TELINGA
1. Tujuan
Sebagai acyuan dalam penatalaksaan serumen telinga dan pencegahannya
di Puskesmas.
2. Pengertian
Serumen telinga adalah kotoran pada liang telinga yang menyumbat,
sehingga pendengaran berkurang dan terkadang terasa berdengung.
3. Kebijakan
SK Kepala UPTD Puskesmas Bandar Jaya Nomor : / / /2014
tentang jenis pelayanan Puskesmas Bandar Jaya.
4. Prosedur 1. Menyiapkan Alat dan Bahan
a. Stetoscop
b. Tensimeter
c. Senter
d. Termometer
e. Pelilit kapas
f. Serumen hak
g. Otoskope
h. Masker
i. Sarung tangan
j. Kapas
2. Melakukan standar pelindungan diri selama melakukan
pemeriksaan.
3. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang diperlukan.
Ditemukan serumen dalam bentuk lunak, liat, keras atau padat.
4. Melakukan rujukan ke UGD untuk membersihkan telinga atau
melakukan rujukan eksternal ke RS apabila dalam pemeriksaan
diperlukan.
5. Menanyakan riwayat alergi obat
6. Memberikan terapi sesuai dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan.
7. Melakukan rujukan ke UGD untuk membersihkan telinga
Unit : ……….........……………………………………………………………
Nama Petugas : …………………………….........………………………………………
Tanggal Pelaksanaan : …………………………….........………………………………………
Tidak
Langkah Kegiatan Ya Tidak Berlaku
No
1 Apakah Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
2 Apakah Petugas melakukan anamnesa/keluhan utama pada
pasien apakah ada nyeri pada tenggorokan, sakit waktu
menelan, suara serak dan apakah disertai pilek.
3 Apakah Petugas menanyakan pada pasien apakah ada nyeri
sampai ke telinga
4 Apakah Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
5 Apakah Petugas mengukur suhu tubuh pasien
6 Apakah Perugas mengukur nadi pasien
7 Apakah Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien
8 Apakah Petugas memeriksa jaringan pada dinding belakang
faring
9 Apakah Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil
pemeriksa
10 Apakah Petugas menginstruksikan pasien untuk istirahat dan
banyak minum
11 Apakah Petugas menulis resep untuk pengobatan simptomatis
berupa
Demam; parasetamol 3 x 500 mg (dosis anak : 10
mg/kgbb/kali)
Ingus yang berlebuhan : efedrin 3 x 10 mg (dosis
anak : 0,5 mg/kgbb/kali)
Batuk kering : dextrometorfan 3 x 10-15 mg
Nyeri telan : asam mefenamat 3 x 500 mg
Peradangan hebat : dexamethasone 3 x 0,5 mg
12 Apakah Bila ada infeksi sekunder berikan antibiotik
Eritromisin 4 x 250 mg
Amoxycillin 3 x 500 mg
Penicillin.V 3x 500.
13 Apakah Petugas menulis hasi pemeriksaan, diagnosa dan terapi
pada rekam medic pasien
14 Apakah Petugas menulis hasil diagnosa pada buku register.
CR: …………………………………………%.
………………………………
Pelaksana/ Auditor
(………………………………)
SOP OTITIS MEDIA AKUT (OMA)
1. Tujuan
Menegakkan diagnosis otitis media akut dan memberikan tata laksana
yang tepat.
2. Pengertian
Otitis Media Akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh
mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel
mastoid. Faktor penyebab utama adalah sumbatan tuba Eustachius
sehingga pencegahan invasi kuman ke telinga terganggu. Pencetus nya
adalah infeksi saluran nafas atas.
3. Kebijakan
Penanganan yang tepat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih
berat.
4. Prosedur 1. Melakukan standar pelindungan diri selama melakukan
pemeriksaan.
2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang diperlukan
dengan melakukan pengukuran tekanan darah, suhu badan dan
mencatat dalam buku status pasien.
3. Melakukan anamnesa terhadap pasien terkait keluhan yang
dirasakan seperti : demam, nyeri pada telinga dan gelisah, biasa nya
terdapat riwayat batuk sebelum nya, pendengaran berkurang, dan
rasa penuh pada telinga yang sakit.
4. Melakukan pemeriksaan seperti : membrana timpani tampak
kemerahan karena inflamasi dan menggembung/edema, bila terjadi
ruptur membrana timpani tampak sekret keluar mengalir dari telinga
tengah ke telinga luar.
5. Melakukan terapi sesuai dengan acuan penatalaksanaan terapi.
5. Diagram Alir
6. Referensi https://www.academia.edu/33318261/
Makalah_Otitis_Media_Akut_OMA_
- Alimul Aziz H, 2007. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik
Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika
- Djaafar, Z.A., Helmi, Restuti, R.D., 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala 7 Leher. Edisi keenam. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
Unit : ……….........……………………………………………………………
Nama Petugas : …………………………….........………………………………………
Tanggal Pelaksanaan : …………………………….........………………………………………
Tidak
Langkah Kegiatan Ya Tidak Berlaku
No
1 Apakah Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
2 Apakah Petugas melakukan anamnesa/keluhan utama pada
pasien apakah ada nyeri pada tenggorokan, sakit waktu
menelan, suara serak dan apakah disertai pilek.
3 Apakah Petugas menanyakan pada pasien apakah ada nyeri
sampai ke telinga
4 Apakah Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
5 Apakah Petugas mengukur suhu tubuh pasien
6 Apakah Perugas mengukur nadi pasien
7 Apakah Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien
8 Apakah Petugas memeriksa jaringan pada dinding belakang
faring
9 Apakah Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil
pemeriksa
10 Apakah Petugas menginstruksikan pasien untuk istirahat dan
banyak minum
11 Apakah Petugas menulis resep untuk pengobatan simptomatis
berupa
Demam; parasetamol 3 x 500 mg (dosis anak : 10
mg/kgbb/kali)
Ingus yang berlebuhan : efedrin 3 x 10 mg (dosis
anak : 0,5 mg/kgbb/kali)
Batuk kering : dextrometorfan 3 x 10-15 mg
Nyeri telan : asam mefenamat 3 x 500 mg
Peradangan hebat : dexamethasone 3 x 0,5 mg
12 Apakah Bila ada infeksi sekunder berikan antibiotik
Eritromisin 4 x 250 mg
Amoxycillin 3 x 500 mg
Penicillin.V 3x 500.
13 Apakah Petugas menulis hasi pemeriksaan, diagnosa dan terapi
pada rekam medic pasien
14 Apakah Petugas menulis hasil diagnosa pada buku register.
CR: …………………………………………%.
………………………………
Pelaksana/ Auditor
(………………………………)
SOP OTITIS MEDIA SUPURATIF
KRONIK (OMSK)
No. Dokumen :
Terbitan :
No. Revisi :
SOP Tgl. MulaiBerlaku :
Halaman : 1-2
1. Tujuan
Sebagai penerapan langkah-langkah dalam melakukan diagnosis dan
terapi kasus OMSK
2. Pengertian
Peradangan kronik telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan
riwayat keluar nya sekret dari telinga lebih dari 2 bulan, baik terus
menerus maupun hilang timbul.
3. Kebijakan
Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Bandar Jaya Nomor :
Tahun 201 Tentang Pelayanan Klinis
4. Prosedur 1. Anamnesa
1.1 Menanyakan apakah ada keluhan keluar cairan dari liang telinga
secara terus menerus atau hilang timbul
1.2 Menanyakan apakah ada riwayat pernah keluar cairan dari liang
telinga sebelum nya.
1.3 Menanyakan apakah cairan yang keluar dari telinga berwarna
kuning/kuning-kehijauan/bercampur darah/jernih/berbau.
1.4 Gangguan Pendengaran
2. Pemeriksaan Klinis
2.1 OMSK Tipe aman (Tubotimpani)
Perforasi pada sentral atau pars tensa berbentuk ginjal atau
bundar
Sekret biasa nya mukoid dan tidak terlalu berbau
Mukosa kavum timpani tampak edema, hipertrofi, granulasi,
atau timpanosclerosis
2.2 OMSK Tipe Bahaya
Perforasi aktif, marginal, atau sental besar (total: sekret sangat
berbau, berwarna kuning abu-abu, urulen, dan dapat terlihat
kepingan berwarna putih mengkilat
Kolesteyatoma
3. Pemeriksaan Penunjang
3.1 Tes garputala rinne,weber,schwabach menunjukan jenis ketulian
yang dialami pasien
3.2 Audiomtri nada murni
3.3 Photo Mastoid (Bila tersedia)
4. Diagnosis
4.1 Otitis Media Supuratif Kronik utama diagnosis banding
5. Bila terjadi indikasi pasien akan dirujuk ke RSUD
5. Diagram Alir
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesa
Klinis
Penunjang
Diagnosis
1. Tujuan
Agar dokter dan [etugas bisa mengenali dan menangani penyakit OEA.
2. Pengertian
Otitis ekterna adalah radang telinga akut yang disebabkan oleh infeksi.
3. Kebijakan
SK Kepala UPTD Puskesmas Bandar Jaya No: / / /PKM/2000
tentang penyelanggaraan klinis.
4. Prosedur a. Anamnesa
Nyeri telinga dan sekitarnya, kurang pendengaran sekret
b. Pemeriksaan fisik
Nyeri tekan pada telinga dan sekitarnya
ada pembesaran KGB
liang telinga : bisa agak menyempit karena adanya furuncle, abses,
kulit nampak hiperpremi
Nampak sekret
apabila terdapat papule eritematous disekitarnya maka herpes
zoster otikus
apabila ditemukan plak jamur (keputihan) otomikosis
3. Diagnosis
Hasil berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaaan fisik empat
melakukan terapi
4. Memberikan Rujukan Bila terjadi indikasi
5. Diagram Alir
Pemeriksaan Fisik Diagnosis
Anamnesa
Memberikan Rujukan
6. Referensi - Permenkes no.5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER. Lee, K.Essential Otolaryngology, head
and Neck Surgery. Ed. Ke-8. McGraw-Hill 2003.
7. Dokumen Rekam medik, register, Rujukan
Terkait