Anda di halaman 1dari 6

TUGAS LOGBOOK

KEPERAWATAN ANAK

Dosen Pengampu : Ibu Dr. Anita, M.Kep., MM.

Disusun Oleh :

Emilia Adeline Clara S (2014401053) Rindi Yanti Tamara (2014401083)


Erlita Saktiyani (2014401056) Riska Oktaviani (2014401085)
Henisa Wahyuni (2014401060) Rivan Mirando (2014402086)
Nimas Safitri (2014401073) Vungky Yessi J (2014401096)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

PRODI D-III KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

TAHUN 2021/2022
1. Kasus 4: Anak perempuan, umur 1 bulan, dibawa ibu datang ke Puskesmas untuk
mendapatkan imunisasi sesuai jadwal. Segera setelah lahir bayi telah diberikan
imunisasi HB 0. Saat ini anak dalam kondisi baik, tidak demam atau menderita sakit
tertentu.
Pertanyaan:
a. Tegakkan diagnosis keperawatan pada anak sesuai kasus di atas? Pikirkan jenis
diagnosis kesejahteraan(wellness)/promosi kesehatan
b. Pada kunjungan kali ini, jenis imunisasi apa yang akan diberikan pada bayi dan
berapa dosisnya?
c. Bagaiamana cara rute pemberiannya dan dimana lokasi pemberiannya?
d. Apakah efek samping dari pemberian imunisasi tersebut?
e. Edukasi apa yang penting anda disampaikan sebagai perawat kepada ibu pasien
untuk di rumah?
f. Tuliskan SOP tindakan pemberian salah satu jenis imunisasi yang diberikan pada
anak tersebut, dan praktikan saat bimbingan laboratorium

2. Sebutkan jenis imunisasi dasar lainnya yang belum dipaparkan dalam jawaban
penugasan di atas? Jelaskan terkait dengan lokasi, dosis, rute pemberian, efek
samping, dan edukasi kepada keluarga untuk di rumah

3. Jelaskan perbedaan-perbedaan antara imunisasi polio oral dan Inactive Polio Vaccine
(IPV)?

Penyelesaian Tugas:

1.

a. menyusui efektif b.d dukungan keluarga dan tenaga kesehatan yang adekuat
b. BCG (Bacillus Calmette-Guerin) dan Polio 1

 Imunisasi BCG fungsinya adalah untuk mencegah penyakit tuberkulosis


(TBC) atau yang sekarang dikenal dengan sebutan TB. Imunisasi BCG
dosis yang akan diberikan untuk bayi di bawah usia 1 tahun hanya
sebanyak 0.05 mililiter.
 Imunisasi polio merupakan vaksin yang digunakan untuk melindungi
tubuh dari gangguan poliomyelitis atau infeksi polio. Vaksin polio ini
sangat penting untuk upaya mencegah penularan. Sebagai imunisasi
primer, dosisnya adalah 0,5 ml. Dosis pertama diberikan kepada bayi
sesaat setelah lahir dalam bentuk tetes mulut (OPV). Vaksin selanjutnya
diberikan saat usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Vaksin booster diberikan
saat anak berusia 18 bulan.

c. cara rute pemberiannya dan dimana lokasi pemberiann


 Cara pemberian imunisasi BCG secara intradermal (ID) yaitu vaksin
disuntikan pada lapisan teratas kulit. Pemberian BCG secara intradermal
mengurangi risiko terjadinya kelainan neurovaskuler. Pemberian vaksin
BCG pada bayi sedikit sulit karena umumnya kulit bayi sangat tipis dan
lengan bayi sangat kecil, dan jarum yang dipakai untuk BCG adalah nomor
26, 15 mm. Sedangkan lokasi pemberian BCG disuntikan ke bagian lengan
kanan atas (insertic musculus deltoideus)..
 Cara pemberian imunisasi polio secara oral (melalui mulut), 1 dosis (dua
tetes) sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval setiap dosis
minimal 4 minggu.

d. Efek samping vaksin BCG dan polio 1


 Efek samping imunisasi BCG yaitu 2–6 minggu setelah imunisasi BCG
daerah bekas suntikan timbul bisul kecil (papula) yang semakin membesar
dan dapat terjadi ulserasi dalam waktu 2–4 bulan, kemudian menyembuh
perlahan dengan menimbulkan jaringan parut dengan diameter 2–10 mm.

 Efek samping imunisasi polio 1 yaitu Sangat jarang terjadi reaksi sesudah
imunisasi polio oral. Setelah mendapat vaksin polio oral bayi boleh makan
minum seperti biasa. Apabila muntah dalam 30 menit segera diberi dosis
ulang.

e. Edukasi yang penting disampaikan sebagai perawat kepada ibu pasien untuk di
rumah
 BCG Orangtua atau pengantar perlu diberitahu bahwa 2-6 minggu setelah
imunisasi BCG dapat timbul bisul kecil (papula) yang semakin membesar
dan dapat terjadi ulserasi selama 2-4 bulan, kemudian menyembuh
perlahan dengan menimbulkan jaringan parut. Bila ulkus mengeluarkan
cairan orangtua dapat mengkompres dengan cairan antiseptik. Bila cairan
bertambah banyak, koreng semakin membesar atau timbul pembesaran
kelenjar regional (aksila), orangtua harus membawanya ke dokter.
 Polio Oral
Sangat jarang terjadi reaksi sesudah imunisasi polio, oleh karena itu
orangtua / pengasuh tidak perlu melakukan tindakan apapun.

f. SOP IMUNISASI POLIO


Pengertian : Tindakan pemberian vaksin polio pada bayi mulai umur 0-11 bulan
dalam ruang lingkup posyandu dan 0-59 bulan untuk kegiatan Pekan Imunisasi
Nasional (PIN)
Tujuan : Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit polio Prosedur :
Persiapan pasien
1. Petugas memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Beritahu pasien/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
Persiapan Alat-alat
1. Vaksin Polio
2. Pipet
3. pinset
Pelaksanaan
1. Petugas mencuci tangan
2. Pastikan vaksin yang akan digunakan dalam keadaan baik (perhatikan nomor,
kadaluarsa dan VVM)
3. Buka tutup vaksin dengan mengunakan pinset / gunting kecil
4. Pasang pipet diatas botol vaksin
5. Letakkan anak pada posisi yang senyaman mungkin
6. Buka mulut anak dan teteskan vaksin polio sebanyak 2 tetes
7. Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak yang diimunisasi
8. Jika dimuntahkan atau dikeluarkan oleh anak, ulangi lagi penetesan
9. Saat meneteskan vaksin ke mulut, pastikan agar vaksin tetap dalam kondisi
steril
10. Rapikan Alat-alat
11. Petugas mencuci tangan
12. Dokumentasikan dalam KMS

2.

Jenis Tujuan Waktu imunisasi Cara, lokasi, dosis Efek samping


imunisasi imunisasi imunisasi
Hepatitis B Mencegah Dalam 24 jam IM, paha kanan Kemerahan, nyeri,
penyakit pertama 0.5 ml bengkak, atau
hepatitis B muncul benjolan di
area suntikan
BCG Mencegah Usia 1 bulan IC, lengan kanan
penyakit TBC 0.05 ml
DPT Mencegah Usia 2-3-4 bulan IM, paha 0.5 ml Demam, Rewel atau
penyakit diferti anak terlihat lelah,
pertussis tetanus Nafsu makan
berkurang, Muntah,
Merah atau bengkak
di area penyuntikan

Polio Mencegah Usia 1-2-3-4 bulan Oral 2 tetes


penyakit polio
IPV Mencegah Usia 4 bulan IM. Paha 0,5 ml Demam, Diare, anak
penyakit polio terlihat lelah.

Campak Mencegah Usia 9 bulan SC, lengan kiri Demam, kehilangan


penyakit 0.5 ml nafsu makan,
campak muntah, nyeri atau
kemerahan di area
penyuntikan

Edukasi kepada keluarga untuk di rumah :

Hepatitis B

Kejadian ikutan pasca imunisasi pada hepatitis B jarang terjadi, segera setelah imunisasi
dapat timbul demam yang tidak tinggi, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan,
pembengkakan, nyeri, rasa mual dan nyeri sendi. Orangtua / pengasuh dianjurkan untuk
memberikan minum lebih banyak (ASI atau air buah), jika demam pakailah pakaian yang
tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin, jika demam berikan parasetamol
15 mg/kgbb setiap 3 - 4 jam bila diperlukan, maksimal 6 kali dalam 24 jam bila diperlukan,
maksimal 6 kali dalam 24 jam, boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat. Jika reaksi
tersebut menjdai berat dan menetap, atau jika orangtua merasa khawatir, bawalah bayi / anak
ke dokter.

DPT

Reaksi yang dapat terjadi segera setelah vaksinasi DPT antara lain demam tinggi, rewel, di
tempat suntikan timbul kemerahan, nyeri dan pembengkakan, yang akan hilang dalam 2 hari.
Orangtua / pengaruh dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI atau air buah),
jika demam pakailah pakaian yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air
dingin, jika demam berikan parasetamol 15 kg/kgbb setiap 3 - 4 jam bila diperlukan,
maksimal 6 kali dalam 24 jam, boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat. Jika reaksi-
reaksi tersebut berat dan menetap, atau jika orangtua merasa khawatir, bawalah bayi / anak
ke dokter.

Campak dan MMR

Reaksi yang dapat terjadi pasca vaksinasi campak dan MMR berupa rasa tidak nyaman di
bekas penyuntikan vaksin. Selain itu dapat terjadi gejala-gejala lain yang timbul 5 12 hari
setelah penyuntikan, yaitu demam tidak tinggi atau erupsi kulit halus/tipis yang berlangsung
kurang dari 48 jam. Pembengkakan kelenjar getah bening di belakang telinga dapat terjadi
sekitar 3 minggu pasca imunisasi MMR. Orangtua / pengasuh dianjurkan untuk memberikan
minum lebih banyak (ASI atau air buah), jika demam pakailah pakaian yang tipis, bekas
suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin, jika demam diberikan parasetamol 15
mg/kgbb setiap 3 - 4 jam bila diperlukan, maksimal 6 kali dalam 24 jam, boleh mandi atau
cukup diseka dengan air hangat. Jika reaksi-reaksi tersebut berat dan menetap, atau jika
orangtua merasa khawatir, bawalah bayi / anak ke dokter

3. perbedaan-perbedaan antara imunisasi polio oral dan Inactive Polio Vaccine (IPV)
OPV adalah virus polio yang dilemahkan, sedangkan IPV adalah virus polio yang dimatikan.
OPV diberikan secara oral, sedangkan IPV secara injeksi. Imunisasi IPV bekerja dengan cara
menghasilkan antibodi di darah.

IPV bekerja dengan cara menghasilkan antibodi di dalam darah untuk menangkal tiga jenis
virus polio. Tujuannya, untuk melindungi tubuh dari kondisi paralytic poliomyelitis. Jika
virus menjangkiti tubuh, antibodi tersebut mencegah virus menyebar ke sistem saraf pusat.
Oleh karena itu, tubuh pun terlindung dari kelumpuhan akibat polio.

Sementara, OPV mengandung virus yang dilemahkan. Virus ini mampu berproses
(bereplikasi) di dalam usus. Namun, ukuran virus di dalam vaksin ini 10 ribu lebih sedikit
daripada virus polio liar.

Anda mungkin juga menyukai