SKRIPSI
Oleh :
Reddy Kurnia
0713015025/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “
JAWA TIMUR
2011
1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………....vii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….ix
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………..x
ABSTRAKSI……………………………………………………………………..xi
BAB I PENDAHULUAN
Akuntan Publik………………………………………….32
4.6. Pembahasan……………………………………………………………….88
5.1. Kesimpulan……………………………………………………………….92
5.2. Saran………………………………………………………………………92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6
DAFTAR GAMBAR
Oleh:
REDDY KURNIA
Abstrak
Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Akuntan
publik berfunsi sebagai pihak yang menilai atas kewajaran laporan keuangan
perusahaan apakah sudah sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum
(PABU). Dari hasil auditnya tersebut kemudian auditor akan menyampaikan
penilaian atas kewajaran laporan keuangan melalui opini atau pendapat yang
disajikan dalam “Laporan Auditor Independen”. Dari profesi akuntan publik ini
masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap
informasi yang disajikan oleh manajemen dalam laporan keuangan. Auditor harus
bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan
pekerjaannya untuk kepentingan umum (terkecuali untuk auditor internal).
Pertanyaan tentang kualitas audit yang dilakukan akuntan publik oleh masyarakat
bertambah besar setelah terjadi beberapa kasus yang berkaitan dengan hasil audit
para akuntan publik. Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat akuntan
publik harus memperhatikan kualitas audit yang dilakukannya. Hendaknya
seorang auditor dapat meningkatkan potensi diri tersebut baik secara formal
maupun informal untuk memenuhi tanggung jawab kualitas audit yang
dilakukannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari
kompetensi dan independensi akuntan publik terhadap profesionalisme akuntan
publik.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 43 Kantor Akuntan Publik
(KAP yang di Surabaya. Sedangkan sumber data yang digunakan berasal dari
jawaban kuesioner yang disebar pada 43 Kantor Akuntan Publik (KAP) di
Surabaya tersebut. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis regresi linier berganda dengan alat bantu computer, yang menggunakan
program SPSS. 16.0 For Windows.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 yang menyatakan bahwa
diduga ada pengaruh antara kompetensi dan independensi akuntan publik terhadap
profesionalisme akuntan publik, tidak teruji kebenarannya dan hipotesis 2 yang
menyatakan bahwa diduga kompetensi akuntan publik yang berpengaruh paling
dominan terhadap profesionalisme akuntan publik, juga tidak teruji kebenarannya.
BAB I
PENDAHULUAN
tersebut secara periodik kepada pemilik. Selain pemilik, masih terdapat pihak
lain yang memerlukan informasi yang berasal dari laporan keuangan. Pihak
lain tersebut antara lain adalah pemberi pinjaman, calon kreditor atau
dengan pemakai laporan keuangan maka laporan keuangan harus diaudit oleh
pihak ketiga yang independen. Pihak yang bisa melakukan audit atas laporan
yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh
yang sudah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni sebagai
berikut:
keseluruhan.
Dalam hal ini manajemen ingin supaya kinerjanya terlihat selalu baik
telah dibiayainya.
dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya
yang dihasilkan oleh akuntan publik semakin besar setelah terjadi banyak
1998 (Yogi Christiawan, 2002). Selain itu terdapat kasus keuangan dan
publik juga tengah mendapat sorotan dari masyarakat banyak yakni seperti
11
tersebut. Tentu saja jika yang terjadi adalah auditor tidak mampu
Namun jika yang terjadi justru akuntan publik ikut mengamankan praktik
12
kompetensi dan independensi auditor saat ini dan apakah kompetensi dan
berbeda dengan auditor yang hanya memiliki salah satu karakter atau sama
yang lainnya. Dalam penelitian tersebut kedua faktor yaitu faktor keahlian
bahwa kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan
masuk sebagai salah satu ciri auditor/akuntan publik yang paling penting
Barat (Jabar), dua auditor BPK Suharto dan Enang Hermawan, didakwa
korupsi karena menerima suap dari PNS Pemerintah Kota Bekasi. Pada
Senin (20/9), Suharto dan Enang didakwa menerima suap untuk membantu
dihasilkannya. Bagi pemakai jasa audit, penelitian ini penting yakni untuk
14
akuntan publik.
3. Bagi peneliti
Kantor Akuntan Publik dan kesesuaian antara lain yang diperoleh sehingga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dapat dipakai sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini antara lain oleh:
judul:
Sebuah Eksperimen”.
Permasalahan:
tersebut?
Hipotesis:
Kesimpulan:
typical.
2. Kusharyanti (2003)
Judul :
Kesimpulan :
audit dari sudut pandang auditor individual, auditor tim maupun KAP.
Judul :
Kesimpulan :
Judul :
Kesimpulan :
pengambilan keputusan.
laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
yang berkepentingan.
etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan adalah sebagai
2003).
meliputi standart sikap para anggota profesi yang dirancang agar praktis
terhadap kualitas jasa yang dihasilkan profesi. Oleh karena itu, Ikatan
1998:45):
3. Penutup
Bagian kedua kode etik akuntan Indonesia yang mengatur etika khusus
1. Kepribadian
2. Kecakapan profesional
bagian pertama dan kedua saja yaitu pasal-pasal yang mengatur mengenai
menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang ahli atau lebih
yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagaii auditor,
sedangkan standar umum ketiga (SA seksi 230 dalam SPAP, 2001)
(2000:83).
situasi yang baru dan ambisius serta kemampuan untuk mengabaikan atau
(2002) dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yakni sebagai berikut:
Seperti yang dikemukan oleh Libby dan Frederick (1990) bahwa auditor
semestinya. Dalam suatu penugasan, satu tim audit biasanya terdiri dari
auditor yunior, auditor senior, manajer, dan partner. Tim audit ini
dengan klien, dan pengalaman industry yang baik akan menghasilkan tim
audit yang berkualitas tinggi. Selain itu, adanya perhatian dari partner dan
Besaran KAP menurut Deis dan Giroux (1992) diukur dari jumlah
klien dan persentase dari audit fee dalam usaha mempertahankan kliennya
untuk tidak berpindah pada KAP yang lain. Berbagai penelitian (misal De
Angelo 1981, Davidson dan Neu 1993, Dye 1993, Becker et.al. 1998,
kualitas audit. KAP yang besar menghasilkan kualitas audit yang lebih
tinggi karena ada insentif untuk menjaga reputasi dipasar. Selain itu, KAP
yang besar sudah mempunyai jaringan klien yang luas dan banyak
sehingga mereka tidak tergantung atau tidak takut kehilangan klien (De
daya yang lebih banyak dan lebih baik untuk melatih auditor mereka,
27
model umum atas kompetensi auditor dengan lima komponen yang terdiri
(Mayangsari, 2003:4).
(novice).
kognitif merupakan faktor yang sangat penting bagi auditor. Faktor lain
yang juga sangat penting adalah psikologi dan strategi dalam pengambilan
aturan yang tersedia. Kompetensi pada tahap pertama ini biasanya dimiliki
tahapan ini mulai dapat membedakan aturan sesuai dengan suatu tindakan.
aturan audit.
substansial.
yang ada.
pihak lain, namun juga harus dapat dibuktikan dalam menjalankan fungsi-
fungsi kerja.
performance of individual.
manajemen dan pemilik perusahaan tetapi juga kepada pihak lain yang
bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung
pada orang lain”. Dengan kata lain, jika akuntan publik mengikuti
bidang praktik akuntansi dan prosedur audit yang harus dimiliki oleh
independen.
publik.
paling penting, dalam proses akuntan publik, karena akuntan publik tidak
tidak akan percaya jika mereka tidak independen. Taylor dan Glazen
(1991) dalam artikel Lee dan Stone (1995) yang dikutip oleh Mayangsari
(2003:6) menyatakan bahwa tidak ada standar kode etik yang lebih penting
dari independensi.
has prepared”.
kebebasan pendapatnya.
keuangan tersebut.
Sikap mental tersebut meliputi independen dalam fakta (in fact) maupun
berkaitan satu dengan yang lain, yaitu meskipun akuntan publik telah
tersebut.
akuntan.
kenyataan berarti suatu sikap pada diri akuntan publik untuk bertindak
obyektif, jujur, serta adanya kepercayaan pada diri sendiri dalam hasil
memihaknya.
37
akuntan publik selain bersikap tidak memihak secara nyata, juga harus
diperiksanya.
38
sepanjang waktu.
juga memberikan jasa-jasa lain selain audit seperti jasa akuntansi, jasa
melaksanakan audit.
melaksanakan audit.
jasa lainnya selain jasa audit kepada klien audit tidak merusak
1990:58).
5. Audit “fee”
“fee” yang diterima dari suatu klien merupakan bagian yang signifikan
besar pada satu atau beberapa pejabat kunci klien yang diaudit
Wachowicz (1995:5) agen adalah orang yang diberi wewenang oleh pihak
lain, disebut pemberi amanat untuk bertindak atas nama pemberi amanat
tersebut. Jadi teori agen adalah cabang ekonomi yang berhubungan dengan
44
maka terdapat alasan yang kuat untuk meyakini bahwa agen tidak akan
auditor juga merupakan agen bagi prinsipal. Antle (1982) dalam teorinya
suatu bentuk two – agent agency model, agen pertama adalah manajer dan
agen. Dengan adanya kondisi ini maka auditor diharapkan untuk dapat
ari suatu profesi atau orang yang profesional. Profesi adalah bidang
amatir).
menjalankannya.
karakteristik (ethics).
adalah mutu atau kualitas seseorang untuk berperilaku lebih dari sekedar
Syarat dan ciri dari tertentu dari profesi (Carey, 1970, Loeb, 1978)
akuntan harus lebih dulu mendapatkan izin kerja yang dikeluarkan oleh
modal yang penting untuk dapat melakukan fungsi sebagai akuntan publik.
48
Oleh sebab itu adalah tepat sekali apabila seseorang berminat untuk
harus menjalani latihan teknis yang cukup dalam praktik akuntansi dan
prosedur pemeriksaan.
sebagai berikut:
kerja.
1. Tanggung jawab.
2. Keadilan
profesinya setiap profesional tidak boleh melanggar hak orang lain, atau
lembaga lain, atau Negara. Karena itu, jika dia mengetahui bahwa
pelaksanaan profesinya akan melanggar hak orang atau pihak lain, maka
3. Kebebasan
kompetensi anggota profesi dalam bidang akuntansi dan bidang lain yang
orang tersebut akan memperoleh hasil kerja yang besar. Caranya antara
53
khusus, atas dasar itu dia dapat melakukan mekanisme kontrol atas
pekerjaan.
Akuntan Publik
kompetensi anggota profesi dalam bidang akuntansi dan bidang lain yang
54
yang berlaku.
Peran profesi akuntansi dalam hal ini akuntan publik yang strategis
menuntut para akuntan untuk dapat bekerja dengan lebih baik, tertib, tidak
perusahaan.
Akuntan Publik
audit yang dihasilkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga
pengetahuan dan pengalaman yang baik karena dengan kedua hal itu
Gambar 1:
Kerangka Pikir
Kompetensi (X1)
Mempengaruhi
Profesionalisme Akuntan
Publik (Y)
Independensi (X2)
Uji Statistik
2.4. Hipotesis
secara empiris:
BAB III
METODE PENELITIAN
definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara
audit secara objektif, cermat dan seksama. Oleh karena itu maka pada
3.1.1.1. Pengetahuan
3.1.1.2 Pengalaman
sebagai berikut :
adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak
yakni :
kualitas audit yang dikemukakan oleh Harhinto (2004) dan Kartika Widhi
pertanyaan tentang variabel yang diteliti melalui tujuh skala sikap yang
pada kedua sisinya ditutup dengan kata sifat. Setiap variabel diwakili
60
kuesioner.
(2002).
1. Populasi
adalah para akuntan publik (auditor) yang bekerja pada 43 (empat puluh
tiga) Kantor Akuntan Publik yang ada di Surabaya (sesuai dengan data
2. Sampel
sampel ini menggunakan model sensus yaitu tiap unit populasi dijadikan
diwakili dua responden yaitu, satu responden dari auditor senior dan satu
responden dari auditor junior yang ada di KAP tersebut. Dalam penelitian
ini yang akan digunakan dalam pengolahan data hanya jawaban kuesioner
yang berasal dari responden yang telah diisi dengan semestinya yaitu yang
telah terisi secara lengkap sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sedang
jawaban kuesioner yang kosong dan tidak lengkap, tidak ikut diolah.
N
n= …………………………………(Umar, 2001:74)
1 Ne 2
Dimana :
n = ukuran sampel
yaitu 10%
Maka,
86
n= = 46
1 8610%
2
yang telah diisi oleh para auditor pada kantor akuntan publik yang
berasal dari responden yang telah diisi dengan semestinya yaitu yang telah
jawaban kuesioner yang kosong dan tidak lengkap, tidak ikut diolah.
a. Wawancara
b. Kuesioner
masalah yang diteliti dan kemudian untuk tiap jawaban diberikan nilai
(skor).
mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang
diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan
pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor
pertanyaan. Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing- masing
64
indikator dengan skor total seluruh indikator lebih besar 0,3 (r ≥ 0,3).
pengukuran dua kali atau lebih terhadap obyek dan alat ukur yang sama.
Reliabilitas dapat dilihat dengan error yang dibuat. Makin besar error yang
Kolmogorov-Smirnov.
keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan
keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar
yang tidak boleh dilanggar oleh model regresi linier berganda, yaitu :
Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar maka
persamaan regresi linier yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga
1. Multikolinearitas.
(VIF).
Apabila VIF < 10, maka persamaan regresi linier berganda tersebut
2. Heteroskedastisitas
setiap variabel bebas tidak sama. Pada regresi linier nilai residual tidak
Apabila nilai signifikan hitung (sig) > tingkat signifikan α = 0,05, maka Ho
3. Autokorelasi
yang diurutkan menurut urut waktu (time series) atau data yang diambil
berdasarkan pada urut waktu (time series) maka tidak dilakukan uji
autokorelasi.
67
Keterangan:
β0 = nilai konstanta
1) Uji F
variabel ( Y ) Jika Fhitung < Ftabel (n-k-1) maka H0 diterima Arti secara
independen (X1 dan X2) tidak berpengaruh terhadap nilai variabel (Y).
Selain itu uji F dapat pula dilihat dari besarnya probabilitas value
2) Uji t
Selain itu uji t tersebut dapat pula dilihat dari besarnya probabilitas
BAB IV
Kantor Akuntan Publik (KAP) yaitu suatu badan usaha yang telah
mendapatkan ijin dari menteri keuangan atau pejabat lain yang berwenang
telah memperoleh ijin dari menteri keuangan atau pejabat yang berwenang
jasa yang disebut dengan jasa audit. Penjelasan dari jasa-jasa tersebut
yaitu:
Audit khusus dapat merupakan audit atas akun atau pos laporan tertentu
3. Jasa Atestesi
komprehensif lainnya.
6. Jasa Konsultasi
Jasa ini meliputi berbagai bentuk dan bidang sesuai dengan kompetensi
7. Jasa Perpajakan
masalah perpajakan.
Selain itu kantor akuntan publik dapat juga berbentuk koperasi jasa audit
1. Rekan atau partner, yaitu rekan pimpinan dan rekan yang menduduki
meliputi lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah rekan
auditor, dan jasa non audit, serta kualitas audit. Data diambil
reliabilitasnya.
berjumlah 86 buah.
tertentu yaitu 1,5 bulan, kemudian kuesioner yang telah diisi diambil
kembali.
dari KAP itu sendiri, sebab yang lain adalah pada saat penyebaran
kuesioner mereka sangat sibuk sehingga tidak ada waktu untuk mengisi
responden atau (21,4 %), dan keahlian lainnya sebanyak 20 responden atau
(28,6 %).
75
tidak memiliki sebanyak 25 responden atau (35,7 %). Berikut adalah tabel
ini :
dalam kategori tinggi, hal ini terlihat dari dukungan sangat setuju pada
pada keadaan baik dan cukup kompeten dalam akuntan publik. Auditor
tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor dan jasa non audit yang
79
Surabaya ditinjau dari lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien,
telaah dari rekan auditor dan jasa non audit memberikan jawaban yang
lainnya cukup setuju sebesar 30 %, sangat setuju sekali sebesar 15,7 % dan
jawaban tidak setuju sebesar 52,5 % dan yang lainnya sangat tidak setuju
sekali sebesar 29,3 % dan kurang setuju sebesar 18,2 %. Untuk pertanyaan
memberikan jawaban sangat setuju sebesar 40% dan yang lainnya cukup
setuju sebesar 31,4 %, kurang setuju sebesar 14,3 %, sangat setuju sekali
jawaban kurang setuju sebesar 50 %, dan yang lainnya tidak setuju sebesar
31,4 %, normal sebesar 10 % dan sangat tidak setuju sekali sebesar 8,6 %.
dan yang lainnya sangat setuju sebesar 31,5 %, sangat setuju sekali sebesar
sebesar 35,7 % dan yang lainnya sangat setuju sebesar 27,1 %, kurang
setuju sebesar 26,2 %, normal sebesar 5,2 %, tidak setuju sebesar 3,3 %
dengan persentase yang setuju sebesar 45,7 % dan sangat setuju sebesar
tersebut memperoleh nilai signifikan kurang dari 0,05 atau lebih kecil dari
dibawah ini:
pada korelasi putaran pertama terdapat satu item pertanyaan yang tidak
valid yaitu item X1_6, karena tingkat signifikan untuk item X1_6 lebih dari
item pada putaran kedua ini valid dengan nilai signifikan kurang dari
pertanyaan pada putaran pertama terdapat tiga item pertanyaan yang tidak
valid (3) item pertanyaan yang tidak valid yaitu item X2_1, X2_2 dan X2_10.
karena tingkat signifikan untuk item X2_1, X2_2 dan X2_10 lebih dari 0,05
item yang tidak valid tersebut yaitu X2_1, X2_2 dan X2_10. Sehingga
didapatkan kesemua item pada putaran kedua ini valid dengan nilai
87
signifikan kurang dari 0,05 atau lebih kecil dari 5 % tingkat kesalahan
pertanyaan telah valid, yang dapat dilihat dari taraf signifikan dari
sebagai berikut:
kecil dari 0,6. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua item kuesioner
reliabel.
Publiki (Y)
Sumber: lampiran 11
Smirnov yang diperoleh mempunyai taraf signifikan yang lebih besar dari
parametik atau dalam hal ini regresi linier berganda layak untuk dilakukan.
1. Multikolinieritas
Dalam pengujian asumsi klasik terhadap analisis regresi linier berganda ini
lebih besar dari 10 maka variabel ini disimpulkan tidak terdapat gejala
kecil dari 10). Syarat terjadi multikolinieritas jika nilai VIF (Variance
90
12 dibawah ini:
Lampiran
2. Heteroskedastisitas
Pada regresi linear nilai residual atau nilai mutlak dari residual
tidak boleh ada hubungan dengan variabel bebas. Hal ini dapat
Besarnya nilai korelasi rank spearman pada penelitian ini dapat dilihat
0.05), maka hasil analisis ini dapat disimpulkan semua variabel penelitian
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh bahwa model analisis
Dari hasil pengujian regresi linier berganda maka dapat diperoleh suatu
b0 = Konstanta = 29,500
akuntan publik (X2) sama dengan nol atau konstan, maka Y sebesar
29,500.
yang searah dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Hal tersebut
yang tidak searah dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Hal
tersebut berarti bahwa setiap kenaikan 1 satuan yang terjadi pada variabel
Pada tabel 14 diatas dapat diketahui pada kolom R terlihat angka 0,277.
besarnya nilai koefisien determinasi (R2) sebesar sebesar 0,77, hal ini
4.5.1. Uji F
5%. Nilai F regresi sebesar 2,780 dengan signifikansi sebesar 0,069, untuk
Dari tabel diatas terlihat dari angka F regresi sebesar 2,780 dengan
variabel Y. Dimana [lihat R Square 0,049 atau 4,9 % sedang sisanya 95,1
% [ 100 % - 4,9 % ] dijelaskan oleh variabel lain selain variabel X1 dan X2.
4.5.2. Uji t
kebenarannya.
4.6. Pembahasan
dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa model regresi yang digunakan
tidak cocok atau ada pengaruh secara tidak signifikan antara kompetensi
auditor junior yang jenjang pendidikan nya masih sampai D3 dan bekerja
85) berdasarkan penelitian yang telah ada secara umum dapat direfleksikan
96
tersebut tidak sesuai dengan pendapat Holmes dan Burns (1993:3), untuk
(klien). Dari sumber Mr.X yang tidak mau disebutkan nama dan tempat
profesionalisme akuntan publik. Hal ini dalam artian bahwa rata-rata KAP
tetapi juga dapat berhubungan dengan audit committee dan dewan direksi.
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh pihak KAP untuk lebih
lain mengenai :
BAB V
5.1. Kesimpulan
dan independensi auditor terhadap kualitas audit pada auditor yang bekerja
teruji kebenarannya.
5.2. Saran
hanya dari lingkup auditor pelaksana tetapi dapat pula dari pimpinan
LAMPIRAN 1
Surabaya, 2010
Hal : Permohonan untuk menjadi responden
Mengetahui
Hormat saya
Rina Mustika,SE,MM
Reddy Kurnia
KUISIONER
PETUNJUK PENGISIAN
Pada bagian ini, Anda diminta mengisi identitas responden dengan cara mengisi
dengan huruf latin-kapital pada tempat yang telah disediakan untuk memberikan
tanda (X) pada kotak yang tersedia untuk mencamtumkan nama Anda, pertanyaan
nomor 1 boleh dilewatkan
102
IDENTITAS PENELITIAN
1. Nama dan Alamat Praktik Kantor Akuntan Publik
Pimpinan Rekan.
Senior Auditor
Junior Auditor
2 tahun – 5 tahun
5 tahun – 8 tahun
8 tahun – 10 tahun
Lebih dari 10 tahun
KUISIONER
PETUNJUK UMUM MENJAWAB KUISIONER
1. Isilah kotak jawaban setiap item dengan memberi tanda (X) pada kotak
yang tersedia.
2. Setiap item hanya dijawab dengan memberi tanda (X) sesuai dengan
pilihan jawaban Bapak/Ibu berdasarkan pengamatan, pengalaman,
pemahaman dan kondisi sebenarnya yang dialami pada Kantor Akuntan
Publik (KAP) ini.
Mohon anda menjawab 30 (tiga puluh) butir pertanyaan berikut ini sesuai
petunjuk umum dengan memberi tanda (X) pada kotak yang tersedia.
baik
LAMPIRAN 2
32 7 4 6 4 6 6 33 6 7 6 6 25 58
33 7 7 6 6 5 6 37 7 7 6 6 26 63
34 7 7 7 6 5 6 38 5 6 6 6 23 61
35 7 6 6 6 6 6 37 5 6 6 5 22 59
36 7 7 6 6 7 6 39 7 7 7 3 24 63
37 6 5 5 6 7 7 36 6 6 7 3 22 58
38 7 6 6 6 5 6 36 6 6 7 3 22 58
39 6 5 6 7 5 6 35 6 6 7 3 22 57
40 6 4 6 6 5 6 33 6 5 6 3 20 53
41 6 4 5 7 5 6 33 7 7 6 3 23 56
42 5 6 6 7 6 7 37 7 7 6 3 23 60
43 6 6 4 7 6 6 35 6 7 6 6 25 60
44 6 6 4 6 7 6 35 6 5 6 6 23 58
45 6 6 6 6 7 6 37 6 5 6 6 23 60
46 7 5 6 5 5 6 34 6 6 6 3 21 55
47 6 6 6 5 5 6 34 6 6 6 3 21 55
48 7 6 6 6 6 6 37 6 6 6 3 21 58
49 6 6 5 5 6 6 34 6 6 6 3 21 55
50 6 6 5 6 6 7 36 7 7 7 3 24 60
51 6 5 5 4 6 6 32 7 7 7 6 27 59
52 7 5 7 5 6 5 35 6 7 7 3 23 58
53 7 5 7 5 6 5 35 6 7 7 5 25 60
54 7 5 5 6 6 5 34 6 7 7 5 25 59
55 7 6 6 4 6 5 34 6 7 6 3 22 56
56 6 6 6 5 6 6 35 6 5 6 3 20 55
57 6 6 5 5 5 6 33 6 6 6 5 23 56
58 5 7 5 5 7 6 35 6 6 6 5 23 58
59 7 5 7 5 6 6 36 7 6 7 5 25 61
60 7 6 5 6 6 7 37 7 6 6 6 25 62
61 4 5 4 6 5 6 30 7 5 4 4 20 50
62 4 5 4 6 5 6 30 7 6 4 4 21 51
63 6 6 5 7 6 7 37 6 5 6 5 22 59
64 6 6 6 6 5 6 35 6 5 5 6 22 57
65 5 7 5 7 6 5 35 7 6 6 6 25 60
66 5 7 6 5 6 5 34 5 7 6 5 23 57
67 6 6 6 5 7 4 34 5 7 5 5 22 56
109
68 7 6 7 4 6 4 34 6 5 7 7 25 59
69 7 7 6 6 6 5 37 5 5 6 7 23 60
70 6 7 5 6 7 6 37 6 6 6 6 24 61
110
LAMPIRAN 4
DATA TABULASI HASIL PENELITIAN
KUALITAS AUDIT
NO. TOTAL
1 2 3 4 5 6
1 2 6 5 7 4 7 31
2 3 5 7 6 7 7 35
3 1 6 6 5 6 6 30
4 2 4 6 5 6 7 30
5 2 4 7 5 7 7 32
6 3 5 7 4 5 7 31
7 1 5 6 4 5 7 28
8 3 6 5 5 5 7 31
9 3 5 6 6 5 6 31
10 2 7 6 6 5 6 32
11 2 6 6 5 6 7 32
12 2 6 6 6 4 5 29
13 2 5 6 7 4 5 29
14 3 5 6 6 6 5 31
15 3 5 6 4 6 5 29
16 1 5 6 4 7 7 30
17 1 5 5 5 7 6 29
18 2 7 5 5 5 7 31
19 2 7 7 5 6 7 34
20 1 6 7 6 5 7 32
21 3 7 6 6 5 6 33
22 3 5 6 6 6 6 32
23 2 6 6 6 6 6 32
24 2 6 7 6 6 6 33
25 3 7 7 7 6 6 36
26 3 7 7 7 6 5 35
27 3 7 6 5 4 5 30
28 3 6 6 6 6 6 33
29 3 6 6 6 6 6 33
30 2 7 7 5 5 6 32
31 2 5 6 5 6 6 30
111
32 1 6 5 5 7 7 31
33 1 6 6 7 7 6 33
34 1 7 6 7 7 7 35
35 2 6 6 6 6 7 33
36 1 7 7 6 7 6 34
37 3 7 7 6 5 6 34
38 2 7 6 5 5 6 31
39 2 6 6 6 5 6 31
40 3 6 5 4 6 6 30
41 2 6 5 7 4 5 29
42 2 6 6 7 4 5 30
43 1 6 6 5 4 5 27
44 3 5 5 5 6 4 28
45 1 6 5 6 6 7 31
46 2 7 6 6 6 6 33
47 2 7 6 6 6 6 33
48 3 6 6 6 6 6 33
49 3 6 6 5 7 7 34
50 1 6 7 5 7 7 33
51 3 7 7 7 5 5 34
52 2 6 7 7 5 5 32
53 2 6 6 6 6 6 32
54 3 6 6 7 6 6 34
55 2 5 6 6 6 7 32
56 1 6 6 4 6 6 29
57 1 7 5 5 6 4 28
58 3 7 6 6 6 5 33
59 3 7 6 5 7 6 34
60 2 6 6 6 6 5 31
61 2 6 5 4 6 6 29
62 3 5 5 4 6 6 29
63 3 5 5 4 6 5 28
64 2 6 4 5 6 5 28
65 3 6 5 5 7 6 32
66 1 6 5 6 7 6 31
67 3 7 6 5 7 6 34
112
68 2 6 6 6 7 5 32
69 2 6 7 6 7 5 33
70 3 7 6 6 7 6 35
113
Reliabilitas Y
Reliabilitas X1
Reliabilitas X2
116
Nonparametric
117
Regression
118
119
DAFTAR PUSTAKA
120
Algifari, 1997, Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi, Edisi Pertama,
Penerbit BPFE, Yogyakarta
Anonim, 1996, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Penerbit Balai
Pustaka, Jakarta.
Dajan, Anto, 1986, Pengantar Metode Statistik, Cetakan Kedua, Jilid I, Penerbit
LP3ES, Jakarta.
Gupta, Kamal, 1991, Contemporary Auditing, Fourth Edition, Tata Mc. Graw
Hill Publishing Company Limited, New Delhi.
Kell, Walter G, 1996, Modern Auditing, Sixth Edition, John Wiley and Sons,
Inc.
Nazir, Moh., 1999, Metode Penelitian dan Skripsi, Cetakan Keempat, Penerbit
Ghalia, Jakarta.
Koran
Jawa Pos, Wako Bekasi Disebut Lagi Dalam Dakwaan Kasus Korupsi, Selasa,
21 September, 2010, Surabaya.
Jurnal
Skripsi
Algifari, 1997, Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi, Edisi Pertama,
Penerbit BPFE, Yogyakarta
Anonim, 1996, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Penerbit Balai
Pustaka, Jakarta.
Dajan, Anto, 1986, Pengantar Metode Statistik, Cetakan Kedua, Jilid I, Penerbit
LP3ES, Jakarta.
Gupta, Kamal, 1991, Contemporary Auditing, Fourth Edition, Tata Mc. Graw
Hill Publishing Company Limited, New Delhi.
Kell, Walter G, 1996, Modern Auditing, Sixth Edition, John Wiley and Sons,
Inc.
Nazir, Moh., 1999, Metode Penelitian dan Skripsi, Cetakan Keempat, Penerbit
Ghalia, Jakarta.
Koran
Jawa Pos, Wako Bekasi Disebut Lagi Dalam Dakwaan Kasus Korupsi, Selasa,
21 September, 2010, Surabaya.
Jurnal
Skripsi
SKRIPSI
Oleh :
Reddy Kurnia
0713015025/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “
JAWA TIMUR
2011
1
COMPETENCE AND INDEPENDENCE OF PUBLIC ACCOUNTANT PUBLIC
ACCOUNTANT ON PROFESSIONALISM IN KAP
By: ReddyKurnia
Abstract
Samples used in this study was 43 Public Accounting Firm (KAP in Surabaya.
While the source of the data used comes from the questionnaire answers are
distributed in 43 Public Accounting Firm (KAP) in Surabaya. The data were
analyzed using linear regression analysis technique regression with computer
tools, which use the SPSS program. 16.0 For Windows.
From the analysis it can be concluded that hypothesis 1 which states that
allegedly there is influence between the competence and independence of public
accountants to professional public accountants, not verified and hypothesis 2
which states that the expected competencies of public accountants the most
dominant influence on the professionalism of the public accountant, was
alsonottestedtruth.
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dalam konteks skandal keuangan di atas, memunculkan pertanyaan
apakah trik-trik rekayasa tersebut mampu terdeteksi oleh akuntan publik
yang mengaudit laporan keuangan tersebut atau sebenarnya telah terdeteksi
namun auditor justru ikut mengamankan praktik kejahatan tersebut. Tentu
saja jika yang terjadi adalah auditor tidak mampu mendeteksi trik rekayasa
laporan keuangan, maka yang menjadi inti permasalahannya adalah
kompetensi atau keahlian auditor tersebut. Namun jika yang terjadi justru
akuntan publik ikut mengamankan praktik rekayasa tersebut, seperti yang
terungkap juga pada skandal yang menimpa Enron, Andersen, Xerox,
WorldCom, Tyco, Global Crossing, Adelphia dan Walt Disney (Sunarsip
2002 dalam Christiawan 2003:83) maka inti permasalahannya adalah
independensi auditor tersebut. Terkait dengan konteks inilah, muncul
pertanyaan seberapa tinggi tingkat kompetensi dan independensi auditor
saat ini dan apakah kompetensi dan independensi auditor tersebut
berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik.
Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa kompetensi dan independensi
masuk sebagai salah satu ciri auditor/akuntan publik yang paling penting
yang akan meningkatkan profesionalisme akuntan publik. Novin dan Tucker
(1993) mengidentifikasikan profesionalisme sebagai penguasaan dibidang
pengetahuan, keterampilan dan karakteristik. Lebih jauh lagi Novin dan
Tucker memberikan suatu gambaran bahwa untuk menjadikan akuntan,
akademisi, maupun praktisi, mencapai tingkat profesionalisme yang
memadai, maka mereka harus menguasai tiga hal tersebut.
Fenomena yang berhubungan dengan profesionalisme juga terjadi di
ruang lingkup Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) perwakilan Jawa Barat
(Jabar), dua auditor BPK Suharto dan Enang Hermawan, didakwa korupsi
karena menerima suap dari PNS Pemerintah Kota Bekasi. Pada
persidangan yang digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor)
Senin (20/9), Suharto dan Enang didakwa menerima suap untuk membantu
laporan keuangan Pemerintah Kota Bekasi agar menerima predikat wajar
tanpa pengecualian (Jawa pos, Selasa, 21 September 2010).
Seperti telah diuraikan diatas, krisis kepercayaan dari masyarakat
telah menimpa para auditor, untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat
maka hendaknya auditor meningkatkan profesionalisme diri dengan berbagai
2
cara baik itu meningkatkan kompetensi dengan peningkatan pengetahuan
potensi baik secara formal maupun informal serta bisa juga dengan
meningkatkan independensi diri masing-masing auditor. Profesionalisme
yang dituntut masyarakat umum dari seorang auditor sangat mutlak di dalam
pelaksanaan tugasnya, oleh karena itu penelitian ini mengambil tema
“Pengaruh Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik Terhadap
Profesionalisme Akuntan Publik Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik
Di Surabaya”.
3
3. Bagi peneliti
Dengan penelitian ini dapat dijadikan suatu perbandingan antara
teori-teori yang selama ini peneliti dapatkan semasa perkuliahan dengan
kenyataan yang ada. Sehingga dapat diketahui masalah yang dihadapi
Kantor Akuntan Publik dan kesesuaian antara lain yang diperoleh
sehingga dapat diperoleh pemecahan masalah yang ada.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
yang ahli lebih banyak mengingat informasi yang atypical
sedangkan auditor non ahli lebih banyak mengingat informasi
yang typical.
2. Kusharyanti (2003)
Judul : “Temuan Penelitian Mengenai Kualitas Audit dan Kemungkinan
Topik Penelitian di Masa Datang”.
Variabel yang diteliti :
Faktor-faktor kualitas audit menurut De Angelo dan Catanach Walker.
Kesimpulan :
Banyak faktor memainkan peran penting dalam mempengaruhi kualitas
audit dari sudut pandang auditor individual, auditor tim maupun KAP.
6
terhadap kualitas jasa yang dihasilkan profesi. Oleh karena itu, Ikatan
akuntan Indonesia mengeluarkan kode etik akuntan Indonesia untuk
mengatur para anggotanya.
Kode etik akuntan Indonesia dibagi menjadi tiga bagian (Mulyadi
1998:45):
1. Kode etik profesi akuntan secara umum
2. Kode etik khusus untuk profesi akuntan publik
3. Penutup
7
2.2.5. Profesionalisme Akuntan Publik
Profesionalisme telah menjadi isu yang kritis untuk profesi akuntan
karena dapat menggambarkan kinerja akuntan tersebut. Gambaran terhadap
profesionalisme dalam profesi akuntan publik seperti yang dikemukakan oleh
Hastuti et al. (2003) dicerminkan melalui lima dimensi, yaitu pengabdian
pada profesi, kewajiban social, kemandirian, keyakinan terhadap profesi dan
hubungan dengan rekan seprofesi.
8
Gambar 1. Kerangka Pikir
Kompetensi (X1)
Profesionalisme Akuntan
Mempengaruhi
Publik (Y)
Independensi (X2)
Uji Statistik
Regresi Linear Berganda
2.4. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori yang telah
dikemukakan, maka dapat disusun suatu hipotesis yang merupakan jawaban
sementara terhadap permasalahan yang diteliti dan masih harus dibuktikan
secara empiris:
1. Diduga ada pengaruh kompetensi dan independensi akuntan publik
terhadap profesionalisme akuntan publik.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
10
Tidak percaya begitu saja terhadap pernyataan klien,
Sikap hati-hati dalam pengambilan keputusan.
11
responden melalui pengisian kuesioner yang diberikan pada responden
berkaitan dengan variabel penelitian yaitu kompetensi akuntan publik,
independensi akuntan publik, profesionalisme akuntan publik.
12
3.2. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
mengikuti sebaran normal, dapat dilakukan dengan menggunakan metode
Kolmogorov-Smirnov.
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
14
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Akuntan Publik (X1)
Pernyataan Nilai Tingkat signifikan Keterangan
korelasi
X1_1 0,358 0,002 VALID
X1_2 0,331 0,005 VALID
X1_3 0,465 0,000 VALID
X1_4 0,289 0,015 VALID
X1_5 0,474 0,000 VALID
X1_6 0,216 0,072 TDK VALID
X1_7 0,240 0,046 VALID
X1_8 0,345 0,003 VALID
X1_9 0,531 0,000 VALID
X1_10 0,282 0,018 VALID
Kemudian dilakukan uji validitas putaran ke 2 tanpa memasukkan item
yang tidak valid tersebut yaitu X1_6. Sehingga didapatkan kesemua item
pada putaran kedua ini valid.
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Akuntan Publik (X1)
Putaran 2
Pernyataan Nilai Tingkat signifikan Keterangan
korelasi
X1_1 0,358 0,002 VALID
X1_2 0,331 0,005 VALID
X1_3 0,465 0,000 VALID
X1_4 0,289 0,015 VALID
X1_5 0,474 0,000 VALID
X1_7 0,240 0,046 VALID
X1_8 0,345 0,003 VALID
X1_9 0,531 0,000 VALID
X1_10 0,282 0,018 VALID
15
X2_8 0,361 0,002 VALID
X2_9 0,296 0,013 VALID
X2_10 0,018 0,885 TDK VALID
X2_11 0,345 0,003 VALID
X2_12 0,500 0,000 VALID
X2_13 0,301 0,011 VALID
X2_14 0,378 0,001 VALID
Kemudian dilakukan uji validitas putaran ke 2 tanpa memasukkan item
yang tidak valid tersebut yaitu X2_1, X2_2 dan X2_10.
16
reliabel. Namun dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan olah koefisien
reliabilitas (rxx') yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai
dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00
berarti semakin tinggi reliabilitas. Karena nilai reliabilitas diatas mendekati
nilai 1,00 maka data tersebut dapat dikatakan reliabel (Saifuddin Azwar,
2000:83).
17
Tabel 8. Hasil Uji Multikolinieritas
2. Heteroskedastisitas
Besarnya nilai korelasi rank spearman pada penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 9. Korelasi Rank Spearman
Variabel Kompetensi Variabel Independensi
Akuntan Publik (X1) Akuntan Publik (X2)
Nilai mutlak dari residual 0,009 -0,016
Koefisien signifikansi 0,472 0,446
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada variabel untuk
Kompetensi (X1) dan Independensi (X2) TIDAK mempunyai korelasi yang
signifikan antara residual dengan variabel bebasnya (nilai signifikansinya
lebih besar dari 0.05), maka hasil analisis ini dapat disimpulkan semua
variabel penelitian Tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh bahwa model
analisis berganda tersebut telah bebas dari penyimpangan-
penyimpangan asumsi klasik, yaitu bebas dari penyimpangan
autokorelasi, multikolinieritas dan heteroskedastisitas serta normalitas.
18
b1 = Koefisien regresi untuk Kompetensi Akuntan Publik (X1) = 0,124
Berdasarkan koefisien regresi kompetensi akuntan publik (X1)
sebesar 0,124 dan bertanda positif. Hal tersebut menunjukkan
adanya perubahan yang searah dari variabel bebas terhadap
variabel terikat.
b2 = Koefisien regresi untuk Independensi Akuntan Publik (X2)= -0,119
Berdasarkan koefisien regresi independensi akuntan publik (X2)
sebesar 0,119 dan bertanda negatif. Hal tersebut menunjukkan
adanya perubahan yang tidak searah dari variabel bebas terhadap
variabel terikat.
Berdasarkan pengujian didapatkan koefisien korelasi berganda
(R) sebesar 0,277 dengan koefisien determinasinya (R2) sebesar 0,077
atau 7,7%. Seperti pada tabel 10 dibawah ini:
Tabel 10. Model Summary Regresi
Model R R Adjusted R Std. Error of the
Square Square Estimated
1 .277a .077 .049 2.031
19
Dari tabel diatas terlihat dari angka F regresi sebesar 2,780
dengan signifikansi sebesar 0,069 > ( α = 0,05 ) : Tidak signifikan
positif, berarti perubahan kedua variabel X1 dan X2 tidak mampu
menjelaskan perubahan variabel Y. Dimana [lihat R Square 0,049 atau
4,9 % sedang sisanya 95,1 % [ 100 % - 4,9 % ] dijelaskan oleh variabel
lain selain variabel X1 dan X2. Hasil ini menunjukkan bahwa model
regresi yang digunakan untuk tekhnik analisis ini tidak cocok.
4.4.2. Uji t
Tabel 12. Koefisien regresi secara parsial dan uji signifikansi
Model Unstandardized coefficients Standardize coefficients
B Std. error Beta T Sig.
1 constant) 29.500 5.123 5.759 .000
KOMPETENSI (X1) .124 .085 .170 1.449 .152
INDEPEDENSI(X2) -.119 .065 -.214 -1.822 .073
20
4.5. Pembahasan
Hasil pengujian dapat diketahui bahwa ada pengaruh secara tidak
signifikan antara kompetensi akuntan publik terhadap profesionalisme
akuntan publik, hal ini menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada
kompetensi tidak akan mempengaruhi profesionalisme akuntan publik.
Hal ini bisa disebabkan karena responden yang mengisi kuesioner rata-
rata masih merupakan auditor junior yang jenjang pendidikan nya masih
sampai D3 dan bekerja di KAP tersebut dibawah 5 tahun. Sedangkan
menurut Christiawan (2002 : 85) berdasarkan penelitian yang telah ada
secara umum dapat direfleksikan bahwa pendidikan formal, pelatihan dan
pengalaman yang merupakan komponen dasar kompeteensi akuntan
publik memiliki pengaruh yang positif terhadap kualitas audit yang
dilakukan oleh akuntan publik.
Hasil pengujian juga dapat diketahui bahwa Independensi
berpengaruh secara tidak signifikan terhadap profesionalisme auditor,
Dari sumber Mr.X yang tidak mau disebutkan nama dan tempat KAP nya
bekerja mengatakan bahwa para responden yang mengisi kueisoner
tersebut memang kurang independen sehingga tidak ada pengaruh yang
nyata antara kompetensi dan independensi terhadap profesionalisme
akuntan publik. Hal ini dalam artian bahwa rata-rata KAP yang saya
sampling cenderung client oriented atau lebih cenderung memihak
kepada klien sehingga dalam pelaksanaannya tidak semua kesalahan
klien dilaporkan karena mendapat peringatan dari klien atau tidak berani
melaporkan kesalahan klien karena klien dapat mengganti posisinya
dengan KAP lain.
21
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh pihak KAP untuk
lebih memperhatikan kompetensi dan independensi yang dimiliki oleh
para auditor untuk meningkatkan profesionalisme para auditor dalam
bekerja. Namun KAP tidak boleh mengabaikan faktor-faktor lain yang juga
berpengaruh terhadap peningkatan profesionalisme akuntan publik
dengan lebih memperhatikan sikap mental dari para akuntan publik
tersebut sehingga diharapkan pihak KAP benar-benar mampu
meningkatkan profesionalisme akuntan publik dengan baik dan pada
akhirnya hal tersebut akan memberikan hasil yang positif.
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi
dan independensi auditor terhadap kualitas audit pada auditor yang
bekerja pada kantor akuntan publik di Surabaya. Berdasarkan hasil
penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kompetensi dan independensi akuntan publik berpengaruh secara
tidak signifikan terhadap profesionalisme akuntan publik. Hipotesis 1
tidak teruji kebenarannya.
2. Kompetensi akuntan publik bukan faktor dominan yang
mempengaruhi profesionalisme akuntan publik. Hipotesis 2 tidak teruji
kebenarannya.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diajukan
saran, antara lain :
1. Untuk meningkatkan kualitas audit diperlukan adanya peningkatan
kompetensi para auditor yakni dengan pemberian pelatihan-pelatihan
serta diberikan kesempatan kepada para auditor untuk mengikuti
kursus-kursus atau peningkatan pendidikan profesi.
2. Untuk para auditor diharapkan meningkatkan independensinya,
karena faktor independensi dapat mempengaruhi kualitas audit.
Auditor yang mendapat tugas dari kliennya diusahakan benar-benar
independen, tidak mendapat tekanan dari klien, tidak memiliki
perasaan sungkan sehingga dalam melaksanakan tugas auditnya
benar-benar objektif dan dapat menghasilkan audit yang berkualitas.
3. Responden pada penelitian selanjutnya hendaknya diperluas, tidak
hanya dari lingkup auditor pelaksana tetapi dapat pula dari pimpinan
Kantor Akuntan Publik (KAP).
4. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya dapat mempertimbangkan
untuk menambah faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit.
23
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, 1997, Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi, Edisi Pertama,
Penerbit BPFE, Yogyakarta
Anonim, 1996, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Penerbit Balai
Pustaka, Jakarta.
Dajan, Anto, 1986, Pengantar Metode Statistik, Cetakan Kedua, Jilid I, Penerbit
LP3ES, Jakarta.
Gupta, Kamal, 1991, Contemporary Auditing, Fourth Edition, Tata Mc. Graw
Hill Publishing Company Limited, New Delhi.
Kell, Walter G, 1996, Modern Auditing, Sixth Edition, John Wiley and Sons, Inc.
24
Mulyadi, 1998, Pemeriksaan Akuntan, Edisi Keempat, Penerbit STIE YKPN,
Yogyakarta.
Nazir, Moh., 1999, Metode Penelitian dan Skripsi, Cetakan Keempat, Penerbit
Ghalia, Jakarta.
Koran
Jurnal
25
Widyasari, Suzy, 2003, “Strategi Pengembangan Kompetensi Sumber Daya
Manusia (SDM) Indonesia Dalam Memasuki Era Global”, Fokus
Ekonomi, Vol. 2, No. 2, Hal. 166-175, Agustus 2003.
Skripsi
26