Ai Siti Rohmah
Ai Siti Rohmah
S
DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN “REMAJA PEROKOK” DI
WILAYAH RT 001 RW 002 KELURAHAN UTAN PANJANG KECAMATAN
KEMAYORAN JAKARTA PUSAT
Disusun Oleh :
AI SITI ROHMAH
2015750001
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan
hidayahnya saya dapat menyusun dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.B khususnya An.S Dengan Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Oksigenasi pada Gangguan Sistem Pernapasan “Remaja Perokok”
di wilayah Rt 001 Rw 002 Kelurahan Utan Panjang kecamatan Kemayoran Jakarta
Pusat Tanggal 21 april 2018 - 28 april 2018
Tujuan penulis dalam karya tulis ilmiah ini adalah untuk melengkapi salah satu
persyaratan dalam menempuh tugas akhir pada program D-III Keperawatan FIK
Universitas Muhammadiyah Jakarta. Walaupun karya tulis ilmiah ini telah penulis
selesaikan dengan tepat waktunya, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
Ai Siti Rohmah
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
BAB I
9
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan periode ketika individu menjadi matur secara fisik
maupun psikologis dan memperoleh identitas personal. Di akhir periode kritis
perkembangan ini, individu harus siap memasuki dunia dewasa dan
mengemban berbagai tanggung jawab. Periode remaja sering kali dibagi
kedalam tiga tahap ; remaja awal, berlangsung dari usa 12 hingga 13; remaja
menengah, dari usia 14 hingga 16 tahun; remaja akhir, dari usia 17 hingga 18
atau 20 tahun. (Dona wong.dkk, 2008)
9
10
menurunkan kandungan oksigen dalam darah. Sangat jelas kenapa orang yang
sudah memulai merokok selalu ingin merokok kembali, itu karena rokok
membuat seseorang jadi ketergantungan(dependensi) dan ketagihan(adiksi).
Mengkonsumsi rokok juga merupakan salah satu factor resiko utama
terjadinya gangguan system pernafasan diantaranya penyakit paru kronik,
bronchitis kronis, TBC, kanker paru, emfisema dll, adapun gangguan system
lain yaitu system kardiovaskuler : jantung coroner, stroke dll. (Kemenkes RI,
2013)
Pada gaya hidup seorang perokok akan mempengaruhi status oksigenasi sebab
semakin sering merokok menyebabkan terjadinya inflamasi atau peradangan
pada paru-paru yang lama kelamaan akan membuat paru-paru luka tersebut
terluka, dan juga dapat memperburuk penyakit arteri coroner dan pembuluh
darah arteri. Nikotin yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan
vasokontraksi pembuluh darah perifer dan pembuluh darah coroner.
Akibatnya, suplai darah ke jaringan menurun. (Asmadi, 2008)
Menurut data WHO tahun 2010, Indonesia merupakan Negara ketiga dengan
jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India. Peningkatan
konsumsi rokok berdampak pada makin tingginya beban penyakit akibat
rokok dan bertambahnya angka kematian akibat rokok. Tahun 2030
diperkirakan angka kematian perokok di dunia akan mencapai 10 juta jiwa
dan 70% di antaranya berasal dari Negara berkembang.(Kemenkes RI, 2017)
11
Adapun prevalensi perokok remaja usia 15-19 tahun di DKI Jakarta pada
tahun 2007 adalah sebanyak 39,9% dan pada tahun 2010 sebanyak 46,7%
sedangkan pada tahun 2013 adalah sebanyak 50% dari hasil prevalensi tiap
tahun bisa disimpulkan bahwa setiap tahunnya perokok pada usia remaja terus
mengalami peningkatan. (Riskesdas, 2013)
Penanganan pada masalah remaja perokok tidak lepas dari peran perawat
keluarga. Beberapa peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan
keluarga yang merokok adalah perawat sebagai pendidik (promotif) dengan
memberikan pengetahuan kepada keluarga tentang pengertian, penyebab,
dampak dan cara merawat remaja perokok. Perawat sebagai pelaksana
(kuratif) memberikan asuhan keperawatan secara profesional kepada keluarga
yang merokok. Perawat sebagai konsultan (preventif) dapat menjadi tempat
konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk
diberikan kepada seorang perokok. Kemudian perawat sebagai advokat
(rehabilitatif) dapat membantu keluarga mengambil keputusan dalam
menangani masalah remaja perokok. (Asmadi, 2008)
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan selama 7x24 jam
diharapkan penulis dapat memberikan gambaran dan pengalaman yang
nyata dalam pemenuhan kebutuhan dasar kepada keluarga Tn.B khusunya
An.S dengan masalah remaja perokok melalui pendekatan proses
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
A. Mampu menguraikan/ mendeskripsikan hasil pengkajian
kebutuhan dasar klien dengan remaja merokok
B. Mampu menguraikan / mendeskripsikan masalah keperawatan
kebutuhan dasar klien dengan remaja merokok
C. Mampu menguraikan / mendeskrpsikan rencana tindakan
keperawatan
D. Mampu menguraikan / mendeskripsikan tindakan keperawatan
kebutuhan dasar klien dengan remaja merokok
E. Mampu menguraikan / mendeskripsikan hasil evaluasi kebutuhan
dasar klien dengan remaja merokok
F. Mampu menidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan
kasus
G. Mampu menidentifikasi factor- factor pendukung, penghambat
serta dapat mencari solusi
C. Ruang Lingkup
14
D. Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam menyusun karya ilmiah adalah
melakukan pengalaman study kepustakaan dan deskripsi. Dalam metode
deskriptif pendekatan yang digunakan adalah studi kasus, dimana penulis
mengelola satu kasus menggunakan proses keperawatan dan hasil asuhan
keperawatan di deskripsikan dengan menggunakan kaidah penulisan ilmiah.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulis yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah
sebagai berikut :
BAB I: Pendahuluan
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah,tujuan penulisan, Metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
Dalam bab ini penulis membahas tentang kesenjangan yang terjadi antara
landasan teoritis dengan hasil observasi pada penerapan asuhan pemenuhan
kebutuhan dasar yang dilakukan.
BAB II
TUJUAN TEORITIS
Batasan usia remaja Indonesia usia 11-24 tahun dan belum menikah
(Sarwono, 2011). Menur====ut Hurlock (2011), masa remaja dimulai
dengan masa remaja awal (12-24 tahun), kemudian dilanjutkan dengan
masa remaja tengah (15-17 tahun), dan masa remaja akhir (18-21 tahun).
2. Tahapan Remaja
Menurut Sarwono (2011) dan Hurlock (2011) ada tiga tahap
perkembangan remaja, yaitu :
a. Remaja awal (early adolescence) usia 11-13 tahun
Seorang remaja pada tahap ini masih heran akan perubahan
perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Remaja mengembangkan
pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah
terangsang secara erotis. Pada tahap ini remaja awal sulit untuk
mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa. Remaja ingin bebas dan
mulai berfikir abstrak.
17
1) Kegelisahan.
Sesuai dengan masa perkembangannya, remaja mempunyai banyak
angan-angan, dan keinginan yang ingin diwujudkan di masa depan.
18
2) Pertentangan
Pada umumnya, remaja sering mengalami kebingungan karena
sering mengalami pertentangan antara diri sendiri dan orang tua.
Pertentangan yang sering terjadi ini akan menimbulkan
kebingungan dalam diri remaja tersebut.
3) Mengkhayal
Keinginan dan angan-angan remaja tidak tersalurkan, akibatnya
remaja akan mengkhayal, mencari kepuasan, bahkan menyalurkan
khayalan mereka melalui dunia fantasi. Tidak semua khayalan
remaja bersifat negatif. Bersifat positif, misalnya menimbulkan
ide-ide tertentu yang dapat direalisasikan.
4) Akitivitas berkelompok
Adanya bermacam-macam larangan dari orangtua akan
mengakibatkan kekecewaan pada remaja bahkan mematahkan
semangat para remaja. Kebanyakan remaja mencari jalan keluar
dari kesulitan yang dihadapi dengan berkumpul bersama teman
sebaya. Mereka akan melakukan suatu kegiatan secara
berkelompok sehingga berbagai kendala dapat mereka atasi
bersama.
4. Perkembangan remaja
a) Perkembangan fisik
Perubahan fisik terjadi dengan cepat pada remaja. Kematangan
seksual sering terjadi seiring dengan perkembangan seksual secara
primer dan sekunder. Perubahan secara primer berupa perubahan
fisik dan hormon penting untuk reproduksi, perubahan sekunder
antara lakilaki dan perempuan berbeda (Potter & Perry, 2009).
Pada anak laki-laki tumbuhnya kumis dan jenggot, jakun dan suara
membesar. Puncak kematangan seksual anak laki-laki adalah dalam
kemampuan ejakulasi, pada masa ini remaja sudah dapat
menghasilkan sperma. Ejakulasi ini biasanya terjadi pada saat tidur
dan diawali dengan mimpi basah (Sarwono, 2011).
b) Perkembangan emosi
Perkembangan emosi sangat berhubungan dengan perkembangan
hormon, dapat ditandai dengan emosi yang sangat labil. Remaja
20
c) Perkembangan kognitif
Remaja mengembangkan kemampuannya dalam menyelesaikan
masalah dengan tindakan yang logis. Remaja dapat berfikir abstrak
dan menghadapi masalah yang sulit secara efektif. Jika terlibat
dalam masalah, remaja dapat mempertimbangkan beragam
penyebab dan solusi yang sangat banyak (Potter & Perry, 2009).
d) Perkembangan psikososial
Perkembangan psikososial ditandai dengan terikatnya remaja pada
kelompok sebaya. Pada masa ini, remaja mulai tertarik dengan
lawan jenis. Minat sosialnya bertambah dan penampilannya
menjadi lebih penting dibandingkan sebelumnya. Perubahan fisik
yang terjadi seperti berat badan dan proporsi tubuh dapat
menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan seperti, malu dan
tidak percaya diri (Potter& Perry, 2009).
5. Resiko kesehatan
Resiko kesehatan yang dialami oleh remaja :
a. Kecelakaan
Kecelakaan menjadi penyebab utama kematian pada remaja.
Kecelakaan kendaraan bermotor mengakibatkan 74% kematian yang
tidak disengaja pada anak usia 10-19 tahun. (Hockenberry dan
Wilson,2007)
b. Pembunuhan
Pembunuhan merupakan penyebab kematian kedua pada kelompok
usia 15-24 tahun. Kepemilikan senjata akan meningkatkan resiko
21
pembunuhan dan bunuh diri bagi remaja, oleh karena itu tanyakan
mengenai keberadaan senjata api di rumah saat melakukan konseling
keluarga (Hockenberry dan Wilson,2007)
c. Bunuh diri
Bunuh diri merupakan penyebab kematian ketiga pada remaja berusia
13-19 tahun. Pada penelitian terbaru national center for health
statistics, sekitar seperlima siswa sekolah menengah atas pernah
mempertimbangkan untuk bunuh diri dalam 12 bulan terakhir.
(santrock,2007)
d. Penyalahgunaan obat
Penyalahgunaan obat-obattan merupakan masalah bagi semua pihak
yang berhubungan dengan remaja. Remaja percaya bahwa subtansi
tersebut dapat memberikan kenyamanan dan meningkatkan performa
dirinya. Statiska terkini memperlihatkan bahwa pada akhir sekolah
SMA, 85% remaja telah mengonsumsi alcohol, 65% telah mencoba
merokok, dan 49% telah pernah mencoba marijuana. (Hockenberry
dan Wilson,2007)
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
mm (bervariasi tergantung negera) dengan diameter sekitar 10 mm yang
berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah
satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat
mulut pada ujung lainnya. (Aula, 2010).
Rokok adalah pintu gerbang bagi narkoba. Bahkan rokok itu sendiri
sebenarnya termasuk ke dalam definisi narkoba. Di dalam pengertian
narkoba termuat 3 kelompok zat adiktif yaitu narkotika, psikotropika dan
bahan adiktif lainnya. Rokok bersama dengan alcohol termasuk ke dalam
kelompok yang terakhir. Nikotin yang merupakan salah satu komponen
dari rokok merupakan zat psikotropika stimulant. Jadi sesungguhnya
rokok itu adalah narkoba yang harus dijauhkan untuk melindungi
generasi.(Irjen Polisi Ali Djohardi Wirogioto, 2017
2. Komponen rokok
Sudiono (2007) menyebutkan kandungan didalam rokok tidak hanya
tembakau, tetapi terdapat bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh.
Kandungan utama dalam rokok yaitu nikotin, tar, dan karbonmonoksida.
Nikotin merupakan bahan yang dapat menyebabkan adiksi atau
ketergantungan. Nikotin merupakan racun dan bila digunakan dalam dosis
besar dapat mematikan arena efek paralisis yang ditimbulkannya pada
23
Kandungan yang terdapat dalam rokok selain nikotin adalah tar, yang
terdiri dari 4.000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia diantaranya
bersifat karsinogenik. Tembakau yang dibakar akan mengeluarkan tar dan
zat beracun lainnya. Zat-zat tersebut menempel pada sepanjang saluran
nafas perokok dan pada saat yang sama akan mengurangi kekenyalan
alveolus (kantung udara dan paru-paru). Hal ini akan menyebabkan hanya
sejumlah kecil udara yang dapat dihirup dan sedikit oksigen yang terserap
ke dalam peredaran darah.
Gas karbon monoksida yang umum dikenal sebagai asap yang keluar dari
knalpot kendaraan bermotor. Karbon monoksida dalam tubuh akan
mengurangi kemampuan darah untuk menyerap oksigen dari paru-paru.
Hal ini terjadi karena sel darah merah sebagai pengangkut oksigen lebih
mudah berikatan dengan karbon monoksida disbanding dengan oksigen.
Lebih banyak menghisap rokok, lebih banyak karbon monoksida terserap
dalam peredaran darah. Karbon monoksida dari asap yang dihirup oleh
perokok itu sendiri hal tersebut mengkontribusi penumpukan di dinding
pembuluh darah dan pencetus proses atherosclerosis.
3. Klasifikasi
Rokok menurut jenisnya ada beberapa jenis diantaranya bahan
pembungkus rokok, bahan baku atau bahan isi rokok, proses pembuatan
rokok, dan penggunaan filter pada rokok
a. Rokok berdasarkan bahan pembungkus
1) Klobot : rokok yang bahan pembungkusnya berupa jagung
2) Kawung : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren
3) Sigaret : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas
4) Cerutu : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun
tembakau
b. Rokok berdasarkan bahan baku
1) Rokok putih : rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun
tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan
aroma tertentu
3) Rokok klembak : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus agar
mendapat efek rasa dan aroma tertentu
c. Rokok berdasarkan proses pembuatannya
1) Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya
dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan
dan atau alat bantu sederhana
b. Pengaruh teman
Hedman et al (2007) menyebutkan bahwa salah satu factor resiko
pencetus remaja untuk merokok adalah memiliki teman yang juga
sebagai perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% diantaranya
memiliki satu atau lebih sahabat yang perokok, begitu pula dengan
remaja bukan perokok.
c. Factor kepribadian
Salah satu sifat kepribadian yang mempengaruhi remaja mengonsumsi
rokok dan obat-obat, yaitu sifat konformitus sisoal. Individu yang
memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas social lebih mudah
menjadi pengguna rokok dan obat-obatan dibandingkan dengan
individu yang memiliki skor rendah.
d. Pengaruh iklan
Remaja tertarik untuk mengikuti perilaku seperti pada iklan rokok,
baik dari media cetak ataupun media elektronik. Hasil penelitian
28
Nikotin adalah salah satu zat beracun yang bersifat adiktif yang berperan
besar dalam menimbulkan gangguan tubuh. Nikotin dapat meningkatkan
denyut jantung dan tekanan darah. Nikotin dapat mengaktivasi trombosit
dan meningkatkan asam lemak, mencetuskan aterosklerosis, penyempitan
pembuluh coroner. Penyempitan arteri coroner dapat menimbulkan
serangan jantung. Sumbatan pembuluh darah juga dapat terjadi di tempat
lain. Apabila sumbatan terjadi di pembuluh darah ginjal, menyebabkan
terjadinya hipertensi dan gagal ginjal. Apabila penyumbatan terjadi di otak
bisa menyebabkan terjadinya stroke.
7. Penatalaksanaan
Ada dua metode yang selama ini dikembangkan para ahli dalam dunia
rokok untuk menghentikan kecanduan terhadap rokok (Syafiie, 2009).
Metode tersebut yaitu :
a. Metode yang mengandalkan perubahan prilaku
Perokok berubah tanpa bantuan obat-obatan, terdiri dari :
1) Metode Cold Turkey
Perokok hanya perlu berhenti merokok. Metode ini tidak
menggunakan perencanaan yang panjang. Perokok cukup
menentukan kapan dia akan melakukannya.
2) Teori perilaku kognitif
Perokok hanya akan merubah prilaku buruk merokok kalau dia
tahu bahwa merokok itu buruk.
3) Pengondisian berbalik
Teknik ini sangat unik, yaitu memasangkan sebuah stimulasi
negative dengan prilaku yang ingin dirubah.
b. Metode yang mengandalkan terapi dan obat-obatan
32
3) Metode hipnotis
Perokok diberi intervensi oleh penghipnitis bahwa merokok itu
buruk dan dia harus berhenti, maka pada saat dia sadar kembali,
besar kemungkinan dia akan berhenti, sekalipun dia tidak tahu
siapa yang menyuruhnya berhenti.
C. KONSEP OKSIGENASI
Manusia membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup. Tanpa oksigen dalam
sirkulasi aliran darah, individu akan meninggal dalam hitungan menit.
Oksigen diberikan ke sel dengan mempertahankan jalan napas tetap terbuka
dan sirkulasi yang adekuat. Pemenuhan kebutuhan oksigen pada klien yang
perokok akan mengalami hambatan, karena terjadi perubahan dalam
pemenuhan kebutuhan oksigen atau fungsi pernapasan yang dipengaruhi oleh
kondisi seperti: pergerakan udara masuk atau keluar dari paru, difusi oksigen
dan karbon dioksida, dan transport oksigen dan karbon dioksida melalui darah
keseluruh jaringan. Pada perokok klien mengalami gangguan kebersihan jalan
napas yang mengakibatkan suplai oksigen dalam tubuh berkurang.
1. Pengertian
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam proses
kehidupan karena oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme
tubuh. Kebutuhan oksigen di dalam tubuh harus terpenuhi Karena apabila
berkurang maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila
berlangsung lama akan menyebabkan kematian. Proses pemenuhan
kebutuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian
oksigen melalui saluran pernafasan. Pembebasan jalan nafas dari
sumbatan yang mrnghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan
memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara normal.
(Taqwaningtyas, Ficka(2013) dalam Hidayat dan Uliyah, 2005)
34
2. Fisiologi
Proses oksigenasi dimulai dari pengambilan oksigen dari atmosfer
kemudian masuk melalui organ pernapasaan bagian bawah trakea,
bronkus, bronkiolus dan selanjutnya masuk ke alveoli. Selain untuk jalan
masuknya udaraorgan pernafasaan bawah, organ pernafasaan atas juga
berfungsi untuk pertukaran gas, proteksi terhadap benda asing yang akan
masuk ke pernafasaan bagian bawah, menghangatkan, filtrasi, dan
melembabkan gas sedangkan fungsi organ pernafasaan bagian bawah
selain sebagai tempat untuk masuknya oksigen, juga dalam preses difusi
gas. (Tarwoto dan wartonah, 2011)
35
Selain itu, kadar oksigen di udara juga dipengaruhi oleh polusi udara.
Udara yang dihirup pada lingkungan yang mengalami polusi udara,
konsentrasi oksigennya rendah. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan
oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara optimal. Respons tubuh
36
4. Gangguan oksigenasi
Gangguan pada system respirasi dapat disebabkan diantaranya oleh karena
peradangan, obstruksi, trauma, kanker, degenerative dan lain-lain.
Gangguan tersebut akan menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh
tidak terpenuhi secara adekuat. Secara garis besar, gangguan-gangguan
respirasi dikelompokan menjadi tiga yaitu gangguan irama/ frekuensi
pernafasan, insufisiensi pernafasan dan hipoksia.
37
2. Jenis/tipe keluarga
Tipe keluarga menurut Friedman, Bowden, & Jones tahun 2003 (dalam
Susanto, 2012) :
41
a. Tradisional
1) The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak tinggal dalam satu
rumah.
2) The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
3) Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan
anak sudah memisahkan diri.
4) The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena
mengejar karir/ pendidikan yang terjadi pada wanita.
5) The extended family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam
satu rumah seperti nuclear family disertai paman, tante, orangtua
(kakeknenek), keponakan.
6) The single-parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orangtua (ayah atau ibu) dengan
anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian
atau karena ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orangtua yang bekerja
diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat
“weekends” atau pada waktuwaktu tertentu.
8) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
42
9) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama. Contoh : dapur, kamar mandi, televise, telepon, dan
lain-lain.
10) Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari perkawinan
sebelumnya.
11) The single adult living alone/single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi) seperti: perceraian atau
ditinggal mati.
b. Non Tradisional
1) The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orangtua (terutama ibu) dengan anak
dari hubungan tanpa nikah.
2) The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri.
3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber
dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama; sosialisasi anak
dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa
melalui pernikahan.
5) Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana “marital partners‟.
43
6) Cohabitating family
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu.
7) Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang saling merasa menikah satu dengan yang lainnya,
berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anak.
8) Group nework family
Keluarga inti yang dibatasi oleh aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang
rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab
membesarkan anak.
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orangtua
anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless family
Keluarga yang berbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.
44
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini kesibukan akan bertambah
sehingga menuntut perhatian yang lebih banyak dari orangtua.
Orangtua adalah arsitek keluarga sehingga orangtua harus merancang
dan mengarahkan perkembangan keluarga agar dapat semakin
memperkokoh kemitraan dan perkawinan mereka (dalam Tantut
(2012), Andarmoyo (2012)). Tugas perkembangan pada tahap
prasekolah:
Tahap ini dimulai saat anak berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah
dasar dan berakhir pada usia 12 tahun. Keluarga perlu membantu
meletakan dasar penyesuaian diri anak dengan teman sebaya. Tugas
perkembangan pada tahap anak usia sekolah adalah:
47
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir
pada 6-7 tahun kemudian. Tahap ini merupakan tahap yang paling
sulit, karena orangtua melepas otoritasnya dan membimbing anak
untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik antara orangtua
dan remaja karena anak menginginkan kebebasan untuk melakukan
aktivitasnya sementara orangtua mempunyai hak untuk mengontrol.
Tugas perkembangan pada tahap remaja adalah:
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
orangtua harus mempercayai anak agar mandiri secara prematur,
dengan mengabaikan kebutuhan ketergantungannya.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga, pada
masa ini anak telah lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri
sehingga pasangan suami istri akan lebih banyak waktu untuk
dapat meniti karir atau menciptakan kesenangan perkawinan.
3) Mempertahankan komunikasi terbuka
48
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir saat anak terakhir meninggalkan rumah. Keluarga
menyiapkan/ membantu anak tertua dalam melepaskan diri untuk
membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu anak terakhir/yang
lebih kecil untuk mandiri. Tugas perkembangan pada tahap dewasa
awal adalah:
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
Tahap ini dimulai saat anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Atau pada saat
orangtua berusia 45-55 tahun dan berakhir 16-18 tahun kemudian.
Tugas perkembangan pada tahap usia pertengahan adalah:
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan sebaya dan anak-anak
3) Memperkokoh hubungan perkawinan (dalam Tantut, 2012 dan
andarmoyo, 2012)
49
Tahap ini merupakan tahap terakhir dimana, dimulai ketika salah satu
atau ke dua pasangan pensiun, sampai salah satu pasangan meninggal
dan berakhir ketika ke dua pasangan meninggal. Proses lanjut usia dan
pensiun merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai
stressor dan kehilangan yang harus dialami keluarga. Dengan
memenuhi tugas perkembangan pada fase ini diharapkan orangtua
mampu beradaptasi menghadapi stressor tersebut.
4. Stuktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan
fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri bermacam-macam.
Diantaranya adalah:
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah
50
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan ini disusun melalui jalur
garis ibu
c. Matrilokal
Adalah epasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami istri
5. Peran keluarga
Peran adalah suatu yang diharapkan secara normatif dari seseorang dalam
situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran
keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang
dalam konteks keluarga. Jadi peranan keluarga mengambarkan
seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan,yang berhubungan
dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
6. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga
atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat bebrapa
fungsi keluarga menurut Friedman (1998); Setiawan & Dermawan (2005)
yaitu:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon
dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota
keluarga baik senang maupun sedih, dengan melihat bagaimana cara
keluarga mengeksperikan kasih sayang.
52
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi
pada anak, membentuk nilai dan orma yang diyakini anak,
memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. Bagaimana keluarga produktif
terhadap sosial dan bagaimanakeluarga memperkenalkan anak dengan
dunia luar dengan belajar disipli, mengenal budaya dan norma melalui
hubugan interaksi dalam keluarga sehingga mampu berperan dalam
masyarakat.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi menjelaskan tentang bagaimana rencana keluarga
memiliki dan upaya pengendalian jumlah anggota keluarga. Perlu juga
diuraikan bagaimana keluarga menjelaskan kepada anggota keluarga
tentang pendidikan seks yang dini dan benar kepada anggota
keluarganya
d. Fungsi pemeliharaan kesehatan
Fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluaraga
dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga
seta menjami pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental dan
spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta
mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
e. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana
keluarga. Mencari sumber penghasilan guna memenuhi kebutuhan
keluarga, pengaturan penghasilan keluarga, menabung untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
53
8. Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga yang dilakukan
tidak berbeda jauh dengan pemeriksaan pada klien di klinik (rumah sakit)
meliputi pengkajian kebutuhan dasar individu, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang yang perlu.
9. Harapan keluarga
Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas
kesehatan) untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang
terjadi.
a. Model pengkajian
1) Model pengkajian model Friedman
Asumsi yang mendasarinya adalah keluarga sebagai sistem sosial,
merupakan kelompok kecil dari masyarakat. Friedman memberikan
batasan 6 kategori dalam memberikan pertanyaan-pertanyaan saat
melakukan pengkajian:
a) Data pengenalan keluarga
b) Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga
c) Data lingkungan
d) Struktur keluarga
e) Fungsi keluarga
f) Koping keluarga
2) Pengkajian keluarga model Calgary
Pengkajian model Calgary mengembangkan konsep dan teori
sistem, komunikasi dan konsep perubahan. Teori sistem
memberikan kerangka kerja bahwa keluarga sebagai bagian dari
suprasistem dan terdiri dari beberapa subsistem. Komunikasi
merupakan teori bagaimana individu melakukan interaksi secara
berkelanjutan. Konsep perubahan menjadikan kerangka kerja bahwa
perubahan satu anggota keluarga akan mempengaruhi kesehatan
anggota keluarga yang lainnya
a) Tahapan-tahapan pengkajian
Untuk mempermudah perawat keluarga saat melakukan
pengkajian, dipergunakan istilah penjajakan.
Pengkajian Penjajakan I
Data-data yang dikumpulkan pada penjajakan I antara lain :
a) Data umum
b) Riwayat dan tahapan perkembangan
c) Lingkungan
d) Struktur keluarga
57
e) Fungsi keluarga
f) Stress dan koping keluarga
g) Harapan keluarga
h) Data tambahan keluarga
i) Pemeriksaan fisik
Dari hasil penggumpulan data tersebut maka akan dapat
diidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi keluarga.
Pengkajian Penjajakan II
Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II diantaranya
pengumpulan data-data yang berkaitan dengan ketidak mampuan
keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan sehingga dapat
ditegakkan diagnosa keperawatan keluarga.
Adapun ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah
diantaranya:
a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
e) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan keluarga adalah keputusan klinis mengenai
individu, keluarga atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses
pengumpulan data dan analisa cermat dan sistematis, memberikan dasar
untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab
melaksanakannya. Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil
pengkajian terhadap adanya masalah dalam tahap perkembangan
keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga
58
dan koping keluarga, baik yang bersifat actual, resiko maupun sejahtera
dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk
melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga dan
berdasarkan kemampuan dan sumber daya keluarga.
3) Mengembangkan standart
5) Kehamilan dan KB
3) Jamban keluarga
1) Sifat-sifat keluarga
Data Objektif :
60
b. Perumusan masalah
Perumusan masalah keperawatan keluarga dapat diarahkan kepada
sasaran individu dan atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan
keluarga meliputi problem, etiologi dan sign/simpton.
1) Masalah (Problem)
Tujuan penulisan pernyatan masalah adalah menjelaskan status
kesehatan atau masalah kesehatan secara jelas dan sesingkat
mungkin.
a) Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala
yang jelas mendukung bahwa benar-benar terjadi.
b) Resiko (ancaman kesehatan)
Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan mengarah
pada timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera ditangani.
c) Potensial/sejahtera
Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin
meningkat lebih optimal.
d) Sindrom
Diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa aktual dan
resiko tinggi yang diperkirakan akan muncul karena suatu
kejadian/ situasi tertentu.
2) Penyebab (Etiologi)
x bobot
4. Potensial 1
dalam
Perawatan keluarga
71
4. Pelaksanaan Keperawatan
Implementasi pada asuhan kepeawatan keluarga dapat dilakukan pada
individu dalam keluarga dan pada anggota keluarga lainnya. Implemengasi
yang ditujukan pada individu meliputi :
1) Tindakan keperawatan langsung
2) Tindakan kolaboratif dan pengobatan dasar
3) Tindakan observasi
4) Tindakan pendidikan kesehatan
Implementasi yang ditujukan pada keluarga meliputi :
1) Meningkatkan kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan informasi,
mengidentifikasi kebutuhan dan haraoan tentang kesehatan,
mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
2) Membantu keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
untuk individu dengan cara mengidentifikasi konsekuensi jika tidak
melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki
keluarga, mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan
alat dan fasilitas yang ada di rumah, mengawasi keluarga melakukan
perawatan.
4) Membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat
,ingkungan menjadi sehat, dengan cara menemukan sumber-sumber
yang dapat digunakan keluarga, melakukan perubahan lingkungan
keluarga seoptimal mungkin.
5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada dengan cara mengenalkan fasilitas yang ada dilingkungan
keluarga, membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada.
72
5. Evaluasi Keperawatan
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, penilaian dan
evaluasi diperlukan untuk melihat keberhasilan. Bila tidak tahu atau belum
ada hasil, perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan
keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan
keluarga, untuk itu dapat dilaksanakan secara bertaap sesuai dengan waktu
dan kesediaan klien/ keluarga. Tahapan evaluasi dapat dilakukan selama
proses asuhan keperawatan dan pada akhir pemberian asuhan. Perawat
bertanggung jawab untuk mengevaluasi status dan kemajuan klien dan
keluarga terhadap pencapaian hasil dari tujuan keperawatan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Kegiatan evaluasi meliputi menkaji kemajuan
status kesehatan individu dalam konteks keluarga, membandingkan respon
individu dan keluarga dengan kriteria hasil dan menyimpulkan hasil
kemajuan maslah serta kemajuan pencapaian tujuan keperawatan.
73
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
1. Data Umum
a. Nama KK : Tn.B
b. Usia : 46 tahun, 23 April 1972
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : buruh
e. Alamat : Jl. Utan Panjang Rt 001 Rw 02 kelurahan
utan panjang kecamata kemayoran
f. Komposisi anggota keluarga :
N Nama Jenis Hub. TTL atau Pendi Pekerja Status
o (inisial) Kelamin dengan KK Umur dikan an Imuni
sasi
1 Nn. S Perempu Istri Jawa SMA Karyaw Lengk
an Tengah, an ap
10 Mei
1976 atau
41 tahun
2 An.S Laki-laki Anak Jakarta, 27 SMK Scurity Lengk
74
Desember ap
2003 atau
18 tahun
3 An. R Laki – Anak Bekasi, 22 SMP Pelajar Lengk
laki februari ap
2004
Genogram
Tn.I Tn.M
42 th 38 th Tn.N Tn.F Tn.A
Tn.B Ny.S 37 th 36 th 29 th
46 th (PRK) 41 th (HT)
An.S An.R
18 th (PRK) 14 th
keterangan :
: laki-laki : meninggal
: perempuan : klien
HT : hipertensi
PRK : perokok
75
g. Tipe Keluarga
Tipe Keluarga Tn.B adalah Nuclear Family atau keluarga
inti, dimana di dalam rumah hanya ada Tn.B, Ny.S, kedua
anaknya. Kedua anaknya bernama An.S dan An.R.
h. Suku
Tn.B berasal dari daerah betawi asli dan Ny.S berasal dari
daerah jawa tengah dan dalam berkomunikasi sehari-hari
menggunakan bahasa Indonesia. Pola hidup keluarga Tn.B
khususnya An.S sering merokok. Mayoritas penduduk di
lingkungan keluarga Tn.B pendatang dari mana saja. Dan tidak
ada budaya yang bertentangan dengan kesehatan.
i. Agama
Agama keluarga Tn.B adalah islam dan tidak ada satupun
ketentuan islam yang bertentangan dengan kesehatan
j. Status social ekonomi keluarga
Sumber penghasilan keluarga Tn.B berasal dari Tn.B
sebagai buruh, Ny.S sebagai karyawan pabrik dan anak
pertamanya yaitu An.S yang bekerja sebagai security dengan
penghasilan kurang lebih semuanya Rp ± 3000.000. Dari uang
tersebut digunakan untuk membayar keperluan bulannya
seperti biaya kontrakan, Air, listrik dan juga digunakan untuk
adiknya sekolah dan juga digunakan untuk biaya sehari-hari
keluarga Tn.B. dengan pendapatan segitu Tn.B mengatakan
bahwa pas-pasan untuk kebutuhan perbulannya.
3. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Tn.B adalah pola
komunikasi tertutup yaitu setiap anggota keluarga bila
memiliki masalah pribadi anak enggan bercerita kepada orang
tuanya, tetapi komunikasi ayah dan ibu baik, jika ada suatu
masalah diceritakan kepada keluarga. Dalam pengambilan
keputusan biasanya selalu dibicarakan secara musyawarah
dengan anggota keluarga yang lain, Pola interaksi biasanya
yang paling sering di lakukan adalah di pagi hari saat sarapan
78
4. Fungsi Keluarga
79
a. Fungsi Afektif
Respon anggota keluarga bila ada salah satu anggota
keluarga yang sakit maka anggota keluarga yang lain akan
merasakan sedih dan bila ada anggota keluarga yang
medapatkan perhargaan maka anggota keluarga yang lain akan
ikut merasakan senang. Dan apabila ada satu anggota keluarga
yang kehilangan maka anggota keluarga yang lain merasakan
sedih.
b. Fungsi Sosialisasi
Anggota keluarga Tn.B tidak ada yang mengikuti
organisasi masyarakat. Meskipun begitu keluarga Tn.B tetap
menjalani interaksi dan hubungan yang baik dengan tetangga.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn.B dan Ny.S ikut keluarga berencana karena
dua anak saja cukup agar dapat memantau perkembangan dan
pertumbuhan anak, Ny.S menggunakan akseptor yaitu suntik,
karena jika memakai pil takut lupa dan jika memakai yang lain
merasa takut jadi Ny.S memilih suntik,suntik dilakukan di
puskesmas terdekat, lamanya ± 2 tahun dan tidak ada masalah
dalam masalah seksual.
d. Fungsi ekonomi
Setiap anggota keluarga sudah bekerja dan mendapat
penghasilan. Tn.B sendiri bekerja sebagai buruh Ny.S pun
bekerja sebagai karyawan pabrik dan An.S bekerja sebagai
security , bila digabungkan pendapatan keluarga sebulan diatas
Rp.2.700.000 dan pengeluaran rutin tiap bulan adalah
kebutuhan sehari-hari, membayar sekolah, membayar
kontrakan ,dll, dan dengan pendapatan segitu Tn.B mengatakan
bahwa pas-pasan untuk kebutuhan perbulannya. Yang
mengelola keuangan keluarga adalah Ny.S
e. Fungsi pemeliharaan kesehatan
1) Perilaku keluarga dalam penanggulangan sakit
80
6. Kesehatan Lingkungan
a. Karakteristik Rumah ( termasuk denah rumah )
Keluarga Tn.S tinggal di daerah Jakarta Pusat dimana
lingkungannya sangat padat penduduk, rumah yang ditinggali
keluarga Tn.S adalah kontrakan dengan ukuran 3 x 5 meter
Dinding rumahnya terbuat dari tembok dan atapnya terbuat dari
genteng dan asbes, kontrakan keluarga Tn.S berlantai 2 dimana
terdapat 1 jendela, 1 pintu, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi.
Ventilasi ada kira-kira < 10 % luas lantai, cahaya yang masuk
pada siang hari tidak ada, penerangan menggunakan listrik,
lantai rumah dari ubin Secara keseluruhan kondisi rumah
keluarga Tn.B rapih dan bersih. Tidak ada halaman rumah,
tidak ada ruang tamu, tidak ada dapur, kamar utama itu
merupakan tempat menonton televisi dan bersih, kamar mandi
bersih. Suasana kontrakan keluarga Tn.B nyaman terkadang
bising.
Pengelolaan sampah rumah dan sampah dapur biasanya di
bawah kontrakan ada tempat sampah yang biasa di angkut oleh
petugas sampah.
Sumber air dari PAM dan untuk minum tidak dari situ
tetapi membeli di warung, air tidak berbau dan tidak ada
pengendapan.
Jamban di rumah ada berupa jamban cemplung, jarak
penampungan air dari sumber air > 10 meter
Pembuangan air limbah ada di bawah kontrakan dan
tampak baik.
83
U DENAH RUMAH
tangga Ruang
tv
Kamar tidur
S
Kamar Kamar
mandi tidur
Penjajakan II
a. Rokok
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah
An.S mengatakan “Rokok adalah tembakau, didalam rokok terdapat
zat nikotin dan tar, saya merokok karena ingin mencoba, saya merokok
sejak kelas 2 SMP dan merokok sehari habis 10 batang dan biasanya
merokok sebelum dan sesudah makan atau sedang menonton televisi,
jika terlalu banyak merokok saya suka merasa sesak”
2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Ny.S mengatakan “akibat lanjut dari rokok kalau tidak segera
dihentikan bisa penyakit jantung, darah tinggi, kalau melihat An.S
merokok langsung saya marahi.”
3. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Ny.S mengatakan “sudah saya suruh untuk An.S berhenti merokok”
4. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Ny.S mengatakan “rumah selalu tertutup, jendela tidak pernah dibuka,
cahaya matahari juga tidak masuk ke rumah”
5. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Ny.S mengatakan “ada puskesmas tapi tetapi jarang dimanfaatkan”
b. Hipertensi
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah
Data Objektif :
Data objektif :
- TD : 150/90 mmHg
- Nadi : 86 x/ menit
merokok di
lingkungan dekat
tempat tinggal
3. Potensial Masalah 1 1/3 x 1 = 1/3 Masalah berheti
Untuk Dicegah merokok sulit
Skala : dicegah karena
Tinggi =3 proses berhenti
Cukup =2 merokok harus
Rendah =1 secara bertahap ,
merokok sudah 4
tahun yang
menyebabkan sangat
ketergantungan
terhadap rokok, tapi
sekarang mulai
mengurangi dosis
merokok setiap
harinya
4. Menonjolnya Masalah 1 2/2 x 2= 2 Keluarga melihat
Skala : masalah merokok
Segera ditangani adalah masalah yang
=2 sangat berbahaya dan
Masalah ada tapi tidak harus segera
perlu ditangani, keluarga
=1 melihat masalah
Masalah tidak sebagai masalah
dirasakan yang serius
=0
Total 5 1/3
Seharusnya
dihindari. Namun
keluarga dan
perawat selalu
mengingatkan Ny.S
untuk menjaga pola
makannya.
3 Potensial Masalah 1 3/3 x 1 = 3/3 Ny.S mengatakan
Untuk Dicegah “saya sudah
Skala : menderita tekanan
Tinggi =3 darah tinggi selama 2
Cukp =2 tahun dan sudah
Rendah =1 meminum obat
“amodipine”. Dan
merasa lebih baik.
=2 keluarga langsung
Maslaha ada tapi tidak menganjurkan
perlu kepada Ny.S untuk
=1 berobat ke
Masalah tidak puskesmas atau
dirasakan rumah sakit yang
=0 mampu terjangkau
dan menyuruh untuk
meminum obatnya
secara teratur
Total 3 2/3
PEROKOK
b. Diskusikan dengan
keluarga tentang bahaya
rokok
c. Beri kesempatan pada
keluarga untuk
menerima kondisinya
d. `Beri pujian atas
perilaku yang benar
97
accumulator mobil
Ckarbonmonoksida : gas
beracun
Vinyil chloride : bahan
plastic
Setelah 45 menit
kunjungan rumah
keluarga dapat :
2. Mengambil
keputusan untuk
tindakan segera
untuk mengatasi
masalah remaja
merokok Respon Menyebutkan akibat dari a. Jelaskan pada keluarga
2.1 Menyebutkan verbal merokok, bila tidak segera tentang akibat lanjut dari
Akibat di atasi dapat merokok
merokok jika menyebabkan penyakit : b. Motivasi keluarga untuk
tidak segera 1. Kanker memutuskan mengatasi
berhenti 2. Hepatitis kebiasaan merokok pada
3. Diabetes An.S
4. Gangguan c. Berikan motivasi/ dukungan
pernafasan keluarga memilih alternative
5. Gangguan pada d. Beri pujian atas pilihan yang
kesehatan Rahim tepat
6. Penyakit ginjal
100
7. Penyakit paru-
paru
8. Serangan jantung
9. stroke
Setelah 45 menit
kunjungan rumah,
keluarga dapat :
101
3. Keluarga dapat
melakukan
perawatan pada
anggota keluarga
dengan kebiasaan
merokok Psikomotor Minimal 5 dari 9 a. Jelaskan pada keluarga cara
3.1 Menjelaskan perawatan perokok: perawatan pada perokok
cara perawatan a. Pantau dosis rokok b. Motivasi keluarga untuk
melalui upaya yang dihabiskan mendemonstrasikan ulang
pencegahan/ b. Biasakan dengan c. Beri pujian pada keluarga
berhenti kesibukan tanpa setelah mampu melakukan
merokok mengingat rokok tindakan sesuai yang telah
c. Bila merokok hindari didemostrasikan
anggota keluarga d. Evaluasi apa yang telah
yang lain dilakukan keluarga
d. Buka jendela/ pintu e. Ulangi penjelasan jika ada
lebar-lebar bila pagi hal-hal yang terlupakan
hari
e. Makan yang sehat
f. Terapi hipnotis :
102
Perokok diberi
intervensi oleh
penghipnitis bahwa
merokok itu buruk
dan dia harus
berhenti, maka pada
saat dia sadar
kembali, besar
kemungkinan dia
akan berhenti,
sekalipun dia tidak
tahu siapa yang
menyuruhnya
berhenti.
Setelah 45 menit
kunjungan rumah,
keluarga dapat:
4. Memodifikasi
lingkungan yang
103
Setelah 45 menit
kunjungan rumah,
keluarga dapat:
5. Memanfaatkan
fasilitas kesehatan
untuk mengatasi Menyebutkan fasilitas
kebiasaan merokok kesehatan yang dapat
5.1 Menjelaskan Respon digunakan: Dengan menggunakan lembar
fasilitas verbal a. Fasilitas yang dapat balik dan leaflet:
kesehatan yang digunakan: a. Gali pengetahuan keluarga
dapat rumah sakit tentang fasilitas kesehatan
digunakan dan b. Manfaat: dan manfaat pelayanan
manfaatnya Memberikan kesehatan
5.2 Memanfaatkan informasi tentang b. Diskusikan dengan keluarga
fasilitas rokok dan cara tentang fasilitas kesehatan
kesehatan penanggulangannya dan manfaat pelayanan
c. Keluarga kesehatan
mengunjungi fasilitas c. Beri kesehatan pada
kesehatan secara rutin keluarga untuk memilih
d. Motivasi keluarga untuk
105
memanfaatkan fasilitas
kesehatan secara rutin ke
pelayanan kesehatan
e. Beri pujian atas perilaku
yang benar
106
107
HIPERTENSI
1. Resiko injuri Setelah 1. Setelah dilakukan Verbal : a. Pengertian hipertensi : 1. Diskusikan bersama keluarga pengertian
(pecahnya dilakukan kunjungan selama 1 hipertensi adalah Hipertensi dengan menggunakan lembar
pembuluh kunjungan x 30 menit, Keluarga peningkatan tekanan bolak balik.
darah) pada keperawata dapat mengenal dalam pembuluh darah 2. Tanyakan kembali pada keluarga tentang
keluarga Tn. B n selama 1 masalah hipertensi dimana melewati dalam pengertian hipertensi
khususnya Ny.S minggu, dengan cara batas normal yaitu
3. Berikan pujian atas jawaban yang tepat
tidak 1.1 Menyebutkan 120/80 mmHg.
terjadi pengertian Biasanya tekanan darah
resiko penderita hipertensi
injuri diatas 140/90 mmHg.
(pecahnya
pembuluh 1.2 Menyebutkan
b. Penyebab :
darah) penyebab
1. Keturunan 1. Diskusikan dengan keluarga tentang
pada
108
1.3 Menyebutkan
c. menyebutkan 3 dari 5
tanda dan gejala
tanda- tanda hipertensi :
hipertensi
1. Rasa sakit kepala
2. berat ditengkuk 1. Diskusikan dengan keluarga tentang tanda
3. Mata berkunang – – tanda hipertensi
kunang
2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
4. Gelisah sukar tidur
kembali tanda – tanda hipertensi
Keletihan, napas
3. Beri reinforcement positif atas usaha yang
pendek, terenggah
dilakukan keluarga
enggah, sesak napas
Verbal
109
2. Setelah 1 x 30 menit Verbal d. Menyebutkan 3 dari 5 1. Jelaskan pada keluarga akibat lanjut
kujungan keluarga akibat lanjut dari apabila hipertensi tidak diobati dengan
mampu mengambil hipertensi yang tidak menggunakan lembar balik
keputusan untuk diobati : 2. Motivasi untuk menyebutkan kembali
merawat anggota 1. penyakit jantung akibat lanjut dari hipertensi yang tidak
keluarga yang 2. Serangan otak / diobati
menderita hipertensi stroke 3. Beri reinforcement positif atas jawaban
dengan cara : 3. Penglihatan keluarga yang tepat
2.1 Menyebutkan menurun
akibat lanjut tidak 4. Gangguan gerak dan
diobatinya keseimbangan
hipertensi 5. Kerusakan ginjal
kematian
3. Setelah 1 x 30 menit Verbal e. Menyebutkan 3 dari 6 1. Diskusikan dengan keluaraga tentang
kunjungan keluarga cara perawatan pencegahan hipertensi
mampu merawat hipertensi: 2. Motivasi keluaraga untuk menyebutkan
anggota keluarga 1. jaga berat badan pencegahan hipertensi
dengan hipertensi ideal 3. Beri reinforcememnt positif atas usaha
dengan cara 2. Kurangi konsumsi yang dilakukan keluarga
3.1 Menyebutkan garam berlebiham
110
Perokok
orangtua.”
Do : An.S tampak lebih lancar menjawab
daripada sbelumnya
5. Memberikan reinforcement positif atas
usaha yang dilakukan keluarga
Ds : keluarga Tn. B mengatakan “terima
kasih”
Do : keluarga tampak senang
1.2 1. Menjelaskan pada keluarga akibat lanjut Ai
dari perokok
Ds : keluarga Tn. B mengatakan “saya
baru tahu akibat- akibat tersebut”
Do : keluarga tampak memperhatikan dan
mendengarkan dengan baik
2. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan
kembali akibat lanjut dari perokok yang
tidak diobati
Ds : keluarga Tn. B mengatakan “merokok
bisa membuat seseorang jadi
ketergantungan dan ketagihan, bisa
terkena penyakit paru kronik, bronchitis
kronis, TBC, kanker paru, emfisema,
jantung, hipertensi
Do : An.S tampak senang dapat
mengulang kembali
3. Memberikan reinforcement positif atas
jawaban keluarga yang tepat
Ds : keluarga Tn. B mengatakan “terima
kasih”
Do : keluarga tampak senang
2. Selasa, 24 1.3 1. Mendiskusikan dengan keluaraga tentang Ai
April 2018 cara berhenti merokok
Ds : keluarga Tn. B mengatakan “setuju”
Do : keluarga Tn. B tampak
memperhatikan dan mendengarkan
114
Hipertensi
Ds : -
Do : keluarga Tn. B tampak
memperhatikan dengan serius
5. Memotifasi keluarga untuk mengulangi
penjelasan yang diberikan
Ds : Ny.S mengatakan “Menciptakan
lingkungan yang tenang, Pencahayaan
yang cukup dan Ventilasi yang baik”
Do : Ny.S tampak lancar menjawab
6. Memberikan reinforcement positif atas
jawaban keluarga yang tepat
Ds : keluarga Tn. B mengatakan “terima
kasih”
Do : keluarga tampak senang
1.5 4. Menginformasikan mengenai pengobatan Ai
dan pendidikan kesehatan yang dapat
diperoleh keluarga di balai pengobatan
Ds : -
Do : keluarga Tn. B tampak
memperhatikan dengan serius
5. Memotifasi keluarga untuk mengulangi
penjelasan yang diberikan
Ds : Ny.S mengatakan “Mendapatkan
pelayanan kesehatan pengobatan
hipertensi dan Mendapatkan pendidikan
kesehatan tentang hipertensi”
Do : Ny.S tampak lancar menjawab
6. Memberikan reinforcement positif atas
jawaban keluarga yang tepat
Ds : keluarga Tn. B mengatakan “terima
kasih”
Do : keluarga tampak senang
120
E. Evaluasi Keperawatan
Perokok
N Hari/tanggal/jam Dx Evaluasi (SOAP) Paraf
o
1 Sabtu , 21 April 2018 1 S : An.S mengatakan “saya Ai
merokok setiap hari dari SMP
kelas 2 dan kira-kira merokok
>10 batang per hari”
O:
1. Keadaan umum An.S
baik
2. Td : 120/70 mmhg, N :
86x/menit,
S : 36,7’c, RR :
20x/menit
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
20x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P :pertahankan intervensi
Hipertensi
No Hari/tanggal/jam Dx Evaluasi (SOAP) Paraf
1 Sabtu , 21 April 2018 2 S : Ny.S mengatakan Ai
“pusing,sakit kepala, leher
terasa kaku dan semalam tidak
bisa tidur”
O:
1. Keadaan umum Ny.S
baik
2. Td : 130/90 mmhg,
N : 86x/menit,
S : 36,7’c, RR :
18x/menit
122
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membandingkan antara tinjauan teori dan kasus
tentang asuhan keperawatan pada keluarga Tn.B khususnya An. S dalam
pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan gangguan sistem pernapasan
“REMAJA PEROKOK” di wilayah Rt 001 Rw 002 Kelurahan Utan Panjang
Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat. Pembahasan ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan melalui proses keperawatan yang meliputi proses
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
keperawatan.
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan oleh penulis, dalam
pengkajian penulis melakukan pengumpulan data. Data diperoleh dengan
menggunakan format pengkaijan dan teknik pengumpulan data dengan cara
wawancara dengan keluarga, observasi dan pemeriksaan fisik. Setelah penulis
melakukan pendekatan untuk menjalin hubungna saling percaya, keluarga
Tn.B dapat menerima kedatangan penulis. Dalam pengkajian tidak ditemukan
kesulitan dikarenakan keluarga Tn.B bersikap kooperatif dalam menjawab
semua pertanyaan yang diajukan oleh penulis sehingga mempermudah
mendapatkan informasi. Selain karena faktor keluarga yang kooperatif,
penulis terbantu dengan adanya format pengkajian sehingga dapat
mengumpulkan data secara lengkap sesuai yang dibutuhkan.
Pada tipe keluarga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dikarenakan
tipe keluarga Tn.B adalah keluarga inti dimana didalam teori menurut
Friedman, Bowden, & Jones tahun 2003 (dalam Susanto, 2012) dijelaskan
125
bahwa keluarga inti (the nuclear family) adalah Keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak yang tinggal dalam satu rumah.
Tahap perkembangan keluarga Tn.B saat ini adalah tahap pekembangan anak
remaja. Karena anak pertama Tn.B yaitu An.S berusia 18 tahun dalam tugas
perkembangan didapatkan kesenjangan antara kasus dengan teori. Dimana
berdasarkan teori menurut Menurut Rodgers ((Friedman, 1998) dalam Tantut,
(2012) & Andarmoyo, (2012)) tugas perkembangan keluarga pada tahap anak
remaja adalah memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung
jawab, mempertahankan hubungan yang intim dalam
keluarga,mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua,
perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Tetapi keluarga Tn.B belum dapat mempertahankan komunikasi terbuka
antara anak dan orang tua karena An.S jarang berbicara secara terbuka kepada
orang tua melainkan kepada teman sebayanya karena orang tua terlalu sibuk
bekerja dan pada Perubahan system peran dalam keluarga Tn.B baik, Tn.B
sebagai ayah, kepala keluarga dan bekerja mencari nafkah, Ny.S sebagai ibu,
ibu rumah tangga dan membantu mencari nafkah, An.S sebagai anak dan
membantu mencari nafkah, An.R sebagai anak dan pelajar. Tetapi pada
peraturan di keluarga tidak baik,Tn.B dan Ny.S membuat peraturan tidak
boleh pulang malam lebih dari jam 11, peraturan tersebut tidak berjalan
dengan baik karena anak selalu melanggar peraturan, dan tidak mendengarkan
nasihat orangtua. Terjadinya kesenjangan karena komunikasi didalam
keluarga tidak terbuka dan Menurut Ali (2011), karakter perkembangan
sifat remaja adalah pertentangan karena pada masa anak sering mengalami
pertentangan antara diri sendiri dan orang tua.
dan membantu mencari nafkah, An.S sebagai anak dan membantu mencari
nafkah, An.R sebagai anak dan pelajar.
Tn.B tidak mengetahui akibat lanjut dari PEROKOK jika tidak ditangani.
Tetapi Ny.S selalu memberikan nasihat agar berhenti merokok. Keluarga
Ny.S tidak mampu memodifikasi lingkungan dapat terlihat dari keadaan
rumah yang gelap, ventilasi kurang, dan berdebu. Kesenjangan tersebut terjadi
karena kurangnya pengetahuan keluarga dalam mengenal masalah rokok,
mengambil keputusan, merawat keluarga yang sakit, memodifikasi
lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan
B. Diagnosa Keperawatan
Dalam penyusunan diagnosa keperawatan terdapat kesenjangan antara kasus
dan teori. Menurut teori diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA
(1995) dalam Ni Made,dkk (2017) terbagi menjadi kelompok diagnosa.
Kelompok diagnosa pertama adalah aktual yang terdiri dari prilaku kesehatan
cenderung beresiko, ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan,
ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga. Kemudian
kelompok diagnosa kedua adalah resiko (ancaman kesehatan) yang terdiri dari
resiko ketidakefektifan pola nafas, resiko penurunan kardiak . Kelompok
diagnosa yang terakhir adalah potensial/sejahtera yang terdiri dari potensial
peningkatan pemeliharaan kesehatan, potensial peningkatan proses keluarga,
potensial peningkatan koping keluarga.
C. Perencanaan Keperawatan
Rencana tindakkan keperawatan keluarga diarahkan untuk mengubah
pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga, sehingga pada akhirnya keluarga
mampu memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarganya dengan bantuan
minimal dari perawat. Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian
dalam proses keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan
perawatan (jangka panjang/ pendek), penempatan standart dan kriteria serta
menentukan perencanaan untuk mengatasi masalah prilaku kesehatan
cenderung beresiko (Setiadi, 2008). Pada tinjauan kasus rencana keperawatan
diprioritaskan pada masalah ini merupakan masalah yang sedang terjadi
(nyata) dibandingkan dengan diagnosa kedua.
D. Pelaksanaan Keperawatan
Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2008).
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan penulis melakukan sesuai rencana
yang telah disusun bersama keluarga Tn.S. Dalam pelaksanaan keperawatan
tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus, namun saat pelaksanaan
tindakan keperawatan mengalami sedikit hambatan dikarenakan setiap
melakukan tindakan tidak semua anggota keluarga Tn.S hadir. Namun penulis
memberikan saran kepada anggota keluarga Tn.S yang hadir agar dapat
memberitahu kepada anggota keluarga yang tidak hadir. Selain itu penulis
juga memberikan leaflet untuk bisa dibaca dan dipelajari oleh seluruh anggota
keluarga Tn.S.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah perbandingan sistematis dan terencana tentang kesehatan
keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Evaluasi disusun mengunakan SOAP secara operasional dengan tahapan
sumatif (hasil) dan formatif (proses) (Setiadi, 2008).
setengah dari yang sudah ditetapkan saat membuat perencanaan. Hal ini dapat
dilihat dari An.S sudah mengurangi dosis rokok yang di konsumsi, Kemudian
keluarga sudah mampu menyebutkan kembali pengertian sampai cara
perawatan keluarga dengan masalah rokok. Tn.S dan keluarga dapat
melakukan dengan benar cara terapi SEFT. Namun keluarga belum mampu
menerapkan modifikasi lingkungan yang bersih dan memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada.
Tindak lanjut dari penulis menyarankan kepada keluarga Tn.S selalu menjaga
kesehatan pada seluruh anggota keluarga serta melakukan terapi SEFT pada
keluarga yang merokok, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas
kesehatan.
132
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis membahas asuhan keperawatan dengan perbandingan antara
teori dan kasus dilapangan, kemudian penulis dapat mengambil kesimpulan
dan saran sebagai berikut: ROKOK adalah zat adiktif yang berdampak
negative bagi kesehatan anak. Karena rokok dapat menyebabkan ketagihan
dan ketergantungan.
Daftar Pustaka
Kozier, B dkk. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses dan
praktik. Vol. 2. Edisi 7. Jakarta : EGC.
Wong, D.L dkk. (2008). Buku ajar keperawatan pediatrik. Volume 2. Jakarta : EGC.
136
Lampiran
BAHAYA ROKOK
Ai Siti Rohmah
2018
137
BAHAYA MEROKOK
A. Tujuan
Tujuan Umum :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 20 menit tentang bahaya
merokok diharapkan bapak/ ibu mampu memahami tentang bahaya merokok
dan mampu menanggulangi anggota keluarga yang merokok.
Tujuan Khusus :
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 20 menit diharapkan
keluarga dapat :
1. Menyebutkan kembali pengertian rokok
2. Menyebutkan kembali penyebab remaja merokok
3. Menyebutkan komposisi rokok
4. Menyebutkan kembali komplikasi merokok
5. Menyebutkan cara perawatan dan pengobatan perokok
138
B. MATERI
Pengertian rokok
Komponen rokok
Penyebab remaja merokok
Komplikasi merokok
Cara perawatan / penanggulangan berhenti merokok
C. Kegiatan Penyuluhan
1. Ceramah (penjelasan)
2. Diskusi
3. Tanya jawab
pendapat
3. Memberikan
penguatan
4. Menjawab
pertanyaan yang
diajukan oleh
peserta penyuluh
10 Evaluasi 1. Memberikan Peserta penyuluhan
Menit kesempatan kepada mengajukan
peserta penyuluhan pertanyaan
untuk bertanya Penyuluh menjawab
2. Memberikan pertanyaan.
kesempatan kepada
penyuluh untuk
menjawab
pertanyaan yang
dilontarkan
5 Menit Penutup 1. Menyimpulkan Bersama-sama
materi menyimpulkan
2. Melakukan tindak Menjawab salam
lanjut
3. Memberi salam
F. Evaluasi
Prosedur : tanya jawab
Bentuk pertanyaan : lisan
140
Jumlah soal : 5
1. Keluarga mampu menjelaskan kembali apa itu rokok ?
2. Keluarga mampu menjelaskan komponen rokok ?
3. Keluraga mampu menjelaskan penyebab remaja merokok ?
4. Keluarga mampu menjelaskan komplikasi merokok ?
5. Keluarga mengerti tentang cara pengobatan /penanggulangan berhenti
merokok ?
Materi Penyuluhan
A. Pengertian
Rokok adalah dibungkusnya rajangan dari tembakau dalam gulungan kertas
yang kemudian diberi nama cigarette, juga disuguhkan teknik lain berupa
gulungan daun tembakau baik yang besar atau cingar mapupun yang kecil
atau cigarillo.
Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun dan bahan-bahan yang
dapat menimbulkan kanker (karsinogen). Bahkan bahan berbahaya dan racun
dalam rokok tidak hanya mengakibatkan gangguan kesehatan pada orang yang
merokok, namun juga kepada orang-orang di sekitarnya yang tidak merokok
yang sebagian besar adalah bayi, anak-anak dan ibu-ibu yang terpaksa
menjadi perokok pasif oleh karena ayah atau suami mereka merokok di
rumah. Padahal perokok pasif mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita
kanker paru-paru dan penyakit jantung ishkemia. Sedangkan pada janin, bayi
dan anak-anak mempunyai risiko yang lebih besar untuk menderita kejadian
berat badan lahir rendah, bronchitis dan pneumonia, infeksi rongga telinga
dan asma.
141
B. Komposisi
Sudiono (2007) menyebutkan kandungan didalam rokok tidak hanya
tembakau, tetapi terdapat bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh. Kandungan
utama dalam rokok yaitu nikotin, tar, dan karbonmonoksida. Nikotin
merupakan bahan yang dapat menyebabkan adiksi atau ketergantungan.
Nikotin merupakan racun dan bila digunakan dalam dosis besar dapat
mematikan arena efek paralisis yang ditimbulkannya pada otot pernafasan.
Nikotin meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan vasokontraksi
pembuluh darah sehingga mengganggu sirkulasi darah. Denyut jantung
istirahat pada perokok muda meningkat 2-3 detik/ menit.
Kandungan yang terdapat dalam rokok selain nikotin adalah tar, yang terdiri
dari 4.000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia diantaranya bersifat
karsinogenik. Tembakau yang dibakar akan mengeluarkan tar dan zat beracun
lainnya. Zat-zat tersebut menempel pada sepanjang saluran nafas perokok dan
pada saat yang sama akan mengurangi kekenyalan alveolus (kantung udara
dan paru-paru). Hal ini akan menyebabkan hanya sejumlah kecil udara yang
dapat dihirup dan sedikit oksigen yang terserap ke dalam peredaran darah.
Gas karbon monoksida yang umum dikenal sebagai asap yang keluar dari
knalpot kendaraan bermotor. Karbon monoksida dalam tubuh akan
mengurangi kemampuan darah untuk menyerap oksigen dari paru-paru. Hal
ini terjadi karena sel darah merah sebagai pengangkut oksigen lebih mudah
berikatan dengan karbon monoksida disbanding dengan oksigen. Lebih
banyak menghisap rokok, lebih banyak karbon monoksida terserap dalam
peredaran darah. Karbon monoksida dari asap yang dihirup oleh perokok itu
sendiri hal tersebut mengkontribusi penumpukan di dinding pembuluh darah
dan pencetus proses atherosclerosis.
142
Selain tiga kandungan utama rokok tersebut, rokok juga mengandung bahan
kimia lain. Rokok juga mengandung sianida, senyawa kimia yang
mengandung kelompok cyano. Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa
kimia organic yang mudah terbakar dan berwarna. Cadmium, sebuah logam
yang sangat beracun dan radioaktif. Methanol (alcohol kayu), alcohol yang
paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil alcohol yang paling
sederhana yang juga dikenal sebagai metil alcohol. Asetilena, merupakan
merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon
alkuna yang paling sederhana. Ammonia, dapat ditemukan dimana-mana,
tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk
mengawetkan mayat. Hydrogen sianida, racun yang digunakan sebagai
fumigant untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat
plastic dari pestisida. Arsenic, bahan yang terdapat dalam racun tikus. Karbon
monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan mobil
dan motor (Wangolds, 2013).
C. Etiologi
Perilaku merokok adalah perilaku yang dipelajari. Proses belajar dimulai dari
sejak masa anak-anak, sedangkan proses menjadi perokok pada masa remaja.
Proses belajar atau sosialisasi tampaknya dapat dilakukan melalui tranmisi
dan generasi sebelumnya yaitu tranmisi vertical yaitu lingkungan keluarga,
lebih spesifik sikap permisif orang tua terhadap perilaku merokok remaja.
Sosialisasi yang lain melalui transmisi horizontal melalui lingkungan teman
sebaya. Namun demikian, yang paling besar memberikan kontribusi adalah
kepuasan-kepuasan yang diperoleh setelah merokok atau rokok memberikan
kontribusi yang positif. Pertimbangan-pertimbangan emosional lebih dominan
143
Dr. H.M. Asrorun Ni,am Sholeh,M.A (2017) meyebutkan bahwa ada 4 faktor
yang memiliki peran besar dalam perilaku merokok dan berada sangat dekat
dengan perokok yaitu :
a. Pengaruh orang tua
Perilaku orang tua dalam merokok, akan berpengaruh pada anak. Sebab,
anak akan memiliki kecenderungan untuk mengikuti perilaku yang
dicontohkan oleh orang tua.
b. Pengaruh teman
Hedman et al (2007) menyebutkan bahwa salah satu factor resiko
pencetus remaja untuk merokok adalah memiliki teman yang juga
sebagai perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% diantaranya
memiliki satu atau lebih sahabat yang perokok, begitu pula dengan
remaja bukan perokok.
c. Factor kepribadian
Salah satu sifat kepribadian yang mempengaruhi remaja mengonsumsi
rokok dan obat-obat, yaitu sifat konformitus sisoal. Individu yang
memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas social lebih mudah
menjadi pengguna rokok dan obat-obatan dibandingkan dengan individu
yang memiliki skor rendah.
d. Pengaruh iklan
Remaja tertarik untuk mengikuti perilaku seperti pada iklan rokok, baik
dari media cetak ataupun media elektronik. .
144
D. Komplikasi
Sudah banyak diteliti dan telah terbukti bahwa kandungan dalam rokok
membahayakan kesehatan seseoang baik asap yang dihisap langsung saat
merokok maupun yanh kelur dari ujung rokok, sama-sama mengandung bahan
kimia beracun, seperti nikotin, tar, nitrous oxide, fomic acid, caron
monoksida, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut apabila beri nteraksi dan
berakumulasi secara kronis dalam waktu yang lama dapat menimbulkan
penyakit kanker paru,bir, kerongkongan, usus, penyakit jantung dan penyakit
paru kronis.
Nikotin adalah salah satu zat beracun yang bersifat adiktif yang berperan
besar dalam menimbulkan gangguan tubuh. Nikotin dapat meningkatkan
denyut jantung dan tekanan darah. Nikotin dapat mengaktivasi trombosit dan
meningkatkan asam lemak, mencetuskan aterosklerosis, penyempitan
pembuluh coroner. Penyempitan arteri coroner dapat menimbulkan serangan
jantung. Sumbatan pembuluh darah juga dapat terjadi di tempat lain. Apabila
sumbatan terjadi di pembuluh darah ginjal, menyebabkan terjadinya hipertensi
dan gagal ginjal. Apabila penyumbatan terjadi di otak bisa menyebabkan
terjadinya stroke.
pada non perokok. Kanker hidung, lidah, mulut, kelenjar ludah2 kali lebih
besar dari non perokok. Kanker pharynk 6-7 kali lebih besar, kerongkongan
12 kali lebih besar, eshophagus 8-10 kali lebih besar, ginjal 5 kali lebih besar
dari non perokok (Depkes, 2009).
E. Penatalaksanaan
Ada dua metode yang selama ini dikembangkan para ahli dalam dunia rokok
untuk menghentikan kecanduan terhadap rokok (Syafiie, 2009). Metode
tersebut yaitu :
1. Metode yang mengandalkan perubahan prilaku
Perokok berubah tanpa bantuan obat-obatan, terdiri dari :
146
b) Bupropion
Obat ini memiliki efek poten untuk berhenti merokok,
bahkan melebihi khasiat varenklin. Efek samping
bupropion tersering adalah insomnia, mulut kering,
mual dan dapat menyebabkan kejang dengan resiko
1:1.000, maka tidak boleh digunakan pada pasien
dengan riwayat epilepsy (Suryadjaja, 2013).
c) Klonidin
Klonidin efektif menurunkan gejala putus obat pada
pasien yang berhenti merokok atau berhenti minum
alcohol. Efek samping utama klonidin adalah mulut
kering dan sedasi. Klonidin berguna bagi pasien yang
memiliki kontraindikasi dengan farmakoterapi lainnya.
c. Metode hipnotis
Perokok diberi intervensi oleh penghipnitis bahwa merokok itu buruk
dan dia harus berhenti, maka pada saat dia sadar kembali, besar
kemungkinan dia akan berhenti, sekalipun dia tidak tahu siapa yang
menyuruhnya berhenti.
148
DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA
149
150
HIPERTENSI
Ai Siti Rohmah
2018
151
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi selama 1 x 30 menit
masyarakat dapat memahami tentang penyakit darah tinggi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit keluarga dapat :
a. Menjelaskan pengertian darah tinggi
b. Menyebutkan 3 dari 5 penyebab darah tinggi dengan baik.
c. Mengetahui tanda dan gejala darah tinggi dengan baik.
d. Mengetahui makanan yang dianjurkan dan makanan yang dibatasi untuk
penderita Darah tinggi
e. Mengetahui komplikasi dari hipertensi
f. Mendemonstarsikan tehnik relaksasi/napas dalam
B. SASARAN
Keluarga Tn. B
C. MATERI
Terlampir
152
E. METODE
Metode yang digunakan adalah:
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Demonstrasi
G. DENAH LOKASI
Terlampir
H. SUMBER
Benowitz, L. 2002. Obat Antihipertensi, dalam Katzung, B.G., 2002, Basic
and Clinical Farmacology, ed ke-3, Penerjemah: Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Penerbit Salemba Medika
I. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Semua anggota masyarakat hadir dalam acara penyuluhan.
b. Kesiapan materi penyaji.
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
a. Masyarakat hadir sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan 2/3 dari
jumlah masyarakat di wilayah rt.007 rw.02 Keluarahan Utan Panjang
Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat
b. Masyarakat antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya
c. Masyarakat menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
155
3. Mahasiswa
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
b. Dapat menjalankan peran sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
4. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
b. Adanya kesepakatan masyarakat dengan perawat dalam melaksanakan
implementasi keperawatan selanjutnya.
c. Adanya tambahan pengetahuan tentang darah tinggi yang diterima oleh
audience dengan melakukan evaluasi melalui tes lisan di akhir ceramah.
J. DAFTAR PERTANYAAN
1. Jelaskan kembali pengertian tekanan darah tinggi ?
2. Jelaskan kembali penyebab tekanan darah tinggi?
3. Apa tanda dan gejala tekanan darah tinggi?
4. Apa saja makanan yang dianjurkan dan makanan yang dibatasi untuk
penderita tekanan darah tinggi?
5. Sebutkan pengobatan darah tinggi ?
6. Jelaskan komplikasi darah tinggih?
LAMPIRAN 1
MATERI
A. Pengertian
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).
156
B. Penyebab
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kehilangan elastisitas pembuluh darah dan penyempitan lumen pembuluh
darah
Klasifikasi hipertensi menurut etiologinya:
1. Hipertensi primer : Konsumsi Na terlalu tinggi, Genetik, stres psikologis
2. Hipertensi renalis : keadaan iskemik pada ginjal
3. Hipertensi hormonal
4. Bentuk hipertensi lain: obat, cardiovascular, neurogenik (Andy Sofyan, 2012)
D. Penatalaksanaan
1. Diit
Diit merupakan pengendalian asupan kalori total untuk mencapai atau
mempertahankan BB yang sesuai dan mengendalikan kadar glukosa.Tujuan
diituntuk membantu menurunkan tekanan darah, mempertahankan tekanan
darah menuju normal,penurunan faktor resiko BB yang berlebih, menurunkan
kadar lemak kolesterol.Diit untuk penderita Hipertensi:
2. Makanan yang dianjurkan untuk penderita Darah tinggi
a. Sumber kalori
Beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan, gula.
b. Sumber protein hewani
Daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih 50 gram perhari, telur
ayam,telur bebek paling banyak satu butir sehari, susu tanpa lemak
c. Sumber protein nabati
Kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom.
d. Sumber lemak
Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.
e. Sayuran
Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti bayam, kangkung, buncis,
kacang panjang, taoge, labu siam, oyong, wortel.
f. Buah-buahan
Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah terbatas.
g. Bumbu
Pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam tidak
lebih 15 gramperhari.
h. Minuman
Teh encer, coklat encer, juice buah.
158
Tarik napas dalam, relaksasi terjadi jika klien mengalami perasaan yang
nyamandan berat menyebar ke seluruh tubuh.
c. Guided Imagery
Guided imagery adalah proses yang mneggunakan kekuatan fikiran dan
mengarahkan tubuh untuk rileks melalui komunikasi dalam tubuh dan
melibatkan semua indera (sentuhan, penglihatan, dan pendengaran).
Caranya :
1. Botol air panas
Berupa botol yang didalamnya diisi oleh air panas. Kerugiannya adalah panas
tidak dapat bertahan lama yaitu kurang dari 5 menit.
2. Kenny Pack
161
Kompres ini berbahan dasar wol yang diberi uap panas dan dikeringkan,
memiliki panas awal yang intens namun mendingin dengan cepat (sekitar 5
menit)
3. Handuk Panas
Berupa handuk yang dicelupkan kedalam air yang bersuhu 40-46oC, panas
bertahan cukup lama, sekitar 5-10 menit.
4. Hydrocolator Pack
Terbuat dari bahan kanvas yang berisi jel. Jel dapat menyerap sejumlah besar
air dan dengan demikian dapat mempertahankan panas untuk jangka waktu
yang lama. Panas bisa bertahan hingga 30 menit jika dipanaskan sampai suhu
60-70 oC, menyediakan suhu sekitar 45 oC untuk kulit.
Kemampuan klien unutk mengenali kapan rasa dapat menyebabkan cedera (kaji
apakah klien menyadari rasa panasserta dapat membedakan suhu yang terlalu
panas). Tingkat keasadaran dan kondisi fisik umum klien (klien lansia beresiko
untuk tidak dapat mentoleransi panas dengan baik)
Area yang dikompres dengan memeriksa :
1. Perubahan integritas kulit (edema, memar, kemerahan, lesi terbuka,
perdarahan)
2. Status sirkulasi (warna, suhu, dan sensasi) jaringan yang terasa dingin,
berwarna pucat atau kebiruan dan kurangnya sensasi atau mati rasa
mengindikasiskan kerusakan sirkulasi
Denyut nadi, pernapasan dan tekanan darah (penting dikaji sebelum tindakan
diberikan pada area tubuh yang luas. (Berman et al, 2002)
E. Komplikasi
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya sehingga
menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang berbagai target
organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta ginjal. Sebagai
162
LAMPIRAN 2
DENAH LOKASI
KETERANGAN:
: PENYAJI :PINTUMASUK
: AUDIEN
164
AI SITI ROHMAH
2015750001
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
JAKARTA
DIII KEPERAWATANN
165
166
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Email : Aisitirohmah97@gmail.com
DATA PENDIDIKAN