Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PELEDAKAN”.
Makalah ini berisikan tentang informasi Sejarah Bahan Peledak atau yang lebih khususnya
membahas penerapan Bahan-Bahan Peledakan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Garut 19 November 2012
Penyusun
Bab 1 Pendahuluan
Pengertian Bahan Peledak
1. Sejarah Bahan Peledak
2. Sifat Umum Bahan Peledak
3. Klasifikasi Bahan Peledak
3.1 Klasifikasi Berdasarkan Kekuatan Daya Ledak
3.2 Klasifikasi Berdasarkan Penggunaanya
4. Kegunaan Bahan peledak
4.1 Kegunaan Bahan Peledak Untuk Eksplorasi
4.2 Kegunaan Bahan Peledak Untuk Eksploitasi
5. Peralatan dan Perlengkapan dalam Peledakan
5.1 Peralatan Peledakan
5.2 Perlengkapan Peledakan
6. Cara melakukan Peledakan
6.1 Tahap Persiapan
6.2 Tahap Pelaksanaan
6.3 Pekerjaan Setelah Peledakan
7. Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan hidup (K3LH) dalam Peledakan
8. Kesimpulan
BAB I PENDAHULUAN
Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan
menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Suatu operasi peledakan batuan
akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan yang dipakai sesuai dengan
metode peledakan yang di terapkan .
Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perlu hendak nya terlebih
dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. peralatan peledakan (Blasting
equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakan berulang kali, misalnya blasting machine,
crimper dan sebagainya. Sedangkan perlengkapan peledakan hanya dipergunakan dalam satu
kali proses peledakan atau tidak bisa digunakan berulang kali. Untuk setiap metode
peledakan, perlengkapan dan peralatan yang diperlukan berbeda-beda. Oleh karena itu agar
tidak terjadi kerancuan dalam pengertian, maka dibuat sistematika berdasarkan tiap-tiap
metode peledakan dalam arti bahwa perlengkapan dan peralatan akan dikelompokan
berdasarkan metodenya.
Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh bahaya. Oleh karena itu, harus dilakukan
dengan penuh perhitungan dan hati hati agar tidak terjadi kegagalan atau bahkan kecelakaan.
Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan peledakan harus mengerti benar tentang cara
kerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang digunakan. Karena persiapan peledakan yang
kurang baik akan menghasilkan bisa menyebabkan hasil yang tidak sempurna serta
mengandung resiko bahaya terhadap keselamatan pekerja maupun peralatan. Dalam hal ini
pemilihan metode peledakan, pemilihan serta penggunaan peralatan dan perlengkapan juga
berpengaruh terhadap hasil yang dicapai.
Commercial Explosives Indonesia dengan kekayaan sumber daya alam terutama hasil
tambang, telah menjadikan negeri ini bak magnit begi para pelaku Industri
Pertambangan Dunia. Kekayaan kandungan bumi Indonesia tidak ternilai harganya
dan telah diakui masyarakat international. Sehingga tidak mengherankan kalau
eksplorasi hasil pertambangan Indonesia justru banyak dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan International maupun joint.
Bahan peledak (explosive matterial) sebagai bahan baku proses eksplorasi hasil tambang
menjadi komponen primer dalam seluruh proses eksplorasi. Dimana dengan kekayaan dan
melimpahnya hasil tambang, usaha penyediaan bahan peledak maupun usaha-usaha lain
terkait dengannya sangatlah relevan dan begitu menjanjikan. Untuk mendapatkan data
geologi lebih lanjut dalam usaha untuk mengetahui jumlah cadangan/ ketebalan perlapisan
dan kualitas mutu bahan galian, maka diperlukan usaha pemboran inti, dan sumur uji (test
pit).
Tujuan utama pemboran inti adalah untuk mendapatkan contoh bahan galian secara vertikal
yang berada di bawah permukaan tanah, disamping itu mengetahui ketebalannya. Teknik
meletakan titik lokasi pemboran inti ini agar didapatkan kedalaman yang maksimal dilakukan
dengan bantuan peta geologi dan peta topografi. Oleh sebab itu apabila di daerah tersebut
belum atau tidak didapatkan peta topografi dengan skala yang memadai, maka perlu dibuat
peta topografinya terlebih dahulu. Sedangkan alat untuk melakukan pemboran inti adalah
Alat Bor Auger yang dioperasikan dengan manual (oleh tenaga manusia) dan Alat bor inti,
yang dioperasikan dengan mesin.
Sedangkan pembuatan sumur uji bertujuan untuk mendapatkan vasriasi data bahan galian
secara vertikal yang berada di bawah permukaan. Tidak seperti pada pemboran inti,
kedalaman perolehan data cukup dangkal, disamping pembuatannya dilakukan dengan tenaga
manusia dengan peralatan sederhana. Antara lain sekop, linggis, gancu, pacul dan ember.
Pembuatan sumur uji dilaksanakan terutama pada batuan yang lunak.
4.2 KEGUNAAN BAHAN PELEDAK UNTUK EXSPLOITASI
EKSPLOITASI
Umumnya, bahan galian industri terdapat di dekat permukaan tetapi juga ada yang terdapat
dan terkumpul di bawah permukaan tanah yang relatif agak dalam. Selain itu bahan galian
tersebut ada yang keras. Ada yang lunak bahkan setengah kompak. Karena terdesak
keperluan bahkan ada galian yang berada di bawah air. Atas dasar cara kerjanya, bahan galian
industri biasanya ditambang dengan cara: digali, disemprot dengan pompa bertekanan tinggi,
dan disedot dengan pompa hisap.
Berdasarkan tempat kegiatan pertambangan, maka eksploitasi juga dilakukan dengan cara
Tambang Terbuka, Tambang Bawah Tanah, dan juga Peledakan. Tambang terbuka, semua
kegiatan penambangan dilakukan di permukaan bumi. Pada kegiatan penambangan ini
khususnya untuk bahan galian industri disebut sebagai kuari. Berdasarkan atas produk yang
dihasilkan, letak dan bentuknya dibagi menjadi kuari tipe sisi bukit, dan kuari tipe lubang
galian.
Sedangkan tambang bawah tanah, dikenal dengan lubang tikus (atau geophering), yang
diterapkan untuk endapan bahan galian industri atau urat bijih dengan bentuk dan ukuran
tidak teratur serta tersebar tidak merata. Arah penambangan biasanya mengikuti arah bentuk
endapan atau urat bijih yang ditambang. Beberapa contoh penambangan sistem lubang tikus
antara lain terdapat pada tambang posphat di daerah Ciamis Jawa Barat.
Dalam melaksanakan tambang terbuka dengan tahapan kerja yang dilakukan adalah:
pengupasan tanah penutup (atau land clearing). Bagian tanah penutup yang subur setelah
dikupas, dipindahkan ke tempat penimbunan.
Kegunaan bahan peledak untuk eksplorasi yakni untuk dapat dilakukannya proses pemecahan
suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau operasi peledakan batuan
akan kegiatan pencarian dalam rangka penyelidikan dan penjajahan wilayah atau daerah yang
diperkirakan mengandung mineral, cadangan bahan tambang atau berbagai hal yang menjadi
target, dari mulai lapisan tanah luar (overburden) sampai lapisan tanah dalam dan nantinya
menjadi daerah prospek atau wilayah yang memiliki cadangan yg memungkinkan dilakukan
proses ekspoitasi
5. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN BAHAN PELEDAK
Peralatan peledakan adalah perangkat pembantu peledakan yang nantinya dapat dipakai
berulang kali dan Perlengkapan peledakan adalah bahan–bahan yang membantu peledakan
yang habis dipakai.
Pada pekerjaan tambang, tujuan penggunaan bahan peledak terutama untuk membongkar
batuan/ bahan galian dari batuan induknya. Secara garis besar jenis bahan peledak dibedakan
menjadi: Bahan peledak mekanis, bahan peledak kimia, dan bahan peledak nuklir. Itulah
sekilas aktivitas "sederhana" dari industri keruk. Untuk melakukannya, pengusaha biasanya
menanam investasi besar dan tidak main-main. Mereka bukan hanya mengorbankan uang,
melainkan juga merusak "keaslian alam" yang menyimpan keanekaragaman hayati luar biasa.
EB
2. Sumbu Peledakan Yang dimaksud dengan sumbu peledakan disini adalah sumbu api dan
sumbu ledak. Sumbu api adalah sumbu yang disambung ke detonator biasa pada peledakan
dengan menggunakan detonator biasa. Dapat dikatakan bahwa sumbu api merupakan
pasangan detonator biasa, karena detonator biasa tidak dapat digunakan tanpa sumbu. Fungsi
sumbu api adalah untuk merambatkan api dengan kecepatan tetap pada detonator biasa.
Sedangkan sumbu ledak adalah sumbu yng pada bagian intinya terdapat bahan peledak
PETN. Fungsi sumbu ledak adalah untuk merangkai suatu sistem peledakan tanpa
menggunakan detonator didalam lubang ledak. Sumbu ledak mempunyai sifat tidak sensitive
terhadap gesekan, benturan, arus liar, dan listrik statis.
Dimana :
V = Volume batuan yang diledakkan, (m3)
B1 = Burden semu (m) ; S = Spacing (m)
L = Tinggi Jenjang (m) atau (H-J) x Sin α
N = Jumlah Lubang Ledak ; α = Kemiringan Lubang Ledak.
Pemakaian Bahan Peledak
Bahan peledak yang dipakai perusahaan saat ini adalah ANFO dari PT. Dahana,
Tasikmalaya. Dengan perbandingan 94,5% berat AN (Amonium Nitrat) berbentuk butiran
dan 5,5% FO (Foil Oil). Sebagai primer digunakan powergel magnum 3151 dengan kekuatan
80% berbentuk dodol dengan ukuran berat 1 batang adalah 0,154 kg. Pemakaian bahan
peledak untuk setiap kali peedakan adalah tidak sama, tergantung dari jumlah lubang ledak
yang diledakkan.
Pola Penyalaan
Pola penyalaan yang diterapkan dilapangan CV. Gunung Batujajar saat ini adalah peledakan
secara 5 atau 6 lubang ledak dalam satu row hingga lubang tembak yang diinginkan. Hal ini
sangat berpengaruh sekali dengan keadaan lingkungan, dimana lokasi peledakan tidak berapa
jauh dari pemukiman penduduk dan diakibatkan getaran terlalu tinggi apabila peledakan 7
lubang ledak keatas sekaligus. Dimana rumah penduduk berada di antara radius ±350 meter.
Letak Primer
Primer adalah suatu bahan peledak yang menerima penyalaan dari detonator atau sumbu
ledak. Hasil peledakan ini selanjutnya disalurkan kebahan peledak. Dalam peledakan yang
diterapkan di lapangan, primer ditempatkan pada bagian bawah ( bottom primming).
Primer harus ditempatkan pada titik yang paling terkurung dan ditempatkan pada lapisan
batuad yang lebih keras. Letak primer ini akan menentukan bagian jenjang yang akan ditekan
dan dipindahkan. Dimana primer ini berfungsi untuk menerima penggalak dari detonator.
Pembongkaran dan Pemuatan Hasil Peledakan
Hasil dari peledakan berupa bongkahan-bongkahan yang masih bertumpuk di tempat atau
lokasi peledakan akan dibongkar/gali oleh Backhoe dan selanjutnya akan di muatkan ke alat
angkut. Untuk memenuhi target produksi, pekerjaan pemuatan batu andesit di lokasi
penambangan untuk di angkut ketempat penyimpanan sementara (Stock Yard) digunakan
Hydrolic Excavator atau (Backhoe) CAT 322.
8. KESIMPULAN
Bahan peledak adalah Zat yang berbentuk padat, cair, gas ataupun campurannya yang apabila
terkena suatu aksi, berupa panas, benturan, tekanan, hentakan atau gesekan akan berupa
secara fisik maupun kimiawi menjadi zat lain yang lebih stabil. Memberikan suasana kerja
atau lingkungan yang aman sehingga dicapai hasil kerja yang menguntungkan dan bebas dari
segala bahaya, baik terhadap manusia, mesin alat, material ataupun metode kerja pada saat
dilakukannya operasi penambangan. bilamana peledakan itu dilakukan maka keselamatan dan
lingkungan pun perlu di perhatikan sebagai bagian utama dari melakukan suatu peledakan.