Batas Wilayah.
Pegunungan Utama di Provinsi Papua terdiri atas Pegunungan Kobowre di Nabire, Pegunungan
Sudirman di Enarotali dan Puncak Jaya, Pegunungan Jayawijaya di Jayawijaya, Pegunungan
Vanres di Mamberamo, Pegunungan Gauntier dan Pegunungan Wisnumurti.
Gunung dan Puncak di Provinsi Papua yang berada di deretan pegunungan tersebut
adalah :
Di bagian utara terdapat lembah yang dialiri sungai Tariku Dan Taritatu Sungai dan merupakan
anak sungai Mamberamo Sungai. Kebanyakan dataran rendah di semenanjung Bomberai berjejer
kearah barat sedangkan di Doberai yang bergunung-gunung ( Vogelkop; Belanda, "Kepala
Burung") berjejer kearah barat laut. Dan danaunya Sentani dan Paniai
Sepanjang bagian selatan pegunungan Maoke terdapat suatu area berpaya-paya yang luas [yang]
yang dialiri oleh air dari sungai Digul, Pulau, Braza, Baliem, Loren, Armandville, Blumen,
Semara, dan Mapi Sungai. Daerah Gunung yang tinggi ditutupi oleh lembah-lembah yang
ditumbuhi rumput kasar, dan tumbuh-tumbuhan hutan-hujan tropis. Sedangkan area utara
pegunungan tengah ditutupi oleh hutan basah. Di antaranya banyak ditumbuhi varieta pohon
palem (sagu, kelapa, dan nipa), kayu cendana, kayu hitam, karet, casuarina, pohon cedar, buah
sukun, dan bakau; anggrek dan pakis tumbuh dengan subur di hutan basah tersebut. Kehidupan
rimba meliputi binatang berkantung, monotremes (binatang menyusui), ular, buaya, katup/kupu-
kupu, burung kasuari, cenderawasih, trenggiling, anjing liar, babi liar, kura-kura darat, kadal
kanguru pohon, burung bangau, merpati hijau, dan berbagai jenis burung lainnya.
Kondisi lahan
Persentase lahan kritis di Papua paling besar dimiliki oleh Kabupaten Merauke. Selain itu,
kabupaten ini juga merupakan kabupaten yang memiliki kondisi tanah yang sangat subur dan
sangat cocok untuk pertanian. Secara umum, kondisi lahan di Papua sangat memungkinkan
untuk lokasi pertanian maupun perkebunan. Hingga saat ini lahan pertanian di Papua masih
digunakan oleh sektor-sektor pertanian tertentu saja. Yang paling dominan adalah sawah dan ubi
kayu. Daerah potensial penghasil ubi kayu adalah KabupatenWaropen dan Kabupaten Jayapura
dengan produksi ubi kayu sebesar 2.946 ton dan 2.444 ton pada tahun 2005. Produksi sayur -
sayuran selama tahun 2005 pada beberapa komoditi mengalami penurunan bila dibandingkan
dengan keadaan tahun 2004, demikian juga pada sub kelompok buah-buahan.
Selain pertanian yang sudah disebutkan sebelumnya, lahan kritis di Papua sebagian besar masih
merupakan hutan yang mencapai 25,82 juta hektar dan terbagi menjadi hutan lindung (34,08%)
dan hutan produksi (33,22%). Lahan kritis yang sudah digunakan selain untuk pertanian, juga
digunakan untuk perkebunan, peternakan dan perikanan. Luas areal tanaman perkebunan rakyat
pada tahun 2005 sebesar 97.934 ha dan produksi tanaman perkebunan rakyat pada tahun 2005
sebesar 62.153 ton. Sumbangan terbesar produksi tanaman perkebunan rakyat berasal dari
tanaman kelapa sawit (49,91%) dan kelapa dalam (19,87%).
Populasi ternak besar dan kecil di Papua selama tahun 2005 pada umumnya naik. Dibanding
tahun 2004, ternak kerbau naik 14,54%, sapi 8,6%, kuda 30,36%, kambing 5,37%, babi 19,50%
dan domba -7,88%. Kondisi serupa terjadi pada populasi ternak kecil, dimana secara umum
terjadi peningkatan. Populasi ternak ayam kampung naik 18,99%, ayam pedaging 5,90%, ayam
ras petelur 19,58%, dan itik -7,06%. Produksi perikanan secara keseluruhan selama tahun 2005
mencapai 209.210,3 ton, meningkat 13,29% dibanding tahun 2004, sedangkan 95,83% dari total
produksi merupakan hasil produksi perikanan laut.
Kota Jayapura merupakan daerah dengan suhu udara tertinggi, mencapai 28,2 ºC ditahun 2005
sedangkan Wamena merupakan daerah dengan suhu udara terendah yang mencapai 19,4 ºC pada
tahun 2004. Persentase kelembaban udara tertinggi mencapai 87% di Biak pada tahun 2005 dan
terendah mencapai 77% di Serui pada tahun 2001. Rata-rata penyinaran matahari tercatat di
Merauke yang mencapai 70% pada tahun 2005 sedangkan persentase terendah tercatat pada
tahun 2003 di Biak yang mencapai 37%.