Anda di halaman 1dari 42

LAPORANAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERWATAN

DENGAN POST OPERASI KISTA OVARIUM PADA NY. A

DI RUANGAN BOUGENVILE 2 RS Dr. SARDJITO

DI SUSUN OLEH

DWI ERIKA SAFITRI

P07120520010

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

PRODI PROFESI NERS

2020 / 2021

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktik klinik stase Keperawatan Maternitas dengan judul “ Post Op Kista
Ovarium Susp Malinansis “ yang disusun oleh :

Nama : Dwi Erika Safitri

Nim : P07120520010

Tanggal Praktik : 15 – 27 Februari 2021

Ruangan : Bougenvile 2

Laporan telah di terima oleh Dosen pembimbing dan pembimbing klinik ruangan .

Yogyakarta , Februari 2021

Menyutujui

Dosen Pembimbing Pembimbing klinik

Enny Indarty, SST

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
BAB I
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun besar, kistik
maupun solid, jinak maupun ganas (Wiknjosastro, 2007: 346).
Kista ovarium (kista indung telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya
berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium) (Nugroho, 2010: 101)
Kista ovarium (atau kista indung telur) berarti kantung berisi cairan,normalnya
berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium). Kistaindung telur dapat
terbentuk kapan saja, pada masa pubertas sampaimenopause, juga selama masa
kehamilan (Bilotta. K, 2012).
Kista indung telur adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam
jaringan ovarium. Kista ini disebut juga kista fungsional karena terbentuk setelah telur
dilepaskan sewaktu ovulasi (Yatim, 2005: 17)

Gambar : Rahim normal dan kiata ovarium


Sumber : http://kistaovarium.org/

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
B. KLASIFIKASI
Menurut Nugroho (2010), klasifikasi kista ovarium adalah :
1. Tipe Kista Normal
Kista fungsional ini merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak
ditemukan. Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan
dengan siklus menstruasi yang normal.
Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa
subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh
sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan
hilang saat menstruasi. Kista fungsional terdiri dari: kista folikel dan kista
korpus luteum. Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan
dapat menghilang sendiri dalam waktu 6 – 8 minggu.

Gambar : kista ovarium fungsional


Sumber : http://kistamioma.com/tag/kista-ovarium-fungsional

2. Tipe Kista Abnormal


a. Kistadenoma
Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur.
Biasanya bersifat jinak, namun dapat membesar dan dapat menimbulkan
nyeri.
b. Kista coklat (endometrioma)
Merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya. Disebut kista
coklat karena berisi timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman.
c. Kista dermoid
Merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit,
kuku, rambut, gigi dan lemak. Kista ini dapat ditemukan di kedua

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
bagian indung telur. Biasanya berukuran kecil dan tidak menimbulkan
gejala.
d. Kista endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang
berada di luar rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya
lapisan endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat,
terutama saat menstruasi dan infertilitas.
e. Kista hemorhage
Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga
menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut bagian bawah.
f. Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein yang
sesungguhnya, umumnya berasal dari korpus luteum haematoma.

Gambar : kista corpus luteum


Sumber : http://www.ladycarehealth.com/causes-of-different-ovarian-
cysts/
g. Kista polikistik ovarium
Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan
melepaskan sel telur secara kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium
akan membesar karena bertumpuknya kista ini. Kista polikistik ovarium yang
menetap (persisten), operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista
tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
Gambar : kista polikistik ovarium
Sumber : http://pcos-disease.blogspot.com/2010/11/polycystic-ovarian-
syndrome_06.html

C. ETIOLOGI
Menurut Nugroho (2010: 101), kista ovarium disebabkan oleh gangguan
(pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium (ketidakseimbangan
hormon). Kista folikuler dapat timbul akibat hipersekresi dari FSH dan LH yang
gagal mengalami involusi atau mereabsorbsi cairan. Kista granulosa lutein yang
terjadi didalam korpus luteum indung telur yang fungsional dan dapat membesar
bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang berlebihan saat fase
pendarahan dari siklus menstruasi. Kista theka-lutein biasanya bersifay bilateral dan
berisi cairan bening, berwarna seperti jerami. Penyebab lain adalah adanya
pertumbuhan sel yang tidak terkendali di ovarium, misalnya pertumbuah abnormal
dari folikel ovarium, korpus luteum, sel telur.

D. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi Klinis Kista Ovarium Menurut Nugroho (2010: 104), kebanyakan
wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala sampai periode tertentu.
Namun beberapa orang dapat mengalami gejala ini :
1. Nyeri saat menstruasi.
2. Nyeri di perut bagian bawah.
3. Nyeri saat berhubungan seksual.
4. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki.
5. Terkadang disertai nyeri saat berkemih atau BAB.
6. Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang keluar banyak.
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
E. PATHOFISIOLOGI
Fungsi ovarium yang abnormal dapat menyebabkan penimbunan folikel yang
terbentuk secara tidak sempurna didalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami
pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna
didalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium. Setiap hari, ovarium
normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff.
Pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan
melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur akan menjadi korpus luteum, yang
pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah- tengah. Bila
tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan
pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula
akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista
ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan
selalu jinak (Nugroho, 2010).

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
F. PATHWAY

Etiologi :
 Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron
 Pertumbuhan folikel tidak seimbang
 Degenerasi ovarium
 Infeksi ovarium

Gangguan reproduksi

Tanda dan gejala : Diagnosa : Komplikasi :


 Tanpa gejala  Anamnesa  Pembenjolan perut
 Nyeri saat menstruasi  Pemeriksaan fisik  Pola haid berubah
 Nyeri di perut bagian bawah  Pemeriksaan  Perdarahan
 Nyeri saat berhubungan penunjang  Torsio (putaran tangkai)
seksual  Infeksi
 Nyeri saat berkemih atau BAB  Dinding kista robek
 Siklus menstruasi tidak teratur Kista ovarium  Perubahan keganasan

Kista fungsional Kista non fungsional

Konservatif :
 Observasi 1-2 bulan
Laparatomi Laparoskopi

Keluhan tetap :
 Aktivitas hormon Ovarian Salpingo-
 Discomfort cystectomy oophorectomy

Perawatan post operasi : Penyulit post operasi :


 Obat analgetik  Nyeri
 Mobilisasi  Perdarahan
 Personal hygiene
 Infeksi

Bagan 2.1 Pathway Kista Ovarium (Taufan Nugroho, 2010)


BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
G. KOMPLIKASI
Menurut Wiknjosastro (2007: 347-349), komplikasi yang dapat terjadi pada
kista ovarium diantaranya:
1. Akibat pertumbuhan kista ovarium
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembesaran
perut. Tekanan terhadap alat-alat disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor
atau posisinya dalam perut. Apabila tumor mendesak kandung kemih dan dapat
menimbulkan gangguan miksi, sedangkan kista yang lebih besar tetapi terletak
bebas di rongga perut kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut
serta dapat juga mengakibatkan edema pada tungkai.
2. Akibat aktivitas hormonal kista ovarium
` Tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika tumor itu sendiri
mengeluarkan hormon.
3. Akibat komplikasi kista ovarium
a. Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit-sedikit sehingga berangsur-angsur
menyebabkan kista membesar, pembesaran luka dan hanya menimbulkan
gejala-gejala klinik yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam
jumah yang banyak akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang
menimbukan nyeri di perut.
b. Torsio atau putaran tangkai
Torsio atau putaran tangkai terjadi pada tumor bertangkai dengan
diameter 5 cm atau lebih. Torsi meliputi ovarium, tuba fallopi atau
ligamentum rotundum pada uterus. Jika dipertahankan torsi ini dapat
berkembang menjadi infark, peritonitis dan kematian. Torsi biasanya
unilateral dan dikaitkan dengan kista, karsinoma, TOA, massa yang tidak
melekat atau yang dapat muncul pada ovarium normal. Torsi ini paling sering
muncul pada wanita usia reproduksi. Gejalanya meliputi nyeri mendadak dan
hebat di kuadran abdomen bawah, mual dan muntah. Dapat terjadi demam
dan leukositosis. Laparoskopi adalah terapi pilihan, adneksa dilepaskan
(detorsi), viabilitasnya dikaji, adneksa gangren dibuang, setiap kista dibuang
dan dievaluasi secara histologis.
c. Infeksi pada tumor
Jika terjadi di dekat tumor ada sumber kuman patogen.
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
d. Robek dinding kista
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat
trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut dan lebih sering pada saat
bersetubuh. Jika robekan kista disertai hemoragi yang timbul secara akut,
maka perdarahan bebas berlangsung ke uterus ke dalam rongga peritoneum
dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tanda-tanda abdomen
akut.
e. Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis
yang seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasannya. Adanya
asites dalam hal ini mencurigakan. Massa kista ovarium berkembang setelah
masa menopause sehingga besar kemungkinan untuk berubah menjadi kanker
(maligna). Faktor inilah yang menyebabkan pemeriksaan pelvik menjadi
penting.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperolehkepastian
sebelum dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang
tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat membantudalam pembuatan
differensial diagnosis. Beberapa cara yang dapatdigunakan untuk membantu
menegakkan diagnosis adalah (Bilotta, 2012 :1)
1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuahtumor berasal dari
ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi (USG)
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor,apakah tumor
berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing,apakah tumor kistik atau solid,
dan dapat pula dibedakan antara cairandalam rongga perut yang bebas dan yang
tidak.

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
Gambar : USG kista ovarium
Sumber : http://forum.detik.com/niwana-sod-mampu-menyembuhkan-penyakit-
kronis-seperti-kanker-kista-dll-t137091.html

3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.Selanjutnya, pada
kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanyagigi dalam tumor.
4. Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perludiperhatikan bahwa
tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding
kista tertusuk.

I. PENATALAKSANAAN
1. Observasi
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau)
selama 1 -2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya
setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas
(kanker) (Nugroho, 2010: 105).
2. Terapi bedah atau operasi
Bila tumor ovarium disertai gejala akut misalnya torsi, maka tindakan
operasi harus dilakukan pada waktu itu juga, bila tidak ada 22 gejala akut,
tindakan operasi harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan seksama.
Kista berukuran besar dan menetap setelah berbulan-bulan biasanya
memerlukan operasi pengangkatan. Selain itu, wanita menopause yang memiliki
kista ovarium juga disarankan operasi pengangkatan untuk meminimalisir resiko
terjadinya kanker ovarium. Wanita usia 50-70 tahun memiliki resiko cukup besar
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
terkena kenker jenis ini. Bila hanya kistanya yang diangkat, maka operasi ini
disebut ovarian cystectomy. Bila pembedahan mengangkat seluruh ovarium
termasuk tuba fallopi, maka disebut salpingo oophorectomy.
Faktor-faktor yang menentukan tipe pembedahan, antara lain tergantung
pada usia pasien, keinginan pasien untuk memiliki anak, kondisi ovarium dan jenis
kista.

Kista ovarium yang menyebabkan posisi batang ovarium terlilit (twisted)


dan menghentikan pasokan darah ke ovarium, memerlukan tindakan darurat
pembedahan (emergency surgery) untuk mengembalikan posisi ovarium menurut
Yatim, (2005: 23)

Prinsip pengobatan kista dengan pembedahan (operasi) menurut Yatim, (2005: 23)
yaitu:

a. Apabila kistanya kecil (misalnya, sebesar permen) dan pada pemeriksaan


sonogram tidak terlihat tanda-tanda proses keganasan, biasanya dokter
melakukan operasi dengan laparoskopi. Dengan cara ini, alat laparoskopi
dimasukkan ke dalam rongga panggul 23 dengan melakukan sayatan kecil
pada dinding perut, yaitu sayatan searah dengan garis rambut kemaluan.
b. Apabila kistanya besar, biasanya pengangkatan kista dilakukan dengan
laparatomi. Teknik ini dilakukan dengan pembiusan total. Dengan cara
laparotomi, kista bisa diperiksa apakah sudah mengalami proses keganasan
(kanker) atau tidak. Bila sudah dalam proses keganasan, operasi sekalian
mengangkat ovarium dan saluran tuba, jaringan lemak sekitar serta kelenjar
limfe.

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

Lampiran 1. Format Asuhan Keperawatan Medikal Bedah

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN

Hari/Tanggal : Rabu,17 Februari 2021


Jam : 10.00 WIB
Tempat : Bougenvile 2
Oleh : Dwi Erika Safitri
Sumber data : buku status pasien dan pasien,keluarga
Metode : wawancara dan observasi

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Pasien
1) Nama Pasien : Ny. A
2) Tempat Tgl Lahir : Rambai kaca , 15 juli 1987
3) Umur ; 33 Th 6 bl 10 hr
4) Jenis Kelamin : Perempuan
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : SMU
7) Pekerjaan : Wiraswasta
8) Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
9) Alamat : Condong Catur . Depok . Kab.Sleman.
10) Diagnosa Medis : Kistoma ovarium
11) No. RM : 01.40.04.38.
12) Tanggal Masuk RS : 12 februari 2021
b. Penanggung Jawab / Keluarga
a. Nama : Josdianto Toding
b. Umur : 36 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : karyawan swasta
e. Alamat : condong catur , Kabupaten sleman.

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
f. Hubungan dengan pasien : Suami
g. Status perkawinan : Menikah
2. Riwayat Kesehatan
Kesehatan Pasien
a. Keluhan Utama saat Pengkajian
Rujukan dari poli, Pasien mengatakan perut membesar sejak 1 tahun
terakhir dan menstruasi tidak teratur , nyeri saat menstruasi

b. Riwayat Kesehatan Sekarang


a) Alasan masuk RS :
Pasien berasal dari poli, Pasien mengatakan perut membesar ± 1 tahun.

b) Riwayat Kesehatan Pasien ;


pasien mengatakan tidak ada riwayat apapun sebelumnya, dan klien
mengatakan baru kali ini menjalani operasi .

Riwayat Kesehatan Keluarga

c. Genogram

Keterangan :
Laki-laki Tinggal serumah Pasien

Perempuan
Meninggal Pisah

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada dari keluarga yang menderita penyakit seperti
yang diderita pasien dan tidk ada riwayat apapun.

Kesehatan Fungsional (11 Pola Gordon)

e. Nutrisi- metabolik
Pasien mengatakan tidak nafsu makan, 1 porsi makan tidak habis

f. Eliminasi
Pasien terpasang kateter , BAB normal tidak ada keluhan

g. Aktivitas /latihan
a) Keadaan aktivitas sehari – hari
Keadaan pasien saat ini semua aktivitas dibantu oleh kelurganya
makan,mandi dan berpakaian.

b) Keadaan pernafasan
Pasien mengatakan sesak dan terpasang nasal kanul 3 liter, tidak ada
suara tambahan.

c) Keadaan Kardiovaskuler
Normal tidak ada kelainan, tidak ada alat bantu pergerakan dada.

(1) Skala ketergantungan


KETERANGAN
AKTIFITAS 0 1 2 3 4
Bathing 
Toileting 
Eating 
Moving 
Ambulasi 
Walking 
Keterangan :
0 = Mandiri/ tidak tergantung apapun
1 = dibantu dengan alat
2 = dibantu orang lain
3 = Dibantu alat dan orang lain

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
4 = Tergantung total
h. Istirahat – tidur
Pasien mengatakan susah tidur karena nyeri pada bagian operasi dan
sering terbangun pada malam hari.

i. Persepsi, pemeliharaan dan pengetahuan terhadap kesehatan


Pasien mengatakan mengetahui tentang penyakit yang diderita sejak
memeriksa kan diri ke poli .

j. Pola Toleransi terhadap stress-koping


Keluarga pasien selalu mendukung dan memberikan semangat kepada pasien
demi kesembuhannya.

k. Pola hubungan peran


Pasien sebagai istri dan ibu rumah tangga dalam kelurganya.

l. Kognitif dan persepsi


Pasien dapat berbicara dengan lancar dan menjawab saat ditanya .

m. Persepsi diri-Konsep diri


a) Gambaran Diri
Pasien menerima dirinya sedang sakit, pasien masih tampak cemas

b) Harga Diri
Pasien merasa membebankan suaminya dan saudara-saudaranya karna
harus bergantian menjaga .

c) Peran Diri
Pasien sebagai istri dan ibu rumah tangga dalam kelurganya.

d) Identitas Diri
Pasien selalu berinteraksi dengan keluarganya ataupun dengan dokter dan
perawat .

n. Reproduksi dan kesehatan


Pasien mengatakan saat menstruasi normal lama haid 6-7 hari siklus 28 hari,
tidak mengalami pendarahan

o. Keyakinan dan Nilai


Pasien melaksanankan sholat 5 waktu dan pasien berdoa.
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
b. Discharge Planning/Perencanaan Pulang
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
a. Kesadaran : composmetis
b. Status Gizi :TB = 155 cm
BB = 65 Kg

IMT : 65 / ( 1.55 x 1.55 ) = 27,05

Kehamilan : Gravida :0 para : 0 abortus : 0

Lama menikah : 8 tahun

Siklus haid : 28 hari menarche : 12 tahun lama haid : 6 -7 hari

Darah haid : normal

(Gizi baik/Kurang/Lebih)

c. Tanda Vital : TD = 105/77 mmHg Nadi= 65 x/mnt


Suhu = 36,7 °C RR = 20 x/mnt

d. Skala Nyeri (Visual analog) – usia > 8 tahun

Skala Nyeri (Baker Faces) – usia 3-8 th

Tidak sakit Sedikit AgakMengganggu Sangat Nyeri tak


Nyeri menggangu aktivitas menggangu tertahankan

Ket : beri tanda O

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
b. Pemeriksaan Secara Sistematik (Cephalo – Caudal)
a. Kulit
Kulit normal bersih tidak ada lesi
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

b. Kepala
Normal tidak ada kelainan , Rambut berwarna hitam
……………………………………………………………………………

c. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
……………………………………………………………………………
………………

d. Tengkuk
Tidak ada kelainan

e. Dada
a) Inspeksi
Simetris ( +) , tidak ada lesi
………………………………………………………………………
……

b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
………………………………………………………………………
……………………………………………………………..................
..............................................

c) Perkusi
Sonor ( +)
………………………………………………………………………

d) Auskultasi
Tidak ada suara tambahan
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
f. Payudara
Tidak dilakukan
………………………………………………………………………………
………………

g. Punggung

Tidak ada lesi


………………………………………………………………………………

h. Abdomen
a) Inspeksi
Adanya bekas luka operasi
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………..

b) Auskultasi
Bisisng usus normal 10x/menit
………………………………………………………………………
……………………………………………………………..................

c) Perkusi
Tidak ada suara pekak
………………………………………………………………………
……………………………………………………………..................

d) Palpasi
Tidak adanya nyeri tekan
………………………………………………………………………
……………………………………………………………..................

i. Anus dan Rectum


Tidak dilakukan pengkajian

j. Genetalia
Terpasang DC
k. Ekstremitas

a) Atas

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
Tangan kanan pasien terpasang infus Nacl 0,9 %

b) Bawah
tidak ada edema

Pengkajian VIP score (Visual Infusion Phlebithis) Skor visual flebitis


pada luka tusukan infus :

Tanda yang ditemukan Skor Rencana Tindakan


Tempat suntikan tampak sehat 0 Tidak ada tanda flebitis
 - Observasi kanula

Salah satu dari berikut jelas: 1 Mungkin tanda dini flebitis


 Nyeri tempat suntikan - Observasi kanula
 Eritema tempat suntikan
Dua dari berikut jelas : 2 Stadium dini flebitis
 Nyeri sepanjang kanula - Ganti tempat kanula
 Eritema
 Pembengkakan
Semua dari berikut jelas : 3 Stadium moderat flebitis
 Nyeri sepanjang kanula  Ganti kanula
 Eritema  Pikirkan terapi
 Indurasi
Semua dari berikut jelas : 4 Stadium lanjut atau awal
tromboflebitis
 Nyeri sepanjang kanula
 Eritema  Ganti kanula
 Indurasi  Pikirkan terapi
 Venous cord teraba
Semua dari berikut jelas : 5 Stadium lanjut tromboflebitis
 Nyeri sepanjang kanula  Ganti kanula
 Eritema  Lakukan terapi
 Indurasi
 Venous cord teraba
 Demam

*)Lingkari pada skor yang sesuai tanda yang muncul

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
Pengkajian risiko jatuh (Humpty Dumpty)
Tanggal/waktu
Parameter Kriteria Nilai
Dibawah 3 tahun 4
3-7 tahun 3
Usia 8-13 tahun 2
>13 tahun 1 

Laki-laki 2
Jenis kelamin Perempuan 1 

Kelainan neurologis 4
Perubahan dalam 3
oksigenasi
Diagnosis
Kelainan psikis/prilaku 2
Diagnosis lain 1 

Tidak menyadari 3
keterbatasan dirinya
Gangguan
Lupa adanya kterbatasan 2
kognitif
Orientasi baik terhadap 1 
diri sendiri
Riwayat jatuh dari 4
tempat tidur
Pasien gunakan alat 3
Faktor lingkungan bantu
Pasien berada ditempat 2 
tidur
Diluar ruang perawat 1
Respon terhadap Dalam 24 jam 3
operasi/obat Dalam 48 jam 2 
penenang/efek
anestesi >48 jam 1
Bermacam- macam obat 3
digunakan: obat sedatif
fenozin, antidepresan,
laksansia/ deuretika,
Penggunaan obat narkotik.
Salah satu dari 2
pengobatan diatas
Pengobatan lain 1 

Total Skor 8
Ket : Skror 7-11 = risiko jatuh rendah Skor >12 = risiko jatuh tinggi
Intervensi pencegahan risiko jatuh (beri tanda Tgl
v)
Risiko rendah 1. Pastikan bel/phpne mudah
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
terjangkau atau pastikan ada
kelaurga yang menunggu
2. Roda tempat tidur pada posisi
(RR) dikunci
3. Naikan pagar pengaman
tempat tidur
4. Beri edukasi pasien
1. Lakukan semua pencegahan
risiko jatuh rendah
2. Pasang stiker penanda
berwarna kuning pada gelang
identifikasi
3. Kunjungi dan monitor setiap
Risiko tinggi shif
(RT) 4. Penggunaan
kateter/pispot/tolet duduk
5. Strategi mencegah jatuh
dengan penilaian jatuh yang
lebih detail
6. Libatkan keluarga untuk
menunggu pasien
Nama/paraf

4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Patologi Klinik
Tabel 3.4 Pemeriksaan laboratorium Ny. A di Ruang Bougenvile 2 di Rumah
Saki sardjito Yogyakarta Tanggal 13 februari 2021
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil (satuan) Normal
Pemeriksaan
13 – 02 -2021 Hb 12.9 12-15 g/dL
Hematrokit ( Ht ) 38.4 34,9 - 44,5 %
Eritrosit 6.22 4,5 - 5,5 %
Na 136 310 – 335 mg
Kalium 3.70 140 mg ( 3,5 – 5,0 liter )

(Sumber Data Sekunder : RM Pasien

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
Tabel 3.5 Hasil Pemeriksaan Radiologi
Pasien........ di Ruang .......... Rumah Sakit................. Tanggal...
Hari/ Jenis Pemeriksaan Kesan/Interpretasi
Tanggal

(Sumber Data Sekunder : RM Pasien)


5. Terapi
Tabel 3.6 Pemberian Terapi Pasien...... di Ruang ........ Rumah Sakit.............
Hari / Obat Dosis dan Rute Jam pemberian
Tanggal Satuan
15 Ketorolac 30g/8 jam IV 08.00,16.00,20.00
februari
2021

Asam tranexamat 5g/8 jam IV 08.00,16.00,20.00


16
februari

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
2021

(Sumber Data Sekunder : RM Pasien)

ANALISA DATA
Tabel 3.7 Analisa Data
Pasien Ny. A di Ruang Bougenvile 2 Rumah Sakit dr. sardjito Tanggal 17
Februari 2021

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
DATA PENYEBAB MASALAH
Nyeri akut
DS : Luka operasi ( kistektomi )
1. pasien mengatakan nyeri
pada bekas operasi
2. pasien mengatakan
gelisah akibat nyeri pada
bekas operasi
3. pasien mengatakan agak
sesak

DO :
1. pasien tampak meringis
2. pasien tampak gelisah
3. pasien tampak
memegangi area yang
sakit
4. Skala nyeri
P : nyeri
Q : seperti tertusuk-
tusuk
R : diarea sekitar bekas
operasi
S : skala 6
T : hilang timbul
5. Pasien terpasang
oksingen 3 L

Gangguan mobilitas
DS : Nyeri ( luka operai ) fisik
1. Pasien mengatakan
nyeri pada bekas
operasi
2. Pasein mengatakan
gelisah akibat nyeri
pada bekas operasi
3. Pasien mengatakan
agak sesak .
4. Pasien tampak lemas

DO :
1. Pasien tampak
meringis
2. Pasien tampak gelisah
3. Pasien tampak
memegangi area yang
sakit
4. Skala nyeri

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
P : nyeri
Q : seperti tertusuk-
tusuk
R : diarea sekitar bekas
operasi
S : skala 6
T : hilang timbul
5. Pasien terpasang
oksingen 3 L
6. Pasien terpasang DC

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASAR PRIORITAS

1. Nyeri akut berhubungan berhubungan dengan agen cedera fisik ( proses


pembedahan ).
2. Ganggaun mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ( post operasi )

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Nama Pasien / NO CM: Ny. A /01.40.04.38 Ruang: Bougenvile 2


HARI/TGL DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATA TUJUAN RENCANA
N TINDAKAN
RABU/17 Nyeri akut b/d Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama :
Februari agen cedera fisik keperawatan selama 3x 24
2021 ( proses operasi ) jam di harapkan pasien Dukungan Nyeri
tingkat nyeri menurun dan
kontrol nyeri meningkat, Akut : Pemberian
dengan kriterian hasil : Analgesik
Tingkat nyeri ( L.08066, hal
145,SLKI ) Observasi
1. Keluhan nyeri menurun
2. Meringis menurun
3. Gelisah menurun a. Identifikasi
4. Kesulitan tidur menurun karakteristik
5. Mual muntah menurun
6. Pola nafas membaik nyeri
7. Frekuensi nadi membaik (mis. pencetus,
8. Tekanan darah membaik
9. Nafsu makan membaik pereda, kualitas,
10. Pola tidur membaik lokasi, intensitas,

Kontrol nyeri ( L.06063, hal frekuensi, durasi)


58,SLKI ) b. Identifikasi riwayat
1. Kemampuan mengenali alergi obat
penyebab nyeri Identifikasi
meningkat
2. Kemampuan kesesuaian jenis
menggunakan teknik analgesik (mis.
non-farmokologi
meningkat narkotika, non-
3. Keluhan nyeri menurun narkotika, atau
4. Penggunaan analgesik
menurun NSAID) dengan
tingkat keparahan
nyeri
c.Monitor tanda-
tanda
vital sebelum
dan sesudah
pemberian
analgesik
d. Monitor
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
efektifitas
analgesik
Terapeutik

a. Diskusikan jenis
analgesik yang
disukai untuk
mencapai
analgesia optimal,
jika perlu
b. Pertimbangkan
penggunaan infus
kontinu, atau bolus
oploid untuk
mempertahankan
kadar dalam serum
c. Tetapkan target
efektifitas
analgesik untuk
mengoptimalkan
respons pasien
d. Dokumentasikan
respons terhadap
efek analgesik
dan efek yang
tidak diinginkan
Edukasi
a. Jelaskan efek
terapi dan efek
samping obat
Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian dosis
dan jenis

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
analgesik, sesuai
indikasi
intervensi pendukung
NyeriAkut:
Manajemen
Nyeri
Observasi
a. Identifikasi lokasi,
karakteristik
durasi, frekuensi,
kualitas,
intensitas nyeri
b. Identifikasi skala
nyeri
c. Identifikasi
respons nyeri non
verbal
d. Identifikasi faktor
yang
memperberat dan
memperingan
nyeri
e. Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan
tentang nyeri
f. Identifikasi
pengaruh budaya
terhadap respon
nyeri
g. Identifikasi
pengaruh nyeri
pada kualitas

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
hidup
h. Monitor
keberhasilan
terapi
komplementer
yang sudah
diberikan
i. Monitor efek
samping
penggunaan
analgetik.
Terapeutik
a. Berikan teknik
nonfarmakologi
untuk
mengurangi rasa
nyeri (mis.
TENS, hipnosis,
akupresur, terapi
musik,
biofeedback,
terapi pijat,
aromaterapi,
teknik imajinasi
terbimbing,
b. kompres hangat
dingin, terapi
bermain
c. Kontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri (mis. suhu
ruangan,
pencahayaan,
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
kebisingan)
d. Fasilitasi istirahat
dan tidur
e.Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
a. Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
c. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
d. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi

a. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu.

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
Rabu / 17 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama :
februari mobilitas fisik b.d keperawatan 3x 24 jam di Dukung ambulasi
2021 nyeri harapkan pasien mobilitas ( SIKI I.06171 hal 22 )
fisik meningkat dan
intoleransi aktivitas Observasi
meningkatdengan kriteria  Identifikasi adanya
hasil : nyeri atau keluhan
fisik lainnya
Luaran utama :  Identifikasi toleransi
Mobilitas fisik ( SLKI melakukan ambulasi
L.05042 hal 65 )  Monitor frekuensi
1. Pergerkan ekstermitas jantung dan tekanan
meningkat darah sebelum
2. Kekuatan otot meningkat memulai ambulasi
3. Nyeri menurun  Monitor kondisi
4. Kecemasan menurun umum selama
5. Kelemahan fisik menurun melakukan ambulasi
6. Kaku sendi menurun
Terapautik
Luaran tambahan :  Fasilitasi aktivitas
Intoleransi aktivitas ( L.05047 ambulasi dengan
hal 149 ) alat bantu ( mis.
1. Saturasi oksigen Tongkat,kruk )
meningkat  Fasilitas
2. Kemudahan melakukan melakukan
aktifitas meningkat mobilitas fisik ,
3. Kecepatan berjalan jika perlu
meningkat  Lbatkan keluarga
4. Perasaan lemah menurun untuk membantu
5. Tekanan darah membaik pasien dalam
6. Frekuensi nafas membaik meningkatkan
ambulasi
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
 Anjurkan
melakukan
ambulasi dini
 Ajarkan ambulasi
sederhana yang
harus dilakukan
( mis.berjalan dari
tempat tidur ke
kursi roda, berjalan
dari tempat tidur ke
kamar mandi ,
berjalan sesuai
toleransi )

Intervensi pendukung
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
Dukungan kepatuhan
program pengobatan
( SIKI L.12361 hal 26 )

Observasi
 Identifikasi
kepatuhan menjalani
program pengobatan

Terapeutik
 Buat komitmen
menjalani program
pengobatan dengan
baik
 Buat jadwal
pendamping
keluarga untuk
bergantian menerima
pasien selama
menjalani program
pengobatan, jika
perlu
 Dokumentasikan
aktivitas selama
menjalani proses
pengobatan
 Diskusikan hal – hal
yang dapat
mendukung atau
menghambat
berjalannya program
pengobatan
 Libatkan kelurga
untuk mendukung
program pengobatan
yang dijalani

Edukasi
 Informasikan
program pengobatan
 Informasikan
manfaat yang akan
diperoleh jika teratur
menjalani program
pengobatan
 Ajurkan keluarga
untuk mendampingi
dan merawat pasien
selama menjalani
pengobatan
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
 Anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi ke
pelayanan kesehatan
terdekat, jika perlu

D. PELAKSANAAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien / NO CM: Ny. A /01.40.04.38 Ruang: Bougenvile 2


BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
Hari Diangnosa Implentasi Evaluasi
/Tangal keperawatan
Rabu /17 1 dan II S:
02 2021 1. Monitor tanda-tanda Klien mengatakan nyeri pada
vital bagian operasi
Jam 2. Injeksi ketorolac 1amp klien tampak lemas
08.00 3. Mengkaji nyeri Klien tampak meringis
4. Anjurkan teknik Klien mengatakan sesak
relaksasi ( tarik nafas
dalam ) O:
Jam 5. Anjurkan makan KU : tampak lemas,
11.00 makanan yg tinggi composmetis
protein TD : 130/90 mmhg
6. Anjurkan makan Spo2 : 96 %
sedikit tapi sering RR : 22
N : 75
S : 36,7
Skala nyeri
P : nyeri
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : diarea sekitar bekas
operasi
S : skala 6
T : hilang timbul
Terpasang O2 nasal kanul 3
liter
Terpasang DC

Kamis / I dan II 1. Monitor tanda-tanda S:


18 vital Klien mengatakan nyeri pada
februari 2. Injeksi ketorolac bagian operasi
2021 1amp klien tampak lemas
3. injeksi asam Klien tampak meringis
Jam tresenamat 5 g
15.00 – 4. Mengkaji nyeri O:
16 .00 5. Anjurkan teknik KU : tampak lemas,
relaksasi ( tarik composmetis
nafas dalam ) TD : 120/75 mmhg
6. Anjurkan makan Spo2: 97 %
makanan yg tinggi RR : 20
protein N : 80
7. Anjurkan makan S : 36,2
sedikit tapi sering Skala nyeri
8. anjurkan pasien P : nyeri
untuk miring kanan Q : seperti tertusuk-tusuk
kiri R : diarea sekitar bekas
operasi
S : skala 5
T : hilang timbul

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
Terpasang DC

Jumat 18 1 dan II 1. Monitor tanda-tanda S:


februari vital Klien mengatakan nyeri pada
2. Injeksi ketorolac bagian operasi
Jam 1amp klien tampak lemas
08.00 3. injeksi asam Klien tampak meringis
tresenamat 5 g
4. Mengkaji nyeri O:
5. Anjurkan teknik KU : tampak lemas,
relaksasi ( tarik composmetis
nafas dalam ) TD : 120/85 mmhg
6. anjurkan latihan Spo2 : 98 %
duduk dan berjalan RR : 20 x/menit
N : 72
S : 36,2
Skala nyeri
P : nyeri
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : diarea sekitar bekas
operasi
S : skala 3
T : hilang timbul
Terpasang DC

E. CATATAN PERKEMBANGAN

Hari / tanggal DX Catatan Evaluasi Paraf


perkembangan
Rabu / 17 02 2021 1, S:
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
II 1. Injeksi obat Klien mengatakan nyeri
ketorolac 1 amp pada bagian operasi
Jam 08.00 2. Melakukan ttv klien tampak lemas
3. Menganjurkan Klien tampak meringis Dwi E
untuk teknik Klien mengatakan sesak
relaksasi ( nafas O:
dalam ) KU : tampak lemas,
composmetis
TD : 130/90 mmhg
4. Mengganti N : 75
Jam 10.00
cairan infus nacl S : 36,7
0,9% Skala nyeri
P : nyeri
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : diarea sekitar bekas
operasi
S : skala 6
T : hilang timbul
Terpasang O2 nasal
kanul 3 liter
Terpasang DC

A: masalah belum
teratasi

P: lanjutkan intervensi
Monitor ttv
Monitor kaji skala nyeri
Kamis / 18 02 2021 1,II 1.Injeksi obat S:
ketorolac 1 amp Klien mengatakan nyeri
2. injeksi kalnex 5 g pada bagian operasi Dwi E
Jam 08.00 3. Melakukan ttv klien tampak lemas
4Menganjurkan Klien tampak meringis
untuk teknik O:
relaksasi ( nafas KU : tampak lemas,
dalam ) composmetis
TD : 120/75 mmhg
N : 80
S : 36,2
Skala nyeri
P : nyeri
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : diarea sekitar bekas
operasi
S : skala 5
T : hilang timbul
Terpasang DC

A: masalah teratasi
sebagian
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
P: lanjutkan intervensi
Monitor ttv
Monitor kaji skala nyeri
Jumat / 19 02 2021 I,II 1.Injeksi obat S:
ketorolac 1 amp Klien mengatakan nyeri
Jam 08.00 2.Melakukan ttv pada bagian operasi Dwi E
3.Menganjurkan klien tampak lemas
untuk teknik Klien tampak meringis
relaksasi ( nafas
dalam ) O:
4. menganjurkan KU : tampak lemas,
latihan berjalan composmetis
TD : 120/85 mmhg
N : 72
S : 36,2
Skala nyeri
P : nyeri
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : diarea sekitar bekas
operasi
S : skala 3
T : hilang timbul
Terpasang DC

A: masalah teratasi
sebagian

P: lanjutkan intervensi
Monitor ttv
Monitor kaji skala nyeri

BAB III

PENUTUP
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada pasien berinisial Ny.A berjenis kelamin parempuan, Ny.
A berusia 33 tahun, beragama islam , suku jawa dan bertempat tinggal di kabupaten
sleman . sebelumnya Ny. A melakukan pemeriksaan di poli RSS lalu di rujuk untuk
rawat inap, Ny. A mengeluhkan perut membesar selama 1 tahun terakhir.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang ditegakan pada Ny.A adalah Nyeri akut berhubungan dengan
proses pembedahan Post operasi dan gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
post operasi .
3. Perencanaan Keperawatan
Dalam perencanaan melakukan tindakan keperawatan meliputi tujuan umum tujuan khusus.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi dilakukan disesuaikan dengan perencanaan yang telah di buat. Pada kasus
Ny. A pelaksanaan dibuat untuk pemurunan rasa nyeri dan meningkatkan mobilitas fisik.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang dilakukan pada Ny. A adalah dapat melakukan tindakan non farmakologi
seperti menurunkan rasa nyeri ( tarik nafas dalam )
B. Saran
1. Bagi Institusi Dan Pelayanan Kesehatan Bagi institusi dan pelayanan kesehatan RSUD Prof.
Dr.Sardjito diharapkan dapat mempertahankan pelayanan yang baik yang sudah diberikan
kepada pasien untuk mendukung kesehatan dan kesembuhan pasien dengan memberi
pelayanan yang maksimal pada pasien kanker usus
2. Bagi Pasien Dan Keluarga Diharapkan kerja sama dari keluarga untuk memberikan
motivasi untuk kesembuhan Ny. A
3. Bagi Institusi Pendidikan diharapkan dalam laporan askep ini terkait dengan penyakit
tentang kasus yang kami buat ini dapat menjadi sebuah pelajaran untuk mahasiswa
maupun pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Bilotta, Kimberli. 2012. Kapita Selekta Penyakit: Dengan Implikasi Keperawatan.


Edisi 2. Jakarta : EGC
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
Heardman. (2011). Diagnosa Keperawatan. Jakarta. EGC.
Muslihatun, Nur Wafi. 2009. Dokumentasi Keperawatan. Yogyakarta: Fitramaya

Mulidah , sari.2015 . Asuhan keperawatan Kista ovarium. Yogyakarta : poltekkes


semarang

Purwandari Atik. 2008. Konsep Keperawatan. Jakarta: EGC

Wilkinson, Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta : EGC

BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS


POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021

Anda mungkin juga menyukai