Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Banyak hal yang menyebabkan kerusakan pada konstruksi jalan, antara lain
akibat pengaruh beban lalu lintas kendaraan yang berlebihan, temperatur, air
(genangan), maupun pekerjaan konstruksi perkerasan yang kurang memenuhi
persyaratan teknis. Air (genangan) merupakan salah satu penyebab kerusakan atau
mengurangi keawetan bagi konstruksi jalan dengan perkerasan aspal (muaya, 2015).
Kerusakan yang ditimbulkan berupa pelepasan butiran, lubang pada permukaan jalan,
dan retak-retak yang menyebabkan kinerja jalan menurun dan umur jalan lebih
singkat (syaiful, 2009).
Beberapa ruas jalan di daerah yang terletak di sekitar daerah muara sungai
Batanghari sering mengalami kondisi banjir merendam ruas jalan, terkait hal tersebut
perbaikan tidak atau relatif sulit untuk dilakukan, khususnya untuk jenis konstruksi
jalan lentur. Waktu terendamnya permukaan perkerasan di jalan raya tidak hanya
terbatas 30 menit untuk kondisi drainase-drainase yang buruk, tetapi bisa lebih dari
satu hari. Lamanya waktu terendamnya perkerasan akan mempengaruhi besaran-
besaran karakteristik Marshall (muaya, 2015).
Pembuatan lapis tipis aspal beton (Lataston) bertujuan untuk mendapatkan
suatu lapisan permukaan atau lapisan antar pada perkerasan jalan raya yang
mampu memberikan sumbangan daya dukung serta berfungsi sebagai lapisan
kedap air yang dapat melindungi konstruksi bawahnya. Hot Rolled Sheet bersifat
lentur dan mempunyai durabilitas yang tinggi, hal ini disebabkan campuran HRS
dengan gradasi timpang mempunyai rongga dalam campuran yang cukup besar,
sehingga mampu menyerap jumlah aspal dalam jumlah banyak (7-8%) tanpa
terjadi bleeding. Selain itu, HRS mudah dipadatkan sehingga lapisan yang
dihasilkan mempunyai kekedapan terhadap air dan udara tinggi (bina marga,
2010).
Penelitian ini merujuk pada jurnal penelitian oleh Amal (2009) yang
berjudul “variasi perendaman pada campuran beton aspal terhadap nilai stabilitas
marshall”, aspek yang ditinjau dalam penelitiannya mencakup karakteristik marshall.
Berdasarkan hal tersebut dan meninjau permasalahan konstruksi jalan yang
terjadi di daerah sekitar muara sungai Batanghari, penulis ingin melakukan penelitian
mengenai pengaruh genangan air sungai di daerah muara sungai Batanghari terhadap
konstruksi jalan dengan perkerasan aspal, maka dari itu untuk dapat mengidentifikasi
dan mencegah terjadinya kerusakan pada jalan tersebut, harus bisa mengenali
karakteristik jalan itu sendiri, sehingga dibutuhkan pengujian yang tepat terhadap
perkerasan jalan itu sendiri.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang maka diperlukan penelitian dengan uji
laboratorium tentang pengaruh genangan air sungai di daerah muara sungai
Batanghari terhadap konstruksi jalan aspal yang disimulasikan dengan cara
merendam benda uji campuran Laston dengan air sungai dengan variasi waktu
perendaman untuk diuji nilai stabilitas, flow, dan marshall quotientnya.

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh genangan air sungai
Batanghari terhadap perkerasan aspal dilihat dari pengujian marshall, khusus terhadap
nilai stabilitas, flow, dan marshall quotient, sesuai dengan spesifikasi umum
kementrian pekerjaan umum, divisi 6, tahun 2018.

1.4. Manfaat penelitian


Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan gambaran seberapa besar pengaruh genangan air sungai
terhadap konstruksi jalan
2. Sebagai bahan referensi atau pertimbangan dalam penanganan masalah
kerusakan jalan yang terjadi di daerah sekitar muara sungai.
1.5. Batasan Penelitian
Agar berbagai permasalahan yang terjadi dapat dijelaskan secara jelas dan
tidak keluar dari pembahasan maka dibuat batasan-batasan yang dapat memudahkan
dalam menganalisis sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan di laboratorium perkerasan jalan.
2. Aspal yang digunakan adalah aspal penetrasi 60/70.
3. Kadar aspal yang digunakan pada pencampuran benda uji adalah kadar aspal
terbaik yang didapat dari pengujian kadar aspal.
4. Jenis campuran aspal yang digunakan jenis Hot Rolled Sheet dan Aspal Beton
5. Gradasi agregat menggunakan gradaasi kasar pada spesifikasi bina marga 2018.
6. Variasi lama atau durasi rendaman dilakukan adalah 1 x 24 jam, 2 x 24 jam, 3 x
24 jam.
7. Air sungai digunakan berasal dari muara sungai Batanghari.
8. Penelitian ini tidak memperhitungkan secara kimiawi.

Anda mungkin juga menyukai