DI SUSUN OLEH
P07120520010
2020 / 2021
Laporan praktik klinik stase Keperawatan Maternitas dengan judul “ Post Op Kista
Ovarium Susp Malinansis “ yang disusun oleh :
Nim : P07120520010
Ruangan : Bougenvile 2
Laporan telah di terima oleh Dosen pembimbing dan pembimbing klinik ruangan .
Menyutujui
A. DEFINISI
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun besar, kistik
maupun solid, jinak maupun ganas (Wiknjosastro, 2007: 346).
Kista ovarium (kista indung telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya
berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium) (Nugroho, 2010: 101)
Kista ovarium (atau kista indung telur) berarti kantung berisi cairan,normalnya
berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium). Kistaindung telur dapat
terbentuk kapan saja, pada masa pubertas sampaimenopause, juga selama masa
kehamilan (Bilotta. K, 2012).
Kista indung telur adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam
jaringan ovarium. Kista ini disebut juga kista fungsional karena terbentuk setelah telur
dilepaskan sewaktu ovulasi (Yatim, 2005: 17)
C. ETIOLOGI
Menurut Nugroho (2010: 101), kista ovarium disebabkan oleh gangguan
(pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium (ketidakseimbangan
hormon). Kista folikuler dapat timbul akibat hipersekresi dari FSH dan LH yang
gagal mengalami involusi atau mereabsorbsi cairan. Kista granulosa lutein yang
terjadi didalam korpus luteum indung telur yang fungsional dan dapat membesar
bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang berlebihan saat fase
pendarahan dari siklus menstruasi. Kista theka-lutein biasanya bersifay bilateral dan
berisi cairan bening, berwarna seperti jerami. Penyebab lain adalah adanya
pertumbuhan sel yang tidak terkendali di ovarium, misalnya pertumbuah abnormal
dari folikel ovarium, korpus luteum, sel telur.
D. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi Klinis Kista Ovarium Menurut Nugroho (2010: 104), kebanyakan
wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala sampai periode tertentu.
Namun beberapa orang dapat mengalami gejala ini :
1. Nyeri saat menstruasi.
2. Nyeri di perut bagian bawah.
3. Nyeri saat berhubungan seksual.
4. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki.
5. Terkadang disertai nyeri saat berkemih atau BAB.
6. Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang keluar banyak.
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
E. PATHOFISIOLOGI
Fungsi ovarium yang abnormal dapat menyebabkan penimbunan folikel yang
terbentuk secara tidak sempurna didalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami
pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna
didalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium. Setiap hari, ovarium
normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff.
Pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan
melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur akan menjadi korpus luteum, yang
pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah- tengah. Bila
tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan
pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula
akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista
ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan
selalu jinak (Nugroho, 2010).
Etiologi :
Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron
Pertumbuhan folikel tidak seimbang
Degenerasi ovarium
Infeksi ovarium
Gangguan reproduksi
Konservatif :
Observasi 1-2 bulan
Laparatomi Laparoskopi
Keluhan tetap :
Aktivitas hormon Ovarian Salpingo-
Discomfort cystectomy oophorectomy
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperolehkepastian
sebelum dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang
tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat membantudalam pembuatan
differensial diagnosis. Beberapa cara yang dapatdigunakan untuk membantu
menegakkan diagnosis adalah (Bilotta, 2012 :1)
1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuahtumor berasal dari
ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi (USG)
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor,apakah tumor
berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing,apakah tumor kistik atau solid,
dan dapat pula dibedakan antara cairandalam rongga perut yang bebas dan yang
tidak.
3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.Selanjutnya, pada
kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanyagigi dalam tumor.
4. Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perludiperhatikan bahwa
tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding
kista tertusuk.
I. PENATALAKSANAAN
1. Observasi
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau)
selama 1 -2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya
setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas
(kanker) (Nugroho, 2010: 105).
2. Terapi bedah atau operasi
Bila tumor ovarium disertai gejala akut misalnya torsi, maka tindakan
operasi harus dilakukan pada waktu itu juga, bila tidak ada 22 gejala akut,
tindakan operasi harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan seksama.
Kista berukuran besar dan menetap setelah berbulan-bulan biasanya
memerlukan operasi pengangkatan. Selain itu, wanita menopause yang memiliki
kista ovarium juga disarankan operasi pengangkatan untuk meminimalisir resiko
terjadinya kanker ovarium. Wanita usia 50-70 tahun memiliki resiko cukup besar
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
terkena kenker jenis ini. Bila hanya kistanya yang diangkat, maka operasi ini
disebut ovarian cystectomy. Bila pembedahan mengangkat seluruh ovarium
termasuk tuba fallopi, maka disebut salpingo oophorectomy.
Faktor-faktor yang menentukan tipe pembedahan, antara lain tergantung
pada usia pasien, keinginan pasien untuk memiliki anak, kondisi ovarium dan jenis
kista.
Prinsip pengobatan kista dengan pembedahan (operasi) menurut Yatim, (2005: 23)
yaitu:
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Pasien
1) Nama Pasien : Ny. A
2) Tempat Tgl Lahir : Rambai kaca , 15 juli 1987
3) Umur ; 33 Th 6 bl 10 hr
4) Jenis Kelamin : Perempuan
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : SMU
7) Pekerjaan : Wiraswasta
8) Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
9) Alamat : Condong Catur . Depok . Kab.Sleman.
10) Diagnosa Medis : Kistoma ovarium
11) No. RM : 01.40.04.38.
12) Tanggal Masuk RS : 12 februari 2021
b. Penanggung Jawab / Keluarga
a. Nama : Josdianto Toding
b. Umur : 36 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : karyawan swasta
e. Alamat : condong catur , Kabupaten sleman.
c. Genogram
Keterangan :
Laki-laki Tinggal serumah Pasien
Perempuan
Meninggal Pisah
e. Nutrisi- metabolik
Pasien mengatakan tidak nafsu makan, 1 porsi makan tidak habis
f. Eliminasi
Pasien terpasang kateter , BAB normal tidak ada keluhan
g. Aktivitas /latihan
a) Keadaan aktivitas sehari – hari
Keadaan pasien saat ini semua aktivitas dibantu oleh kelurganya
makan,mandi dan berpakaian.
b) Keadaan pernafasan
Pasien mengatakan sesak dan terpasang nasal kanul 3 liter, tidak ada
suara tambahan.
c) Keadaan Kardiovaskuler
Normal tidak ada kelainan, tidak ada alat bantu pergerakan dada.
b) Harga Diri
Pasien merasa membebankan suaminya dan saudara-saudaranya karna
harus bergantian menjaga .
c) Peran Diri
Pasien sebagai istri dan ibu rumah tangga dalam kelurganya.
d) Identitas Diri
Pasien selalu berinteraksi dengan keluarganya ataupun dengan dokter dan
perawat .
(Gizi baik/Kurang/Lebih)
b. Kepala
Normal tidak ada kelainan , Rambut berwarna hitam
……………………………………………………………………………
c. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
……………………………………………………………………………
………………
d. Tengkuk
Tidak ada kelainan
e. Dada
a) Inspeksi
Simetris ( +) , tidak ada lesi
………………………………………………………………………
……
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
………………………………………………………………………
……………………………………………………………..................
..............................................
c) Perkusi
Sonor ( +)
………………………………………………………………………
d) Auskultasi
Tidak ada suara tambahan
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
f. Payudara
Tidak dilakukan
………………………………………………………………………………
………………
g. Punggung
h. Abdomen
a) Inspeksi
Adanya bekas luka operasi
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………..
b) Auskultasi
Bisisng usus normal 10x/menit
………………………………………………………………………
……………………………………………………………..................
c) Perkusi
Tidak ada suara pekak
………………………………………………………………………
……………………………………………………………..................
d) Palpasi
Tidak adanya nyeri tekan
………………………………………………………………………
……………………………………………………………..................
j. Genetalia
Terpasang DC
k. Ekstremitas
a) Atas
b) Bawah
tidak ada edema
Laki-laki 2
Jenis kelamin Perempuan 1
Kelainan neurologis 4
Perubahan dalam 3
oksigenasi
Diagnosis
Kelainan psikis/prilaku 2
Diagnosis lain 1
Tidak menyadari 3
keterbatasan dirinya
Gangguan
Lupa adanya kterbatasan 2
kognitif
Orientasi baik terhadap 1
diri sendiri
Riwayat jatuh dari 4
tempat tidur
Pasien gunakan alat 3
Faktor lingkungan bantu
Pasien berada ditempat 2
tidur
Diluar ruang perawat 1
Respon terhadap Dalam 24 jam 3
operasi/obat Dalam 48 jam 2
penenang/efek
anestesi >48 jam 1
Bermacam- macam obat 3
digunakan: obat sedatif
fenozin, antidepresan,
laksansia/ deuretika,
Penggunaan obat narkotik.
Salah satu dari 2
pengobatan diatas
Pengobatan lain 1
Total Skor 8
Ket : Skror 7-11 = risiko jatuh rendah Skor >12 = risiko jatuh tinggi
Intervensi pencegahan risiko jatuh (beri tanda Tgl
v)
Risiko rendah 1. Pastikan bel/phpne mudah
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
terjangkau atau pastikan ada
kelaurga yang menunggu
2. Roda tempat tidur pada posisi
(RR) dikunci
3. Naikan pagar pengaman
tempat tidur
4. Beri edukasi pasien
1. Lakukan semua pencegahan
risiko jatuh rendah
2. Pasang stiker penanda
berwarna kuning pada gelang
identifikasi
3. Kunjungi dan monitor setiap
Risiko tinggi shif
(RT) 4. Penggunaan
kateter/pispot/tolet duduk
5. Strategi mencegah jatuh
dengan penilaian jatuh yang
lebih detail
6. Libatkan keluarga untuk
menunggu pasien
Nama/paraf
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Patologi Klinik
Tabel 3.4 Pemeriksaan laboratorium Ny. A di Ruang Bougenvile 2 di Rumah
Saki sardjito Yogyakarta Tanggal 13 februari 2021
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil (satuan) Normal
Pemeriksaan
13 – 02 -2021 Hb 12.9 12-15 g/dL
Hematrokit ( Ht ) 38.4 34,9 - 44,5 %
Eritrosit 6.22 4,5 - 5,5 %
Na 136 310 – 335 mg
Kalium 3.70 140 mg ( 3,5 – 5,0 liter )
ANALISA DATA
Tabel 3.7 Analisa Data
Pasien Ny. A di Ruang Bougenvile 2 Rumah Sakit dr. sardjito Tanggal 17
Februari 2021
DO :
1. pasien tampak meringis
2. pasien tampak gelisah
3. pasien tampak
memegangi area yang
sakit
4. Skala nyeri
P : nyeri
Q : seperti tertusuk-
tusuk
R : diarea sekitar bekas
operasi
S : skala 6
T : hilang timbul
5. Pasien terpasang
oksingen 3 L
Gangguan mobilitas
DS : Nyeri ( luka operai ) fisik
1. Pasien mengatakan
nyeri pada bekas
operasi
2. Pasein mengatakan
gelisah akibat nyeri
pada bekas operasi
3. Pasien mengatakan
agak sesak .
4. Pasien tampak lemas
DO :
1. Pasien tampak
meringis
2. Pasien tampak gelisah
3. Pasien tampak
memegangi area yang
sakit
4. Skala nyeri
a. Diskusikan jenis
analgesik yang
disukai untuk
mencapai
analgesia optimal,
jika perlu
b. Pertimbangkan
penggunaan infus
kontinu, atau bolus
oploid untuk
mempertahankan
kadar dalam serum
c. Tetapkan target
efektifitas
analgesik untuk
mengoptimalkan
respons pasien
d. Dokumentasikan
respons terhadap
efek analgesik
dan efek yang
tidak diinginkan
Edukasi
a. Jelaskan efek
terapi dan efek
samping obat
Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian dosis
dan jenis
a. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu.
Intervensi pendukung
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
Dukungan kepatuhan
program pengobatan
( SIKI L.12361 hal 26 )
Observasi
Identifikasi
kepatuhan menjalani
program pengobatan
Terapeutik
Buat komitmen
menjalani program
pengobatan dengan
baik
Buat jadwal
pendamping
keluarga untuk
bergantian menerima
pasien selama
menjalani program
pengobatan, jika
perlu
Dokumentasikan
aktivitas selama
menjalani proses
pengobatan
Diskusikan hal – hal
yang dapat
mendukung atau
menghambat
berjalannya program
pengobatan
Libatkan kelurga
untuk mendukung
program pengobatan
yang dijalani
Edukasi
Informasikan
program pengobatan
Informasikan
manfaat yang akan
diperoleh jika teratur
menjalani program
pengobatan
Ajurkan keluarga
untuk mendampingi
dan merawat pasien
selama menjalani
pengobatan
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
Anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi ke
pelayanan kesehatan
terdekat, jika perlu
E. CATATAN PERKEMBANGAN
A: masalah belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
Monitor ttv
Monitor kaji skala nyeri
Kamis / 18 02 2021 1,II 1.Injeksi obat S:
ketorolac 1 amp Klien mengatakan nyeri
2. injeksi kalnex 5 g pada bagian operasi Dwi E
Jam 08.00 3. Melakukan ttv klien tampak lemas
4Menganjurkan Klien tampak meringis
untuk teknik O:
relaksasi ( nafas KU : tampak lemas,
dalam ) composmetis
TD : 120/75 mmhg
N : 80
S : 36,2
Skala nyeri
P : nyeri
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : diarea sekitar bekas
operasi
S : skala 5
T : hilang timbul
Terpasang DC
A: masalah teratasi
sebagian
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
P: lanjutkan intervensi
Monitor ttv
Monitor kaji skala nyeri
Jumat / 19 02 2021 I,II 1.Injeksi obat S:
ketorolac 1 amp Klien mengatakan nyeri
Jam 08.00 2.Melakukan ttv pada bagian operasi Dwi E
3.Menganjurkan klien tampak lemas
untuk teknik Klien tampak meringis
relaksasi ( nafas
dalam ) O:
4. menganjurkan KU : tampak lemas,
latihan berjalan composmetis
TD : 120/85 mmhg
N : 72
S : 36,2
Skala nyeri
P : nyeri
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : diarea sekitar bekas
operasi
S : skala 3
T : hilang timbul
Terpasang DC
A: masalah teratasi
sebagian
P: lanjutkan intervensi
Monitor ttv
Monitor kaji skala nyeri
BAB III
PENUTUP
BUKU PANDUAN MK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH NERS
POLKESYO TAHUN AKADEMIK 2020-2021
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada pasien berinisial Ny.A berjenis kelamin parempuan, Ny.
A berusia 33 tahun, beragama islam , suku jawa dan bertempat tinggal di kabupaten
sleman . sebelumnya Ny. A melakukan pemeriksaan di poli RSS lalu di rujuk untuk
rawat inap, Ny. A mengeluhkan perut membesar selama 1 tahun terakhir.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditegakan pada Ny.A adalah Nyeri akut berhubungan dengan
proses pembedahan Post operasi dan gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
post operasi .
3. Perencanaan Keperawatan
Dalam perencanaan melakukan tindakan keperawatan meliputi tujuan umum tujuan khusus.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi dilakukan disesuaikan dengan perencanaan yang telah di buat. Pada kasus
Ny. A pelaksanaan dibuat untuk pemurunan rasa nyeri dan meningkatkan mobilitas fisik.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang dilakukan pada Ny. A adalah dapat melakukan tindakan non farmakologi
seperti menurunkan rasa nyeri ( tarik nafas dalam )
B. Saran
1. Bagi Institusi Dan Pelayanan Kesehatan Bagi institusi dan pelayanan kesehatan RSUD Prof.
Dr.Sardjito diharapkan dapat mempertahankan pelayanan yang baik yang sudah diberikan
kepada pasien untuk mendukung kesehatan dan kesembuhan pasien dengan memberi
pelayanan yang maksimal pada pasien kanker usus
2. Bagi Pasien Dan Keluarga Diharapkan kerja sama dari keluarga untuk memberikan
motivasi untuk kesembuhan Ny. A
3. Bagi Institusi Pendidikan diharapkan dalam laporan askep ini terkait dengan penyakit
tentang kasus yang kami buat ini dapat menjadi sebuah pelajaran untuk mahasiswa
maupun pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Wilkinson, Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta : EGC