Tuhan maupun rakyat yang diwakilinya.
Butir-butir implementasi sila keempat adalah sebagai berikut:
Sila ini mempunya makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan yang
adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi, kebudayaan, dan kebutuhan spiritual rohani
sehingga tercipta masyarakat yang adil dan makmur.
1. Badudu, Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Sinar Harapan. Jakarta.
2. Darmodiharjo, dkk. 1991. Santiaji Pancasila (Suatu Tinjauan Filisofis, Historis dan
Yuridis Konstitusional). Usaha Nasional. Surabaya.
3. ICCE UIN. 2003. Pendidikan Kewargaan: Demokrasi, Hak Asasi Manusia,
Masyarakat Madani. UIN dan Prenada Media. Jakarta.
4. Kansil dan Kansil. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Pradnya
Paramita. Jakarta.
5. Lemhanas dan Dirjen Dikti. 1984. Kewiraan untuk Mahasiswa. Gramedia. Jakarta.