MAKALAH - ISBD Hakikat Manusia Novia Fransiska - Salin
MAKALAH - ISBD Hakikat Manusia Novia Fransiska - Salin
HAKIKAT MANUSIA
OLEH :
NOVIA FRANSISKA
NIM : 203020301049
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kelancaran kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Pada pembahasan ini kami akan menyampaikan materi tentang Ilmu Sosial
Budaya Dasar Hakikat Manusia, sebelumnya kami ucapkan terimakasih kepada
dosen yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini pada mata kuliah
Ilmu Sosial Budaya Dasar dan tak lupa pula kami ucapkan terimakasih.
Jika ada kesalahan dalam prosesnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya
karena sumber yang kami miliki sangat minin, oleh sebab itu kami mohon maaf
bagi para audiens dan pembaca khususnya. Semoga makalah ini memberikan
banyak manfaat kepada para pembacanya. Selanjutnya, demi kesempurnaan
makalah ini sangat diharapkan segala masukan dan saran yang sifatnya
membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .........................................................................................1
1.3.Tujuan .............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Hakikat Manusia sebagai makhluk individu.............................................
2.2.Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Sosial..................................................................
2.3.Interaksi Sosial dan Sosialisasi...................................................................................
2.4.Hakikat Manusia sebagai Makhluk Budaya................................................................
2.5.Fungsi dan Peran Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial..............................
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan .................................................................................................................
3.2.Saran ...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Secara fisiologis hakikat manusia sebagai makhluk individu dan sosial itu bersifat
bebas, tidak mempunyai hubungan yang ketat antara sesama. Kata manusia berasal dari kata
manu (Sansekerta) atau mens(Latin) yang berarti berpikir, berakal budi, atau homo (Latin)
yang berarti manusia. Istilah individu berasal dari bahasa Latin, yaitu individu, yang artinya
sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau suatu kesatuan yang terkecil dan terbatas.
Secara kodrati, manusia merupakan mahluk monodualis. Artinya selain sebagai mahluk
individu, manusia juga berperan sebagai mahluk sosial. Jiwa dan raga inilah yang membentuk
individu.
Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup
berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia
senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikat
individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang
membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal
pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Manusia adalah
ciptaan Tuhan dengan derajat paling tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain. Dalam
pembahasan tentang hakikat manusia sebagai makhluk individu dan sosial kita bisa
melihatnya dalam kehidupan sehari-hari, contohnya pada saat kita kesusahan pasti kita
membutuhkan bantuan dari orang lain dan ketika kita mempunyai persoalan yang bersifat
pribadi pasti kita akan menjadi manusia yang individu agar orang lain tidak dapat mengetahui
persoalan pribadi yang kita punya.
PEMBAHASAN
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya
mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak
terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang
berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan
suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas. Individu adalah manusia yang tidak hanya
mempunyai peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai
kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik
dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala
unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi
maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individu ada unsur jasmani dan
rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya. Makna
manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hanya identik dengan tingkah laku
masa yang bersangkutan.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang
persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan
tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor
genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan,
dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat
yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi
oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam
pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya.
Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana seorang individu melakukan interaksi
sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan
kelompok sosial yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap
orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan
genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku
individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan
psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada
tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari
lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam
pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang.
Menurut George Herbert Mead, kepribadian adalah tingkah laku manusia berkembang
melalui perkembangan diri. Perkembangan kepribadian dalam diri seseorang berlangsung
seumur hidup. Menurutnya, manusia akan berkembang secara bertahap melalui interaksi
dengan anggota masyarakat.
Individu dalam konsep sosiologi berarti manusia perorangan sebagai lawan dari
manusia berkelompok. Yang dimaksud manusia perorangan bukanlah perorangan dalam
jasmaniah tetapi dalam kerohanianya .
Kehadiran individu dalam suatu masyarakat biasanya ditandai oleh perilaku individu
yang berusaha menempatkan dirinya dihadapan individu-individu lainnya yang telah
mempunyai pola perilaku sesuai dengan norma-norma dan kebudayaan setempat merupakan
bagiannya. Individu akan berusaha menurut koentjaraningrat unsur-unsur kepriadian meliputi
pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri.
Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori,
prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna. Dalam
pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia
melalui pengamatan akal.
Perasaan adalah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami
dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat
obyektif. Bersifat obyektif dan subyektivitas ini berhubungan erat dengan keadaan pribadi
masing-masing. Karena adanya sifat subyektif pada perasaan inilah maka gejala perasaan
tidak dapat disamakan dengan pengamatan, fikiran dan sebagainya. Perasaan termasuk gejala
jiwa yang dimiliki oleh semua orang , hanya corak dan tingkatannya tidak sama. Perasaan
tidak termasuk gejala mengenal, walaupun demikian sering juga perasaan berhubungan
dengan gejala mengenal.
Gejala perasaan manusia tergantung pada :
a. Keadaan jasmani
b. Pembawaan.
c. Perasaan seseorang berkembang sejak ia mengalami sesuatu.
Unsur dorongan naluri tidak kalah pentingnya untuk di pahami. Dorongan naluri
adalah sesuatu yang selalu ada pada setiap manusia atau dengan kata lain merupakan sumber
bahwa dari lahir dengan tanpa memperoleh pengetahuan apapun sebelumnya.
Ada beberapa macam dorongan yang perlu diketahui yaitu :
1. Dorongan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
2. Dorongan sex.
3. Dorongan untuk mencari makan.
4. Dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain.
5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya.
6. Dorongan untuk berbakti.
7. Dorongan akan keindahan.
Proses dari indvidu untuk menjadi pribadi, tidak hanya didukung dan dihambat oleh
dirinya, tetapi juga didukung dan dihambat oleh kelompok sekitarnya.
a. Proses Destruktif dan Konstruktif
Dalam proses untuk menjadi pribadi ini, individu dituntut untuk menyesuaikan
dengan lingkungan tempat ia berada. Lingkungan dibedakan menjadi lingkungan fisik dan
lingkungan psikis. Di dalam lingkungan fisik, individu harus menyesuaikan dirinya dengan
keadaan jasmaninya sedemikian rupa untuk berhadapan dengan individu lain dengan keadaan
jasmani.
Hubungan dengan lingkungan, dapat dilihat apakah individu tersebut menyesuaikan
dirinya secara alloplastis, yaitu individu di sini secara aktif mempengaruhi dan bahkan sering
mengubah lingkungannya. Atau sebaliknya individu menyesuaikan diri secara padif
(autoplastis), yaitu lingkungan yang akan membentuk pribadi seseorang. Pada diri individu
yang destruktif kita jumpai kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan psikis
berlebihan.Biasanya mencari kepuasan temporal yang sering kali hanya dinikmatinya sendiri,
dan kalau mungkin hanya segelintir individu-individu lain yang menjadi kelompoknya, dan
dalam melakukan ini, penampilannya akan ditandai oleh tindakan yang semata- mata rasional
kearah masa depan.
b. ompromistis dan Anti-Establishment
Sikap kompromis seseorang individu biasanya banyak disebabkan oleh cara-cara yang
memenuhi kebutuhan-kebutuhan psikologis. Sikap anti- establishment ini merupakan sikap
individual yang berlebihan dalam hal individu berintaraksi dengan lingkungannya. Hal ini
sangat erat kaitannya dengan usaha individu dalam pencarian identitas diri yang bersifat
psikologis (in the search for self identity). Sehingga dalam proses pencarian, akan terlihat
penggambaran mengenai waktu diri sendiri yang sangat dominan.
Perubahan dirasakan oleh hampir semua manusia dalam masyarakat. Perubahan
dalam masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia memiliki kebutuhan yang tidak
terbatas. Kalian akan dapat melihat perubahan itu setelah membandingkan keadaan pada
beberapa waktu lalu dengan keadaan sekarang. Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek
kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem
kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan.
Perkembangan Individu
Perkembangan manusia yang wajar dan normal harus melalui proses pertumbuhan
dan perkembangan lahir dan batin. Dalam arti bahwa individu atau pribadi manusia
merupakan keseluruhan jiwa raga yang mempunyai ciri khas tersendiri. Perkembangan
individu menjadi seorang pribadi tidak hanya didukung dan dihambat oleh dirinya sendiri
melainkan juga didukung dan dihambat oleh kelompok disekitarnya.
Menurut Mursid Sumaatmadja, kelengkapan dn keserasian anggota tubuh, ketajaman
panca indra, susunan jaringan syaraf dan proses kerja hayat lainya. Besar pengaruhnya
terhadap perkembangan potensi potensi seorang individu .
Pada masa dewasanya manusia lebih banyak menghadapi masalah hidup yang tidak
dapat dihadapi dengan insting atau kebiasaan kebiasaan saja. Manusia pun mempunyai
insting tetapi manusia tidak semata mata dikuasai oleh insting. Manusia mempuyai
kemampuan-kemampuan yang dapat berkembang kesegalah arah untuk menyesuiakan diri
dangan keadaan yang silih berganti. Manusia mempunyai bebagai pembawaan, kesadaran,
perasaan, cita-cita, pikiran dan sebagainya yang kesemuanya berpengaruh terhadap hidupnya.
2.2. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada
dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga
tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa
bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan
bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan
bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
1. Karena manusia tunduk pada aturan dan norma sosial yang berlaku.
2. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk
interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah
dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal
yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1
• Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik
(sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.
• Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang
lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan
penilain perasaan seperti juga pada proses identifikasi.
Akomodasi (accomodation)
Kontraversi (contaversion).
Kontraversi bentuk interaksi yang berbeda antara persaingan dan
pertentangan. Kontaversi ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap diri
seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikannya dan kebencian terhadap
kepribadian orang, akan tetapi gejala-gejala tersebut tidak sampai menjadi
pertentangan atau pertikaian.
Pertentangan (conflict).
2) Sosialisasi.
Peter Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses di mana
seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam
masyarakat (Berger, 1978:116).
Salah satu teori peranan dikaitkan sosialisasi ialah teori George Herbert Mead.
Dalkam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972).
Mead menguraikan tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui
interaksi dengan anggota masyarakat lain, yaitu melalui beberapa tahap-tahap
play stage, game sytage, dan tahap generalized other.
Menurut Mead pada tahap pertama, play stage, seorang anak kecil mulai belajar
mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya.
Pada tahap game stage seorang anak tidak hanya telah mengetahui
peranan yang harus tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan
oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Pada tahap ketiga sosialisasi,
seseorang dianggap telah mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang
lain dalam masyarakat yaitu mampu mengambil peran generalized others. Ia
telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah
memahami peranannya sendiri serta peranan orang-orang lain dengan siapa ia
berinteraksi.
2.5. Fungsi dan Peran Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial
Pada sisi lain individu adalah makhluk sosial yang tidak akan bisa hidup dan
berkembang tanpa bantuan dan ikatan dengan individu lain. Kodratnya manusia adalah
makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan juga akal pikiran yang
berkembang serta dapat dikembangkan dalam hubungannya dengan manusia sebagai
makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Manusia dikatakan
sebagai makhluk sosial, juga karena pada diei manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk
berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai
manusia kalau tidak hidup ditengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau
bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Dalam hal ini individu
juga membutuhkan suatu interaksi dengan individu lain. Menurut Gilin, interaksi sosil
merupakn hubungan sosil yang dinamis, menyangkut hubngan antara orang perorangan,
kelompok-kelompok manusia, maupun orang perorangan gengan kelompok manusia.
Interaksi sosial dapat terjadi karena adanya komunikasi, jadi komunikasi disini sangatlah
penting artinya. Komunikasi berarti seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain
baik berwujud pembicaraan, gerak, maupun sikap.
Dapat disimpilkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena berupa
alasan, yaitu:
Interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial, pengertian ini menunjukan pada
hubungan-hubungan yang dinamis. Interaksi sosial juga merupakan kunci dari semua
kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.
Dengan demikian jelas sekali bahwa interaksi sosial intu sangat penting dalam kehidupan
masyarakan, tidak terkecuali dalam kehidupan di sekolah. Persaingan (compatition),
pertikaian (conflict), dan akomodasi (accomodation).
Peran dan fungsi seorang individu sangatlah diperlukan untuk menjalin kerja sama
yang baik dan juga berhubungan status individu itu sendiri dalam lingkungannya. Status
adalah jenjang atau posisi seseorang dalam satu kelompok, atau dari satu kelompok dalam
hubungannya dengan kelompok lain. Adapun peran diartikan sebagai suatu konsep
fungsional yang menjelaskan fungsi atau tugas seseorang. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa status dan peran merupakan dua hak yang saling berkaitan. Stutus menunjukan pada
siapa orangnya, sedangkan peran menunjukan apa yang dilakukan oleh orang itu.
Menurut S. Bellen, ada beberapa jenin status dan peran sosial dalam masyarakat,
yaitu:
1. Peran yang diharapkan (expected roles) dan peran yang terlaksana dalam kenyataan
(actual roles).
2. Peran yang terberi (ascribad roles) dan peran yang diperjuangkan (achieved roles).
3. Peran kunci (key roles) dan peran tambahan (supplementary roles).
4. Peran tinggi, peran menengah, dan peran rendah.
Sebagai mahluk hidup yang berada di muka bumi ini keberadaan manusia adalah
sebagai mahluk individu dan mahluk sosial, dalam arti manusia senantiasa tergantung dan
atau berinteraksi dengan sesamanya. Dengan demikian, maka dalam kehidupan lingkungan
sosial manusia senantiasa terkait dengan interaksi antara individu manusia, interaksi antar
kelompok, kehidupan sosial manusia dengan lingkungan hidup dan alam sekitarnya, berbagai
proses sosial dan interaksi sosial, dan berbagai hal yang timbul akibat aktivitas manusia
seperti perubahan sosial.
Secara sosial sebenarnya manusia merupakan mahluk individu dan sosial yang
mempunyai kesempatan yang sama dalam berbagai hidup dan kehidupan dalam masyarakat.
Artinya setiap individu manusia memiliki hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dalam
menguasai sesuatu, misalnya bersekolah, melakukan pekerjaan, bertanggung jawab dalam
keluarga serta berbagai aktivitas ekonomi, politik dan bahkan beragama.
Berbagai kelompok sosial tumbuh seiring dengan kebutuhan manusia untuk saling
berinteraksi. Dalam berbagai kelompok sosial ini, manusia membutuhkan norma-norma
pengaturannya. Terdapat norrma-norma sosial sebagai patokan untuk bertingkah laku bagi
manusia di kelompoknya.
Masyarakat
Menurut WJs. Poerwodarmato masyarakat adalah pergaulan hidup manusia dalam
suatu tempat dengan ikatan-ikatan dan aturan tertentu. Sedangkan menurut Linton,
masyarakat itu timbul dari setiap kumpulan individu-individu yang telah cukup lama hidup
dan bekerja sama. Dalam waktu yang lama itu kelompok manusia yang belum terorganisasi
mengalami proses fundamental yaitu adaptasi dan organisasi dari tingkah laku dari anggota-
anggota.
Dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang telah lama
bertempat tinggal disuatau daerah tertentu dan mempunyai aturan yang mengatur tata hidup
mereka untuk menuju kepeda tujuan yang sama.
Unsur Unsur Terbentuknya Masyarakat :
a. Harus ada kelompok (perkumpulan) manusia dan harus bayak jumlahnya dan bukan
mengumpulkan binatang.
b. Telah berjalan dalam waktu yang lama dan bertempat tinggal dalam daerah tertentu.
c. Adanya aturan (undang-undang) yang mengatur mereka bersama.
Ada norma yang daya ikatnya sangat kuat, sedang, dan ada pula norma yang daya
ikatnya sangat lemah. Keempat jenis tersebut adalah cara (usage), kebiasaan (folkways), tata
kelakuan (mores), dan adat istiadat (costum).
Dapat disimpulkan bahwa, Manusia adalah sebagai makhluk individu dalam arti tidak
dapat dipisahkan antara jiwa dan raganya oleh karena itu dalam proses perkembangannya
perlu keterpaduan antara perkembangan jasmani maupun rohani. Namun keluarga adalah
sebagai suatu tempat untuk memenuhi hasrat dan keinginannya baik secara biologis maupun
psikis. Sedangkan masyarakat adalah suatu wadah bagi individu dan individu lainnya
membentuk suatu sosialisasi atau hubungan yang lebih luas.
3.2. Saran
Selain menarik kesimpulan di atas, kami juga memberikan saran yaitu, sebagai
mahluk indvidu yang berpendidikan dan sadar akan ketergantungan kita terhadap individu
lain , Sebaiknya kita harus mengetahui peran ataupun fungsi kita sebagai makhluk individu
maupun sosial.
Agar tidak terjadi kesalah pahaman ataupun pertikaian dalam proses sosialisasi , yang
dapat mengganggu ketentraman hidup individu – individu lainya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ilmu Budaya Dasar ;Supartono W, Drs. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Buku Ilmu Sosial dan Budaya Dasar : Drs.Herimanto, M.Pd., M.Si.ISBD. Bandung: BumiAksara