Anda di halaman 1dari 71

BIOLOGI SEL

Ilmu Dasar Keperawatan I


Ns. Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,M.Kes
Tujuan Pembelajaran :

1. Memahami teori sel


2. Memahami struktur dan fungsi sel
Prinsip Teori Sel

Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil yang mampu menjalankan
proses-proes kehidupan

Aktivitas fungsional tiap-tiap sel bergantung sifat struktural spesifik yang


bersangkutan

Sel adalah bahan organik penyusun semua organisme multiseluler

Struktur dan fungsi organisme akhirnya bergantung pada karakteristik


struktural dan kemampuan fungsional kolektif sel-sel penyusunnya

Semua sel baru dan kehidupan baru berasal hanya dari sel yang sudah ada

Sel pada semua organisme pada hakikatnya memiliki struktur dan fungsi serupa
Struktur Sel
Struktur Sel

 Sel memiliki 3 subdivisi utama : Membran plasma,


Nukleus, dan Sitoplasma
Membran Plasma
• Membungkus sel dan memisahkan cairan intra dengan ekstrasel
Nukleus
• Mengandung asan deoksiribonukleat (DNA)/materi genetik sel
• Tiga jenis asam ribonukleat (RNA) berperan dalam sistesis protein yang disandi oleh
DNA
• RNA perantara (mRNA), menyalin kode genetik DNA dan mengirimnya ke ribosom
• RNA ribosomal (rRNA), bagian ribosom yg membaca kode mRNA dan
menerjemahkannya ke dalam protein terpilih
• RNA transfer (tRNA), menyalurkan asam-asam amino ke protein yang sedang
disintesis
Sitoplasma
• Tersusun atas sitosol, sebuah massa kompleks mirip gel yang bercampur dengan
sitoskeleton dan organel-organel
• Organel adalah stuktur sangat terorganisasi yang menjalankan fungsi spesifik
• Organel bermembran dibatasi oleh sebuah membran yang memisahkan isi organel
dari sitosol di sekitarnya : RE, kompleks Golgi, lisosom, peroksisom, dan Mitokondria
• Organel tak bermembran tidak terbungkus membran : Ribosom, vault, dan sentriol.
Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma (RE) adalah jalinan kompleks
bermembran yang membungkus sebuah lumen berisi cairan

Fungsi utama RE :

•Menyintesis protein dan lipid yang akan disekresikan ke luar sel seperti
enzim dan hormon
•Menghasilakn komponen sel baru, terutama membran sel

Dua jenis retikulum endoplasma

•RE kasar : jalinan kantong gepeng yang bertaburkan ribosom


•RE Halus : Jalinan tubulus yang tidak mengandung ribosom

Ribosom pada RE kasar membentuk protein yang dibebaskan ke dalam


lumen RE sehingga protein itu terpisah dari sitosol. Lipid dipoduksi di
dalam dinding membran RE juga masuk ke lumen

Produk yang disintesis berpindah dari RE kasar ke RE


halus tempat produk tersebut dikemas dan dikeluarkan
sebagai vesikel transpor. Vesikel transpor terbentuk
sebagai bagian dari “pertunasan” RE halus
Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma : Proses sekresi
untuk protein-protein yang disintesis
1. RE kasar menyintesis protein yg akan
disekresikan ke luar sel atau terintegrasi ke
dalaam membran plasma atau komponen sel
lainnya
2. RE halus mengemas produk sekretorik ke dalam
vesikel transpor, yang kemudian terlepas dan
bergerak menuju Kompleks Golgi
3. Vesikel transpor menyatu dng kompleks Golgi,
membuka, dan mengosongkan isinya ke dalam
kantong Golgi terdekat
4. Protein yang baru disintesis bergerak dari RE
melalui vesikel transpor menembus lapisan-
lapisan kompleks Golgi, yg memodifikasi protein
mentah menjadi bentuk akhirnya serta menyortir
dan mengarahkan produk jadi ke tujuan akhir
dengan memvariasikan pembungkusnya
5. Vesikel sekretorik yang mengandung protein jadi
selanjutnya terlepas dari kompleks Golgi dan
berada di sitosol, menyimpan produk sampai ada
sinyal untuk mengosongkannya
6. Pada rangsangan yang sesuai, vesikel sekretorik
menyatu dengan membran plasma, membuka,
dan mengosongkan isinya ke luar sel. Sekresi
terjadi melalui eksositosis, dengan produk
sekretorik tidak pernah berkontak dengan sitosol
7. Lisosom juga terlepas dari Kompleks Golgi
Kompleks Golgi dan Eksositosis

 Vesikel transpor bergerak ke, dan


menyatu dengan kompleks golgi yang
tersusun atas tumpukan kantong
gepeng terbungkus membran
 Kompleks Golgi berfungsi ganda :
1)memodifikasi molekul yang baru
disintesis—dikirim dalam bentuk
mentah dari RE—menjadi produk jadi;
2)menyortir, mengemas, dan
mengarahkan lalu lintas molekul ke
destinasinya masing-masing di dalam
maupun di luar sel
 Kompleks golgi di sel sekretorik
mengemas protein yang akan
dikeluarkan dari sel di dalam vesikel
sekretorik yang terlepas melalui
eksositosis ketika ada rangsangan yang
sesuai
Kompleks Golgi dan Eksositosis
Lisosom dan Endositosis

 Lisosom adalah kantong terbungkus membran yang mengandung enzim-enzim hidrolitik


(pencernaan) kuat
 Lisosom yang berfungsi sebagai “sistem pencernaan” intrasel, menghancurkan bahan asing misalnya
bakteri yang masuk ke sel dan memusnahkan bagian-bagian sel yang rusak untuk diganti dengan yang
baru
 Bahan ekstrasel dibawa masuk ke sel melalui proses endositosis, lalu diserang oleh enzim-enzim
lisosomal. Tiga bentuk endositosis adalah pinositosis (pengambilan non-selektif CES;”sel minum”),
endositosis diperantarai –reseptor (pengimporan selektif molekul besar spesifik), dan fagositosis
(penelanan partikel multimolekuler besar;”sel makan”)
Peroksisom dan Detoksifikasi

 Peroksisom adalah kantong kecil


terbungkus membran yang
mengandung enzim-enzim oksidatif
kuat
 Peroksisom melangsungkan reaksi
oksidatif yang mendoktifikasi
sampah dan senyawa asing toksik
yang masuk ke sel. Pada reaksi
detoksifikasi ini, peroksisom
membentuk hidrogen peroksida
(H2O2) poten, yang diuraikan
menjadi air dan oksigen oleh katalase
Mitokondria dan Produksi ATP

 Mitokondria adalah organel berbentuk batang


yang terbungkus oleh dua membran, mebran luar
yang halus dan membran dalam yang
membentuk serangkaian lekukan, krista, yang
mencuat ke rongga dalam berisi gel, matriks
 Di otot rangka dan beberapa jenis sel lain,
mitokondria bergabung satu sama lain
membentuk retikulum mitokondria yang lebih
efisien memindahkan bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk menghasilkan energi ke bagian
sel yang lebih dalam.
 Mitokondria adalah organel energi sel, yang
secara efisien mengubah energi dalam makanan
menjadi energi terpakai yang disimpan dalam
molekul ATP. Sel menggunakan ATP sebagai
sumber energi bagi sintesis senyawa kimia baru,
transpor membran, dan kerja mekanis.
Mitokondria dan Produksi ATP

 Respirasi seluler secara kolektif merujuk pada reaksi


intraseluler tempat molekul kaya energi diuraikan guna
membentuk ATP, menggunakan O2 dan menghasilkan
CO2 dalam prosesnya. Respirasi seluler mencakup
pemecahan sekunsial molekul nutrien diikuti produksi
ATP dalam 3 tahap; 1)Glikolisis di sitosol, 2) Siklus
asam sitrat di matriks mitokondria, dan 3)fosforilasi
oksidatif di membran dalam mitokondria
 Fosforilasi oksidatif meliputi sistem transpor elektron
dan kemiosmosis oleh ATP sintase. Sistem transpor
elektron mengekstraksi elektronkaya energi dari
hidrogen yang dibebaskan sewaktu pemecahan nutrien
pada proses glikolisis dan siklus asam sitrat, kemudian
memindahkan elektron-elektron tersebut dari tingkat
energi tinggi ke rendah. Energi yang bebas dilepaskan
selama proses ini digunakan utuk menciptakan gradien
ion Hidrogen (H+) antara sisi dalam dan luar membran
dalam mitokondria. Aliran H+ di sepanjang gradien ini
mengaktifkan ATP sintase, enzim yang membentuk
ATP melalui proses yang disebut kemiosmosis.
Mitokondria dan Produksi ATP

 Sel lebih efisien mengubah energi menjadi makanan menjadi ATP jika ada O2.
Pada kondisi anaerob (tanpa O2), sel hanya dapat menghasilkan 2 molekul
ATP untuk setiap molekul glukosa yang diproses melalui glikolisis. Pada
kondisi aerob (dengan O2), mitokondria dapat menghasilkan tambahan 30
molekul ATP untuk setiap molekul glukosa yang diproses (2 dari siklus asam
sitrat dan 28 dari fosforilasi oksidatif)
Ribosom dan Sintesis Protein

 Pada sintesis protein, subunit ribosomal besar dan


kecil menyatu membentuk sebuah ribosom
 Ribosom menerjemahkan mRNA ke rantai asam
amino yang hendak dirakit berdasarkan kode DNA
yang dibawa oleh mRNA. Ribosom memiliki situs
pengikatan tempat tRNA yang mengangkut asam
amino tertentu berhubungan dengan mRNA sewaktu
perakitan protein
Ribosom
Fungsi : sintesis protein
Vault sebagai Truk Seluler

 Vault adalah struktur oktagonal berongga yang


bentuknya dan ukurannya sama dengan pori
nukleus. Organel ini diyakini sebagai truk seluler
yang menambatkan diri di pori nukleus dan
mengambil muatan untuk diangkut dari nukleus
 Pendapat yang sekarang dianut adalah bahwa vault
boleh jadi mengangkut mRNA dan subunit
ribosomal dari nukleus ke tempat sintesis protein di
sitoplasma
Sentrosom, Sentriol, dan Organisasi
Mikrotubulus

 Sentrosom (pusat sel) terdiri atas sepasang sentriol


yang dikelilingi sebuah massa amorf
 Sentrosom adalah pusat pengatur utama
mikrotubulus sebuah sel. Organel ini membentuk
dan mengatur sitoskeleton mikrotubulus,
membentuk silia dan flagela, serta membentuk
gelondong mitotik
Sitosol : Gel Sel

 Sitosol mengandung enzim-enzim yang terlihat


dalam metabolisme antara dan perangkat ribosomal
yang esensial untuk sintesis enzim-enzim ini serta
protein sitosolik lainnya.
 banyak sel menyimpan nutrien yang belum terpakai
di dalam sitosol dalam bentuk granul-granul
glikogen atau droplet lemak
 Di sitosol, juga terdapat berbagai vesikel sekretorik,
vesikel transpor, dan vesikel endositotik
Sitoskeleton : “Tulang dan Otot” Sel

 Sitoskeleton, yang terentang di seluruh bagian


sitosol, berfungsi sebagai “tulang dan otot”
 Ketiga jenis elemen sitoskeleton : mikrotubulus,
mikrofilamen, dan filamen antara masing-masing
terdiri atas beragam protein dan memainkan
peran yang berbeda-beda
 Mikrotubulus yang tersusun atas tubulin,
mempertahankan bentuk asimetrik sel, berfungsi
sebgai jalan tol bagi transpor intraseluler oleh
motor molekuler, merupakan komponen utama
silia dan flagela, serta membntuk gelondong
mitotik
 Mikrofilamen, yang tersusun atas aktin pada
kebanyakan sel, penting dalam berbagai sistem
kontaktil seluler, termasuk pergerakan amuboid
dan kontraksi otot. Stuktur ini juga berfungsi
sebagai pengeras mekanis bagi mikrovili
 Filamen antara adalah protein ireguler mirip
benang yang membantu sel menahan stres
mekanis. Pada jenis sel yang berbeda, filamen
antara tersusun atas protein yang berbeda pula.
Filamen antara yang terdiri atas keratin terutama
banyak ditemukan di sel kulit
TRANSPOR MELALUI
MEMBRAN
1. Membran Plasma

 Membran sel  penting untuk kehidupan sel


 Pelindung bagi sel agar isi sel tidak keluar
 Pengatur pertukaran zat yang keluar masuk ke dalam sel
 Melakukan seleksi terhadap zat yang boleh keluar dan masuk dari
dalam atau luar sel (selektif permeable)
 Tersusun atas Karbohidrat, protein, dan lemak
• komponennya dapat bertindak sebagai:
 - penghasil ATP, yang digunakan untuk transport molekul-
 molekul melewatinya
 - penghasil dan penghantar sinyal elektris pada sel saraf
 - reseptor atau protein penerima sensor sinyal
 ekstraseluler
Gambar Membran Plasma

Glikoprotein
(mengikat molekul sel tetangga)

Kepala (Fosfat)  Hidrofilik

Ekor (Lipid)  Hidrofobik

Protein integral
(protein yang terbenam)

Protein periferal
(protein menempel)
Walaupun mempunyai fungsi yang berbeda-beda 
membran pada sel mempunyai struktur yang umum, yaitu
terdiri dari:
◘ 2 lapis lemak/lipid (“lipid bilayer”) Model mozaik fluida
◘ protein .
Ad 1. lapisan lemak (“lipid bilayer’)
- struktur dasar dan universal dari membran sel.
- impermeabel terhadap molekul-molekul yang larut
dalam air.
- pada hewan jumlahnya meliputi hampir 50 % dari
masa membran sel.
- Bersifat amphipatik/amphifilik, mempunyai bagian yang:
* hidrofilik (“suka air”) atau polar
* hidrofobik (“takut air”) atau nonpolar
- Jenis lemak yang paling banyak: fosfolipid
Bagian dan komposisi dari molekul fosfolipid
(fosfatidilkolin)

Perbedaan pada panjang dan tingkat saturasi dari bagian ekor


(hydrokarbon) molekul fosfolipid mempengaruhi fluiditas dari
suatu membran
Komponen lain dalam lapisan lemak (“lipid bilayer”):
• Kolesterol
- memperbesar batas permeabilitas dari “lipid bilayer”
- mengurangi fluiditas dari membran sel
- mencegah rantai hidrokarbon berikatan satu sama lain
dan berkristalisasi
• Glikolipid
penambahan gugus gula pada molekul lipid  berperan
penting dalam interaksi sel dengan lingkungannya, seperti
- melindungi membran terhadap adanya kondisi ekstrem
(misalnya: pH yang rendah dan enzim degradatif)
- merubah konsentrasi ion (terutama Ca 2+ pada plasma
membran
- proses pengenalan sel, yaitu adhesi antar sel
Komposisi lipid dari 2 lapis “lipid bilayer” pada banyak membran
berbeda  membentuk lipid asimetris.
Contoh: membran eritrosit manusia,
pada lapisan luar terdiri dari molekul fosfatidilkolin dan
spingomielin, sedangkan pada lapisan bagian dalam terdiri
dari molekul fosfatidilethanolamin dan fosfatidilserin.

Pada sel hewan, terbentuknya fosfolipid asimetris merupakan


suatu tanda untuk membedakan sel yang masih hidup dan sel yang
mati.
Contoh: pada sel yang mengalami apoptosis, fosfatidilserin
bertranslokasi dari monolayer sitoplasmik ke monolayer
ekstraselular.
Kolesterol dalam
“lipidbilayer”

Distribusi asimetris
fosfolipid dan posisi
glikolipid dalam
“lipid bilayer dari
eritrosit manusia
Ad 2. Protein membran (protein transmembran)
-Bertanggung jawab terhadap banyak fungsi membran seperti
sebagai reseptor, enzim, atau protein transport, dll.
- Jumlah dan tipe dari protein pada plasma membran  sangat
bervariasi.
Misalnya, pada membran mielin pada bagian axon dari sel saraf 
kurang dari 25 % dari masa membran adalah protein.
Pada membran yang terlibat dalam pembentukan ATP (yaitu
membran bgn dalam mitokondria atau kloroplast) mengandung 70
% protein

Protein transmembran  juga amphipatik,


Bagian hidrofobik berinteraksi dgn bagian hidrofobik molekul lipid,
sedangkan bagin hidrofiliknya berada pada bagian lain dari
membran yang terpapar air.
Permukaan sel diselubungi oleh gugus gula, yang
membentuk “cell coat” atau glikokalik
-Gugus oligosakrida yang terikat pada protein membran atau
molekul lipid di bagian membran yang nonsitoplasmik
-Berfungsi menjaga sel dari agent fisik dan kimia yang merusak
sel
-Menjaga sel dari objek yang asing atau menjaga jarak dengan
sel yang lain
-Mencegah terjadinya interaksi protein-protein yang tidak
diinginkan
Selubung sel = “Cell coat” = glikokalik

Ganbaran membran
limfosit dgn
menggunakan
mikroskop elektron

Diagram glikokalix
■ Lapisan “Lipid bilayer” mempunyai permeabilitas yang berbeda
terhadap berbagai macam molekul

Cepat berdifusi melewati “lipid bilayer

Dapat berdifusi, tetapi lambat

Dapat berdifusi, tetapi sangat lambat

Tidak dapat berdifusi  impermeabel


Transpor pada membran plasma

TRANSPOR PASIF TRANSPOR AKTIF


(Transpor tanpa menggunakan energi) (Transpor dengan menggunakan energi)
karena dari konsentrasi rendah  tinggi

DIFUSI OSMOSIS
Difusi molekul Endositosis Eksositosis
Sederhana air melintasi
“memuntahkan”
membran “memakan”
permeabel (fagositosis)
Terfasilitasi
Dibantu dengan “meminum”
protein pembawa (pinositosis)
di membran
palsma sehingga
membentuk kanal
dan molekul
bergerak melintasi
membran
a. DIFUSI SEDERHANA

 Proses pergerakan
acak partikel-
partikel (atom,
molekul) gas, cairan,
dan larutan dari
konsentrasi tinggi ke
konsentrai yang
lebih rendah hingga
mencapai tahap
keseimbangan.
Difusi:
DIFUSI TERFASILITASI

Dibantu dengan protein pembawa di membran palsma sehingga membentuk kanal dan molekul
bergerak melintasi membran
2 Kelas Utama Protein Transport pada Membran
1. Protein pembawa (“Carrier”) = permeases = transporters
Mengikat molekul yang akan dibawanya kemudian mengalami
perubahan konformasi sehingga akhirnya dapat menmindahkan
molekul tsb dari luar sel ke dalam sel atau sebaliknya.
2. Protein kanal
Membentuk pori/kanal pada lipid bilayer, ketika pori terbuka
membiarkan molekul-molekul (terutama ion-ion) melewatinya dari
dan ke dalam sel atau sebaliknya.
Transport melalui protein kanal lebih cepat dibandingkan dengan
protein “carrier”

1. Protein “carrier 2. Protein kanal


Protein Carier

protein pembawa berubah-ubah bentuk, sehingga


menggerakkan zat terlarut menyeberangi membran
saat perubahan bentuk.

Difusi
protein kanal

 Protein saluran
(ungu) memiliki
saluran yang dapat
dilalui oleh
molekul air atau
zat terlarut
spesifik.
Transport pada membran yang diperantarai oleh protein
membran bersifat :
♦ pasif,
- karena adanya perbedaan konsentrasi molekul di
dalam dan di luar sel (konsentrasi gradient)
- melewati protein kanal atau protein “carrier”
♦ aktif,
- karena adanya aktifitas “memompa” molekul-molekul
yang mempunyai perbedaan sifat elektrokimia
(electrochemical gradient) oleh protein “carrier”.
- menggunakan energi, seperti ATP
Transport melalui protein “carrier”
■ Bersifat pasif atau aktif
■ Mekanisme proses transport molekul mirip dengan reaksi
enzim-substrat: tiap molekul protein “carrier” mempunyai satu
atau lebih tempat ikatan (“binding site”) yang spesifik untuk
molekul yang akan ditranfernya.
Tranport molekul melalui protein kanal
-Protein kanal membentik pori yang bersifat hidrofilik
-Mentranfer ion  disebut kanal ion, yang selektif terhadap ion
tertentu.
-Dapat tertutup dan kemudian terbuka (“gated”).
-Terbukanya kanal ion karena adanya stimulus, yang berupa:
* perubahan tegangan pada membran (Votage-gated channel)
* stress mekanik (mechanically gated channel)
* ikatan dengan ligan (ligand-gated channel),
# karena adanya molekul mediator ekstraseluler, misalnya
neurotansmitter (transmitter-gated channel)
# karena adanya molekul mediator intraseluler, berupa ion
(ion-gated channel) atau nukleotida (nukleotida-gated channel)
-
B. OSMOSIS

 Lewatnya zat pelarut akibat perbedaan


tekanan osmosis.

 Melalui membran selektif permeabel

 dari konsentrasi zat terlarut yang rendah


(hipotonis) ke konsentrasi zat terlarut yg
tinggi (hipertonik).
OSMOSIS
Perpindahan molekul zat pelarut dari daerah konsentrasi pelarut tinggi ke
daerah konsentrasi pelarut rendah melalui membran selektif permeabel.
Efek Osmosis

 Jika konsentrasi larutan sel lebih rendah


dibandingkan konsentrasi lingkungan sekitarnya,
maka air akan segera bergerak ke luar
meninggalkan sel secara otomatis, akibatnya sel
menyusut dan mati (PLASMOLISIS)
 Jika konsentrasi larutan sel lebih tinggi
dibandingkan konsentrasi lingkungan sekitarnya,
maka air akan segera bergerak masuk ke dalam sel
secara otomatis, akibatnya sel membengkak dan
pecah, kecuali pada sel tumbuhan hanya
menggelembung dan menegang (TURGID)
Osmosis in action

• Pori-pori pada
membran sintetik
ini terlalu kecil
untuk dilewati
molekul gula,
namun cukup besar
untuk dilalui
molekul air,
bagaimana hal ini
mempengaruhi
konsentrasi air?
 Air melintasi membran dari wilayah yang
berkonsentrasi zat terlarut lebih rendah
ke wilayah yang berkonsentrasi zat
terlarut lebih tinggi sampai konsentrasi
zat terlarut pada kedua sisi membran
setara.
Why is osmosis important to cells
and humans?
• Cells remove water
produced by cell
respiration.
• Large intestine cells
transport water to
bloodstream
• Kidney cells form urine
• Usaha sel hidup untuk
menjaga tekanan
osmosisnya disebut
homeostatis.
Osmosis and Tonicity

 Tonisitas (tonicity): kemampuan larutan untuk


memyebabkan sel memperoleh atau kehilangan
air.
 What are the three types of tonicity?
1) Isotonic
2) Hypotonic
3) Hypertonic
ISOTONIK (isotonic)
 Air mengalir melintasi membran, namun dengan
laju yang sama dalam kedua arah.

HIPERTONIK (Hypertonic)
 Sel akan kehilangan air ke lingkungan, mengerut
dan mungkin mati.

HIPOTONIK (hypotonic)
 Air akan memasuki sel lebih cepat daripada keluar
dari sel , dan sel akan membengkak serta lisis.
ZAT MASUK/KELUAR KE/DARI DALAM SEL
MELAWAN GRADIEN KONSENTRASI
2. TRANSPOR
AKTIF

 Zat terlarut melawan gradien konsentrasi,


melintasi membran plasma dari sisi yang
konsentrasinya lebih rendah ke sisi yang
konsentrasinya lebih tinggi.
 Protein menggunakan energi dalam bentuk
ATP.
 Contoh: pompa natrium-kalium
Endositosis & Eksositosis

BAHAN YANG SANGAT BESAR


TIDAK DAPAT MELALUI MEMBRAN

MAKA BAHAN DIBUNGKUS DALAM GELEMBUNG


DENGAN MEKANISME TERTENTU
DIKELUARKAN DARI SEL (EKSOSITOSIS)
ATAU MASUK (ENDOSITOSIS)

BAHAN CAIR BAHAN PADAT


(PINOSITOSIS) (FAGOSITOSIS)
Transpor massal melintasi membran plasma
Eksositosis
 Vesikel transpor bermigrasi ke membran plasma,
menyatu dengan membran tersebut dan
melepaskan isinya.
Endositosis
 Molekul memasuki sel di dalam vesikel yang
melekuk ke arah dalam dari membran plasma.
 3 tipe endositosis: fagositosis, pinositosis, dan
endositosis diperantarai-reseptor.
Fagositosis

 Sel menelan partikel dengan cara menyelubungi


partikel dengan pseudopodia, dan mengemasnya
dalam kantong selaput membran yg cukup besar
biasanya disebut dengan vakuola.
Pinositosis

 Sel meneguk semua zat yang terlarut, zat tidak


bersifat spesifik.
Endositosis diperantarai-reseptor

 Dalam membran: tertanam reseptor


spesifik yang terpapar ke cairan
ekstraseluler.

 Protein selaput, menghadap


sitoplasma.
Tinjauan Ulang: transpor pasif dan aktif
Molek Potensi elektrokimia
ul tinggi

Protein
kanal
Protein pembawa
Protein pompa

Energi

Difusi sederhana Difusi terfasilitasi

Transpor pasif Transpor aktif


Potensi elektrokimia
 Transpor pasif: zat berdifusi menuruni
gradien konsentrasi.
 Transpor aktif: melawan gradien konsentrasi.
Energi: ATP

Anda mungkin juga menyukai