Anda di halaman 1dari 10

BAB II

KONSEP TEORI

A. Pengertian Remaja
Remaja berasal dari bahasa Latin Adolescere yang artinya tumbuh atau
tumbuh untuk mencapai kematangan. Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence
memiliki arti yang luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik
(Ali dan Asrori, 2004). Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak
dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks
sekunder, tercapai fertilitas, dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta
kognitif (Soetjiningsih, 2004).
Masa remaja dalam hidup kita adalah suatu periode transisi yang memiliki
rentang dari masa kanak-kanak yang bebas dari tanggung jawab sampai pencapaian
tanggung jawab pada masa dewasa. Remaja secara umum dianggap mencakup
individu berusia 10 sampai 19 tahun, sehingga kesehatan reproduksi remaja
memperhatikan kebutuhan fisik, sosial, dan emosional kaum muda (Glasier dan
Gebbie, 2005).
Menurut defenisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja
(adolescence) adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun (Sherris (ed),
2000). Menurut WHO defenisi tentang remaja lebih bersifat konseptual. Dalam
defenisi tersebut dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial
ekonomi (Sarwono, 2006).

B. Klasifikasi Remaja
Menurut ciri-ciri perkembangannya, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
1. Masa remaja awal (10-12 tahun), dengan ciri khas antara lain:
a. Lebih dekat dengan teman sebaya.
b. Ingin bebas.
c. Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir
abstrak.
2. Masa remaja tengah (13-15 tahun), dengan ciri khas antara lain:
a. Mencari identatas diri.
b. Timbulnya keinginan untuk kencan.
c. Mempunyai rasa cinta yang mendalam.
d. Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak.
e. Berkhayal tentang aktivitas seks.
3. Masa remaja akhir (16-19), dengan ciri khas antara lain:
a. Pengungkapan kebebasan diri.
b. Lebih selektif dalam mencari teman sebaya.
c. Mempunyai citra jasmani dirinya.
d. Mampu berpikir abstrak.

C. Perkembangan Psikis Remaja


Widyastuti dkk (2009) menjelaskan tentang perubahan kejiwaan pada
masa remaja. Perubahan-perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan pada remaja
adalah:
1. Perubahan Emosi
i. Sensitive atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi, dan
sebaliknya bisa tertawa tanpa alas an yang jelas. Utamanya seringb
terjadi pada remaja putri, lebih-lebih sebelum menstruasi
ii. Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau rangsangan
luar yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya mudah terjadi
perkelahian. Suka mencari perhatian dan bertindak tanpa berpikir
terlebih dahulu.
iii. Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, lebih senang pergi
bersama temannya daripada tinggal di rumah
2. Perkembangan Intelegensia
i. Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka
memberikan kritik.
ii. Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku
ingin mencoba-coba.

D. Pengertian Narkoba
Narkoba atau Napza adalah obat/bahan/zat, yang bukan tergolong makanan.
Jika diminum, diisap, dihirup, ditelan atau disuntikan, berpengaruh terutama pada
kerja otak (susunan saraf pusat), dan sering menyebabkan ketergantungan. Akibatnya,
kerja otak berubah (meningkat atau menurun). Demikian pula fungsi vital organ tubuh
lain (jantung, peredaran darah, pernafasan, dan lain-lain).
Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya, atau biasa dikenal
dengan singkatan NAPZA pada mulanya ditemukan dan dikembangkan untuk
pengobatan dan penelitian. Namun berbagai jenis obat tersebut kemudian
disalahgunakan untuk mencari kenikmatan sementara dan untuk menghindar dari
masalah yang akhirnya menyebabkan ketagihan dan kecanduan atau ketergantungan.
Bermula dari rasa ingin tahu, bersenang-senang pemakai sering kali pada awalnya
berpikir bahwa kalau hanya coba-coba saja tidak mungkin kecanduan atau
ketagihan, namun tanpa disadari akan meningkat dan pada akhirnya menjadi
ketergantungan.
Remaja merupakan golongan yang rentan terhadap penyalahgunaan
NAPZA karena selain memilki sifat dinamis, energik selalu ingin mencoba, mereka
juga mudah tergoda dan mudah putus asa sehingga mudah jatuh kepada perilaku
menyimpang, salah satunya penyalahgunaan NAPZA yang bepotensi
menimbulkan ketergantungan yang akan merugikan remaja, keluarga dan masyarakat.

E. Jenis-jenis Napza
1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman /bukan tanaman baik
sintetis maupunsemi yang dapat menyebabkan penurunan/perubahan
kesadaran,menghilangkan/mengurangi rasa nyeri. Narkotika terbagi 3:
i. Narkotika golongan 1: Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.
ii. Narkotika golongan 2: Narkotika yang berkhasiat pengobatan,
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi
dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh :
Morfin, Petidin.
iii. Narkotika golongan 3: Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan. Contoh : Codein
2. Psikotropika
Psikotropika Yaitu zat/obat baik alamiah/sintetis yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Yang terbagi:
i. Psikotropika golongan 1: amat kuat menyebabkan ketergantungan dan
tidak digunakan dalam terapi. Contoh: MDMA (ekstasi), LSD, dan
STP.
ii. Psikotropika golongan 2: kuat menyebabkan ketergantungan,
digunakan amat terbatas padda terapi. Contoh :amfetamin,
metamfetamin(sabu), fensiklidin, dan ritalin.
iii. Psikotropika golongan 3: potensi sedang menyebabkan
ketergantungan, banyak digunakan dalam terapi. Contoh :
pentobarbital flinitrazepam.
iv. Psikotropika golongan 4: potensi ringan dan menyebabkan
ketergantungan dan sangat luas digunakan dalam terapi. Contoh :
diazepam, kolbazam, fenobarbital, barbital, klordiazepoxide, dan
nitrazepam (Nipam, pil BK/Koplo, DUM, MG,Lexo, Rohyp, dan lain-
lain)
3. Zat aktif lain
Yaitu zat/bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang berpengaruh pada
kerja otak. Jenisnya adalah :
i. Alcohol, pada minuman keras
ii. Inhalansia, zat mudah menguap yang terdapat pada pabrik,dll
iii. Nikotin,yang terdapat pada tembakau
iv. Kafein,yang terdapat pada kopi.

F. Efek NAPZA terhadap perilaku


1. Golongan Depresan ( Downer ). Adalah jenis NAPZA yang berfungsi
mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakainya menjadi
tenang dan bahkan membuat tertidur bahkan tak sadarkan diri. Contohnya:
Opioda ( Morfin, Heroin, Codein ), sedative ( penenang ), Hipnotik (obat
tidur) dan Tranquilizer (anti cemas ).
2. Golongan Stimulan ( Upper ). Adalah jenis NAPZA yang merangsang fungsi
tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini menbuat pemakainnya
menjadi aktif, segar dan bersemangat. Contoh: Amphetamine (Shabu, Ekstasi),
Kokain.
3. Golongan Halusinogen. Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek
halusinasi yang bersifat merubah perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan
daya pandang yang berbeda sehingga seluruh persaan dapat terganggu.
Contoh: Kanabis ( ganja )
G. Faktor Individu Remaja pengguna NAPZA
1. Keingintahuan
Ciri remaja yaitu ingin tahu, ingin mencoba, dan cenderung melawan
ototritas dalam rangka mencari identitas diri merupakan hal-hal yang
menyebabkan remaja menggunakan NAPZA. Fase perkembangan remaja yang
penuh keingintahuan membuat remaja terdorong mencoba sesuatu yang baru
atau yang ditawarkan lingkungannya.
Keingintahuan remaja sering membuat remaja mengabaikan masalah
atau risiko yang berdampak dari keingintahuan pada sesuatu. Dampak yang
sering diabaikan remaja dapat berpengaruh terhadap masa depan baik
menyangkut biopsikososial maupun spiritualnya. Hal ini sesuai dengan
penjelasan dari BNN (2003) bahwa masa remaja adalah masa penuh
keingintahuan, mudah terpengaruh tanpa memikirkan akibat dimasa yang akan
datang, termasuk dampak ketergantungan yang diakibatkan penggunaan
NAPZA.
2. Keinginan diterima
Pengaruh teman atau kelompok juga berperan penting terhadap
penggunaan narkoba. Hal ini disebabkan antara lain karena menjadi syarat
kemudahan untuk dapat diterima oleh anggota kelompok. Kelompok atau
Genk mempunyai kebiasaan perilaku yang sama antar sesama anggota. Jadi
tidak aneh bila kebiasaan berkumpul ini juga mengarahkan perilaku yang sama
untuk mengkonsumsi narkoba.
3. Mengikuti kecenderungan
Anak atau remaja seringkali mengikuti kebiasaan atau kecenderungan
yang ada di lingkungan sekitar mereka yang menjadikan mereka mengikuti
kebiasaan tersebut dan menjadi gaya hidup bagi mereka.
4. Mencari kenikmatan
Seringkali penggunaan NAPZA dikonsumsi karena untuk mencapai
sebuah kenikmatan tersendiri karena mengkonsumsi NAPZA seringkali untuk
mencari kepuasan tertentu dan membuat seseorang menemukan kenikmatan
nya sendiri.
5. Mencari perhatian
Orang tua terlalu sibuk sehingga jarang mempunyai waktu mengontrol
anggota keluarga. Anak yang kurang perhatian dari orang tuanya cenderung
mencari perhatian diluar, biasanya mereka juga mencari kesibukan bersama
teman-temanya.
6. Meniru idola
Seringkali seseorang menirukan gaya hidup orang yang di idolakan
nya karena menurutnya jika ia menirukan maka ia akan berandai-andai seperti
idola nya tersebut.

H. Dampak penyalahgunaan NAPZA pada Remaja


Dampak dari obat-obatan sangat beragam dan bergantung pada beberapa faktor,
yaitu usia, jenis zat yang digunakan, cara menggunakan dan lama penggunaan.
Dampak obat-obatan beragam karena zat yang terkandung dalam setiap obat atau
narkoba juga berbeda dan masing-masing zat tersebut memiliki efek dan dampaknya
masing-masing terhadap bagian atau organ tubuh serta susuna syaraf kita. Adiksi
terhadap narkoba berdampak tidak hanya pada aspek fisik, dan mental seseorang,
tetapi juga pada keadaan emosionaldan spiritual yang bersangkutan.45 Adapun
beberapa dampak yang diperoleh dari penyalahgunaan obat menurut Subagyo adalah
sebagai berikutidolamber:

Dampak pada Lingkungan sosial


1. Dampak terhadap mental dan moral
Pemakai narkoba berubah menjadi tertutup karena malu akan Dirinya, takut
mati atau takut perbuatannya diketahui. Karena menyadari Buruknya
perbuatan yang dilakukan, pemakai narkoba berubah menjadipemalu, rendah
diri dan sering merasa sebagai pecundang, tidak berguna dan menganggap
dirinya sebagai sampah masyarakat.
Sebagai akibat dari adanya sifat jahat narkoba yang khas, pemakai narkoba
berubah menjadi orang yang egois, eksklusif, paranoid (selalu curiga dan
bermusuhan), jahat (psikosis) bahkan tidak peduli terhadap orang lain
(asosial).
2. Dampak terhadap keluarga dan masyarakat
Dari sudut pandang masalah psikologi, yaitu gangguan Keharmonisan rumah
tangga karena munculnya rasa malu pada diri ayah, Ibu dan saudara-
saudaranya kepada tetangga dan masyarakat. Timbul Masalah ekonomi dan
keuangan karena banyaknya uang yang dihabiskan Untuk memenuhi
kebutuhan akan obat tersebut. Kemudian banyak lagi..Masalah lainnya seperti
uang dan barang hilang karena dicuri atau dijual, Oleh pemakai untuk
membeli narkoba.Selanjutnya muncul masalah kekerasan dan kriminalitas,
yaitu Munculnya kekerasan dalam keluarga, seperti: perkelahian, pemaksaan,
Penganiayaan bahkan pembunuhan sesama anggota keluarga. Kejahatan
Seperti itu dapat menyebar ke tetangga, lalu ke masyarakat luas. Dimulai.

3. Dampak spiritual
Secara spiritual, narkoba adalah pusat hidupnya dan bisa Dikatakan
menggantikan posisi Tuhan. Tidak menganggap Tuhan itu ada, Jadi lebih
memilih untuk berbuat yang dilarang oleh Tuhan daripada harus Mengikuti
ajaran Tuhan, karena narkoba dapat memberikan efek yang sangat cepat
dibandingkan dengan beribadah kepada Tuhan. Adiksi terhadap narkoba
membuat pengguna narkoba menjadi jauh lebih penting daripada keselamatan
dirinya sendiri. Mereka yang mejadi pecandu narkoba tidak lagi memikirkan
soal makan, tertular penyakit bila sharing needle, tertangkap polisi dan lain-
lain. Adiksi adalah penyakit yang mempengaruhi semua aspek hidup seorang
manusia, karenanya harus disadari bahwa pemulihan bagi seorang pecandu
tidak hanya bersifat fisik saja, tetapi juga agama, psikologi dan sosial.

Dampak pada kesehatan fisik

Menurut Badan Narkotika Nasional, ada beberapa dampak atau Gangguan


narkoba yaitu sebagai berikut:
1. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah Penyempitan pembuluh darah
dan pengerasannya adalah penyebab utama terjadinya pembekuan hati dan
pembekuan darah untuk otak. Akibat pembekuan darah, seseorang bisa
lumpuh atau Untuk otak. Akibat pembekuan darah, seseorang bisa lumpuh
atau Meninggal.
2. Gangguan pada hemoprosik
Pecandu narkoba yang menggunakan jarum suntik yang Kotor
menyebabkan pembekuan darah. Pembekuan darah tersebut
Mengakibatkan infeksi nanah di paru-paru.
3. Gangguan pada traktur urinarius
Gangguan pada traktur urinarus seperti infeksi. Pecandu Narkoba juga
akan menderita penyempitan di pernapasan.Penyempitan parah kedua biji
mata, kelemahan otot, keringat yang Keluar berlebihan dan meningkatnya
temperatur tubuh
4. Gangguan pada otak dan tulang
Gangguan pada otot dan tulang seperti peradangan otot Akut,penurunan
fingsi otak akibat alkohol dan patah tulang.
5. Gangguan pada endokrin
Kelenjar endokrin adalah kelenjar tanpa saluran atau Kelenjar buntu yang
berfungsi untuk menghasilkan hormon. Gangguan pada endokrin seperti
penurunaan fungsi hormon, Repreduksi, rendahnya kadar gula yang
menyebabkan pusing dan Badan geme meninggal.
6. Gangguan pada hemoprosik
Pecandu narkoba yang menggunakan jarum suntik yang kotor
menyebabkan pembekuan darah. Pembekuan darah tersebut
mengakibatkan infeksi nanah di paru-paru.
7. Gangguan pada traktur urinarius
Gangguan pada traktur urinarus seperti infeksi. Pecandu narkoba juga akan
menderita penyempitan di pernapasan.Penyempitan parah kedua biji mata,
kelemahan otot, keringat yang keluar berlebihan dan meningkatnya
temperatur tubuh.
8. Gangguan pada otak dan tulang
Gangguan pada otot dan tulang seperti peradangan otot akut,penurunan
fingsi otak akibat alkohol dan patah tulang.
9. Gangguan pada endokrin
Kelenjar endokrin adalah kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu yang
berfungsi untuk menghasilkan hormon.
Gangguan pada endokrin seperti penurunaan fungsi hormon,repreduksi,
rendahnya kadar gula yang menyebabkan pusing dan badan gemetar.

Badan Narkotika Nasional. (2004). Komunikasi penyuluhan pencegahan penyalahgunaan


narkoba. Jakarta: BNN

Hawari, D. 2001. Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya , Cetakan ketiga.
Jakarta: FKUI.
Nurmayana, Alya (2016). Penyalahgunaan Napza Di Kalangan Remaja. Jurnal Psikologi
Pendidikan & Konseling. Vol 2, Nomor 1 Juni 2016. Hal 26-32. p-ISSN: 2443-2202 e-ISSN:
2477-2518.

Sari, Ratu Ramina. 2008. Faktor-Faktor yang Mendorong Seseorang Melatar belakangi
Penyalahgunaan Obat-Obatan Penenang. Depok: Skripsi, Universitas Indonesia.

Soetjingsih. (2004). Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC

Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya, (Jakarta: Erlangga,


2010), hlm. 73 46 Ibid. hlm. 31-34

Kartini Kartono, Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan), (Bandung: Mandar Maju, 2007),
hlm. 234

Tim Penyusun Buku Seri Bahaya Narkoba, Bahaya Narkoba (Dampak dan Bahaya Narkoba),
Jilid 3, (Surakarta: Tirta Asih Jaya, 2015), hlm. 4-39

Anda mungkin juga menyukai