Kel 4 Bu Sugi Kep Anak-1
Kel 4 Bu Sugi Kep Anak-1
KEPERAWATAN ANAK
Disusun Oleh :
TAHUN 2021/2022
1. Kasus 4: Anak perempuan, umur 1 bulan, dibawa ibu datang ke Puskesmas untuk
mendapatkan imunisasi sesuai jadwal. Segera setelah lahir bayi telah diberikan
imunisasi HB 0. Saat ini anak dalam kondisi baik, tidak demam atau menderita sakit
tertentu.
Pertanyaan:
a. Tegakkan diagnosis keperawatan pada anak sesuai kasus di atas? Pikirkan jenis
diagnosis kesejahteraan(wellness)/promosi kesehatan
b. Pada kunjungan kali ini, jenis imunisasi apa yang akan diberikan pada bayi dan
berapa dosisnya?
c. Bagaiamana cara rute pemberiannya dan dimana lokasi pemberiannya?
d. Apakah efek samping dari pemberian imunisasi tersebut?
e. Edukasi apa yang penting anda disampaikan sebagai perawat kepada ibu pasien
untuk di rumah?
f. Tuliskan SOP tindakan pemberian salah satu jenis imunisasi yang diberikan pada
anak tersebut, dan praktikan saat bimbingan laboratorium
2. Sebutkan jenis imunisasi dasar lainnya yang belum dipaparkan dalam jawaban
penugasan di atas? Jelaskan terkait dengan lokasi, dosis, rute pemberian, efek
samping, dan edukasi kepada keluarga untuk di rumah
3. Jelaskan perbedaan-perbedaan antara imunisasi polio oral dan Inactive Polio Vaccine
(IPV)?
Penyelesaian Tugas:
1.
a. menyusui efektif b.d dukungan keluarga dan tenaga kesehatan yang adekuat
b. BCG (Bacillus Calmette-Guerin) dan Polio 1
Efek samping imunisasi polio 1 yaitu Sangat jarang terjadi reaksi sesudah
imunisasi polio oral. Setelah mendapat vaksin polio oral bayi boleh makan
minum seperti biasa. Apabila muntah dalam 30 menit segera diberi dosis
ulang.
e. Edukasi yang penting disampaikan sebagai perawat kepada ibu pasien untuk di
rumah
BCG Orangtua atau pengantar perlu diberitahu bahwa 2-6 minggu setelah
imunisasi BCG dapat timbul bisul kecil (papula) yang semakin membesar
dan dapat terjadi ulserasi selama 2-4 bulan, kemudian menyembuh
perlahan dengan menimbulkan jaringan parut. Bila ulkus mengeluarkan
cairan orangtua dapat mengkompres dengan cairan antiseptik. Bila cairan
bertambah banyak, koreng semakin membesar atau timbul pembesaran
kelenjar regional (aksila), orangtua harus membawanya ke dokter.
Polio Oral
Sangat jarang terjadi reaksi sesudah imunisasi polio, oleh karena itu
orangtua / pengasuh tidak perlu melakukan tindakan apapun.
2.
Hepatitis B
Kejadian ikutan pasca imunisasi pada hepatitis B jarang terjadi, segera setelah imunisasi
dapat timbul demam yang tidak tinggi, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan,
pembengkakan, nyeri, rasa mual dan nyeri sendi. Orangtua / pengasuh dianjurkan untuk
memberikan minum lebih banyak (ASI atau air buah), jika demam pakailah pakaian yang
tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin, jika demam berikan parasetamol
15 mg/kgbb setiap 3 - 4 jam bila diperlukan, maksimal 6 kali dalam 24 jam bila diperlukan,
maksimal 6 kali dalam 24 jam, boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat. Jika reaksi
tersebut menjdai berat dan menetap, atau jika orangtua merasa khawatir, bawalah bayi / anak
ke dokter.
DPT
Reaksi yang dapat terjadi segera setelah vaksinasi DPT antara lain demam tinggi, rewel, di
tempat suntikan timbul kemerahan, nyeri dan pembengkakan, yang akan hilang dalam 2 hari.
Orangtua / pengaruh dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI atau air buah),
jika demam pakailah pakaian yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air
dingin, jika demam berikan parasetamol 15 kg/kgbb setiap 3 - 4 jam bila diperlukan,
maksimal 6 kali dalam 24 jam, boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat. Jika reaksi-
reaksi tersebut berat dan menetap, atau jika orangtua merasa khawatir, bawalah bayi / anak
ke dokter.
Reaksi yang dapat terjadi pasca vaksinasi campak dan MMR berupa rasa tidak nyaman di
bekas penyuntikan vaksin. Selain itu dapat terjadi gejala-gejala lain yang timbul 5 12 hari
setelah penyuntikan, yaitu demam tidak tinggi atau erupsi kulit halus/tipis yang berlangsung
kurang dari 48 jam. Pembengkakan kelenjar getah bening di belakang telinga dapat terjadi
sekitar 3 minggu pasca imunisasi MMR. Orangtua / pengasuh dianjurkan untuk memberikan
minum lebih banyak (ASI atau air buah), jika demam pakailah pakaian yang tipis, bekas
suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin, jika demam diberikan parasetamol 15
mg/kgbb setiap 3 - 4 jam bila diperlukan, maksimal 6 kali dalam 24 jam, boleh mandi atau
cukup diseka dengan air hangat. Jika reaksi-reaksi tersebut berat dan menetap, atau jika
orangtua merasa khawatir, bawalah bayi / anak ke dokter
3. perbedaan-perbedaan antara imunisasi polio oral dan Inactive Polio Vaccine (IPV)
OPV adalah virus polio yang dilemahkan, sedangkan IPV adalah virus polio yang dimatikan.
OPV diberikan secara oral, sedangkan IPV secara injeksi. Imunisasi IPV bekerja dengan cara
menghasilkan antibodi di darah.
IPV bekerja dengan cara menghasilkan antibodi di dalam darah untuk menangkal tiga jenis
virus polio. Tujuannya, untuk melindungi tubuh dari kondisi paralytic poliomyelitis. Jika
virus menjangkiti tubuh, antibodi tersebut mencegah virus menyebar ke sistem saraf pusat.
Oleh karena itu, tubuh pun terlindung dari kelumpuhan akibat polio.
Sementara, OPV mengandung virus yang dilemahkan. Virus ini mampu berproses
(bereplikasi) di dalam usus. Namun, ukuran virus di dalam vaksin ini 10 ribu lebih sedikit
daripada virus polio liar.