TENTANG
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
- ANDIKA AIDIL PRATAMA
- DINI PRATAMA PUTRI
- HANA FAJAR FUJIYAMA
- NAELLATUR RIDHOYATI
- SOPYAN OKTA ARDI
GURU PEMBIMBING :
DESMAJUWITA, SH.I
A. LATAR BELAKANG
Dakwah dalam islam merupakan tugas yang sangat mulia, yang juga merupakan
tugas para Nabi dan Rasul, juga merupakan tanggung jawab seorang muslim.
Dakwah bukanlah pekerjaan mudah, tidak mudah seperti membalikan telapak
tangan, dan juga tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang. Seorang da’i harus
mempunyai kesiapan yang matang baik dari segi keilmuan maupun dari segi budi
pekerti. Sangat susah dibayangkan bahwa suatu dakwah akan berhasil, jika seorang
pribadi tidak mempunyai ilmu pengetahuan yang memadai dan tingkah laku yang
buruk baik secara pribadi ataupun sosial.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dan untuk memberi
batasan dari karya tulis ilmiah ini serta untuk memudahkan pembahasan maka
penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud biografi?
2. Sebutkan biografi tokoh islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A. BIOGRAFI
Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dab graphien
yang berarti tulis. Dengan kata lain biografi merupakan tulisan tentang kehidupan
seseorang. Biografi, secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat
hidup seseorang. Biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun juga
dapat berupa lebih dari satu buku.
Perbedaannya adalah, biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta
dari kehidupan seseorang dan peran pentingnya sementara biografi yang panjang
meliputi, tentunya, informasi-informasi penting namun dikisahkan dengan lebih
mendetail dan tentunya dituliskan dengan gaya bercerita yang baik.
Biografi menganalisa dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup
seseorang. Lewat biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan arti dari tindakan
tertentu atau misteri yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan mengenai
tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi biasanya dapat bercerita tentang kehidupan
seorang tokoh terkenal atau tidak terkenal, namun demikian, biografi tentang orang
biasa akan menceritakan mengenai satu atau lebih tempat atau masa tertentu.
Biografi seringkali bercerita mengenai seorang tokoh sejarah, namun tak jarang juga
tentang orang yang masih hidup. Banyak biografi ditulis secara kronologis. Beberapa
periode waktu tersebut dapat dikelompokkan berdasar tema-tema utama tertentu
(misalnya "masa-masa awal yang susah" atau "ambisi dan pencapaian"). Walau
begitu, beberapa yang lain berfokus pada topik-topik atau pencapaian tertentu.
Di dunia Barat dikenal sebagai Rhazes, merupakan salah seorang pakar sains
Iran yang hidup antara tahun 864 – 930. Ar-Razy juga diketahui sebagai
ilmuwan serba bisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam
Islam. Ia lahir di Razy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun
313 H/925. Ar-Razy sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika
dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq
di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah
rumah sakit di Razy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di
Baghdad. Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad.
Ar-Razy merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar
penyakit cacar. ar-Razy diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan
penyakit “alergi asma”, dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan
imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan timbulnya penyakit
rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas. Ar-Razy juga
merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme
tubuh untuk melindungi diri. Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi
membuat peralatan seperti tabung, spatula dan mortar. Ar-Razy juga
mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri. Semasa hidupnya ia
menulis tidak kurang dari 200 buku ilmiyah. Karya Zakaiya Ar-Razy antara lain
sebagai berikut:
a. AL-HAWI (buku penyuluhan); buku ini dianggap sebagai buku induk
dalam bidang kedokteran
b. Ensiklopedia kedokteran yang terdiri dari 10 jilid, jilid ke 9 buku ini di
tulis bersama Al-Qanun Fi Al-Tibl karya Ibnu Shinna
c. ALJUDARI WAL HASABAH (cacar dan campak)
d. AL-KYMIA merupakan buku acuan penting dalam ilmu kimiya
e. AL-ASRAR (rahasia-rahasia)
Karya-karya besar ar-raji tersebut merupakan buku rujukan penting dalam
perkembangan dunia kedokteran. Saat itu dan untuk masa-masa berikutnya.
Buku-buku karya banyak di jumpai di musium-musium Eropa dan banyak
digiunakan sebagai buku rujukan untuk dunia kedokteran di dunia Barat. Selain
itu banyak sekali penemuan monumental Ar-razi yang sangat berarti bagi
perlembangan ilmu kedokteran di antaranya:
a. Small-fox (penyakit cacar). Penemuan ini melembungkan namanya dalam
dunia medis, sebab ia adalah sarjana pertama yang meneliti penyakit
tesebut. Ia membedakan penyakit ini menjadi penyakit air (variola) dan
cacar merah (vougella).
b. Air raksa (HG) yaitu salah satu penemuan besar beliau dan banyak
manfaatnya di dunia kedokteran.
c. Diagonsa Hipertensi ar-Razy adalah seorang dokter yang pertama kali
melakukan diagonsa terhadap hipertensi (darah tinggi). Ia melakukan
penelitian dan pengobatan kepala pening dengan pemanasan saraf. Ia pun
melakukan pengobatan mirip cara akupuntur yang sekarang telah amat
populer.
Tentang pengobatan yang telah di lakukan ar-razi salah seorang dokter dari
Barat mengatakan,”ar-Razi mengobati penyakit kronos dengan cara seperti yang
kita terapkan dewasa ini, dan ia juga telah melakukan penjahitan pada luka-lika
yang terbuka”. Beliau juga seorang dokter klinia yang terbesar pada masa itu
dan pernah mengadakan satu penelitian Al-Kimi atau sekarang lebih terkenal
disebut ilmu Kimia. Di dalam penelitiannya pada waktu itu Muhammad Ibnu
Zakaria Al-Razi sudah menggunakan peralatan khusus dan secara sistimatis
hasil karyanya dibukukan, sehingga orang sekarang tidak sulit mempelajarinya.
Disamping itu Al-Razi telah mengerjakan pula proses kimiawi seperti: Distilasi,
Kalsinasi dan sebagainya dan bukunya tersebut merupakan suatu buku pegangan
Lboratorium Kimia yang pertama di dunia. Bidang lain: Medicine,
Ophthalmology, Smallpox, Chemistry, Astronomy.
2. Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham atau Ibnu Haitham
(Basra,965 – Kairo 1039).
Dalam dunia Barat dia dikenal dengan nama Al-Kindus. Memang sudah
menjadi semacam adat kebiasaan orang barat pada masa lalu dengan melatinkan
nama-nama orang terkemuka, sehingga kadang-kadang orang tidak mengetahui
apakah orang tersebut muslim atau bukan. Tetapi para sejarawan kita sendiri
maupun Barat mengetahui dari buku-buku yang ditinggalkan bahwa mereka
adalah orang Islam, karena karya original mereka dapat diketahui dalam bentuk
tulisan ilmiah mereka sendiri. Al Khindi adalah ilmuwan ahli ensiklopedi,
pengarang 270 buku, ahli matematika, fisika, musik, kedokteran, farmasi,
geografi, ahli filsafat Arab dan Yunani kuno. Al-Kindi adalah seorang filosof
muslim dan ilmuwan sedang bidang disiplin ilmunya adalah: Filosofi,
Matematika, Logika, Musik, Ilmu Kedokteran
5. Abul Hakam Umar bin Abdurrahman bin Ahmad bin Ali Al-Kirmani
Sang Penemu Gips Era Islam. Abu Al Zahrawi merupakan seorang dokter,
ahli bedah, maupun ilmuan yang berasal dari Andalusia. Dia merupakan penemu
asli dari teknik pengobatan patah tulang dengan menggunakan gips sebagaimana
yang dilakukan pada era modern ini. Sebagai seorang dokter era kekalifahan, dia
sangat berjasa dalam mewariskan ilmu kedokteran yang penting bagi era modern
ini.
Al Zahrawi lahir pada tahun 936 di kota Al Zahra yaitu sebuah kota yang
terletak di dekat Kordoba di Andalusia yang sekarang dikenal dengan negara
modern Spanyol di Eropa. Kota Al Zahra sendiri dibangun pada tahun 936
Masehi oleh Khalifah Abd Al rahman Al Nasir III yang berkuasa antara tahun
912 hingga 961 Masehi. Ayah Al Zahrawi merupakan seorang penguasa
kedelapan dari Bani Umayyah di Andalusia yang bernama Abbas.
Menurut catatan sejarah keluarga ayah Al Zahrawi aslinya dari Madinah
yang pindah ke Andalusia.Al Zahrawi selain termasyhur sebagai dokter yang
hebat juga termasyhur karena sebagai seorang Muslim yang taat. Dalam buku
Historigrafi Islam Kontemporer, seorang penulis dari perpustakaan Viliyuddin
Istanbul Turki menyatakan Al Zahrawi hidup bagaikan seorang sufi.
Kebanyakan dia melakukan pengobatan kepada para pasiennya secara cuma-
cuma. Dia sering kali tidak meminta bayaran kepada para pasiennya. Sebab dia
menganggap melakukan pengobatan kepada para pasiennya merupakan bagian
dari amal atau sedekah. Dia merupakan orang yang begitu pemurah serta baik
budi pekertinya.
Selain membuka praktek pribadi, Al Zahrawi juga bekerja sebagai dokter
pribadi Khalifah Al Hakam II yang memerintah Kordoba di Andalusia yang
merupakan putra dari Kalifah Abdurrahman III (An-Nasir). Khalifah Al Hakam
II sendiri berkuasa dari tahun 961 sampai tahun 976. Dia melakukan perjanjian
damai dengan kerajaan Kristen di Iberia utara dan menggunakan kondisi yang
stabil untuk mengembangkan agrikultur melalui pembangunan irigasi. Selain itu
dia juga meningkatkan perkembangan ekonomi dengan memperluas jalan dan
pembangunan pasar.Kehebatan Al Zahrawi sebagai seorang dokter tak dapat
diragukan lagi.
Salah satu sumbangan pemikiran Al Zahrawi yang begitu besar bagi
kemajuan perkembangan ilmu kedokteran modern adalah penggunaan gips bagi
penderita patah tulang maupun geser tulang agar tulang yang patah bisa
tersambung kembali. Sedangkan tulang yang geser bisa kembali ke tempatnya
semula. Tulang yang patah tersebut digips atau dibalut semacam semen. Dalam
sebuah risalahnya, dia menuliskan, jika terdapat tulang yang bergeser maka
tulang tersebut harus ditarik supaya kembali tempatnya semula.
Sedangkan untuk kasus masalah tulang yang lebih gawat, seperti patah maka
harus digips.Untuk menarik tulang lengan yang bergeser, Al Zahrawi
menganjurkan seorang dokter meminta bantuan dari dua orang asisten. Kedua
asisten tersebut bertugas memegangi pasien dari tarikan. Kemudian lengan harus
diputar ke segala arah setelah lengan yang koyak dibalut dengan balutan kain
panjang atau pembalut yang lebih besar. Sebelum dokter memutar tulang sendi
sang pasian, dokter tersebut harus mengoleskan salep berminyak ke tangannya.
Hal ini juga harus dilakukan oleh para asisten yang ikut membantunya dalam
proses penarikan. Setelah itu dokter menggerakan tulang sendi pasien dan
mendorong tulang tersebut hingga tulang tersebut kembali ke tempatnya semula/
Setelah tulang lengan yang bergeser tersebut kembali ke tempat semula, dokter
harus melekatkan gips pada bagian tubuh yang tulangnya tadi sudah
dikembalikan.
Gips tersebut mengandung obat penahan darah dan memiliki kemampuan
menyerap. Kemudian gips tersebut diolesi dengan putih telur dan dibalut dengan
perban secara ketat. Setelah itu, dengan menggunakan perban yang diikatkan ke
lengan, lengan pasien digantungkan ke leher selama beberapa hari. Sebab jika
lengan tidak digantungkan, maka lengan terasa sakit karena masih lemah
kondisinya. Sesudah kondisi lengan semakin kuat dan membaik, maka
gantungan lengan ke leher dilepaskan. Jika tulang yang bergeser itu sudah
benar-benar kembali dalam posisi semula dengan baik dan sudah tidak terasa
begitu sakit lagi maka buka semua balutan termasuk gips yang membalut tangan
pasien. Tetapi jika tulang yang bergeser tersebut belum sepenuhnya pulih atau
kembali ke tempat semula secara tepat, maka perban maupun gips yang
membalut lengan pasien harus dibuka. Lalu lengan pasien dibalut lagi dengan
gips dan perban yang baru setelah itu dibiarkan selama beberapa hari hingga
lengan pasien benar-benar sembuh total.
Salah satu karya fenomenal Al Zahrawi merupakan Kitab Al-Tasrif. Kitab
tersebut berisi penyiapan aneka obat-obatan yang diperlukan untuk
penyembuhan setelah dilakukannya proses operasi. Dalam penyiapan obat-
obatan itu, dia mengenalkan tehnik sublimasi. Kitab Al Tasrif sendiri begitu
populer dan telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa oleh para penulis.
Terjemahan Kitab Al Tasrif pernah diterbitkan pada tahun 1519 dengan judul
Liber Theoricae nec non Practicae Alsaharavii. Salah satu risalah buku tersebut
juga diterjemahkan dalam bahasa Ibrani dan Latin oleh Simone di Genova dan
Abraham Indaeus pada abad ke-13. Salinan Kitab Al Tasrif juga juga diterbitkan
di Venice pada tahun 1471 dengan judul Liber Servitoris. Risalah lain dalam
Kitab Al Tasrif juga diterjemahkan dalam bahasa Latin oleh Gerardo van
Cremona di Toledo pada abad ke-12 dengan judul Liber Alsaharavi di Cirurgia.
Dengan demikian kitab karya Al Zahrawi semakin termasyhur di seluruh Eropa.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya karya Al Zahrawi tersebut bagi
dunia. Kitabnya yang mengandung sejumlah diagram dan ilustrasi alat bedah
yang digunakan Al Zahrawi ini menjadi buku wajib mahasiswa kedokteran di
berbagai kampus-kampus.Al Zahrawi menjadi pakar kedokteran yang
termasyhur pada zamannya. Bahkan hingga lima abad setelah dia meninggal,
bukunya tetap menjadi buku wajib bagi para dokter di berbagai belahan dunia.
Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan kedokterannya masuk dalam kurikulum
jurusan kedokteran di seluruh Eropa.
7. Muhammad ibn Muhammad ibn Mahmud Abu Mansur al-Samarqandi al-
Maturidi al-Hanafi atau Abu Mansyur Almaturiddi
Sebagai seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Persia. Pada tahun
959, Abul Wafa pindah ke Irak, dan mempelajari matematika khususnya
trigonometri di sana. Dia juga mempelajari pergerakan bulan; salah satu kawah
di bulan dinamai Abul Wáfa sesuai dengan namanya. Salah satu kontribusinya
dalam trigonometri adalah mengembangkan fungsi tangen dan mengembangkan
metode untuk menghitung tabel trigonometri
14. Abul Qashim Maslamah bin Ahmad Al-Majriti
Beliau dikenal dengan nama Ave Cenna, yang hidup antara tahun 986-1037
M. Seorang ilmuwan muslim dan Filosof besar pada waktu itu, hingga
kepadanya diberikan julukan Syeh Al-Rais. Keistimewaannya antara lain pada
masa umur 10 tahun sudah hafal Al-Qur`an, kemudian pada usia 18 tahun sudah
mampu menguasai semua ilmu yang ada pada waktu itu, bidang keahliannya
adalah ilmu Kedokteran, ilmu Fisika, Geologi, Mineralogi. Juga dibidang
Medicine, Philosophy, Mathematics, Astronomy. Penulis kaidah kedokteran
modern (dipakai sebagai referensi ilmu kedokteran Barat), menulis buku tentang
fungsi organ tubuh, meneliti penyakit TBC,Diabetes dan penyakit yang
ditimbulkan oleh efek fikiran.
Nama lengkapnya Abu Al-Husain Bin Abdullah Bin Ali Bin Sina. Ia lebih
populer dengan sebutan Ibnu Shina, orang Barat menyebutnya Avecenna. Ia
lahir bulan safar 470 H/980 M di Afshanah, Afghanistan dan meninggal pada
tahu 1037 M. Ia merupakan seorang dokter dan filosof Muslim yang ternama.
Sejak kecil Ibnu Shina mempelajari al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama. Setelah itu,
ia mempelajari matematika, logika, fisika, geometri, astronomi, metafisika, dan
kedokteran. Profesinya di bidang kedokteran mualai pada usia 17 tahun ketika ia
berhasil menyembuhkan Nuh Bin Mansur, salah seorang penguasa Dinasti
Samaniyyah. Pada masa Dinasti Hamdani ia dua kali menjabat sebagai menteri.
Kebesaran Ibnu Shina terlihat pada gealar yang diberikan kepadanya . di bidang
filsapat ia digelari asy-Syikh ar-Ra’is (guru para raja). Di bidang kedokteran ia
digelari Pangeran para dokter Ibnu Shina meninggalkan tidak kurang dari 200
karya tulis kebnyakan tulisan itu menggunakan bahasa Arab. Sedangkan
sebagaian lainnya menggunakan bahasa Fersia. Buku-bukunya yang terkenal
antara lain:
a. Asy-syifa (penyembuhan)
b. Al-qanum Fi-tibb (peraturan-peraturan dalam kedokteran)
c. Al-isyarat wa at-tanbihat (isyarat dan penjelasan)
d. Mantiq al-masyrikiyyin (logika timur)
16. Abu Abdullah Muhammad Al-Idrisi
Pencipta peta dunia terlengkap dibuat pada tahun 1513. Para ahli satelit
sendiri pun merasa terkejut dengan model pemetaan yang dibuat oleh tokoh
Muslim tersebut. Peta yang dibuat di atas sepotong kulit rusa berukuran 90×65
centimeter tersebut benar-benar digambarkan lengkap dan cukup detail. Bahkan
hasil perbandingan dengan pemotretan dari angkasa luar yang dilakukan
menggunakan satelit saat ini memiliki bentuk yang sangat mirip. Mulanya para
sejarawan tidak percaya akan bukti keberadaan peta tersebut.
Di peta yang terlihat jelas hanyalah kawasan Laut Timur Tengah. Sementara
kawasan lainnya seperti benua Afrika dan Amerika sama sekali tergambar
sangat berbeda. Baru setelah gambar hasil pemotretan satelit jaman modern ini
dipadukan dengan peta kuno karya ilmuwa muslim bangsa Turki tersebut sangat
nyata kebenarannya bahwa gambar yang ditorehkan dalam kulit tersebut
memang sangat detail dan terperinci.
18. Omar Al-Khayyám
Seorang penyair, ahli matematik, dan ahli astronomi. Kahyyam yang lahir:
18 Mei 1048 di Nishapur, Iran (Parsi) dan meninggal 4 Desember 1131 itu
mempunyai nama asli Ghiyatuddin Abu al-Fatah Omar ibni Ibrahim Al-Nisaburi
Khayami. Khayam adalah perkataan pinjaman bahasa Arab yang bermakna
“pembuat khemah.” Beliau paling dikenali kerana himpunan puisinya, Rubaiyat
Omar Khayyam. Beliau memecahkan persamaan pangkat tiga dan empat melalui
kerucut-kerucut yang merupakan ilmu aljabar tertinggi dalam matematika
modern,
Sebagai penyair. ahli kimia dengan berbagai eksperimennya, penemu
sejumlah perlengkapan alat laboraturium modern, system penyulingan air,
identifikasi alkali, asam, garam, mengolah asam sulfur, soda api, asam
nitrihidrokhlorik pelarut logam dan air raksa (jauh sebelum Mary Mercurie),
pembuat campuran komplek untuk cat. Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam
bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki
Vizier, di masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan
teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap
eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat
berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir
telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap. Kontribusi lainnya
antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi,
sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan
proses-proses tersebut.
19. Ibnu Nafis atau Ibn Al-Nafis Damishqui
Pada usia 14 tahun ia lari dari rumah untuk bergabung dengan tentara
Austria dalam Perang Dunia Pertama. Pada usia 19 tahun, ia meninggalkan
studinya di bidang Filsafat dan Sejarah Seni, kemudian menjadi asisten perintis
film, Dr. Murnau, dan genius di bidang teater, Max Reinhardt,di Berlin. Tahun
1922, ia menjadi reporter harian Frankfurter Zeitung (sebuah harian terkemuka
di Jerman), dan kemudian menjadi korespondennya untuk negara Timur Dekat.
Tahun 1926, berkat kesan mendalam dari hasil pengembaraannya di negara-
negara Islam Timur Tengah (terekam dalam salah satunya bukunya "Road to
Mecca") ia memeluk Islam. Ia lantas mengatakan mengenai Islam :" Dalam
pandangan saya, Islam terlihat seperti sebuah hasil arsitektur yang sempurna.
Semua elemen didalamnya secara harmonis dalam saling melengkapi dan
mendukung; tidak ada yang berlebihan dan tidak ada yang kurang; hasilnya
adalah sebuah struktur dengan keseimbangan sempurna dan komposisi yang
kuat." Ia mengembara dan menyaksikan dengan kepala sendiri beberapa
pergerakan pembebasan yang muncul pada awal abad 20 untuk membebaskan
daerah Islam dari kaum kolonial. Ia berkunjung ke India di mana ia berjumpa
dan bekerjasama dengan Muhammad Iqbal, filsuf dan penyair yang
menginspirasikan lahirnya negara Pakistan. Bahkan ia menjadi Duta Besar
Pakistan pertama untuk PBB. Mendekati akhir hayatnya ia kemudian pindah
ke Spanyol dan hidup disana bersama istri ke-empatnya Paola Hameeda Asad
hingga wafatnya.
Asad menulis beberapa buku, salah satu yang terkenal adalah Road To
Mecca, di mana ia menceritakan pengembaraannya dalam daerah Islam dan
bagaimana ia kemudian memeluk Islam, juga beberapa pemikirannya tentang
pergerakan Zionis. Ia juga menulis The Message of the Qur'an, terjemahan yang
dia lengkapi dengan tafsir singkat berdasarkan pengetahuannya dalam bahasa
arab klasik dan tafsir-tafsir klasik. Tafsir tersebut diakui sebagai salah satu
terjemahan terbaik Al Qur'an dalam bahasa Inggris walaupun dikritik oleh
beberapa aliran tradisional seperti Mu'tazilah. Ia juga menulis terjemahan dan
komentar terhadap kitab Sahih Bukhari, salah satu kitab
koleksi hadits terkemuka.
22. Ibnu Bajjah
Nama lengkapnya adalah Muhammad Ibnu Idris bin Abbas bin Usman Asy
Syafi’i. Beliau dilahirkan di Palestina tahun 767 M. Menurut riwayat, beliau
telah mahir membaca dan menulis Arab pada usia 5 tahun. Pada usia 9 tahun,
beliau telah hafal Al Quran 30 juz. Pada usia 10 tahun, beliau sudah menghafal
hadis yang terdapat dalam kitab Al Muwaththa karya Imam Malik. Di usianya
yang 15 tahun, beliau lulus dalam spesialisasi hadis dari gurunya Imam Sufyan
bin Uyaina, sehingga beliau diberi kepercayaan untuk mengajar dan memberi
fatwa kepada masyarakat dan menjadi guru besar di Masjidil Haram, Mekah.
Dalam menetapkan ilmu fiqih, Imam Syafi’i berpedoman pada Al Qur’an, hadis,
ijma’ dan qiyas. Buku karangan Imam Syafi’i adalah Ar Risalah dan. Al ‘Um.
Ajaran Imam Syafi’i terkenal dengan Mazhab Syafi’i yang banyak dianut oleh
umat Islam di Indonesia, Asia Tenggara, Mesir, Baghdad, dan negara lainnya.
Idris, ayah Imam Syafi'i tinggal di tanah Hijaz, ia merupakan keturunan
dari al-Muththalib, jadi dia termasuk ke dalam Bani Muththalib. Nasab Dia
adalah Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin As-Sa’ib
bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Al-Mutthalib
bin Abdulmanaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin
Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin
Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Nasabnya
bertemu dengan Rasulullah di Abdul-Manaf.
Dari nasab tersebut, Al-Mutthalib bin Abdi Manaf, kakek Muhammad bin
Idris Asy-Syafi`ie, adalah saudara kandung Hasyim bin Abdi Manaf kakek Nabi
Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam .
Kemudian juga saudara kandung Abdul Mutthalib bin Hasyim, kakek Nabi
Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam , bernama Syifa’, dinikahi oleh
Ubaid bin Abdi Yazid, sehingga melahirkan anak bernama As-Sa’ib, ayahnya
Syafi’. Kepada Syafi’ bin As-Sa’ib radliyallahu `anhuma inilah bayi yatim
tersebut dinisbahkan nasabnya sehingga terkenal dengan nama Muhammad bin
Idris Asy-Syafi`ie Al-Mutthalibi. Dengan demikian nasab yatim ini sangat dekat
dengan Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam .
Bahkan karena Hasyim bin Abdi Manaf, yang kemudian melahirkan Bani
Hasyim, adalah saudara kandung dengan Mutthalib bin Abdi manaf, yang
melahirkan Bani Mutthalib, maka Rasulullah bersabda:
25. Ibnu Ismail Al Jazari
Al-Jazari merupakan ahli teknik yang luar biasa pada masanya. Nama lengkapnya
adalah Badi Al-Zaman Abullezz Ibn Alrazz Al-Jazari. Dia tinggal di Diyar Bakir,
Turki, selama abad kedua belas. Ibnu Ismail Ibnu Al-Razzaz al-Jazari mendapat
julukan sebagai Bapak Modern Engineering berkat temuan-temuannya yang banyak
mempengaruhi rancangan mesin-mesin modern saat ini, diantaranya combustion
engine, crankshaft, suction pump, programmable automation, dan banyak lagi.Ia
dipanggil Al-Jazari karena lahir di Al-Jazira, sebuah wilayah yang terletak di antara
Tigris dan Efrat, Irak. Seperti ayahnya ia mengabdi pada raja-raja Urtuq atau Artuqid
di Diyar Bakir dari 1174 sampai 1200 sebagai ahli teknik.
Kini replika jam gajah tersebut disusun kembali oleh London Science Museum,
sebagai bentuk penghargaan atas karya besarnya. Pada acara World of Islam Festival
yang diselenggarakan di Inggris pada 1976, banyak orang yang berdecak kagum
dengan hasil karya Al-Jazari. Pasalnya, Science Museum merekonstruksi kerja
gemilang Al-Jazari, yaitu jam air. Ketertarikan Donald Hill terhadap karya Al-Jazari
membuatnya terdorong untuk menerjemahkan karya Al-Jazari pada 1974, atau enam
abad dan enam puluh delapan tahun setelah pengarangnya menyelesaikan karyanya.
Tulisan Al-Jazari juga dianggap unik karena memberikan gambaran yang begitu
detail dan jelas. Sebab ahli teknik lainnya lebih banyak mengetahui teori saja atau
mereka menyembunyikan pengetahuannya dari orang lain . Bahkan ia pun
menggambarkan metode rekonstruksi peralatan yang ia temukan. Karyanya juga
dianggap sebagai sebuah manuskrip terkenal di dunia, yang dianggap sebagai teks
penting untuk mempelajari sejarah teknologi. Isinya diilustrasikan dengan miniatur
yang menakjubkan. Hasil kerjanya ini kerap menarik perhatian bahkan dari dunia
Barat. Dengan karya gemilangnya, ilmuwan dan ahli teknik Muslim ini telah
membawa masyarakat Islam pada abad ke-12 pada kejayaan. Ia hidup dan bekerja di
Mesopotamia selama 25 tahun. Ia mengabdi di istana Artuqid, kala itu di bawah
naungan Sultan Nasir al-Din Mahmoud.
Al-Jazari memberikan kontribusi yang pentng bagi dunia ilmu pengetahuan dan
masyarakat. Mesin pemompa air yang dipaparkan dalam bukunya, menjadi salah
satu karya yang inspiratif. Terutama bagi sarjana teknik dari belahan negari Barat.
Jika menilik sejarah, pasokan air untuk minum, keperluan rumah tangga, irigasi dan
kepentingan industri merupakan hal vital di negara-negara Muslim. Namun
demikian, yang sering menjadi masalah adalah terkait dengan alat yang efektif untuk
memompa air dari sumber airnya Masyarakat zaman dulu memang telah
memanfaatkan sejumlah peralatan untuk mendapatkan air. Yaitu, Shaduf maupun
Saqiya. Shaduf dikenal pada masa kuno, baik di Mesir maupun Assyria. Alat ini
terdiri dari balok panjang yang ditopang di antara dua pilar dengan balok kayu
horizontal. Sementara Saqiya merupakan mesin bertenaga hewan. Mekanisme
sentralnya terdiri dari dua gigi. Tenaga binatang yang digunakan adalah keledai
maupun unta dan Saqiya terkenal pada zaman Roma.
Para ilmuwan Muslim melakukan eksplorasi peralatan tersebut untuk mendapatkan
hasil yang lebih memuaskan. Al-Jazari merintis jalan ke sana dengan menguraikan
mesin yang mampu menghasilkan air dalam jumlah lebih banyak dibandingkan
dengan mesin yang pernah ada sebelumnya. Al-Jazari, kala itu, memikul tanggung
jawab untuk merancang lima mesin pada abad ketiga belas.
Di Eropa hal ini baru terjadi pada abad 15. Dan hal itu dianggap sebagai pencapaian
yang luar biasa. Pasalnya, engkol mesin merupakan peralatan mekanis yang penting
setelah roda. Ia menghasilkan gerakan berputar yang terus menerus. Pada masa
sebelumnya memang telah ditemukan engkol mesin, namun digerakkan dengan
tangan. Tetapi, engkol yang terhubung dengan sistem rod di sebuah mesin yang
berputar ceritanya lain. Penemuan engkol mesin sejenis itu oleh sejarawan teknologi
dianggap sebagai peralatan mekanik yang paling penting bagi orang-orang Eropa
yang hidup pada awal abad kelima belas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa metode dalam berdakwah tidak hanya
sebatas ceramah dan berkoar diatas mimbar, dengan cara memasukan ide dan nuansa
keislaman kedalam tubuh parlemen maka itu sudah dinamakan dakwah, karna pada
hakikatnya dakwah ialah menyeru, memanggil dan mengajak manusia dari jalan
buruk kejalan yang leih baik.
B. PENUTUP
Demikian makalah sederhana yang dapat kami susun. Besar harapan semoga
dapat bermafaat bagi semua. Kami menyadari masih banyak kekurangan kami dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan demi
kebaikan kami dikemudian hari. Dan semoga kita semua bisa mengambil hikmahnya