DISUSUN OLEH
(Ns. CICI SAHARA, S.Kep)
NIK : 1952.06.21
RUANG : PU 3
RS AN-NISA TANGERANG
JALAN GATOT SUBROTO KM 3 NOMOR 96
CIBODAS – TANGERANG
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
2015 sebesar 50,75% dan Case Fatality Rate (CFR) 0,83%. (Kemenkes RI,
2016).
Peran perawat terhadap penyakit DHF adalah memberikan asuhan
keperawatan yang efektif dan mampu ikut serta dalam upaya kuratif yaitu
memberikan pengobatan kepada pasien. Berdasarkan dari uraian latar
belakang di atas maka peneliti tertarik untuk membahas Asuhan
Keperawatan pada Nn. S dengan DHF di Ruangan Perawatan Utama 3
RS An-Nisa Tangerang.
1.2 Tujuan
Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk mengetahui Asuhan
Keperawatan Pada Nn.S dengan DHF di ruangan Perawatan Utama 3 RS
An-Nisa Tangerang.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang
berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok (Nurarif & Hardhi, 2015).
virus dengue melalui gigitan nyamuk, penyakit ini telah dengan cepat
dengue ditularkan oleh nyamuk betina terutama dari spesies Aedes aegypti
dan, pada tingkat lebih rendah, A. albopictus. Penyakit ini tersebar luas di
seluruh daerah tropis, dengan variasi lokal dalam risiko dipengaruhi oleh
curah hujan, suhu dan urbanisasi yang cepat tidak direncanakan (WHO,
2015).
Dengue adalah penyakit nyamuk yang disebabkan oleh salah satu dari
empat virus dengue yang terkait erat dengan (DENV-1, -2, -3, dan -4). Infeksi
3
serotipe tersebut untuk hidup, tapi tidak memberikan kekebalan jangka
ditularkan dari orang ke orang oleh nyamuk Aedes (paling sering Aedes
dari traktus distivus dan dari paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain itu, sistem
sel ke ginjal, paru-paru dan kulit yang merupakan tempat ekskresi sisa-sisa
1. Jantung
1) Arteri koronaria
2) Arteri subklavikula
3) Arteri Brachialis
4) Arteri radialis
Arteri radialis adalah arteri yang teraba pada pangkal ibu jari
5) Arteri karotis
6) Arteri temporalis
telinga
7) Arteri facialis
8) Arteri femoralis
b. Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang teraba dari
cabang terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dari bawah
yang penting :
3) Vena jugularis
4) Vena pulmonalis
Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian: bagian cair yang
disebut plasma dan bagian padat yang disebut sel darah. Darah adalah
berwarna merah. Darah adalah suatu cairan kental yang terdiri dari sel-
darah yang berwarna merah yang cair disebut plasma dan yang padat di
sebut sel darah yang befungsi sabagai transfer makanan bagi sel. Volume
darah pada tubuh yang sehat / organ dewasa terdapat darah kira-kira 1/13
dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada
tiap orang tidak sama tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung
dari pada air yaitu mempunyai berat jenis 1.041 – 1.067 dengan
paru.
3) Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan
a. Sumsum Tulang
1) Tulang Vertebrae
prosesus spinosus.
tidak melekat.
b. Hepar
bawah diafragma, kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dextra
c. Limpa
2.3 Etiologi
berdarah. Demam berdarah terjadi ketika seseorang digigit oleh nyamuk yang
terinfeksi virus. Nyamuk Aedes aegypti adalah spesies utama yang menyebar
penyakit ini. Ada lebih dari 100 juta kasus baru demam berdarah setiap tahun di
Kebanyakan infeksi di Amerika Serikat yang dibawa dari negara lain. Faktor
2015).
2.4 Manifestasi Klinis
berat yang mempengaruhi bayi, anak-anak dan orang dewasa, tapi jarang
104 ° F) disertai dengan 2 dari gejala berikut: sakit kepala parah, nyeri di
belakang mata, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, pembengkakan kelenjar
atau ruam. Gejala biasanya berlangsung selama 2-7 hari, setelah masa
parah, atau gangguan organ. Tanda-tanda peringatan terjadi 3-7 hari setelah
/ 100 ° F) dan meliputi: sakit parah perut, muntah terus menerus, napas
cepat, gusi berdarah, kelelahan, kegelisahan dan darah di muntah. 24-48 jam
berikutnya dari tahap kritis dapat mematikan; perawatan medis yang tepat
himokonsentrasi.
tempat lain.
c. Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadi cepat
dan lemah, tekanan darah turun (20 mm Hg) atau hipotensi disertai
tidak Terukur.
Menurut (Vyas et. Al 2014), gejala awal demam berdarah dengue yang
mirip dengan demam berdarah. Tapi setelah beberapa hari orang yang
perdarahan: muncul bintik-bintik kecil seperti darah pada kulit dan patch
lebih besar dari darah di bawah kulit. Luka ringan dapat menyebabkan
perdarahan.
b. Demam
c. Sakit kepala
f. Muntah
b. Berkeringat
2.5 Patofisiologi
(syok). Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk ke dalam tubuh
otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau bitnik-bintik merah pada kulit
(petekie), sakit tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti
kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal
buruk bahkan bisa mengalami renjatan dan apabila tidak segera ditangani
Menggigit manusia
hipotalamus
Peningkatan asam Komplemen antigen
lambung antibodi meningkat
Suhu tubuh
Mual, muntah Pelepasan peptida meningkat
Pembebasan
Gangguan pemenuhan
histamin
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
Peningkatan permeabilitas
dinding pembuluh darah Plasma banyak
mengumpul pada
Kebocoran plasma
jaringan interstitial
tubuh
Hb turun Perdarahan ekstraseluler
Gangguan rasa
Intoleransi aktivitas nyaman: nyeri
Gambar 2 Pathway (Nurarif & Hardhi, 2015)
2.7 Klasifikasi
Klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue menurut (Nurarif & Hardhi,
2015) yaitu :
2.8 Komplikasi
dan organ sehingga pasien akan meninggal dalam wakti 12-24 jam.
lobulus hati dan sel-sel kapiler. Terkadang tampak sel metrofil dan
istirahat.
fase demam.
5. Mendidik pasien dan orang tua tentang tanda-tanda dehidrasi dan pantau
output urine
6. Jika pasien tidak dapat mentoleransi cairan secara oral, mereka mungkin
trombosit.
normal.
10. Fase kritis DBD dimulai dengan penurunan suhu badan sampai yg
dan trombosit setiap 2-4 jam pada hari pertama perawatan. Selanjutnya
1. Uji tourniquet
kurang kuat akan rusak oleh pembendungan itu, darah dari dalam kapiler
berbeda-beda. Jika ada lebih dari 10 petechia dalam lingkungan itu maka
test biasanya baru dianggap abnormal, dikatakan juga tes itu positif.
Seandainya dalam lingkungan itu tidak ada petechial, tetapi lebih jauh
juga,
2. Hemoglobin
karena dilihat dari hasilnya lebih akurat disbanding sahli, dan lebih cepat.
Nilai normal untuk pria 13-15 gr/dl dan wanita 12-14 gr.dl.
awal yang dapat ditemukan pada penderita demam berdarah atau yang
3. Hematokrit
dan disebut dengan persen dan dari volume darah itu. Biasanya nilai itu
ditentukan dengan darah vena atau darah kapiler. Nilai normal untuk pria
dirawat.
intravena.
4. Trombosit
dibedakan deari kotoran kecil. Lagi pula sel-sel itu cenderung melekat
tentang jumlah trombosit dalam sediaan apus darah sangat besar artinya
dengue spesifik. untuk virus isolasi atau deteksi DENV RNA dalam serum
dalam waktu 5 hari dari onset gejala. Jika virus tidak dapat diisolasi atau
serologi dengan tes antibodi IgM untuk dengue dengan IgM antibodi-
antigen virus atau RNA di dalam serum atau jaringan, atau terdeteksinya
Pada fase akut sample darah diambil sesegera mungkin setelah serangan atau
dugaan penyakit demam berdarah dan pada fase sembuh idealnya sample
sampel pada fase sembuh, bagaimanapun, sampel darah kedua harus selalu
diambil dari pasien yang dirawat pada saat akan keluar dari rumah sakit.
I. Diagnosis serologis
Lima tes serologi dasar telah secara rutin digunakan untuk diagnosis
tegas tergantung signifikan (empat kali lipat atau lebih) kenaikan titer
antibodi spesifik antara sampel serum fase akut dan fase sembuh.
Antigen baterai untuk sebagian besar tes serologi harus mencakup semua
serotipe dengue empat virus, flavivirus lain (seperti virus demam kuning,
yang lama (hingga 48 tahun dan mungkin lebih lama), tes ini ideal untuk
studi seroepidemiologic.
secara rutin. Karena lebih sulit untuk dilakukan, dibutuhkan tenaga yang
laboratorium dengue.
NT adalah tes serologi yang paling spesifik dan sensitif untuk virus
antibodi penetral-naik pada waktu yang sama atau sedikit lebih lambat
dari titer antibodi HI dan ELISA tetapi lebih cepat daripada titer antibodi
MAC ELISA adalah tes serologis yang sangat sering digunakan untuk
mendiagnosis dengue yang terjadi pada beberapa tahun yang lalu. Karena
mudah dan cepat. Anti dengue IgM berkembang menjadi sedikit lebih
dengan HI.
II. PCR
sejumlah virus RNA dalam beberapa tahun terakhir dan memiliki potensi
sensitif, sederhana, dan direproduksi jika dikontrol dengan baik dan dapat
tahun terakhir.
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
Dengue untuk datang ke Rumah Sakit adalah panas tinggi dan anak
lemah.
c. Riwayat penyakit sekarang
otot dan persendian, nyeri uluh hati, dan pergerakan bola mata
e. Riwayat imunisasi
f. Riwayat gizi
bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik maupun buruk dapat
kurang.
g. Kondisi lingkungan
baju di kamar).
h. Pola kebiasaan
i. Eliminasi urine atau buang air kecil perlu dikaji apakah sering
l. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya
n. Sistem integument
1) Kuku sianosis/tidak
(epistaksis) pada grade II, III, IV. Pada mulut didapatkan bahwa
3) Dada
4) Abdomen
asites.
5) Ekstremitas
2. Diagnosa Keperawatan
3.1 Assesment
1 Data di peroleh dari : Pasien
2 Keluhan utama :
Pasien mengatakan demam, mual, muntah setiap habis makan
3 Riayat Penyakit Sekarang:
Demam sejak 4 hari SMRS, mual (+), muntah (+).
4 Riwayat penyakit dahulu :
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu
5 Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada riwayat penyakit keluarga
6 Riwayat kelahiran dan imunisasi
10. Riwayat kelahiran : Di rumah sakit dengan kelahiran normal
tahun 1996
11. Riwayat imunisasi : Imunisasi lengkap
2 Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Ekonomi dan Spiritual
1. Aspek Biologi/Fisiologi : Sebagian di bantu orang lain
2. Aspek Psikologis : Tidak ada masalah/tenang
3. Aspek social : Hubungan dengan orang lain baik
4. Aspek ekonomi : Penghasilan 5-10 juta
5. Aspek cultural : Berobat untuk sembuh, tidak ada keyakinan
tertentu terdahap pengobatan
1. Riwayat alergi
Tidak ada riwayat
Kesadaran Composmentis
GCS: 15
Eye: 4
Verbal: 5
Motorik : 6
2. Pemeriksaan TTV
a) Keadaan umum : Sedang
b) Pernafasan : 20 x/menit
c) Nadi : 90 x/menit
d) TD : 100/70 mmHg
e) Suhu : 38 c
f) SPO2 : 99%
g) Berat badan : 48 kg
h) Pupil : 2/2
i) Reaksi cahaya : +/+
j) Skala nyeri : 0
J. EWS
Keterangan Skor
Riwayat jatuh, yang baru atau Tidak 0
dalam 3 bulan terakhir
Diagnosis medis sekunder >1 Tidak 0
Menggunakan infus Ya 15
Cara berjalan/berpindah Normal/bedrest/mobilisasi 0
Status mental Orientasi sesuai kemampuan diri 0
A. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
TAK
b) Mata
Isokor
c) Mulut
Mukosa mulut kering
d) Kulit
Pink/kemerahan
Akral hangat
Turgor kulit elastis
e) Hidung
TAK
f) Telinga
TAK
g) Gigi
TAK
h) Tenggorokan
TAK
i) Leher
TAK
j) Dada
Paru
Suara nafas vesikuler (+/+)
Penggunaan otot bantu nafas (-/-)
Retraksi dinding dada (-/-)
Pola nafas eupnea
Respirasi: TAK
k) Abdomen
supel
L) Ekstermitas
Gerakan aktif
Kekuatan otot tangan
1. Kanan 5/5 mampu menggerakkan persendian dalam lingkup
gerak penuh, mampu melawan grafitasi dan mampu melawan
dengan tahanan penuh.
2. Kiri 5/5 mampu menggerakkan persendian dalam lingkup gerak
penuh, mampu melawan grafitasi dan mampu melawan dengan
tahanan penuh
Kekuatan otot kaki
1. Kanan 5/5 mampu menggerakkan persendian dalam lingkup
gerak penuh, mampu melawan grafitasi dan mampu melawan
tahanan penuh.
2. Kiri 5/5 mampu meggerakkan persendian dalam lingkup gerak
penuh, mampu melawan grafitasi dan mampu melawan tahanan
penuh.
m) Genetalia
TAK
n) Anus
TAK
N. Skrining GIZI
Keterangan Skor
Apakah pasien tampak kurus Tidak 0
Apakah pasien mengalami penurunan BB 1 Tidak 0
bukan terakhir
Apakah terdapat salah satu kondisi berikut ? Tidak 0
diare >5x/hari, muntah >3x/hari dalam seminggu
terakhir: asupan makanan berkurang dalam 1
minggu terakhir
Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang Tidak 0
mengakibatkan pasien beresiko mengalami
malnutrisi?
Total skor 0
O. Status fungsional
Keterangan Skor
Mengendalikan rangsang BAB Mampu mengendalikan 2
Mengendalikan rangsan BAK Mampu mengendalikan 2
Membersihkan diri (cuci muka, sisir Butuh pertolongan orang lain 0
rambut, sikat gigi)
Penggunaan toilet masuk dan keluar Butuh pertolongan orang lain 0
(melepaskan, memakai celana,
membersihkan, menyiram)
Makan Perlu ditolong memotong makanan 1
Berubah sikap dari berbaring ke duduk Mandiri 3
Berjalana dengan bantuan satu 2
Berpindah/berjalan
orang
Memakai baju Perlu bantuan orang lain 0
Naik turun tangga Perlu bantuan orang lain 1
Mandi Tergantung orang lain 1
Total skor : Ketergantungan ringan 12
Data penunjang
← a. Hasil foto thorax : Jantung dan Paru dalam batas normal
← b. Data laboratorium tanggal 22/12/2021
Darah Lengkap
Hemoglobin 14,3 (12-16 gr/dL)
Leukosit 1750* (4000-11000Sel/µL)
Hitung Jenis
Eosinofil 1 (1 – 3%)
Basofil 0 (0 – 1%)
Netrofil Batang 0* (2 – 6%)
Netrofi Segment 77* (50 70%)
Limfosit 20 (20 – 40%)
Monosit 2 (2 – 6%)
LED < 20 mm/Jam
Eriytrosit 5.36 (4.5-6.5 10^6/µL))
Hematokrit 45 (32 – 45%)
Trombosit 102* (150-450 10^3/µL)
KIMIA DARAH
Glukosa sewaktu 141 mg/dl
Swab antigen : Negatif
K. Terapi medis yang diberikan DPJP
1. IVFD RL:D5% 30 tpm
2. Ranitidin 2x1 amp (iv)
3. Ondancentron 2x1 amp (iv)
4. Paracetamol 3x500 mg (iv)
3.2 Analisa data
No Data Masalah Etiologi
1. Data Subjectif: Hipertermi Proses penyakit
Pasien mengatakan demam naik turun sejak
4 hari yang lalu, badan terasa lemas.
Data Objectif:
Pasien dengan DHF. Keadaan umum
sedang, kesadaran compos mentis, GCS 15
(E4M6V5), CRT <2 detik, akral hangat,
nadi teraba kuat, ptekie (-), perdarahan(-),
membran mukosa kering, os tampak lemas
TD: 100/70 mmHg
HR: 90 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 38 c
SPO2: 99%
2. Data Subjectif: Hipovolemi - Kehilangan cairan secara
Pasien mengatakan demam naik turun sejak aktif.
4 hari yang lalu, mual, muntah setiap - Kekurangan intake cairan
makan, badan terasa lemas.
Data Objectif:
Pasien dengan DHF. Keadaan umum
sedang, kesadaran compos mentis, GCS 15
(E4M6V5), CRT <2 detik, akral hangat,
nadi teraba kuat, ptekie (-), perdarahan (-),
membran mukosa kering, os tampak lemas
TD: 100/70 mmHg
HR: 90 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 38 c
SPO2: 99%
3.3 Catatan Perkembangan
No Hari Catatan Perkembangan
1 Rabu Subjective:
22/12/2022
18.06 wib Pasien mengatakan demam naik turun sejak 4 hari yang lalu, mual, muntah setiap
makan, badan terasa lemas.
Objective:
Pasien dengan DHF. Keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis, GCS 15
(E4M6V5), CRT < 2 detik, akral hangat, nadi teraba kuat, ptekie (-), perdarahan (-),
membran mukosa kering, os tampak lemas, pasien terpasang IVFD RL kolf 1
(RL:D5%) 30 tpm, tetesan infuse lancer, flebitis (-), BAK spontan, BAB dalam batas
normal.
TD: 100/70 mmHg
HR: 90 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 38 c
SPO2: 99%
Hasil Darah Rutin tanggal 22/12/2021:
Hemoglobin 14.3 (12-16 gr/dL)
Leukosit 1750* (4000-11000 Sel/µL)
Eriytrosit 5.36 (4.5-6.5 10^6/µL)
Hematokrit 45 (32-45%)
Trombosit 102* (150-450 10^3/µL)
GDS Sewaktu 141 mg/dl
Swab antigen Negatif
Assesmen:
Hipovolemia, Hipertermia
Planning:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 5 jam diharapkan 1. Status cairan
membaik dengan kriteria hasil: Membran mukosa lembab – Frekuensi nadi dalam
batas normal (70 – 120 x/menit) – Elastisitas turgor kulit membaik – Intake cairan
membaik (8-8.5 cc/kgBB/hari) - Kadar hemoglobin (12-16 gr/dl) – Kadar hematokrit
(32-45%) - Suhu tubuh dalam batas normal (36.5 –37.5 c), 2. Termoregulasi menurun
dengan kriteria hasil: Menggigil tidak ada – Kulit merah menurun – Suhu tubuh dalam
batas normal (36.5-37.5 c), Suhu kulit membaik.
Implementasi dan Intervensi.
Observasi:
1. Memonitoring suhu tubuh
Hasil:
Jam 16.00 WIB: Suhu tubuh 38.0 c
Jam 18.00 WIB: Suhu tubuh 37.0 c
2. Melakukan pemeriksaan tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit,
turgor kuit menurun, membrane mukosa kering, volume cairan menurun, hematokrit
meningkat, haus, lemah).
Hasil: Keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis, GCS 15 (E4M6V5), akral
hangat, nadi teraba kuat, CRT <2 detik, mukosa mulut kering, turgor kulit elastis,
mual, muntah setiap makan (3 kali)
3. Memonitor intake dan output makanan.
Hasil: os mengatakan mual, muntah 3x , diit MB habis ¼ porsi.
Terapeutik:
1. Menyediakan lingkungan yang dingin
Hasil: Suhu ruangan dingin, setting AC 18 derajat celcius
2. Melonggarkan atau melepaskan pakaian
Hasil: Os mengatakan mengerti dan sudah memakai pakaian yang longgar.
3. Memberikan posisi semi fowler atau fowler
Hasil: Os mengatakan nyaman dengan posisi semi fowler atau fowler.
Edukasi:
1. Menganjurkan untuk memperbanyak asupan cairan oral
Hasil: Os mengatakan mengerti dan mau minum air putih hangat sebanyak 250cc
2. Menganjurkan untuk melakukan kompres hangat atau kompres dingin
Hasil: Os dan orang tua os mengatakan mengatakan mengerti.
Kolaborasi:
- Jam 16.00 WIB memberikan terapi kolaborasi: Infus RL 500 ml 30 tpm
- Jam 16.05 WIB memberikan terapi kolaborasi: Ranitidin 1 amp (iv),
Ondancentron 1 amp (iv), paracetamol 500 mg (po)
Tindakan:
1. Melakukan perawatan infus.
Rutin:
1. Observasi Keadaan Umum
Hasil: Keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis, GCS 15
(E4M6V5), akral hangat, nadi teraba kuat, CRT <2 detik, mukosa mulut
kering, turgor kulit elastis, mual, muntah 3x.
2. Status Pernafasan
Hasil: Pola nafas eupnea, RR: 20 x/menit, SPO2: 99% dengan nafas
spontan.
3. TTV (EWS)
Hasil:
TD: 100/70 mmHg
HR: 90 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 38 c
SPO2: 99%
4. Skrining Resiko Jatuh (Morse)
Hasil: Resiko jatuh sedang, skor 30.
5. Survei Hais Infus
Hasil: Os terasang Infus RL 30 tpm ditangan kiri, tetesan infus lancar,
flebitis (-).
6. Kekuatan Otot
Hasil:
Kekuatan otot ektremitas atas kiri/kanan: 5555/5555
Kekuatan otot ektremitas bawah kiri/kanan: 5555/5555
Evaluasi
1. TTV (EWS)
Hasil:
TD: 110/65 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 37.0 c
SPO2: 98% dengan nafas spontan.
2. Evaluasi Pasien
Hasil: Pasien mengatakan demam naik turun, mual hilang timbul, muntah setiap
makan (3x),
badan terasa lemas
3. Tindak Lanjut
Hasil:
Observasi KU dan TTV.
Advice DPJP: Cek DR/24 jam
4. Hand Over Antar Shift
Hasil:
Masalah belum teratasi intervensi dilanjutkan.
Operan DS ke DM.
2 Kamis Subjective:
23/12/2022
18.50 wib Pasien mengatakan demam naik turun, mual hilang timbul, muntah 2x, badan masih
terasa lemas.
Objective:
Keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis, GCS 15 (E4M6V5), CRT < 2
detik, akral hangat, nadi teraba kuat, ptekie (-), perdarahan (-), membran mukosa
kering, os tampak lemas, pasien terpasang IVFD D5 (RL:D5%) 30 tpm, tetesan
infuse lancer, flebitis (-), BAK spontan, BAB dalam batas normal.
TD: 110/75 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 37.6 c
SPO2: 98% dengan nafas spontan
Hasil Darah Rutin tanggal 23/12/2021:
Hemoglobin 14.9 (12-16 gr/dL)
Leukosit 1460* (4000-11000 Sel/µL)
Eriytrosit 5.52 (4.5-6.5 10^6/µL)
Hematokrit 46* (32-45%)
Trombosit 79* (150-450 10^3/µL)
Assesmen:
Hipovolemia, Hipertermia
Planning:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 7 jam diharapkan 1. Status cairan
membaik dengan kriteria hasil: Membran mukosa lembab – Frekuensi nadi dalam
batas normal (70 – 120 x/menit) – Elastisitas turgor kulit membaik – Intake cairan
membaik (8-8.5 cc/kgBB/hari) - Kadar hemoglobin (12-16 gr/dl) – Kadar hematokrit
(32-45%) - Suhu tubuh dalam batas normal (36.5 –37.5 c), 2. Termoregulasi menurun
dengan kriteria hasil: Menggigil tidak ada – Kulit merah menurun – Suhu tubuh dalam
batas normal (36.5-37.5 c), Suhu kulit membaik.
Implementasi dan Intervensi.
Observasi:
1. Memonitoring suhu tubuh
Hasil:
Jam 15.00 WIB: Suhu tubuh 37.6 c
Jam 18.00 WIB: Suhu tubuh 36.8 c
2. Melakukan pemeriksaan tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi turgor kuit
menurun, membrane mukosa kering, volume cairan menurun, hematokrit meningkat,
haus, lemah).
Hasil: Keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis, GCS 15 (E4M6V5), akral
hangat, nadi teraba kuat, CRT <2 detik, mukosa mulut kering, turgor kulit elastis,
mual, muntah 2x
3. Memonitor intake dan output makanan.
Hasil: os mengatakan mual, muntah 2x, diit MB habis ¼ porsi.
Terapeutik:
1. Menyediakan lingkungan yang dingin
Hasil: Suhu ruangan dingin, setting AC 20 derajat celcius
2. Melonggarkan atau melepaskan pakaian
Hasil: Os mengatakan mengerti dan sudah memakai pakaian yang longgar.
3. Memberikan posisi semi fowler atau fowler
Hasil: Os mengatakan nyaman dengan posisi semi fowler atau fowler.
Edukasi:
1. Menganjurkan untuk memperbanyak asupan cairan oral
Hasil: Os mengatakan mengerti dan mau minum air putih hangat sebanyak 350cc
2. Menganjurkan untuk melakukan kompres hangat atau kompres dingin
Hasil: Os dan orang tua os mengatakan mengatakan mengerti.
Kolaborasi:
- Jam 16.00 WIB memberikan terapi kolaborasi: Infus D5 500 ml 30 tpm
- Jam 16.05 WIB memberikan terapi kolaborasi: Ranitidin 1 amp (iv),
Ondancentron 1 amp (iv), paracetamol 500 mg (po)
Tindakan:
1. Melakukan perawatan infus.
Rutin:
1. Observasi Keadaan Umum
Hasil: Keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis, GCS 15
(E4M6V5), akral hangat, nadi teraba kuat, CRT <2 detik, mukosa mulut
kering, turgor kulit elastis, mual, muntah 2x sejak pagi.
2. Status Pernafasan
Hasil: Pola nafas eupnea, RR: 20 x/menit, SPO2: 99% dengan nafas
spontan.
3. TTV (EWS)
Hasil:
TD: 110/75 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 37.6 c
SPO2: 98% dengan nafas spontan
4. Skrining Resiko Jatuh (Morse)
Hasil: Resiko jatuh sedang, skor 30.
5. Survei Hais Infus
Hasil: Os terasang Infus D5 30 tpm ditangan kiri, tetesan infus lancar,
flebitis (-).
6. Kekuatan Otot
Hasil:
Kekuatan otot ektremitas atas kiri/kanan: 5555/5555
Kekuatan otot ektremitas bawah kiri/kanan: 5555/5555
Evaluasi
1. TTV (EWS)
Hasil:
TD: 115/70 mmHg
HR: 85 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 36.8 c
SPO2: 98% dengan nafas spontan.
2. Evaluasi Pasien
Hasil: Pasien mengatakan demam naik turun, mual hilang timbul, muntah 2x,
badan terasa lemas
3. Tindak Lanjut
Hasil:
Observasi KU dan TTV.
Advice DPJP: Cek DR/24 jam
4. Hand Over Antar Shift
Hasil:
Masalah belum teratasi intervensi dilanjutkan.
Operan DS ke DM.
3 Jum’at Subjective:
24/12/2020
18.50 wib Pasien mengatakan demam mulai turun, mual hilang timbul, muntah 1x, lemas
berkurang
Objective:
Keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis, GCS 15 (E4M6V5), CRT < 2
detik, akral hangat, nadi teraba kuat, ptekie (-), perdarahan (-), membran mukosa
kering, os tampak lemas, pasien terpasang IVFD RL (RL:D5%) 30 tpm, tetesan
infuse lancer, flebitis (-), BAK spontan, BAB dalam batas normal.
TD: 118/80 mmHg
HR: 85 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 37.5 c
SPO2: 98% dengan nafas spontan
Hasil Darah Rutin tanggal 24/12/2021:
Hemoglobin 15.1 (12-16 gr/dL)
Leukosit 2210* (4000-11000 Sel/µL)
Eriytrosit 5.57 (4.5-6.5 10^6/µL)
Hematokrit 46* (32-45%)
Trombosit 54* (150-450 10^3/µL)
Assesmen:
Hipovolemia, Hipertermia
Planning:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 7 jam diharapkan 1. Status cairan
membaik dengan kriteria hasil: Membran mukosa lembab – Frekuensi nadi dalam
batas normal (70 – 120 x/menit) – Elastisitas turgor kulit membaik – Intake cairan
membaik (8-8.5 cc/kgBB/hari) - Kadar hemoglobin (12-16 gr/dl) – Kadar hematokrit
(32-45%) - Suhu tubuh dalam batas normal (36.5 –37.5 c), 2. Termoregulasi menurun
dengan kriteria hasil: Menggigil tidak ada – Kulit merah menurun – Suhu tubuh dalam
batas normal (36.5-37.5 c), Suhu kulit membaik.
Implementasi dan Intervensi.
Observasi:
1. Memonitoring suhu tubuh
Hasil:
Jam 15.00 WIB: Suhu tubuh 37.3 c
Jam 18.00 WIB: Suhu tubuh 36.6 c
2. Melakukan pemeriksaan tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi turgor kuit
menurun, membrane mukosa kering, volume cairan menurun, hematokrit meningkat,
haus, lemah).
Hasil: Keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis, GCS 15 (E4M6V5), akral
hangat, nadi teraba kuat, CRT <2 detik, mukosa mulut kering, turgor kulit elastis,
mual, muntah 1x
3. Memonitor intake dan output makanan.
Hasil: os mengatakan mual, muntah 1x, diit MB habis 1 porsi.
Terapeutik:
1. Menyediakan lingkungan yang dingin
Hasil: Suhu ruangan dingin, setting AC 20 derajat celcius
2. Melonggarkan atau melepaskan pakaian
Hasil: Os mengatakan mengerti dan sudah memakai pakaian yang longgar.
3. Memberikan posisi semi fowler atau fowler
Hasil: Os mengatakan nyaman dengan posisi semi fowler atau fowler.
Edukasi:
1. Menganjurkan untuk memperbanyak asupan cairan oral
Hasil: Os mengatakan mengerti dan mau minum air putih hangat sebanyak 400cc
2. Menganjurkan untuk melakukan kompres hangat atau kompres dingin
Hasil: Os dan orang tua os mengatakan mengatakan mengerti.
Kolaborasi:
- Jam 16.00 WIB memberikan terapi kolaborasi: Infus RL 500 ml 30 tpm
- Jam 16.05 WIB memberikan terapi kolaborasi: Ranitidin 1 amp (iv),
Ondancentron 1 amp (iv), Paracetamol 500 mg (po)
Tindakan:
1. Melakukan perawatan infus.
Rutin:
1. Observasi Keadaan Umum
Hasil: Keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis, GCS 15
(E4M6V5), akral hangat, nadi teraba kuat, CRT <2 detik, mukosa mulut
kering, turgor kulit elastis, mual, muntah 1x
2. Status Pernafasan
Hasil: Pola nafas eupnea, RR: 20 x/menit, SPO2: 99% dengan nafas
spontan.
3. TTV (EWS)
Hasil:
TD: 118/80 mmHg
HR: 85 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 37.5 c
SPO2: 98% dengan nafas spontan
4. Skrining Resiko Jatuh (Morse)
Hasil: Resiko jatuh sedang, skor 30.
5. Survei Hais Infus
Hasil: Os terasang Infus RL 30 tpm ditangan kiri, tetesan infus lancar, flebitis (-).
6. Kekuatan Otot
Hasil:
Kekuatan otot ektremitas atas kiri/kanan: 5555/5555
Kekuatan otot ektremitas bawah kiri/kanan: 5555/5555
Evaluasi
1. TTV (EWS)
Hasil:
TD: 115/70 mmHg
HR: 75 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 36.6 c
SPO2: 98% dengan nafas spontan.
2. Evaluasi Pasien
Hasil: Pasien mengatakan demam mulai turun, mual hilang timbul, muntah 1x,
lemas berkurang
3. Tindak Lanjut
Hasil:
Observasi KU dan TTV.
Advice DPJP: Cek DR/24 jam
4. Hand Over Antar Shift
Hasil:
Masalah belum teratasi intervensi dilanjutkan.
Operan DS ke DM.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang
disebabkan oleh empat serotype virus dengue ditandai dengan empat
gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi p erdarahan
hepatomegaly, dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya
tenjatan (sindrom renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma
yang dapat menyebabkan kematian. Penyebab dhf yaitu virus dengue.
Gejala utama dhf yaitu demam tinggi 2-7 hari, dan muncul bintik merah
pada badan. Penyakit DHF terdapat 4 derajat yang masing-masing
memiliki ciri khas.
4.2 Saran
Diharapkan dengan adanya kasus kelolaan tentang asuhan
keperawatan pada klien dengan DHF dapat memberikan ilmu dan
wawasan pengetahuan dalam penerapan asuhan keperawatan yang baik
dan benar, serta dapat meningkatkan motivasi diri dalam memberikan
pelayanan asuhan keperawatan yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA
MediAction.
PPNI DPD SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
PPNI DPD SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
PPNI DPD SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi : 1,
Penyehatan Lingkungan