Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PELEDAKAN

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PELEDAKAN”.
Makalah ini berisikan tentang informasi Sejarah Bahan Peledak atau yang lebih khususnya
membahas penerapan Bahan-Bahan Peledakan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Garut 19 November 2012

Penyusun

Bab 1 Pendahuluan
Pengertian Bahan Peledak
1. Sejarah Bahan Peledak
2. Sifat Umum Bahan Peledak
3. Klasifikasi Bahan Peledak
3.1 Klasifikasi Berdasarkan Kekuatan Daya Ledak
3.2 Klasifikasi Berdasarkan Penggunaanya
4. Kegunaan Bahan peledak
4.1 Kegunaan Bahan Peledak Untuk Eksplorasi
4.2 Kegunaan Bahan Peledak Untuk Eksploitasi
5. Peralatan dan Perlengkapan dalam Peledakan
5.1 Peralatan Peledakan
5.2 Perlengkapan Peledakan
6. Cara melakukan Peledakan
6.1 Tahap Persiapan
6.2 Tahap Pelaksanaan
6.3 Pekerjaan Setelah Peledakan
7. Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan hidup (K3LH) dalam Peledakan
8. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN
Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan
menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Suatu operasi peledakan batuan
akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan yang dipakai sesuai dengan
metode peledakan yang di terapkan .
Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perlu hendak nya terlebih
dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. peralatan peledakan (Blasting
equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakan berulang kali, misalnya blasting machine,
crimper dan sebagainya. Sedangkan perlengkapan peledakan hanya dipergunakan dalam satu
kali proses peledakan atau tidak bisa digunakan berulang kali. Untuk setiap metode
peledakan, perlengkapan dan peralatan yang diperlukan berbeda-beda. Oleh karena itu agar
tidak terjadi kerancuan dalam pengertian, maka dibuat sistematika berdasarkan tiap-tiap
metode peledakan dalam arti bahwa perlengkapan dan peralatan akan dikelompokan
berdasarkan metodenya.
Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh bahaya. Oleh karena itu, harus dilakukan
dengan penuh perhitungan dan hati hati agar tidak terjadi kegagalan atau bahkan kecelakaan.
Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan peledakan harus mengerti benar tentang cara
kerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang digunakan. Karena persiapan peledakan yang
kurang baik akan menghasilkan bisa menyebabkan hasil yang tidak sempurna serta
mengandung resiko bahaya terhadap keselamatan pekerja maupun peralatan. Dalam hal ini
pemilihan metode peledakan, pemilihan serta penggunaan peralatan dan perlengkapan juga
berpengaruh terhadap hasil yang dicapai.

PENGERTIAN BAHAN PELEDAK


Yang dimaksud dengan bahan peledak adalah : Zat yang berbentuk padat, cair, gas ataupun
campurannya yang apabila terkena suatu aksi, berupa panas, benturan, tekanan, hentakan atau
gesekan akan berupa secara fisik maupun kimiawi menjadi zat lain yang lebih stabil.
Perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang singkat disertai dengan tekanan yang
sangat tinggi. Pada bahan peledak industri perubahan secara kimiawi sebagian besar (hampir
seluruhnya) berbentuk gas.

1. SEJARAH BAHAN PELEDAK


Bahan peledak telah dikenal manusia sejak abad ke 13 oleh bangsa Cina jaman dinasti
Sung,terutama sebagai mesiu atau serbuk hitam, yang dikenal dengan nama black powder.
RogerBacon (1242) telah menulis formula dari black powder. Berthold Schwarz (1300) juga
menulis tentang black powder sebagai senjata api. Tiga abad kemudian Kasper Weindl
(1627), untuk pertama kalinya black powder digunakan pada operasi penambangan di
Hungaria. Amerika ( 1675) membangun pabriknya di Massachusetts. Selanjutnya Inggris
(1689) menggunakan bahan ini untuk penambangan timah. Begitu juga dengan Switzeland
(1696) menggunakannya untuk konstruksi jalan.Sedangkan di Amerika (1705) digunakan
untuk penambangan tembaga..Perang dunia I (1917) menghabiskan sebanyak kurang lebih
115.000 ton black powder,akhirnya pada tahun 1940 pemakaian black powder berkurang dan
banyak pabrik tutup,selanjutnya bahan ini jarang digunakan dalam dunia pertambangan dan
diganti bahan peledak lain yang lebih aman dan ekonomis, sementara untuk keperluan militer
masih dipakai sebagai mesiu (proyektil peluru).
Bahan peledak “black powder” terindikasi oleh pihak penyidik kepolisian sebagai bahan
peledak lemah (low explosive) yang digunakan oleh pelaku terror bom untuk mengeksekusi
hotel JW. Marriott dan Ritz Carlton beberapa waktu lalu.Apapun jenis dan bentuk bahan
peledaknya yang jelas sifat utama bahan peledak adalah tetap berbahaya bagi keselamatan
orang-orang yang berada disekitarnya dan efeknya dapat merusak dan membunuh, apabila
ditangani oleh orang-orang yang mempunyai niat untuk suatu kejahatan.
2. SIFAT UMUM BAHAN PELEDAK
a) KEKUATAN/STRENGTH
b) BERAT JENIS/DENSITY
c) KEPEKAAN/SENSITIVITY
d) CEPAT RAMBAT/VELOCITY OF DETONATION
e) SIFAT GAS BERACUN/FUMES CHARACTER
f) DAYA TAHAN TERHADAP AIR/WATER RESISTANCE
g) KEBOLEHAN/PERMISSIBILITY
h) STABILITAS KIMIA/CHEMICAL STABILITY
i) KEMASAN/PACKAGING
a) KEKUATAN/STRENGTH
Adalah jumlah energi yang dilepaskan saat peledakan
Cara pengukuran kekuatan :
1. Weight Strength, berdasarkan berat jenis bahan peledak
2. Volume Strength, berdasarkan volume bahan peledak
b) BERAT JENIS/DENSITY
Adalah berat per satuan volume.
Density bisa dinyatakan dalam 3 (tiga) cara:
1. Berat per unit volume
2. Loading density (berat bahan peledak per unit panjang kolom isian, lb/ft)
3. Cartidge count, banyaknya cartridge atau batang bahan peledak dengan ukuran 1 ¼ x 8 in
dalam peti seberat 22,5 kg
c) KEPEKAAN/SENSITIVITY
Adalah ukuran mudah atau tidaknya suatu reaksi peledakkan dari bahan peledak akan
terjadi/mulai dan relatif mudah atau tidaknya reaksi peledakkan dirambatkan ke seluruh
muatan
Macam-macam sensitivity /kepekaan:
1. Sensitivity to shock / Kepekaan terhadap benturan
2. Sensitivity to friction / kepekaan terhadap gesekan
3. Sensitivity to heat / Kepekaan terhadap panas
4. Sensitivity to initiation / Kepekaan terhadap ledakan pendahuluan
5. Sensitivity to cap / Kepekaan terhadap gelombang ledakan lain yang jaraknya berjauhan.
d) CEPAT RAMBAT/VELOCITY OF DETONATION
Adalah kecepatan perambatan dari bahan peledak.
Kecepatan perambatan peledakan dapat diukur dengan mempergunakan alat “micro timer”
secara langsung dan dapat juga dengan cara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan
sepotong sumbu ledak yang telah diketahui kecepatannya (metode ini dikenal sebagai metode
“dauctriche”)
e) SIFAT GAS BERACUN/FUMES CHARACTERISTIC
Adalah sifat bahan peledak yang menggambarkan banyak sedikitnya gas beracun yang terjadi
sesudah peledakan, seperti CO (Carbon Monoksida), NOx (Nitrogen Oksida). Fumes
terbentuk apabila campuran bahan peledak tidak balance atau karena bahan peledaknya telah
rusak. Fumes sangat membahayakan untuk pekerjaan di bawah tanah (underground mining).
f) DAYA TAHAN TERHADAP AIR/WATER RESISTANCE
Adalah kemampuan dari suatu bahan peledak untuk menahahan perembesan air. Ketahanan
air suatu bahan peledak dinyatakan dalam jumlah jam lamanya suatu bahan peledak
dicelupkan dalam air dan masih dapat diledakkan dengan baik.
g) KEBOLEHAN/PERMISSIBILITY
Adalah sifat bahan peledak yang menggambarkan dapat tidaknya bahan peledak tersebut
dipakai untuk peledakan dalam tambang batubara, dimana pada umumnya banyak terdapat
gas CH4 (gas methane) dan debu-debu batubara yang mudah terbakar.
h) STABILITAS KIMIA/CHEMICAL STABILITY
Adalah ukuran kestabilan bahan peledak dalam penyimpanan/ hadling. Makin stabil bahan
peledak berarti tidak mudah mengurai, akibatnya makin aman. Pengukuran stabilitas kimia
adalah dengan mencatat waktu yang diperlukan sebelum suatu bahan peledak mengurai pada
suhu standard (80oC).
i) KEMASAN/PACKAGING
Adalah pembungkusan bahan peledak (pembungkusan dodolnya, bukan kotaknya) juga harus
dianggap sebagai bagian dari bahan peledak dan diperhitungkan dalam campuran. Jenis
pembungkus ini juga mempengaruhi terhadap gas-gas yang dihasilkan dalam peledakan.
3. KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK
Klasifikasi bahan peledak menurut Mike Smith (1988) yaitu :

1. Bahan peledak kuat contohnya TNT, Dinamite, Gelatine


2. Agen Peledakan contohnya ANFO, Slurries, Emulsi, Hybrid ANFO, Slurry
mixtures
3. Bahan peledak khusus contohnya Seismik, Trimming, Permisible, shaped
Charges, Binary, LOX, Liquid.
4. Pengganti bahan peledak contohnya Compressed air/gas, Expansion agents,
mechanical methods, waterjets, jet piercing

Berdasarkan kelasnya bahan peledak dapat digolongkan sebagai berikut:


1. Berdasarkan Pemakaiannya
Bahan peledak militer, umumnya dipakai dalam operasi militer misal untuk peperangan,
demolation, melukai, membunuh, (bom napalm, granat dsb.)
Bahan peledak sipil/komersial yaitu bahan peledak dalam pemakaian industri pertambangan,
konstruksi dll.
2. Berdasarkan Kecepatan rambatnya
High Explosive (high action explosive) à Detonation
Low Explosive (slow action explosive) à Deflagration
High explosive mempunyai karakteristik dengan :
- Kecepatan peledakan (vod) yang tinggi > 4000 m/s
- Tekanan impact tinggi, density tinggi dan sensitive thd cap
- High compressibility sampai dengan 100 kbar.
Low Explosive atau Blasting agent, umumnya berupa campuran antara “fuel” dengan
oxidizer system, dimana tak satupun dapat diklasifikasikan sebagai bahan peledak, ciri
khasnya yaitu:
- – Perubahan kimia dibawah kecepatan suara (<4000m/s)
- Low compressibility (<3500 bar)
3. Berdasarkan Komposisinya
a. Bahan peledak senyawa tunggal, yaitu bahan peledak yang terdiri dari satu senyawa misal,
PETN (Penta Erythritol Tetra Nitrat), TNT (Tri Nitro Toluena).
b. Bahan peledak Campuran, yaitu bahan peledak yang terdiri dari berbagai senyawa tunggal
seperti: Dynamit (Booster) Black powder, ANFO (Ammonium Nitrate Fuel Oil).
4. Berdasarkan Kepekaannya
Dibagi menjadi dua macam yaitu:
· Initiating explosive, yaitu bahan peledak yang mudah meledak karena adanya api, panas
benturan , gesekan dsb à misal: bahan-bahan isian detonator (PbN6, Hg(ONC)2
· Non Initiating explosive, yaitu bahan peledak yang sukar meledak yang akan meledak
setelah terjadi peledakan sebelumnya à misal: ANFO, Dynamit dsb.
3.1 KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK BERDASARKAN DAYA LEDAK
High explosive adalah bahan peledak berkekuatan tinggi. High explosive adalah peledak
berbahan kimia yang memiliki laju reaksi yang sangat tinggi serta menciptakan tekanan
pembakaran yang sangat tinggi, tidak seperti bahan peledak rendah yang memiliki tingkat
reaksi yang jauh lebih rendah. Bahan peledak tinggi lebih dikategorikan sebagai bahan
peledak primer dan sekunder tinggi. Primer tinggi bahan peledak sangat sensitif, dapat
diledakkan dengan mudah dan biasanya digunakan hanya pada detonator listrik. Sekunder-
tinggi bahan peledak kurang sensitif, memerlukan kejutan gelombang energi tinggi untuk
mencapai ledakan.
Bahan peledak low explosive adalah bahan peledak berdaya ledak rendah yang mempunyai
kecepatan detonasi (velocity of detonation) antara 400-800 meter per detik. Bandingkan
dengan bahan peledak high explosive yang mempunyai kecepatan detonasi antara 1.000-
8.500 meter per detik. Bahan peledak low explosive ini sering disebut propelan (pendorong).
Sebab, jenis bahan peledak tersebut banyak digunakan sebagai propelan peluru dan roket.
Jenis bahan peledak low explosive yang dikenal adalah black powder (gun powder) dan
smokeless powder. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, black powder tersebut banyak
digunakan sebagai pembuat petasan di kalangan masyarakat Pasuruan dan sekitarnya. Bahan
peledak ini digunakan sebagai bahan pembuatan mercon banting serta bom ikan. Black
powder adalah jenis bahan peledak tertua, yang ditemukan oleh bangsa China pada abad ke-
9, sebagai bahan pembuatan petasan dan kembang api. Black powder saat ini banyak
digunakan sebagai propelan peluru dan roket, roket signal, petasan, sumbu ledak, dan sumbu
ledak tunggu.

Kekuatan (strength) bahan peledak


Kekuatan bahan peledak berkaitan dengan energi yang mampu dihasilkan oleh suatu bahan
peledak. Pada hakekatnya kekuatan suatu bahan peledak tergantung pada campuran kimiawi
yang mampu menghasilkan energi panas ketika terjadi inisiasi. Terdapat dua jenis sebutan
kekuatan bahan peledak komersial yang  selalu dicantumkan pada spesifikasi bahan peledak
oleh pabrik pembuatnya, yaitu kekuatan absolut dan relatif. Berikut ini diuraikan tentang
kekuatan bahan peledak dan cara perhitungannya.
(1) Kekuatan berat absolut (absolute weight strength atau AWS)
n      Energi panas maksimum bahan peledak teoritis didasarkan pada campuran kimawinya
n      Energi per unit berat bahan peledak dalam joules/gram
n      AWSANFO adalah 373 kj/gr dengan campuran 94% ammonium nitrat dan 6% solar
(2) Kekuatan berat relatif (relative weight strength atau RWS)
n      Adalah kekuatan bahan peledak (dalam berat) dibanding dengan ANFO
n      RWSHANDAK =
(3) Kekuatan volume absolut (absolute bulk strength atau ABS)
n      Energi per unit volume, dinyatakan dalam joules/cc
n      ABSHANDAK = AWSHANDAK x densitas
n      ABSANFO = 373 kj/gr x 0,85 gr/cc = 317 kj/cc
(4) Kekuatan volume relatif (relative bulk strength atau RBS)
n      Adalah kekuatan suatu bahan peledak curah (bulk) dibanding ANFO
n      RBSHANDAK =
3.2 KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK BERDASARKAN PENGGUNAANYA
Berdasarkan kegunaannya, dibedakan menjadi 5 golongan, yaitu:
a. Bahan peledak “Blasting”, yaitu bahan peledak yang digunakan untuk pertambangan
b. Bahan peledak “Catridge”, digunakan sebagai pembentuk metal projectile yang
berkemampuan tembus atau potong
c. Bahan peledak “Propellant”, digunakan sebagai pembentuk gas pendorong dalam peluru
senjata atau motor roket
d. Bahan peledak “Fuse”, bahan peledak yang dipergunakan sebagai pembentuk panas, gas,
warna dan sebagainya
e. Bahan peledak “Pyrotechnic”, bahan peledak yang digunakan sebagai pemula suatu
rangkaian proses peledakan
Berdasarkan lingkungan penggunaan
a. Bahan peledak militer
b. Bahan peledak komersial
4. KEGUNAAN BAHAN PELEDAK
Aplikasi Bahan Peledak
Penggunaan utama bahan peledak telah dalam peperangan. Bahan peledak tinggi telah
digunakan dalam bom, kerang peledak, torpedo, rudal dan hulu ledak. Bahan peledak Non
detonating, misalnya, mesiu dan bubuk tanpa asap, telah digunakan secara luas sebagai
propelan untuk peluru dan artileri. Penggunaan damai yang paling penting dari bahan peledak
detonator adalah memecah batu di bidang pertambangan. Sebuah lubang yang dibor di batu
dan diisi dengan salah satu dari berbagai bahan peledak tinggi, bahan peledak tinggi
kemudian diledakkan, baik elektrik atau dengan kabel ledak tinggi khusus. Bahan peledak
khusus, yang disebut bahan peledak diperbolehkan, harus digunakan di tambang batubara. Ini
bahan peledak menghasilkan api kecil atau tidak ada dan meledak pada suhu rendah untuk
mencegah ledakan sekunder gas tambang (lihat lembab ) dan debu. Satu ledakan penting
yang digunakan dalam pertambangan, yang disebut ANFO, adalah campuran amonium nitrat
dan bahan bakar minyak. Penggunaannya telah merevolusi aspek-aspek tertentu dari tambang
terbuka-pit dan bawah tanah karena biaya rendah dan relatif aman.
Yang Banyak Penggunaan Bahan Peledak
Banyak orang tahu bahwa bahan peledak yang digunakan dalam Pertambangan,
Pembongkaran Bangunan, kembang api dan bahkan Konstruksi. Banyak akan terkejut untuk
mengetahui tentang beberapa kegunaan yang tidak biasa dari bahan peledak. Tahukah Anda
bahwa bahan peledak yang digunakan untuk mengukir Gunung Rushmore? Bahan peledak
juga digunakan untuk mengendalikan Salju longsor dan digunakan di pedalaman untuk
Pemeliharaan Trail. Bahan Peledak bahkan digunakan dalam Kedokteran untuk memecah-
batu ginjal! Di Amerika Serikat, bahan peledak terutama digunakan dalam Pertambangan,
Penggalian dan Konstruksi seperti yang ditunjukkan di bawah ini:
Nationwide ledakan penggunaan:
Coal Mining 67%
Non-logam tambang dan pertambangan 14%
Penambangan logam 10%
Konstruksi 7% dan
Miscellaneous 3%
4.1 KEGUNAAN BAHAN PELEDAK UNTUK EXSPLORASI
Eksplorasi: penyelidikan lebih rinci dari penemuan dan penyelidikan umum atas endapan
suatu bahan galian. Eksplorasi meliputi kegiatan mengetahui ukuran, bentuk, letak, jumlah
cadangan dan mutu endapan bahan galian. Kegiatan eksplorasi meliputi penilaian geofisika,
pemboran inti penggalian sumuran dan atau pembuatan parit-parit uji dan dapat pula meliputi
pengambilan conto dalam jumlah besar (conto meruah). Eksplorasi umumnya dilaksanakan
bertahap menurut pertimbangan hasil sebelumnya. Eksplorasi hanya dapat dilaksanakan atas
dasar izin K.P. ekslorasi.
Eksplorasi akhir: penyelidikan rinci atas daerah endapan batubara atau endapan bahan galian
lainnya, sesuai hasil penyelidikan tahap sebelumnya. Eksplorasi akhir biasanya memakan
biaya yang sangat tinggi untuk pemboran, percontoan, pemetaan, penggalian parit percontoan
dan sebagainya.

Commercial Explosives Indonesia dengan kekayaan sumber daya alam terutama hasil
tambang, telah menjadikan negeri ini bak magnit begi para pelaku Industri
Pertambangan Dunia. Kekayaan kandungan bumi Indonesia tidak ternilai harganya
dan telah diakui masyarakat international. Sehingga tidak mengherankan kalau
eksplorasi hasil pertambangan Indonesia justru banyak dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan International maupun joint.

Bahan peledak (explosive matterial) sebagai bahan baku proses eksplorasi hasil tambang
menjadi komponen primer dalam seluruh proses eksplorasi. Dimana dengan kekayaan dan
melimpahnya hasil tambang, usaha penyediaan bahan peledak maupun usaha-usaha lain
terkait dengannya sangatlah relevan dan begitu menjanjikan. Untuk mendapatkan data
geologi lebih lanjut dalam usaha untuk mengetahui jumlah cadangan/ ketebalan perlapisan
dan kualitas mutu bahan galian, maka diperlukan usaha pemboran inti, dan sumur uji (test
pit).
Tujuan utama pemboran inti adalah untuk mendapatkan contoh bahan galian secara vertikal
yang berada di bawah permukaan tanah, disamping itu mengetahui ketebalannya. Teknik
meletakan titik lokasi pemboran inti ini agar didapatkan kedalaman yang maksimal dilakukan
dengan bantuan peta geologi dan peta topografi. Oleh sebab itu apabila di daerah tersebut
belum atau tidak didapatkan peta topografi dengan skala yang memadai, maka perlu dibuat
peta topografinya terlebih dahulu. Sedangkan alat untuk melakukan pemboran inti adalah
Alat Bor Auger yang dioperasikan dengan manual (oleh tenaga manusia) dan Alat bor inti,
yang dioperasikan dengan mesin.
Sedangkan pembuatan sumur uji bertujuan untuk mendapatkan vasriasi data bahan galian
secara vertikal yang berada di bawah permukaan. Tidak seperti pada pemboran inti,
kedalaman perolehan data cukup dangkal, disamping pembuatannya dilakukan dengan tenaga
manusia dengan peralatan sederhana. Antara lain sekop, linggis, gancu, pacul dan ember.
Pembuatan sumur uji dilaksanakan terutama pada batuan yang lunak.
4.2 KEGUNAAN BAHAN PELEDAK UNTUK EXSPLOITASI

EKSPLOITASI
Umumnya, bahan galian industri terdapat di dekat permukaan tetapi juga ada yang terdapat
dan terkumpul di bawah permukaan tanah yang relatif agak dalam. Selain itu bahan galian
tersebut ada yang keras. Ada yang lunak bahkan setengah kompak. Karena terdesak
keperluan bahkan ada galian yang berada di bawah air. Atas dasar cara kerjanya, bahan galian
industri biasanya ditambang dengan cara: digali, disemprot dengan pompa bertekanan tinggi,
dan disedot dengan pompa hisap.
Berdasarkan tempat kegiatan pertambangan, maka eksploitasi juga dilakukan dengan cara
Tambang Terbuka, Tambang Bawah Tanah, dan juga Peledakan. Tambang terbuka, semua
kegiatan penambangan dilakukan di permukaan bumi. Pada kegiatan penambangan ini
khususnya untuk bahan galian industri disebut sebagai kuari. Berdasarkan atas produk yang
dihasilkan, letak dan bentuknya dibagi menjadi kuari tipe sisi bukit, dan kuari tipe lubang
galian.
Sedangkan tambang bawah tanah, dikenal dengan lubang tikus (atau geophering), yang
diterapkan untuk endapan bahan galian industri atau urat bijih dengan bentuk dan ukuran
tidak teratur serta tersebar tidak merata. Arah penambangan biasanya mengikuti arah bentuk
endapan atau urat bijih yang ditambang. Beberapa contoh penambangan sistem lubang tikus
antara lain terdapat pada tambang posphat di daerah Ciamis Jawa Barat.
Dalam melaksanakan tambang terbuka dengan tahapan kerja yang dilakukan adalah:
pengupasan tanah penutup (atau land clearing). Bagian tanah penutup yang subur setelah
dikupas, dipindahkan ke tempat penimbunan.
Kegunaan bahan peledak untuk eksplorasi yakni untuk dapat dilakukannya proses pemecahan
suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau operasi peledakan batuan
akan kegiatan pencarian dalam rangka penyelidikan dan penjajahan wilayah atau daerah yang
diperkirakan mengandung mineral, cadangan bahan tambang atau berbagai hal yang menjadi
target, dari mulai lapisan tanah luar (overburden) sampai lapisan tanah dalam dan nantinya
menjadi daerah prospek atau wilayah yang memiliki cadangan yg memungkinkan dilakukan
proses ekspoitasi
5. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN BAHAN PELEDAK
Peralatan peledakan adalah perangkat pembantu peledakan yang nantinya dapat dipakai
berulang kali dan Perlengkapan peledakan adalah bahan–bahan yang membantu peledakan
yang habis dipakai.
Pada pekerjaan tambang, tujuan penggunaan bahan peledak terutama untuk membongkar
batuan/ bahan galian dari batuan induknya. Secara garis besar jenis bahan peledak dibedakan
menjadi: Bahan peledak mekanis, bahan peledak kimia, dan bahan peledak nuklir. Itulah
sekilas aktivitas "sederhana" dari industri keruk. Untuk melakukannya, pengusaha biasanya
menanam investasi besar dan tidak main-main. Mereka bukan hanya mengorbankan uang,
melainkan juga merusak "keaslian alam" yang menyimpan keanekaragaman hayati luar biasa.
EB

5.1 PERALATAN PELEDAKAN


Peralatan peledakan adalah perangkat pembantu peledakan yang nantinya dapat dipakai
berulang kali. Peralatan peledakan dapat dikelompokan menjadi :
1. Peralatan yang langsung berhubungan dengan teknik peledakan
2.  Peralatan pendukung peledakan
Peralatan yang berhubungan langsung dengan peledakan adalah ; Alat Pemicu ledak
v  Pada peledakan listrik ( Blasting Machine)
v  Pada peledakan nonel (shot gun / short fire)
Alat Bantu ledak listrik
v  Blasting Ohmmeter (BOM)
v  Pengukur kebocoran arus listrik
v  Multimeter peledakan
v  Pengukur kekuatan blasting machine
v  Pelacak kilat (lightning detector)
Alat Bantu peledakan lain
v  Kabel listrik utama (lead wire) atau sumbu nonel utama (lead in line)
v  Cramper (penjepit sambungan sumbu api dengan detonator biasa )
v  Meteran (50 ml) dan tongkat bambu ( ± 7 m) diberi skala Alat pencampur dan pengisi
Peralatan pendukung peledakan antara lain :
a.       Alat pendukung utama, berhubungan dengan aspek keselamatan dan keamanan kerja,
serta lingkungan, misalnya alat mengangkut dan alat pengaman
b.      Alat pendukung tambahan terfokus pada penelitian peledakan yang tidak selalu dipakai
pada peledakan rutin, misalnya alat pengukur kecepatan detonasi, pengukur getaran dan
pengukur kebisingan
5.2 PERLENGKAPAN PELEDAKAN
Perlengkapan peledakan adalah bahan–bahan yang membantu peledakan yang habis dipakai
yaitu :
1.      Detonator
2.      Sumbu peledakan
1. Detonator adalah alat pemicu awal yang menimbulkan inisiasi dalam bentuk letupan
(ledakan kecil) sebagai bentuk aksi yang memberikan efek kejut terhadap bahan peledak peka
detonator atau primer. Terdapat dua jenis muatan bahan peledak dalam detonator yang
masing-masing fungsinya berbeda, yaitu:
1.   Isian utama (primary charge) berupa bahan peledak kuat yang peka (sensitive), fungsinya
untuk menerima efek panas dengan sangat cepat dan meledak sehingga menimbulkan
gelombang kejut.
2.   Isian dasar (base charge) disebut juga isian sekunder adalah bahan peledak kuat dengan
VoD tinggi, fungsinya adalah menerima gelombang kejut dan meledak dengan kekuatan
besarnya tergantung pada berat isian dasar tersebut.
Kekuatan ledak (strength) detonator ditentukan oleh jumlah isian dasarnya. Jenis-jenis
detonator :
1.      Detonator biasa (plain detonator)
2.      Detonator listrik (electric detonator)
3.      Detonator nonel (nonel detonator)
4.       Detonator elektronik (electronic detonator)

2. Sumbu Peledakan Yang dimaksud dengan sumbu peledakan disini adalah sumbu api dan
sumbu ledak. Sumbu api adalah sumbu yang disambung ke detonator biasa pada peledakan
dengan menggunakan detonator biasa. Dapat dikatakan bahwa sumbu api merupakan
pasangan detonator biasa, karena detonator biasa tidak dapat digunakan tanpa sumbu. Fungsi
sumbu api adalah untuk merambatkan api dengan kecepatan tetap pada detonator biasa.
Sedangkan sumbu ledak adalah sumbu yng pada bagian intinya terdapat bahan peledak
PETN. Fungsi sumbu ledak adalah untuk merangkai suatu sistem peledakan tanpa
menggunakan detonator didalam lubang ledak. Sumbu ledak mempunyai sifat tidak sensitive
terhadap gesekan, benturan, arus liar, dan listrik statis.

6. CARA MELAKUKAN PELEDAKAN


Cara melakukan peledakan
1. Peledakan bias (refraction shooting) merupakan Peledakan di dalam lubang atau sumur
dangkal untuk menimbulkan getaran guna penyelidikan geofisika cara seismik bias.
2. Peledakan bongkah (block holing) merupakan Peledakan sekunder untuk pengecilan
ukuran bongkah batuan dengan cara membuat lobang tembak berdiameter kecil dan diisi
sedikit bahan peledak
3. Peledakan di udara (air shooting) merupakan Cara menimbulkan energi seismik di
permukaan bumi dengan meledakkan bahan peledak di udara
4. Peledakan lepas gilir (off-shift blasting) merupakan Peledakan yang dilakukan di luar jam
gilir kerja
5. Peledakan lubang dalam (deep hole blasting) merupakan Cara peledakan jenjang kuari atau
tambang terbuka dengan menggunakan lubang tembak yang dalam disesuaikan dengan tinggi
jenjang
6. Peledakan parit (ditch blasting) merupakan Proses peledakan dalam pembuatan parit
7. Peledakan teredam (cushion blasting)merupakan Cara peledakan dengan membuat rongga
udara antara bahan peledak dan sumbat ledak atau membuat lubang tembak yang lebih besar
dari diameter dodol sehingga menghasilkan getaran yang relatif lembut
6.1 TAHAP PERSIAPAN
Setelah mempelajari pengertian dan klasifikasi bahan peledak kita memasuki tahapan
persiapan peledakan.Dalam pekerjaan peledakan perlu diperhatikan faktor – faktor efisiensi
hasil produksi,keselamatan kerja dan lingkungan sekitar areal peledakan.untuk itu tahapan
dalam persiapan peledakan merupakan aspek penting yang perlu difahami dan dipatuhi,
yaitu :
a. Pengamanan lapangan/areal kerja dan sekitarnya selama persiapan dan peledakannya.
b. Persiapan peralatan peledakan, antara lain Blasting Mechine, Blasting Ohmmeter, Shotgun,
Crimper, Tongkat Pendek/Panjang, lead wire, ANFO loader, Lighter.
c. Persiapan perlengkapan peledakan, antara lain sumbu api/sumbu ledak, detonator
biasa/listrik dan NONEL
d. Mempersiapkan Primer ( priming )
e. Pengisian lubang ledak ( Loading )
f. Penyambungan rangkaian ( circuit )
g. Pemilihan dan penyiapan tempat/posisi pemegang blasting mechine.
h. Pemeriksaan pasca peledakan dan pengamanan lokasi peledakan.
6.2 TAHAP PELAKSANAAN
Tahap Pelaksanaan Peledakan
Setelah semua persiapan peledakan dikerjakan, mulai dari pembuatan primer, pengisian
bahan peledak, sampai penutupan kolom isian bahan peledak dan penyambungan rangkaian
maka peledakan dapat dilakukan.
I.      Pemeriksaan Setelah Peledakan
Pemeriksaan setelah peledakan dilakukan setelah 15 menit atau setelah asap dari hasil
peledakan hilang. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan oleh juru ledak dengan tujuan untuk
mengetahui apakah dijumpai peledakan yang gagal (misfire), jika semua telah meledak
dengan baik dan kawasan peledakan aman dari runtuhan batuan, maka akan diberi aba-aba
lagi bahwa peledakan telah berakhir dan operasi penambangan dapat dilanjutkan kembali.
2    Volume Peledakan
Volume peledakan batu andesit keseluruhan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
V = B1 x S x n x H x Sin α

Dimana :
V   = Volume batuan yang diledakkan, (m3)
B1 = Burden semu (m) ; S = Spacing (m)
L    = Tinggi Jenjang (m) atau (H-J) x Sin α
N   = Jumlah Lubang Ledak ; α = Kemiringan Lubang Ledak.
Pemakaian Bahan Peledak
Bahan peledak yang dipakai perusahaan saat ini adalah ANFO dari PT. Dahana,
Tasikmalaya. Dengan perbandingan 94,5% berat AN (Amonium Nitrat) berbentuk butiran
dan 5,5% FO (Foil Oil). Sebagai primer digunakan powergel magnum 3151 dengan kekuatan
80% berbentuk dodol dengan ukuran berat 1 batang adalah 0,154 kg. Pemakaian bahan
peledak untuk setiap kali peedakan adalah tidak sama, tergantung dari jumlah lubang ledak
yang diledakkan.
Pola Penyalaan
Pola penyalaan yang diterapkan dilapangan CV. Gunung Batujajar saat ini adalah peledakan
secara 5 atau 6 lubang ledak dalam satu row hingga lubang tembak yang diinginkan. Hal ini
sangat berpengaruh sekali dengan keadaan lingkungan, dimana lokasi peledakan tidak berapa
jauh dari pemukiman penduduk dan diakibatkan getaran terlalu tinggi apabila peledakan 7
lubang ledak keatas sekaligus. Dimana rumah penduduk berada di antara radius ±350 meter.
Letak Primer
Primer adalah suatu bahan peledak yang menerima penyalaan dari detonator atau sumbu
ledak. Hasil peledakan ini selanjutnya disalurkan kebahan peledak. Dalam peledakan yang
diterapkan di lapangan, primer ditempatkan pada bagian bawah ( bottom primming).
Primer harus ditempatkan pada titik yang paling terkurung dan ditempatkan pada lapisan
batuad yang lebih keras. Letak primer ini akan menentukan bagian jenjang yang akan ditekan
dan dipindahkan. Dimana primer ini berfungsi untuk menerima penggalak dari detonator.
Pembongkaran dan Pemuatan Hasil Peledakan
Hasil dari peledakan berupa bongkahan-bongkahan yang masih bertumpuk di tempat atau
lokasi peledakan akan dibongkar/gali oleh Backhoe dan selanjutnya akan di muatkan ke alat
angkut. Untuk memenuhi target produksi, pekerjaan pemuatan batu andesit di lokasi
penambangan untuk di angkut ketempat penyimpanan sementara (Stock Yard) digunakan
Hydrolic Excavator atau (Backhoe) CAT 322.

Pengangkutan Material Hasil Peledakan


Pada proses pengangkutan hasil peledakan dari lokasi penambangan sampai ke Crushing
Plant digunakan alat angkut berupa ”Dump Truck” dengan kapasitas 18.000 Kg/unit (10,7
M3). Sistem pengangkutan akan menggunakan sistem pulang pergi melalui satu jalan, setelah
penumpahan muatan ditempat pengolahan alat angkut akan kembali pada jalan yang sama.

6.3 PEKERJAAN SETELAH PELEDAKAN


Sesudah peledakan, maka yang harus dilakukan adalah :
- Tidak memperkenankan seorang pun memasuki tempat yang sudah diledakkan dalam
jangka waktu 30 menit
- Setelah melampaui batas waktu tersebut maka juru ledak harus terlebih dahulu memeriksa
dan membuktikan bahwa daerah tersebut sudah bebas dari pengaruh gas-gas yang berbahaya,
misfire dan batu-batu menggantung dari hasil peledakan, sebelum mengijinkan pekerja lain
memasuki tempat kerja tersebut.
- Pada lubang ledak yang misfire harus diberi tanda dengan menutup lubang ledak tersebut
dengan sumbat/ tongkat kayu yang dapat dilihat dengan jelas dan tidak dibenarkan mengorek
keluar material stemming lubang ledak tersebut.
- Usaha untuk menangani lubang ledak yang misfire diusahakan mengeluarkan stemming
dengan alat kompressor udara telanan tunggi atau memakai air, setelah keluar sebagian besar
stemmingnya maka dipasang primer baru kemudian diledakkan. Semua usaha ini harus
dibawah pengawasan terus-menerus dari ahli berdasarkan intruksi tertulis dari Kepala Teknik
Tambang.

7. KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3LH)


DALAM PELEDAKAN

7.1 Keselamatan Kerja


suatu usaha untuk mengurangi dan menghindari kecelakaan kerja atau cara untuk
melaksanakan pekerjaan yang terhindar dari kecelakaan. Memberikan suasana kerja atau
lingkungan yang aman sehingga dicapai hasil kerja yang menguntungkan dan bebas dari
segala bahaya, baik terhadap manusia, mesin alat, material ataupun metode kerja pada saat
dilakukannya operasi penambangan. Tujuan dari keselamatan kerja adalah untuk mengadakan
pencegahan agarkaryawan dalam melaksanakan pekerjaan tidak mendapat kecelakaan dan
juga tidak terjadi kerusakan alat-alat yang digunakan. Bahan peledak adalah campuran
senyawa kimia yang dapat bereaksi dengan kecepatan tinggi. Gas dan panas yang dihasilkan
dari reaksi ini dapat menyebabkan tekanan yang sangat tinggi pula.Bahan peledak merupakan
suatu sarana yang efektif sebagai alat penghancur bongkahan batuanpada industri
penambangan. Adapun bahan peledak yang umum digunakan pada penghancuran
batuankeras yaitu ANFO “Ammonium Nitrate-Fuel Oil” Bahan peledak ANFO “Ammonium
Nitrate-Fuel Oil” merupakan bahan peledak yang tergolongmemiliki kecepatan perambatan
yang reaksinya sangat tinggi “High Explosive”. Sehingga dalamoperasi peledakan batuan
yang keras diperlukan penanganan yang khusus mengenai bahan peledak tersebut,
diantaranya hal yang perlu diperhatikan yaitu penyimpanan bahan peledak,
pengangkutanbahan peledak, dan operasi peledakan.Kata Kunci : Bahan Peledak, Detonator.
7.2 Kecelakaan Kerja
§ Kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur kesengajaan) dan tidak diharapkan karena
mengakbatkan kerugian, baik material maupun penderitaan bagi yang mengalaminya .
§ Sabotase atau kriminal merupakan tindaka diluar lingkup kecelakaan yang sebenarnya
7.3 Lingkungan Hidup
lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa
dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan
biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang
yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-
hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan
tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar. industri
pertambangan dalam banyak kasus memiliki posisi dominan dalam pembangunan sosio-
ekonomi negara maju dan berkembang. Sektor industri ini berdampak sangat signifikan
dalam arti positif maupun negatif. Tanpa menafikan dampak positifnya, dampak negatif
dalam ranah sosial, lingkungan. Kegiatan penambangan apabila dilakukan di kawasan hutan
dapat merusak ekosistem hutan. Apabila tidak dikelola dengan baik, penambangan dapat
menyebabkan kerusakan lingkungan secara keseluruhan dalam bentuk pencemaran air, tanah
dan udara. Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena perubahan
kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan (merusak dan
merugikan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran
benda-benda asing (seperti sampah, limbah industri, minyak, logam berbahaya, dsb.) sebagai
akibat perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi
seperti semula.

8. KESIMPULAN
Bahan peledak adalah Zat yang berbentuk padat, cair, gas ataupun campurannya yang apabila
terkena suatu aksi, berupa panas, benturan, tekanan, hentakan atau gesekan akan berupa
secara fisik maupun kimiawi menjadi zat lain yang lebih stabil. Memberikan suasana kerja
atau lingkungan yang aman sehingga dicapai hasil kerja yang menguntungkan dan bebas dari
segala bahaya, baik terhadap manusia, mesin alat, material ataupun metode kerja pada saat
dilakukannya operasi penambangan. bilamana peledakan itu dilakukan maka keselamatan dan
lingkungan pun perlu di perhatikan sebagai bagian utama dari melakukan suatu peledakan.

Anda mungkin juga menyukai