Anda di halaman 1dari 12

Produksi Gelembung Berukuran Mikro – Nano Menggunakan Sebuah Pembentuk

Gelembung Venturi Tipe Swirling


TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk mendesain swirling


– type venturi microbubble generator (SVBG)
dengan menambahkan baffles berbentuk sudu
kipas pada sisi masuk dan mengganti bagian
konvergen dengan saluran spiral untuk
meningkatkan intensitas aliran swirl.
METODE
• Penelitian ini dilakukan secara simulasi dan eksperimen dengan menggunakan SVBG.
1. Baffle berbentuk sudu kipas
2. Saluran spiral
3. Kerongkongan
4. Bagian divergen

• Simulasi dilakukan menggunakan software ANSYS Fluent dengan variasi jumlah sudu 2, 3
dan 4, variasi sudut keluar sudu 35°, 40°, 45° dan 50° serta variasi sudut konvergen 11°, 12°,
13° dan 14°.
• Untuk mensimulasikan fluida di dalam microbubble generator tipe venturi, digunakan model
turbulensi k-ε.
METODE

• Eksperimen dilakukan dengan variasi debit air antara 150 – 270 L/jam dan variasi debit udara antara 50 – 250
L/jam.
• Untuk mengukur diameter gelembung digunakan high-magnification large-depth microscope (VHX-6000).
• Pada proses pengukuran diameter gelembung digunakan air aquades.
• Sebuah kaca preparat diletakkan di dalam tangki air untuk menangkap gelembung dan akan dikeluarkan setelah
beberapa menit.
• Kaca preparat kemudian dikeluarkan dari tangki air dan diletakkan pada mikroskop untuk diukur gelembungnya.
• Untuk mengukur nilai oksigen terlarut (Dissolved Oxygen (DO)) digunakan DO meter.
• Pada proses pengukuran nilai oksigen terlarut (Dissolved Oxygen (DO)) digunakan air limbah dari kilang minyak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Ketika campuran gas dan cairan melewati baffles berbentuk sudu kipas pada sisi masuk SVBG, hambatan aliran
yang besar akan dihasilkan dan gelembung berukuran mikro – nano terbentuk karena tumbukan gas dan cairan.

• Pada sudu 2 buah, sebuah aliran swirl yang lemah dengan kecepatan fluida yang rendah dihasilkan di antara sudu-
sudu, dimana menyebabkan campuran gas dan cairan susah mengalir sepanjang dinding.
• Pada sudu 4 buah, kecepatan maksimum fluida lebih rendah dari sudu 3 buah, dikarenakan pada sudu 4 buah
daerah blokir lebih luas sehingga fluida cenderung mengalir sepanjang sumbu daripada melalui celah antara sudu,
dimana menyebabkan hambatan aliran yang lebih besar terhadap fluida.
• Pada sudu 3 buah, aliran swirl terkonsentrasi pada daerah dekat dinding, dimana akan memberikan energi yang
cukup untuk gerakan swirl selanjutnya dan juga untuk memecahkan gelembung.
• Selain itu, pada sudu 3 buah kecepatan aksial fluida lebih kecil dibandingkan dengan sudu 4 buah, sehingga fraksi
volume fluida yang mengalir sepanjang arah aksial lebih besar dan bermanfaat untuk meningkatkan kinerja MBG.
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Kecepatan tangensial menentukan
intensitas aliran swirl, dimana
kecepatan tangensial maksimum bisa
menghasilkan intensitas turbulen
yang paling kuat yang mendominasi
efisiensi pembentukan microbubble.
• Pada sudut keluar sudu 50°,
kecepatan tangensial maksimumnya
paling rendah dibandingkan dengan
sudut keluar sudu yang lainnya,
sehingga tidak dipilih.
• Fluida yang memiliki kecepatan radial yang lebih besar akan membuat fluida cenderung mengalir menuju pusat,
jadi kecepatan radial tidak bermanfaat untuk aliran swirl.
• Pada sudut keluar sudu 35°, vorteks dihasilkan pada posisi radial – 3 mm dan 2 mm, dimana tidak kondusif untuk
aliran swirl secara keseluruhan.
• Pada sudut keluar sudu 40°, kecepatan radial maksimum terjadi pada posisi dekat dengan sumbu pusat, yang
menunjukkan bahwa fluida terkonsentrasi di pusat dibandingkan di sepanjang dekat dinding.
• Pada sudut keluar sudu 45°, kecepatan radial maksimum jauh lebih rendah dibandingkan sudut keluar sudu 40°,
dimana menguntungkan aliran swirl secara keseluruhan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Ketika posisi radial bertambah jauh
dari pusat, kecepatan tangensial
meningkat cepat sampai nilai
maksimum, kemudian akan menurun
ketika mendekati dinding.
• Pada sudut konvergen 11°, 13°, dan
14°, aliran fluida cenderung menuju
ke pusat daripada sepanjang sisi
dinding, sehingga tidak dipilih.
• Pada sudut konvergen 12°, fluida
mengalir sepanjang sisi dinding,
sehingga dipilih.
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Laju disipasi turbulen semakin turun
nilainya di daerah transisi dari dinding
menuju pusat.
• Pada sudut konvergen 11°, 13°, dan
14°, kurva distribusi laju disipasi
turbulen tidak simetri, dimana tidak
kondusif untuk distribusi aliran swirl
yang seragam.
• Pada sudut konvergen 12°, kurva
distribusi laju disipasi turbulen lebih
simetri, sehingga diperoleh distribusi
aliran swirl yang seragam.
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Pada sudut divergen 50°, vorteks terjadi hanya
pada satu sisi dinding dalam bagian divergen
saja.
• Pada sudut divergen 55° dan 60°, vorteks
terdistribusi secara seragam pada kedua sisi
dinding dalam bagian divergen, tetapi medan
vorteks pada sudut divergen 55° lebih ideal.
• Energi kinetik turbulen meningkat dengan
semakin besar sudut divergen dan energi
kinetik turbulen maksimum diperoleh pada
sisi keluar bagian divergen.
• Semakin luas distribusi energi kinetik turbulen, maka
semakin besar gaya geser yang bekerja pada gelembung.
• Energi kinetik turbulen pada sudut divergen 55° dan 60°
lebih luas terdistribusi dibandingkan dengan sudut
divergen 50°, sehingga akan menghasilkan gelembung
yang lebih kecil.
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Pada pengukuran diameter gelembung, delapan gambar
diambil dengan pembesaran 2000x, 3000x, 4000x dan
5000x.
• Ukuran diameter gelembung yang dihasilkan kisaran
0,78 – 4,42 μm, dimana diameter rata-ratanya adalah
1,74 μm.
• Lebih dari 285 gelembung yang diukur dan 73,7%
gelembung mempunyai ukuran antara 1 – 2 μm.
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Pada eksperimen untuk mengetahui pengaruh debit
air terhadap DO, debit air divariasikan dari 150
sampai 270 L/jam dan debit udara dijaga konstan
150 L/jam serta waktu operasi juga dijaga konstan
yaitu 30 menit.
• Nilai DO meningkat dengan meningkatnya debit air,
kemudian nilai DO akan meningkat lambat dengan
bertambahnya debit air, karena pada debit air yang
sangat tinggi muncul gangguan cairan yang tidak
menguntungkan medan aliran swirl keseluruhan.
• Pada eksperimen untuk mengetahui pengaruh debit udara terhadap DO, debit udara
divariasikan dari 50 sampai 250 L/jam.
• Nilai DO meningkat dengan meningkatnya debit udara sampai pada titik optimum
kemudian akan menurun dengan meningkatnya debit udara, dikarenakan
penambahan debit udara melewati titik optimum menyebabkan gangguan yang
semakin meningkat antara cairan dan gas dan tidak menguntungkan medan aliran
swirl keseluruhan.
• Semakin lama waktu aerasi, maka nilai DO meningkat signifikan dengan penggunaan
SVBG yaitu sebesar 50,22% selama 60 menit waktu aerasi.
KESIMPULAN
• Dari hasil simulasi diperoleh dimensi SVBG yang optimum yaitu baffles
3 buah sudu dengan sudut keluar sudu 45°, sudut konvergen 12° dan
sudut divergen 55°.
• Dari hasil eksperimen diperoleh ukuran diameter rata-rata gelembung
sebesar 1,74 μm dan nilai DO 3,57 mg/L.

Anda mungkin juga menyukai