Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK PERUSAHAAN INDUSTRI ROKOK YANG


TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2016-2020

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakah salah satu negara yang menetapkan pajak sebagai salah satu
sumber kas negara, Indonesia memiliki banyak kategori objek pajak sebagai bagian dari
sumber penagihan pajak. Nilai besaran pajak dipungut dari warga negara dan menjadi salah
satu bentuk kewajiban guna pembangunan negara. Hal tersebut mendukung disebabkan oleh
pembangunan nasional di Indonesia merupakan produk pemerintah yang membutuhkan
partisipasi masyarakat. Dengan demikian, setiap warga negara dituntut untuk dapat ikut
berkontribusi dalam pembayaran pajak (Rosdiana et al., 2011). Pajak merupakan sumber
penerimaan kas negara yang memiliki posisi sebagai salah satu sektor penerimaan negara
yang penting (Ompusunggu, 2010). Indonesia menggunakan pajak sebagai salah satu sumber
penerimaan kas utama negara karena sifatnya yang stabil, dan memiliki potensi pada jumlah
pendanaan yang besar serta sebagai bentuk partisipasi aktif masyarakat (Rahayu & Suhayati,
2010).
Secara teori pajak merupakan kewajiban setiap warga negara yang memiliki
pendapatan sehingga partisipasi masyarakat dapat diminta secara paksa, namun kenyataan
lapangan justru menyebutkan data yang berbeda (Hardiningsih, 2011). Indonesia yang
menganut sistem self assessment dimana pihak Wajib Pajak diberikan kepercayaan
sepenuhnya guna mendaftarkan, mendata penghasilan, menghitung jumlah wajib
pembayaran, melakukan pembayaran hingga melaporkan data tahunan, memiliki banyak
sekali sektor pajak yang luput dari penagihan pajak (SAGITA, 2015). Berkaitan dengan
kewajiban perpajakan di Indonesia, sering kali perusahaan melakukan upaya agar beban
pajak yang harus mereka keluarkan menjadi seminimal mungkin, hal tersebut dilakukan
perusahaan agar laba perusahaan menjadi terlihat lebih besar (Yuliem, 2018). Terdapat dua
cara untuk menekan beban pajak perusahaan, cara pertama adalah penggelapan pajak (Tax
Evasion) yang merupakan perbuatan melanggar hukum dengan tidak membayarkan
kewajiban kepada negara. Cara kedua adalah penghindaran pajak (Tax avoidance) yang
merupakan tindakan untuk memperkecil kewajiban pajak secara legal dengan memanfaatkan
celah dalam hukum perpajakan agar kesejahteraan pemegang saham meningkat (Kim et al.,
2011). International Center for Taxation and Development (ICTD) mencatat bahwa Indonesia
menempati peringkat ke-11 di dunia sebagai negara dengan penghindaran pajak tertinggi
dengan nilai penghindaran pajak sebesar $6,48 miliar yang tidak dibayarkan kepada Dirjek
Pajak Indonesia (Rokhmah, 2019). Salah satu nilai penghindaran pajak terbesar adalah dari
perusahaan tembakau milik British American Tobacco (BAT) dengan potensi penghindaran
pajak sebesar $14juta per tahun (Intan, 2020). British American Tobacco berhasil melakukan
penghindaran pajak dengan mendirikan anak perusahaan dengan melakukan investasi
langsung pada PT Bentoel Internasional Investama, yang berhasil memotong biaya pajak
impor dalam jumlah besar.
Ibrahim et al. (2021) menemukan bahwa pada saat pandemi covid-19 berlangsung,
perusahaan rokok di Indonesia tidak mengalami penurunan kinerja yang signifikan, sehingga
membuktikan bahwa industri rokok Indonesia merupakan industri yang kuat. ROA, ROE, Net
Profit Margin (NPM), dan Gross Profit Margin (GPM) perusahaan rokok bahkan terkesan
stabil seperti sebelum ketika pandemi covid-19 melanda (Aini et al., 2021). Kebebasan untuk
merokok di Indonesia membuat Indonesia disebut sebagai negara surga bagi perokok,
fenomena tersebut membuat industri rokok menjadi industri yang paling kuat, paling
menguntungkan, dan paling tahan lama di Indonesia (Darwin, 2016), sehingga apabila
perusahaan rokok melakukan tindakan tax avoidance, maka dapat mempengaruhi penerimaan
pajak Indonesia secara signifikan. Selain faktor untuk mencari penambahan laba yang lebih
besar terdapat faktor lain seperti profitabilitas perusahaan, leverage, dan ukuran perusahaan
yang dapat mempengaruhi sebuah perusahaan melakukan tax avoidance (Irianto & Wafirli,
2017).
Profitabilitas perusahaan atau rasio profitabilitas merupakan cerminan dari
kesejahteraan pemegang saham, oleh sebab itu terdapat kemungkinan bahwa pemegang
saham dapat melakukan tax avoidance untuk membuat profitabilitas perusahaan lebih besar
(Kim et al., 2011). Rasio profitabilitas perusahaan merupakan rasio yang menggambarkan
seberapa besar kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin besar rasio profitabilitas perusahaan maka semakin efektif
manajemen perusahaan dalam mencari profit atau laba (Darmawan & Sukartha, 2014). Rasio
profitabilitas yang tinggi membuktikan bahwa perusahaan semakin efektif, akan tetapi
semakin tinggi rasio profitabilitas perusahaan maka pajak yang harus ditanggung juga
semakin besar (Aminah et al., 2017).
Beban pajak perusahaan yang meningkat seiring dengan peningkatan profitabilitas
membuat perusahaan mengalihkan keuntungan perusahaan agar beban pajar berkurang.
Strategi untuk membuat profitabilitas perusahaan terlihat lebih kecil adalah dengan
menambah investasi pada aset tetap (Dharma & Ardiana, 2016). Strategi investasi perusahaan
untuk berinvestasi pada aset tetap membuat perusahaan dapat melaporkan penambahan
depresiasi untuk mengurangi kewajiban pajak, atau hanya sekedar mengurangi profit
perusahaan agar profit yang dikenakan pajak menjadi lebih sedikit (wijayanti, 2017). Akan
tetapi Kurniasih & Ratna Sari (2013) menemukan bahwa profitabilitas perusahaan tidak
berpengaruh pada keputusan tax avoidance. Hal tersebut disebabkan oleh tingkat
profitabilitas perusahaan yang stabil dalam jangka waktu yang lama membuat keputusan tax
avoidance beresiko merusak citra perusahaan dimata publik (Kurniasih & Ratna Sari, 2013).
Perusahaan menilai bahwa mempertahankan citra perusahaan lebih penting dibandingkan
mengejar keuntungan dari pembayaran pajak yang lebih sedikit, dengan demikian perusahaan
memilih untuk tidak melakukan tax avoidance (Irianto & Wafirli, 2017).
Faktor kedua yang dapat mempengaruhi kebijakan tax avoidance adalah rasio leverage
perusahaan (Sudana, 2015), karena mencerminkan beban yang ditanggung oleh perusahaan
pada periode tertentu. Rasio leverage muncul ketika perusahaan mendapatkan keuntungan
dengan memanfaatkan aset atau sumber daya yang mereka miliki. Rasio leverage dapat
mempengaruhi keinginan perusahaan untuk melakukan tax avoidance, karena semakin tinggi
beban hutang perusahaan maka kewajiban pajak yang harus mereka bayarkan akan semakin
sedikit (Rosa Dewinta & Ery Setiawan, 2016). Suyanto & Supramono (2012) meyebutkan
bahwa perusahaan lebih memilih untuk menambah beban hutangnya dibandingkan membayar
pajak lebih tinggi, dengan demikian perusahaan memilih untuk melakukan tax avoidance.
Ketika perusahaan berhutang untuk membiayai operasional perusahaan maka akan timbul
beban bunga dan kewajiban lainnya, beban bunga yang tinggi tersebut mempengaruhi tingkat
laba yang dipergunakan untuk menghitung pajak (AGUSTI, 2015). Akan tetapi MULYANI
et al. (2014) tidak menemukan adanya pengaruh dari leverage terhadap tax avoidance pada
perusahaan manufaktur. MULYANI et al. (2014) menyebutkan bahwa mayoritas perusahaan
manufaktur di Indonesia memiliki hutang jangka panjang kecil, sehingga beban bunga yang
ditanggung oleh perusahaan juga kecil. SURBAKTI (2012) menambahkan bahwa perusahaan
manufaktur Indonesia lebih memilih untuk mematuhi peraturan pajak pemerintah karena
memiliki resiko lebih besar apabila berurusan dengan hukum. Fakta bahwa mayoritas
perusahaan di Indonesia merupakan perusahaan keluarga membuat struktur pembiayaan
perusahaan lebih banyak bersumber dari pribadi dibandingkan hutang (Anshari, 2019).
Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi sebuah perusahaan melakukan tax avoidance
adalah ukuran perusahaan, karena semakin besar sebuah perusahaan akan membuat beban
pajak mereka semakin besar (Rachmawati & Triatmoko, 2007). Besar kecilnya perusahaan
dapat diklasifikasikan berdasarkan total aset, nilai pasar saham, rata-rata penjualan atau
jumlah pendapatan perusahaan (SUWITO & HERAWATY, 2005). Perusahaan dengan
ukuran besar cenderung memiliki laba besar dan stabil, stabilitas laba yang dimiliki oleh
perusahaan cenderung membuat perusahaan melakukan praktik tax avoidance (Rachmawati
& Triatmoko, 2007). Persepsi masyarakat pada perusahaan merupakan hal yang penting bagi
perusahaan, akan tetapi persepsi dari stakeholder yang lain juga tidak kalah penting, seperti
kreditur, pemegang saham, atau pemilik perusahaan yang menginginkan laba lebih tinggi
(Yoehana, 2013). Persepsi dari stakeholder itulah yang membuat perusahaan besar memilih
untuk menggunakan metode akuntansi tertentu agar beban pajak mereka lebih kecil dan laba
terlihat lebih besar (Kabir, 2007).
Penelitian ini menggunakan teori agensi yang beranggapan bahwa manajer perusahaan
besar cenderung memilih untuk mempertahankan profitabilitas perusahaan yang besar dengan
menggunakan metode tax avoidance (Handayani, 2018), agar mereka mendapatkan insentif
yang besar (Chen et al., 2016; MULYANI et al., 2014; Prasetyorini, 2016). Akan tetapi masih
terdapat penelitian yang menemukan bahwa tax avoidance tidak dapat dipengaruhi oleh rasio
profitabilitas perusahaan (Irianto & Wafirli, 2017; Kurniasih & Ratna Sari, 2013), rasio
leverage perusahaan (MULYANI et al., 2014; SURBAKTI, 2012). Karena masih terdapat
perbedaan mengenai pengaruh rasio profitabilitas perusahaan dan rasio leverage perusahaan
terhadap tax avoidance, maka penelitian ini bertujuan untuk memastikan kembali apakah
terdapat pengaruh rasio profitabilitas perusahaan, rasio leverage perusahaan, dan ukuran
perusahaan terhadap tax avoidance pada perusahaan rokok di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah:
1. Apakah profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
praktik tax avoidance perusahaan pada perusahaan rokok di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menemukan apakah profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap praktik tax avoidance perusahaan rokok di Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian, maka penelitian ini
diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas, leverage, dan ukuran
perusahaan terhadap tax avoidance.
2. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap literatur tax avoidance
dengan menginvestigasi pengaruh profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan
pada perusahaan rokok di Indonesia.
Daftar Pustaka
AGUSTI, W. Y. (2015). Program studi akuntansi fakultas ekonomi universitas negeri
padang 2015. UNIVERSITAS NEGERI PADANG.
Aini, Y. N., Haryanti, A. D., & Trianti, K. (2021). ANALISIS KINERJA
INDUSTRIROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN
PENDEKATAN RASIO PROFITABILITAS. Jurnal Akademi Akuntansi, 4(1).
https://doi.org/https://doi.org/10.22219/jaa.v4i1.15474
Aminah, Chairina, & Sari, Y. Y. (2017). The Influence of Company Size , Fixed Asset
Intensity, Leverage, Profitability, and Political Connection To Tax Avoidance. AFEBI
Accounting Review (AAR), 02(02), 30–43.
Anshari, R. (2019). Pengaruh kepemilikan keluarga terhadap pengungkapan corporate
social responsibility (csr) dengan moderasi mekanisme tata kelola : bukti empiris di
indonesia. Airlangga University.
Chen, Z., Cheok, C. K., & Rasiah, R. (2016). Corporate tax avoidance and performance:
Evidence from China’s listed companies. Institutions and Economies, 8(3), 61–83.
Darmawan, I., & Sukartha, I. (2014). Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Leverage,
Roa, Dan Ukuran Perusahaan Pada Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi, 9(1), 143–
161.
Darwin, M. (2016). PERILAKU MEROKOK DAN PENGALAMAN REGULASI Dl
BERBAGAI NEGARA. Populasi, 18(2). https://doi.org/10.22146/jp.12098
Dharma, I., & Ardiana, P. (2016). Pengaruh Leverage, Intensitas Aset Tetap, Ukuran
Perusahaan, Dan Koneksi Politik Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi, 15(1),
584–613.
Handayani, R. (2018). Pengaruh Return on Assets (ROA), Leverage dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Tax Avoidance Pada Perusahaan Perbankan yang Listing di BEI Periode
Tahun 2012-2015. Jurnal Akuntansi Maranatha, 10(1), 72–84.
https://doi.org/10.28932/jam.v10i1.930
Hardiningsih, P. (2011). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN
MEMBAYAR PAJAK The Factors That Influence The Willingness To Pay The Tax.
Dinamika Keuangan Dan Perbankan, 3(1), 126–143.
Ibrahim, I. H., Maslichah, & Sudaryanti, D. (2021). ANALISIS PERBANDINGAN
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SUB SEKTOR ROKOK YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SEBELUM DAN SAAT PANDEMI
COVID-19. Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi, 10(99).
Intan, K. (2020). Hingga kuartal III 2020, penjualan Sido Muncul SIDO tumbuh 6,1%.
Kontan.Co.Id. https://investasi.kontan.co.id/news/hingga-kuartal-iii-2020-penjualan-
sido-muncul-sido-tumbuh-61
Irianto, B. S., & Wafirli, A. (2017). The Influence of Profitability, Leverage, Firm Size and
Capital Intensity Towards Tax Avoidance. International Journal of Accounting and
Taxation, 5(2). https://doi.org/10.15640/ijat.v5n2a3
Kabir, M. H. (2007). Positive Accounting Theory and Science: A Comparison. SSRN
Electronic Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.1027382
Kim, J. B., Li, Y., & Zhang, L. (2011). Corporate tax avoidance and stock price crash risk:
Firm-level analysis. Journal of Financial Economics, 100(3), 639–662.
https://doi.org/10.1016/j.jfineco.2010.07.007
Kurniasih, T., & Ratna Sari, M. (2013). Pengaruh Return on Assets, Leverage, Corporate
Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal Pada Tax Avoidance.
Buletin Studi Ekonomi, 18(1), 58–66.
MULYANI, S., DARMINTO, & N.P, M. . W. E. (2014). PENGARUH KARAKTERISTIK
PERUSAHAAN, KONEKSI POLITIK DAN REFORMASI PERPAJAKAN
TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (STUDI PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK. JURNAL MAHASISWA
PERPAJAKAN, 2(1), 37–39.
Ompusunggu, A. P. (2010). Kebijakan Pajak Atas Pemungutan Dan Pemotongan Pajak
( Witholding Tax ). Akuntansi Krida Wacana, 9(3), 203–220.
Prasetyorini, B. F. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 5(7).
Rachmawati, A., & Triatmoko, H. (2007). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KUALITAS LABA DAN NILAI PERUSAHAAN. Simposium
Nasional Akuntansi X Makassar, 53(9), 1689–1699.
Rahayu, S. K., & Suhayati, E. (2010). Perpajakan teori dan teknis perhitungan. Graha Ilmu.
https://doi.org/978-979-756-562-6
Rokhmah, A. (2019). Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017).
Skripsi.
Rosa Dewinta, I., & Ery Setiawan, P. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax
Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 14(3), 1584–1615.
Rosdiana, H., Irianto, & Putranti, T. M. (2011). Teori pajak pertambahan nilai: kebijakan
dan implementasinya di Indonesia. Ghalia Indonesia.
http://opac.lib.ugm.ac.id/index.php?
mod=book_detail&sub=BookDetail&act=view&typ=htmlext&buku_id=693369&obyek
_id=1
SAGITA, F. (2015). ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH DITERAPKANNYA PP 46
TAHUN 2013 UNTUK UMKM DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBAYARAN
PAJAK AKHIR TAHUN. UNIVERSITAS LAMPUNG.
Sudana, I. M. (2015). Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik (2nd ed.).
Erlangga.
SURBAKTI, T. A. V. (2012). PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN
REFORMASI PERPAJAKAN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK DI
PERUSAHAAN INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2008- 2010. Universitas Indonesia.
SUWITO, E., & HERAWATY, A. (2005). ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK
PERUSAHAAN TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA YANG
DILAKUKAN OLEH PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
JAKARTA. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, 1, 15–16.
Suyanto, K. D., & Supramono. (2012). Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen, Dan
Manajemen Laba Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. Jurnal Keuangan Dan
Perbankan, 16(2), 167–177. http://jurkubank.wordpress.com
wijayanti, ajeng. (2017). PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, GOOD
CORPORATE GOVERNANCE DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK. ECONOMICA, 5(2), 113–127.
https://doi.org/10.22202/economica.2017.v5.i2.383
Yoehana, M. (2013). Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap
Agresivitas Pajak. Skripsi Universitas Diponegoro, 4(2), 1–62.
Yuliem, M. L. (2018). Pengaruh Perencanaan Pajak (Tax Planning) Terhadap Nilai
Perusahaan (Firm Value) Pada Perusahaan Sektor Non Keuangan Yang Terdaftar Di
BEI Periode 2013-2015. Calyptra, 7(1), 520–540.

Anda mungkin juga menyukai