Anda di halaman 1dari 3

Menurut Verloren Van Themaat Hukum Ekonomi Internasional telah

lahir sejak pada abad ke -16. 1 Secara konkritnya perkembangan hukum


ekonomi internasional dapat dilihat pada abad pertengahan, dimana pada
abad pertengahan telah lahir prinsip hukum ekonomi internasional seperti
pada rezim hukum laut terdapat prinsip freedom of navigation dan fishing
right di laut lepas.2 Pada abad ke-19 dimana dianggap sebagai abad
liberal, lahirlah prinsip most favoured nation (MFN) yang menjadi cikal
bakal dari Hukum Ekonomi Internasional.3

Pada tahun 1914 ketentuan mengenai klausula most favoured nation


mulai terancam ketika Liga Bangsa Bangsa (LBB) dalam piagamnya pada
Article 23 (3) menyatakan “eequitable treatmentfor the commerce of all
members”. LBB dalam peranannya menerapkan ketentuan mengenai
Article 23 (3) ini melakukan langkah ekstensif seperti meninjau ketentuan
dalam konvensi konvensi perdagangam yang diantaranya adalah sebuah
konvensi yang ditandatangani sebelumnya oleh anggota LBB pada 1908
tentang punlikasi oengenai cukai (custom tariffs). LBB juga telah
melakukan studi-studi mengenai ketentuan ini yang tepatnya
diselenggarakan pada tahun 1923 sampai dengan 1936 yang dimana
hasil studi ini menjadi landasan konvensi konvensi baru pasca perang
dunia ke-2 seperi GATT.4

Pasca perang dunia ke-2 Amerika Serikat dan Inggris memprakarsai


pembentukan lembaga-lembaga internasional dalam upayanya
menangani permasalahan permasalahan ekonomi internasional yang
terjadi diantara pasca perang dunia ke-1 dan pra perang dunia ke-2. Salah
satu upaya lanjutan dari hal ini adalah memprakarsai sebuah program
yang bernam Reciprocal Trade Agreement atau perjanjian timbal balik
yang bertujuan untuk mengurangi tariff dalam perdagangan internasional. 5
1
Verlone Van Themaat dalam Adolf (2003) Hukum Internasional-Ekonomi, Hal.36.
2
Adolf Huala, Hukum internasioanl- Ekonomi. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, Hal. 36
3
C Rist dalam Adolf, Loc cit, Hal.36.
4
Adolf, Loc cit, Hal.38.
5
Ibid
Langkah ini telah melahirkan sebuah bentuk konkrit dimana lalu
terbentuknya konferensi internasional baru seperti Bretton Woods di tahun
1944 dan pendirian International Monetary Funds (IMF) dan International
Bank for Reconstruction and Development (IBRD).

Pada tahun 1945 setelah berdirinya Perserikatan Bangsa Bangsa


(PBB) diadakan konferensi untuk mendirikan International Trade
Organization yang pada akhirnya pada tahun 1948 disepakati
pembentukannya di Havana, namun ITO ini tidak pernah berjalan karena
setelahnya Kongres Amerika Serikat tidak mensetuui hal ini. Didalam
pembentukan ITO terdapat didalamnya ketentuan General Agreement on
Tariffs and Trade, dengan tidak dapat diberlakukannya ITO, GATT
dibuatlah menjadi sebuah organisasi dengan Protocol Provisional
Aplication yang dimana dalam protokol mengecualikan GATT sebagai
organisasi yang tidak memiliki anggaran dasar juga hukum acara dalam
pembentukannya, namun GATT dalam pembentukannya memiliki
ketentuan penyelesaian sengketa yang terkait. 6

Pada tahun 1960 Organization for European Economic Co-operation


yang dalam perananannya sebagai organisasi pengelola bantuan dana
Marshall Plan pasca perang dunia ke-2 digantikan dengan Organization
for Economic Cooperation and Development (OECD) yang dalam
peranannya di era modern memiliki peranan penting dalam pembahasan
dan pembentukan kebijakan-kebijakan negara maju dalam transaksi
ekonomi internasional. Dalam tindakan lanjutannya PBB juga membentuk
badan badan khusus lainnya termasuk diantaranya adalah United Nation
Conference of Trade and Development (UNCTAD) untuk mewakili
peranan dari keberadaan negara berkembang dalam hubungan ekonomi
internasional.7

6
Adolf, Op cit, Hal.40
7
Ibid
Organisasi-organisasi bentukan pasca perang dunia ke-1 dan ke-2
yang kerap disebut sebagai Bretton Woods System ini mendapatakan
pertentangan dari Uni Soviet beserta negara-negara Eropa Timur dan
negara-negara berkembang. Pertentangan akan Bretton Woods System
timbul dari anggaoan bahwa sistemasi tersebut hanyalah cocok untuk
negara negara dengan kebijakan free-trade dan dinilai tidak adil untuk
diberlakukan global. Seiring dengan berjalannya jaman modern, sistemasi
Bretton Woods mulai mendapatkan pengakuan secara global dan
dukungan dari negara-negara yang semula bersebrangan pendapat. 8
Namun, keberadaan perbedaan pendapat dari negara dunia ketiga dan
negara berkembang tetaplah terdapat eksistensinya dimana negara-
negara tersebut menghendakinya sebuah tatanan baru menggantikan
Bretton Woods System yang kerap disebut sebagai New International
Economic Order.9

Pasca perang dingin berakhir perananan sistemasi ekonomi


internasional semakin terasa signifikan dalam terjalinnya suatu tujuan
perdagangan global secara bebas. Hal ini ditandai dengan : 10

 Terbentuknya World Trade Organization yang dalam peranannya


berperan penting dalam pembentukan pedoman pedoman dalam
perdagangan dan aktivitas ekonomi internasional
 Terbentuknya pengaturan-pengaturan baru dalam hukum ekonomi
internasional seperti Trade Related Investment Measures (TRIMS)
yang berepan dalam hubungan perdagangan terkait penanaman
modal; Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights
(TRIPS) yang mengatur hal kekayaan intelektual dalam menjaga
hubungan sehat perdagangan internasional.
 Terbentuknya berbagai forum penyelesaian sengketa perdagangan
secara litigasi atau non-litigasi.
8
John H Jackson dalam Adolf, Op cit, Hal.40
9
Ibid
10
Adolf, Loc cit, Hal.42

Anda mungkin juga menyukai