Kota kepada para pelanggaran peraturan berlalulintas yang memarkirkan kendaraanya di tempat
yang dilarang. Tindakan dari Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Perhubungan ini didasari oleh
Keputusan Wali Kota Bandung Nomor : 551/Kep.1281-Dishub/2018 Tentang Pembentukan Tim
Penegakan Hukum di Bidang Pengendalian dan Ketertiban Transportasi. Keputusan Wali Kota
Bandung ini menjadi sorotan warga Kota Bandung dikarenakan telah dinilainya tindakan ini
merugikan bagi pelanggar ketentuan parkir yang telah diatur yang terkena sanksi represif pencabut
pentil ini.
Dalam Pasal 53 (1) Undang-Undang No.9 Tahun 2004 Tentang Pengadilan Tata Usaha Negara
menyatakan bahwa “Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh
suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang
berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu
dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai ganti rugi dan/atau rehabilitasi”
berdasarkan ketentuan diatas, maka barangsiapa yang merasa telah dirugikan atas keputusan tata
usaha negara atau yang dalam hal ini adalah pelanggar parkir yang pentil mobilnya dicabut oleh
Dinas Perhubungan berdasarkan Keputusan Wali Kota Bandung dapat di mengajukan
gugatan/permohonan ke Pengadilan Tata Usaha Negara.
Untuk mengkaji ini perlu ditinjau apakah Keputusan Wali Kota Bandung Nomor : 551/Kep.1281-
Dishub/2018 merupakan Keputusan Tata Usaha Negara atau kah bukan. Menurut Pasal 1 Angka 7
Undang-Undang No.30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Negara, Keputusan Tata Usaha Negara
adalah “...ketetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahandalam
penyelenggaraan pemerintahan”. Dalam pemenuhan unsur pada Pasal 1 Angka 7 Undang-Undang
ini, Keputusan Wali Kota Bandung Nomor : 551/Kep.1281-Dishub/2018 dapatlah diartikan atau
digolongkan sebagai keputusan tata usaha negara karena telah memenuhi unsur tertulis dan
dikeluarkan oleh pejabat adminstrasi negara yang mana adalah Wali Kota Bandung sebagai kepala
adminstrasi pemerintah Kota Bandung, yang dalam aplikasinya diperuntukan untuk penegakan
hukum di wilayah administrasinya atau untuk “penyelenggaraan negara”.
Hal lain yang perlu dikaji adalah, apakah kerugian yang dirasakan oleh pelanggar dapat digugatkan
pada Pengadilan Tata Usaha Negara dengan alasan-alasan yang cukup ataukah tidak. Untuk mengkaji
hal ini diperlukan untuk melihat pada Pasal 53 (2) Undang-Undang No.9 Tahun 2004. Dalam Pasal 53
(2) alasan yang perlu dimuatkan dalam gugatan adalah bahwa Keputusan Tata Usaha Negara
tersebut telah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlak, atau telah
bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik. Pada dasarnya Keputusan Wali Kota
Bandung Nomor : 551/Kep.1281-Dishub/2018 tidaklah memenuhi unsur yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan lainnya. Keputusan dari Wali Kota Bandung perlu dikaji dari segi
pertentangannya dengan asas-asas umum pemerintah yang baik.
Asas-asas umum pemerintahan yang baik atau AUPB telah diatur dalam Pasal 10 (1) Undang-Undang
No.30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan. AUPB dijelaskan dala Pasal 10 (1) meliputi
asas; kepastian hukum, kemanfaatan, ketidakberpihakan, kecermatan, tidak menyalahgunakan
kewenangan, keterbukaan, kepentingan umum, dan pelayanan yang baik. Dalam Penjelasan
Undang-Undang No.30 Tahun 2014 dijelaskan bahwa AUPB dalam pemenuhan unsurnya terdiri dari:
a. Kepastian hukum : mengutamakan landasan ketentuanperaturan perundang-undangan,
kepatutan, keajegan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan
pemerintahan
Dalam pemenuhan unsur ini Walikota Bandung telah memenhi unsur kepastian hukum
dengan tidak terdapatnya peraturan perundang-undangan yang bersebrangan dengan
keputusan ini.
e. Tidak menyalahgunakan kewenangan : Dalam pemenuhan unsur ini Walikota Bandung telah
memenhi unsur Tidak menyalahgunakan kewenangan dengan wewenangnya yang diatur
sesuai dengan Undang-Undang No.23 Tahun 2014 sebagaimana dijamin bahwa kepala
daerah memiliki wewenang untuk menetapkan peraturan dan keputusan kepala daerah
h. Pelayanan Yang Baik : memberikan pelayanan yang tepat waktu, prosedur dan biaya
yang jelas, sesuai dengan standar pelayanan, dan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Unsur ini telah terpenuhi dengan maksud dari keputusan adalah untuk
memberikan pelayanan publik pada masyarakat Kota Bandung dalam hal ketertiban
berlalulintas.
Berdasarkan Analisa diatas dapat disimpulkan bahwa Keputusan Wali Kota Bandung Nomor :
551/Kep.1281-Dishub/2018 telah memenuhi unsur-unsur dalam AUPB dalam pembentukannya
sebagai Keputusan Kepala Daerah. Maka walaupun penerapannya menimbulkan kerugian bagi
pelanggar, Keputusan Wali Kota Bandung Nomor : 551/Kep.1281-Dishub/2018 telah berperan
sebagaimana semestinya berdasarkan ketentuan Administrasi Negara dan ketertiban
penyelenggaraan kenegaraan.