Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT

TERPADU (SPGDT)

Oleh :
Kelompok 5
Tingkat 3.1

Ni Putu Yunik Astari (P07120017005)


Ni Made Hindrayanti (P07120017017)
Ni Wayan Eka Ary Agustini (P07120017020)
Ni Made Mezha Anindya Prabhaswari (P07120017029)
Nauli Rilvia Jasman (P07120017039)

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
DENPASAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini. Paper yang

berjudul “Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)” disusun

untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat.

Dalam penulisan paper ini, penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih kepada

semua pihak yang telah membantu, membimbing, serta memberi dukungan

kepada penulis dalam menyelesaikan paper ini, khususnya kepada dosen

pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam

menyelesaikan paper ini.

Penulis menyadari bahwa paper ini, masih banyak kekurangan baik dari segi

isi maupun bahasanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah di masa yang

akan datang.

Denpasar, 23 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.............................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)...........3
B. Subsistem SPGDT............................................................................................4
C. Pusat Komando Nasional/National Command Center......................................4
D. Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu/Public Safety Center..........................4
BAB III....................................................................................................................6
PENUTUP................................................................................................................6
A. Simpulan...........................................................................................................6
B. Saran.................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kejadian gawat darurat tentunya tidak dapat diprediksi, keterlambatan

dalam penanganan kegawatdaruratan dapat berakibat kecacatan fisik atau bahkan

sampai kematian. Banyak hal yang dapat menyebabkan kejadian gawat darurat,

antara lain kecelakaan, tindakan anarkis yang membahayakan orang lain,

kebakaran, penyakit dan bencana alam yang terjadi di Indonesia. Kondisi ini

memerlukan penanganan gawat darurat yang tepat dan segera, sehingga

pertolongan pertama pada korban/pasien dapat dilakukan secara optimal

Terjadinya peningkatan jumlah korban/pasien yang meninggal dan

mengalami kecacatan pada kejadian gawat darurat merupakan dampak dari

penanganan korban/pasien gawat darurat yang kurang optimal. Untuk

mewujudkan peningkatan mutu pelayanan dalam penanganan korban/pasien

gawat darurat diperlukan suatu sistem penanganan korban/pasien yang dilakukan

secara terpadu dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai pihak.

Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan

(Permenkes) Nomor 19 tahun 2016 tentang Sistem Penanggulangan Gawat

Darurat Terpadu (SPGDT) yang bertujuan meningkatkan akses dan mutu

pelayanan kegawatdaruratan dan mempercepat waktu penanganan (respon time)

korban/ pasien gawat darurat serta menurunkan angka kematian dan kecacatan.

SPGDT berpedoman pada respon cepat yang menekankan time saving is life and
limb saving, yang melibatkan pelayanan oleh masyarakat, tenaga kesehatan,

pelayanan ambulans gawat darurat dan sistem komunikasi.

Keberhasilan dalam penanganan korban/pasien gawat darurat ini

tergantung pada beberapa komponen, yaitu pada penyelenggaraan SPGDT yang

terdiri atas sistem komunikasi gawat darurat, sistem penanganan korban/ pasien

gawat darurat dan sistem transportasi gawat darurat yang harus saling terintegrasi

satu sama lain.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)

Lahirnya sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT)

dilatarbelakangi karena adanya kebutuhan masyarakat akan suatu sistem

penanganan kegawatdaruratan yang standar dan terpadu di Indonesia, dari awal

tempat kejadian, selama perjalanan menuju fasilitas pelayanan kesehatan, selama

menerima bantuan di fasilitas pelayanan kesehatan sampai paska penanganan

(Depkes, 2016).

Secara umum, SPGDT merupakan sistem koordinasi berbagai unit kerja

(multisektor), didukung berbagai kegiatan profesi (multidisiplin dan multiprofesi)

untuk menyelenggarakan pelayanan terpadu penderita gawat darurat dalam

keadaan bencana maupun sehari-hari (Khambali, 2017). Sistem Penanggulangan

Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) adalah sebuah sistem penanggulangan pasien

gawat darurat yang terdiri dari unsur pelayanan pra Rumah Sakit, pelayanan di

Rumah Sakit dan antar Rumah Sakit.

SPGDT berpedoman pada respons cepat yang menekankan time saving is

life and limb saving, yang melibatkan masyarakat awam umum dan khusus,

petugas medis, pelayanan ambulans gawat darurat, dan komunikasi. SPGDT

bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kegawatdaruratan dan

mempercepat waktu penanganan (respon time) Korban/Pasien Gawat Darurat dan

menurunkan angka kematian serta kecacatan

3
B. Subsistem SPGDT

Terdapat tiga subsistem dalam SPGDT, yaitu pra rumah sakit (pra-RS),

rumah sakit (RS), dan antar rumah sakit (antar-RS).

1. Sistem pra-rumah sakit sehari-hari

C. Pusat Komando Nasional/National Command Center

Pusat Komando Nasional (National Command Center) adalah pusat

panggilan kegawatdaruratan bidang kesehatan dengan nomor kode akses 119 yang

digunakan di seluruh wilayah Indonesia. Pusat Komando Nasional (National

Command Center) mempunyai fungsi sebagai pemberi informasi dan panduan

terhadap penanganan kasus kegawatdaruratan. Dalam menjalankan fungsinya

Pusat Komando Nasional (National Command Center) memiliki tugas yaitu

memilah panggilan Gawat Darurat/non Gawat Darurat, meneruskan panggilan ke

Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu, dan melakukan dokumentasi, monitoring,

pelaporan dan evaluasi.

D. Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu/Public Safety Center

Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu/Public Safety Center yang

selanjutnya disebut PSC adalah pusat pelayanan yang menjamin kebutuhan

masyarakat dalam hal-hal yang berhubungan dengan kegawatdaruratan yang

berada di kabupaten/kota yang merupakan ujung tombak pelayanan untuk

mendapatkan respon cepat. PSC dapat berupa unit kerja sebagai wadah koordinasi

4
untuk memberikan pelayanan gawat darurat secara cepat, tepat, dan cermat bagi

masyarakat.

Public Safety Center merupakan bagian utama dari rangkaian kegiatan

SPGDT prafasilitas pelayanan kesehatan yang berfungsi melakukan pelayanan

kegawatdaruratan dengan menggunakan algoritme kegawatdaruratan yang ada

dalam sistem aplikasi Call Center 119. PSC mempunyai fungsi sebagai pemberi

pelayanan Korban/Pasien Gawat Darurat dan/atau pelapor melalui proses triase

(pemilahan kondisi Korban/Pasien Gawat Darurat), pemandu pertolongan pertama

(first aid), pengevakuasi Korban/Pasien Gawat Darurat dan pengoordinasi dengan

fasilitas pelayanan kesehatan.

Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu/Public Safety Center memiliki

tugas antara lain :

1. Menerima terusan (dispatch) panggilan kegawatdaruratan dari Pusat

Komando Nasional (National Command Center)

2. Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan dengan menggunakan algoritme

kegawatdaruratan

3. Memberikan layanan ambulans

4. Memberikan informasi tentang fasilitas pelayanan kesehatan

5. Memberikan informasi tentang ketersediaan tempat tidur di rumah sakit

5
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran

6
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai