BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
hasil bahwa banyak sarana yang dibangun tidak digunakan dan dipelihara oleh
diantaranya adalah tidak adanya demand atau kebutuhan yang muncul ketika
Pendekatan ini berawal di beberapa komunitas di Bangladesh dan saat ini sudah
diadopsi secara massal di negara tersebut. Bahkan India, di satu negara bagiannya
program pemerintah secara massal yang disebut dengan program Total Sanitation
Campaign (TSC). Beberapa negara lain seperti Cambodja, Afrika, Nepal, dan
Mongolia telah menerapkan dalam porsi yang lebih kecil ( Kemenkes RI, 2014).
bersih dan sehat. Pelaksanaan STBM dalam jangka panjang dapat menurunkan
angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh sanitasi yang kurang baik,
dan dapat mendorong tewujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
7
Universitas Sumatera Utara
8
2014).
penularan penyakit dari tinja dengan tujuan menimbulkan rasa jijik, malu, takut
perilaku masyarakat untuk tidak buang air besar sembarangan merupakan suatu
yang dilengkapi dengan adanya sanksi bagi siapa yang melanggarnya. Adanya
bantuan kemudahan dari lintas sektor seperti perbankan dalam hal pemberian
Secara umum dikatakan, bayi usia di bawah 2 tahun yang menderita diare
dibandingkan dengan bayi usia dua tahun yang lain. Dari sudut pandang ekonomi,
studi yang dilakukan oleh Water and Sanitation Program ( WSP ) 3 menunjukkan
bahwa Indonesia kehilangan sekitar 6,3 milyar USD (Rp. 56,7 trilyun) setiap
tahun sebagai akibat kondisi sanitasi dan higiene jelek ( setara dengan 2,3% Gross
Domestic Product/GDP ).
pedesaan kepada jamban sehat ( MDGs target 7.C ) tergolong ke dalam kelompok
mencapai yang diharpkan. Dari target akses sebesar 55,6% pada tahun 2015 untuk
pedesaan, pada tahun 2009 masyarakat yang mempunyai akses ke jamban sehat
hanya 34%. Terdapat kesenjangan 21% yang harus dicapai selama tiga tahun.
Rata-rata capai tiap provinsi tahun 2015 sebesar 32,63%. Baik secara
Bangka Belitung, Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur dan Nusa
jumlah penduduk yang cukup tinggi. Selain itu dalam hal pemetaan wilayah dan
tahun 2006 menunjukkan 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar
(BAB) sembarangan, sementara itu berdasarkan studi Basic Human Service (BHS)
ditahun yang sama menghasilkan data bahwa perilaku masyarakat terhadap pola
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah setelah buang air besar 12%, setelah
membersihkan tinja bayi dan balita 9%, sebelum makan 14%, sebelum memberi
makan bayi 7% dan sebelum menyiapkan makanan 6%, merebus air untuk
mendapatkan air minum tapi 47,50% air tersebut mengandung Echericia coli
(E.coli), belum lagi kesadaran masyarakat untuk membuang sampah dan limbah
mewujudkan perilaku yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka
Jauh sebelum Indonesia merdeka, program sanitasi sudah dilakukan oleh masyarakat Indonesia.
Berdasarkan catatan pejabat VOC Dampier, pada tahun 1699 masyarakat Indonesia sudah terbiasa mandi ke
sungai dan buang air besar di sungai dan di pinggir pantai, sedangkan pada masa itu, masyarakat di Eropa dan
India masih menggunakan jalan-jalan kota atau air tergenang untuk BAB. Di tahun 1892, HCC Clockener
Brouson mencatat bahwa orang Indonesia terbiasa mandi 3 kali sehari, menggunakan bak, menyabun,
Pada akhir tahun 1800an, pemerintah Belanda sudah membuat sambungan air ke rumah-rumah di
kawasan komersial di Jakarta dan membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Bandung pada tahun
1916. Selanjutnya di tahun 1930, mantri hygiene Belanda, Dr. Heydrick melakukan kampanye untuk BAB di
kakus. Dr. Heydrick sendiri dikenal sebagai mantri kakus. Di tahun 1936, didirikanlah sekolah mantri
kampung-kampung untuk mempromosikan hidup sehat dan melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit.
Setelah merdeka, pemerintah mencanangkan program Sarana Air Minum dan Jamban Keluarga
(SAMIJAGA) melalui Inpres No. 5/1974. Untuk mendapatkan sumber daya manusia dalam melaksanakan
sekarang dikenal dengan nama Politeknik Kesehatan (Poltekes). Periode 1970-1997, pemerintah melakukan
beragam program pembangunan sanitasi. Program-program tersebut umumnya dilakukan dengan pendekatan
Hal ini secara tidak langsung menyebabkan rendahnya peningkatan akses sanitasi masyarakat. Hasil
studi ISSDP mencatat hanya 53% dari masyarakat Indonesia yang BAB di jamban yang layak pada tahun
2007, sedangkan sisanya BAB di sembarang tempat. Lebih jauh hal ini berkorelasi dengan tingginya angka
diare dan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak bersih.
CLTS sendiri diperkenalkan oleh Kamal Kar dari India pada tahun 2004. Di tahun
Dengan mempertimbangkan kebutuhan keberlanjutan program dan tingkat keberhasilan yang ingin
dicapai, pemerintah melakukan perubahan pendekatan pembangunan sanitasi, dari keproyekan menjadi
keprograman. Pada tahun 2008, pemerintah mencanangkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
melalui upaya sanitasi meliputi tidak BAB sembarangan, mencuci tangan pakai
sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan
benar, mengelola limbah air rumah tangga dengan aman. Ciri utama dari
keluarga), dan tidak menetapkan jamban yang nantinya akan dibangun oleh
masyarakat. Pada dasarnya program STBM ini adalah “pemberdayaan” dan “tidak
Bogor, Muara Enim, Muaro Jambi, dan Sambas). Sejak tahun 2006 Program
Adanya dukungan yang besar dari pemerintah pun tak lepas dari
Timur, adanya kecukupan alokasi anggaran, bersinergi dengan lintas sektor, lintas
sanitasi, melakukan monitoring dan evaluasi secara ketat dan terus menerus,
melaksanakan kegiatan yang memiliki daya ungkit besar misalnya gotong royong.
menggunakan fasilitas BAB milik sendiri adalah 76,2%, milik bersama sebanyak
6,7%, dan fasilitas umum adalah 4,2%. Masih terdapat RT yang tidak memiliki
fasiltas BAB/BABS, yaitu sebesar 12,9%. Lima provinsi tertinggi RT yang tidak
proporsi RT yang memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi improved adalah DKI
Kemudian pada tahun 2008 lahir Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
sebagai strategi nasional. Strategi ini pada dasarnya dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar yang berkesinambungan dalam
Stop buang air besar sembarangan adalah kondisi ketika setiap individu
dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar
Cuci tangan pakai sabun adalah perilaku cuci tangan menggunakan air
bersih yang mengalir dan sabun pada waktu yang tepat termasuk sesudah BAB.
suatu proses pengolahan, penyimpanan dan pemanfaatan air minum dan air yang
digunakan untuk produksi makanan dan keperluan oral lainnya, serta pengelolaan
makanan yang aman di rumah tangga yang meliputi 5 (lima) kunci keamanan
pangan yakni:
1. Menjaga kebersihan
sampah dengan aman pada tingkat rumah tangga dengan mengedepankan prinsip
mengurangi, memakai ulang dan mendaur ulang. Pengelolaan sampah yang aman
pengelolaan limbah cair yang aman pada tingkat rumah tangga untuk menghindari
lingkungan.
b. Mencuci tangan pakai sabun dan benar sebelum makan, setelah BAB, sebelum
budaya dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar di sembarang tempat,
sehingga tujuan akhir pendekatan ini adalah merubah cara pandang dan perilaku
sendiri tanpa subsidi dari pihak luar serta menimbulkan kesadaran bahwa kebiasaan
bersama.
(Kemenkes, 2014):
1. Tanpa subsidi.
Masyarakat tidak menerima bantuan dari pemerintah atau pihak lain untuk
solusi.
sarana sanitasi dibuat oleh masyarakat. Sehingga ikut campur pihak luar tidak
dipaksa untuk menerapkan program tersebut, akan tetapi program ini berupaya
2014):
Pada level ini sudah ada komunikasi 2 arah, dimana masyarakat mulai diajak
untuk diskusi atau berunding. Dalam tahap ini meskipun sudah dilibatkan
orang-orang tertentu.
Pada tahap ini masyarakat telah diajak untuk membuat keputusan secara
tidak hanya diberi informasi, tidak hanya diajak berunding tetapi sudah terlibat
dalam proses pembuatan keputusan dan bahkan sudah mendapatkan wewenang atas
kontrol sumber daya masyarakat itu sendiri serta terhadap keputusan yang mereka
buat. Dalam prinsip Sanitasi Total Berbasis Masyarakat telah disebutkan bahwa
keputusan bersama dan action bersama dari masyarakat itu sendiri merupakan
informasi dan data-data dasar terkait perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat.
c. Kondisi geografis.
jamban).
Pemicuan
pemicuan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam proses pemicuan. Persiapan
digunakan sebagai lokasi pemicuan dan dijelaskan secara rinci kegiatan yang akan
a. Penting dan perlunya kegiatan pemicuan STBM ini dilakukan berdasarkan hasil
pemerintah setempat.
produk yang akan diserah kepada pemerintah daerah untuk ditindak lanjuti.
c. Peran dan tanggung jawab pemerintah daerah pada waktu kegiatan dan tindak
lanjutnya.
terbuka maupun tertutup, asal bisa mengoptimalkan rasa jijik, takut penyakit,
berdosa, dll., yang bisa memicu masyarakat untuk berubah. Beberapa kegiatan
2. Pemicuan
mobilisasi masyarakat).
2. Transect Walk, bertujuan untuk melihat dan mengetahui tempat yang paling
dan berdiskusi di tempat tersebut, diharapkan masyarakat akan merasa jijik dan
bagi orang yang biasa BAB di tempat tersebut diharapkan akan terpicu rasa
malunya.
dilakukan.
o Perasaan jijik,
c) Langkah-langkah pemicuan
bersifat pribadi
keagamaan
3. Paska Pemicuan
Indikator outcome STBM yaitu menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit
dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di
2. Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan
3. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas
fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang
Strategi ini mencakup advokasi kepada para pemimpin pemerintah, pemerintah daerah dan pemangku
kepentingan dalam membangun komitmen bersama untuk melembagakan kegiatan pendekatan STBM yang
pembelajaran.
langsung;
layanan sanitasi yang layak dalam rangka membuka dan mengembangkan pasar
sanitasi, yaitu:
terjangkau;
Tabel 2.1 Faktor-Faktor Yang Harus Dipicu dan Metode Yang Digunakan
Dalam Kegiatan STBM
Hal – hal yang harus
dipicu Alat yang digunakan
sudah mau merubah kebiasaan BAB nya, sarana sanitasi menjadi suatu hal
sederhana sampai sarana sanitasi yang sangat layak dilihat dari aspek
masyarakat untuk buang air besar pada tempat yang tidak seharusnya tetap
adalah bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting peranannya, khususnya
di suatu tempat sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit yang ada pada kotoran
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher
(Rahmawati, 2012).
tertentu dan tidak menjadi penyebab suatu penyakit serta tidak mengotori
fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutus rantai penularan penyakit
manusia yang tersimpan pada tempat tertentu sehingga tidak menjadi penyebab
suatu penyakit atau mengotori permukaan bumi. Jamban keluarga sangat berguna
bagi manusia dan merupakan bagian dari kehidupan manusia, karena jamban
1. Rumah Kakus
tangga.
2. Lantai Kakus
Berfungsi sebagai sarana penahan atau tempat pemakai yang sifatnya harus
baik, kuat dan mudah dibersihkan serta tidak menyerap air. Konstruksinya
yang kuat dan mudah dibersihkan juga bisa mengisolir rumah kakus jaddi
tempat pembuangan tinja, serta berbentuk leher angsa atau memakai tutup
jamban atau closet. Tujuan menghindari penyebaran bau tinja dan menjaga
kondisi jamban tetap bersih selain itu kotoran tidak dihinggapi serangga
Alat pembersih adalah bahan yang ada di rumah kakus didekat jamban. Jenis
alat pembersih ini yaitu sikat, bros, sapu, tissu dan lainnya. Tujuan alat
pembersih ini agar jamban tetap bersih setelah jamban disiram air.
Pembersihan dilakukan minimal 2-3 hari sekali meliputi kebersihan lantai agar
7. Saluran Peresapan
Adalah sarana terakhir dari suatu sistem pembuangan tinja yang lengkapuntuk
Bangunan jamban dapat dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu (Suyono, 2014):
Bagian ini secara utuh terdiri dari bagian atap, rangka, dan dinding. Namun
lain-lain.
b) Rangka digunakan untuk menopang atap dan dinding. Dibuat dari bambu,
a) Slab menutupi sumur tinja (pit) dan dilengkapi dengan tempat berpijak.
Slab dibuat dari bahan yang cukup kuat untuk menopang penggunanya.
seperti kayu, beton, bambu, dengan tanah liat, pasangan bata dan
sebagainya.
b) Tempat abu atau air adalah wada untuk menyimpan abu pembersih atau
air. Penaburan sedikit abu kedalam sumur tinja (pit) setelah digunakan
tidak menarik bagi lalat untuk berkembang biak. Air dan sabun dapat
yang terbaik adalah jamban yang tidak menimbulkan bau, dan memiliki
kebutuhan air yang tercakupi dan berada di dalam rumah. Jamban/kakus dapat di
Jenis ini sering disebut kakus cemplung. Kontruksinya terdiri atas lubang
galian semacam sumuran tetapi dindingnya tidak perlu kedap air. Dindingnya bisa
terbuat dari anyaman bambu, pasangan batu merah atau bahan lain untuk
memperkuat. Kakus ini dilengkapi dengan bangunan pelindung, dan tidak menjadi
Beberapa keuntungan dari jenis ini adalah murah dalam pembuatannya, dan
membuatnya sendiri. Di samping itu kotoran yang telah menjadi humus dapat
Kerugiannya adalah sering timbul bau apabila lupa menutup atau tutupnya
kurang rapat, dapat dimasuki oleh serangga atau binatang lain, harus dibangun
setidaknya 10 meter dari sumur atau sumber air bersih. Bila sudah penuh lubang
galian cukup ditimbun dan dibiarkan sekitar 3 bulan untuk mengubah kotoran
menjadi humus.
2. Jamban Plengsengan
oleh suatu saluran miring ke tempat pembuangan kotoran. Jadi tempat jongkok
dari jamban ini tidak dibuat persis di atas penampungan, tetapi agak jauh.
Jamban semacam ini sedikit lebih baik dan menguntungkan daripada jamban
cemplung, karena baunya agak berkurang dan keamanan bagi pemakai lebih
terjamin.
adalah cara pembuangan kotoran yang tidak dianjurkan, tetapi sulit untuk
d. Letak jamban harus sedemikian rupa, sehingga kotoran selalu jatuh di air
f. Tidak terdapat sumber air minum yang terletak sejajar dengan jarak 15
meter
kedap air, hanya saja tidak menggunakan air penggelontor tetapi dalam
penggunaannya perlu penambahan air untuk mengisi agar dalam bak tersebut
tempat dengan lahan yang masih luas dilengkapi dengan saluran untuk
usia kakus tidak terlalu lama, apabila sudah penuh isi kakus harus dikosongkan
atau dikuras. Keuntungannya adalah tidak memerlukan air yang banyak, dapat
dibangun di rumah dengan lahan yang sempit, dan tidak perlu jauh dari sumur.
Septic tank berasal dari kata septic, yang berarti pembusukan secara
Septic tank dapat terdiri dari dua bak atau lebih serta dapat pula terdiri atas satu
dimana fungsinya sebagai instalasi pengolahan air kotor terutama dari kakus atau
wc. Oleh karena itu desain suatu banguna harus dilengkapi dengan instalasi
pengolahan air limbah, apabila instalasi air kotor ini tidak diperhatikan akibatnya
akan terjadi pencemaran bagi lingkungan, kotor dan menjijikan bagi rumah
2 5 7
6 8
1
b. Lapisan cair
c. Lapisan endap
menggenang di leher angsa ini. Guna air tersebut adalah untuk menyumbat agar
Di bawah tempat jongkok jamban ini ditempatkan atau dipasang suatu alat
yang berbentuk seperti leher angsa yang disebut bowl. Bowl ini berfungsi
tercium baunya, karena terhalang oleh air yang selalu terdapat dalam bagian yang
perhatian khusus terutama bila sudah penuh karena biasanya yang menjadi
memiliki keuntungan seperti terhindarnya pencemaran tanah atau air tanah dan
tidak berbau. Untuk kapasitas 100-125 galon diberikan coustic soda 25 pon
yang dilarutkan dalam 10-15 galon air. Biasa digunakan untuk kepentingan umum
tempat penampungan kotoran yang dipakai serta cara pemusnahan kotoran serta
penyaluran air kotor, maka kakus dapat dibedakan atas beberapa macam, yakni:
a. Kakus cubluk (pit privy), ialah kakus yang tempat penampungan tinjanya
dibangun di dekat dibawah tempat injakan, dan atau dibawah bangunan kakus.
b. Kakus empang (overhung latrine), ialah kakus yang dibangun di atas empang,
sungai ataupun rawa. Kakus model ini ada yang kotorannya tersebar begitu
saja, yang biasanya dipakai untuk makanan ikan, atau ada yang dikumpulkan
memakai saluran khusus yang kemudian diberi pembatas berupa bambu, kayu
ataupun rawa.
c. Kakus kimia (chemical toilet), kakus model ini biasanya dibangun pada
tempat-tempat rekreasi, pada alat transportasi dan lain sebagainya. Disini tinja
pembersihnya dipakai kertas (toilet paper). Ada dua macam kakus kimia
yakni:
d. Kakus dengan “angsa trine”, ialah kakus dimana leher lubang closet selalu
terisi air yang penting untuk mencegah bau serta masuknya binatang-binatang
kecil. Kakus model ini biasanya dilengkapi dengan lubang atau sumur dan
lubang atau sumur rembesan yang disebut septic tank. Kakus model ini adalah
maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada kotoran yang perlu dipikirkan
pengolahan selanjutnya, sebaliknya ada yang tidak perlu dikelola lagi, artinya
yaitu:
a. Tempat jongkok dan leher angsa atau pemasangan slab dan bowl langsung
b. Tempat jongkok dan leher angsa atau pemasangan slab dan bowl tidak
terpisah dan dihubungkan oleh suatu saluran yang miring ke dalam lubang
1) Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15
2) Tidak berbau dan tinja tidak dapat di jamah oleh serangga maupun tikus.
5) Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan warna.
6) Cukup penerang
1) Tidak menimbulkan kontaminasi pada air tanah dan sumber air atau sumur.
syarat estetika.
perawatannya.
pandangan orang.
yang kuat.
4. Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih.
Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baik
2. Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana yang aman.
Jamban hendaklah selalu dijaga dan di pelihara dengan baik. Adapun cara
2. Sehabis digunakan, lantai dan lubang jongkok harus di siram bersih agar tidak
3. Lantai jamban usahakan selalu bersih dan tidak licin agar tidak
membahayakan pemakai.
5. Tidak ada aliran masuk kedalam lubang jamban selain untuk membilas tinja.
Tinja manusia merupakan buangan padat yang kotor dan bau juga media
pathogen yang dibawa air, makanan, serangga sehingga menjadi penyakit seperti
yaitu :
1. Typhus abdominalis
Penyakit tifus adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja baik
2. Cholera
Kolera adalah penyakit akibat bakteri yang biasanya menyebar melalui air
yang terkontaminasi. Penyakit ini dapat menyebabkan dehidrasi dari diare yang
parah.
Gejala kolera dengan dehidrasi parah terjadi jika tubuh kehilangan cairan lebih
dari 10 persen total berat tubuh. Selain itu perlu diketahui bahwa diare akibat
kolera bisa menyebabkan hilangnya cairan tubuh dengan cepat, yaitu sekitar 1
3. Dysentri
Penyakit disentri disebabkan oleh sejenis basil yang membuat penderita terus
menerus buang air besar yang terkadang bercampur darah. Gejala disentri yaitu :
2. Buang air besarberulang ulang, bias lebih dari dua puluh kali sehari
4. Hepatitis A
Hepatitis A merupakan salah satu penyakit yang dapat menyerang organ hati
dan disebabkan oleh infeksi virus. Gejala awal yang dapat muncul
meliputi demam, mual, muntah, nyeri pada sendi dan otot, serta diare. Ketika
organ hati sudah mulai terserang, ada beberapa gejala lain yang akan muncul,
yaitu urine berwarna gelap, tinja berwarna pucat, sakit kuning dan gatal-gatal.
Selain itu, daerah perut bagian kanan atas juga akan terasa sakit terutama jika
ditekan.
5. Poliomyelitis
Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan
menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa
1. Muntah
2. Lemah otot
3. Demam
4. Meningitis
5. Merasa letih
6. Sakit tenggorokan
7. Sakit kepala
dikeluarkan dengan frekuensi buang air besar (BAB) yang lebih sering
perut singkat dengan tinja yang tidak terlalu encer hingga ada yang mengalami
kram perut dengan tinja yang sangat encer. Pada kasus diare parah, kemungkinan
Berbagai kuman penyakit yang penularannya berasal dari tinja melalui tanah
(cacing tambang).
penyakit yang ditularkan karena kontaminasi dengan tinja seperti kolera, disentri,
typus, dan sebagainya. Efek tidak langsung dari pembuangan tinja berkaitan
dengan mengurangi pencemaran tinja manusia pada sumber air minum penduduk.
yang ditularkan oleh tinja merupakan salah satu penyebab kematian yang
penyebarannya dapat melalui berbagai macam jalan atau cara (Suyono, 2014).
jamban.
Bakteri E.Coli dijadikan sebagai indikator tercemarnya air, dan seperti kita
ketahui bahwa bakteri ini hidup dalam saluran pencernaan manusia. Proses
pemindahan kuman penyakit dari tinja yang dikeluarkan manusia sebagai pusat
infeksi sampai inang baru dapat melalui berbagai perantara, antara lain air , tangan,
air sakit
tangan
Makanan
Tinja Minuman Penjamu
Sayur-sayuran (host)
lalat
mati
tanah
Dari skema tersebut tampak jelas bahwa peranan tinja dalam penyebaran
minuman, sayuran, air, tanah, serangga ( lalat, kecoa ) dan bagian-bagian tubuh
dapat terkontaminasi oleh tinja tersebut. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan
oleh tinja manusia antara lain : tifus, disentri, kolera, cacing kremi, cacing pita,
air
Tinja
(sumber
infeksi) tangan Inang terlindungi
makanan
2.4 Perilaku
Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang
sangat luas. Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau
suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia
2.4.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
1. Tahu ( know )
kembali ( reccal) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
2. Memahami ( comprehension )
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi objek atau
3. Aplikasi ( application )
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan
4. Analisis ( analysis )
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
5. Sintesis ( synthesis )
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
6. Evaluasi ( evaluation )
2.4.2 Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
2011).
Sikap itu merupakan raeksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau
tingkah laku uang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap
1. Menerima (receiving)
yang diberikan.
2. Merespon (respondin )
yang diberikan adalah suatu tindakan dari sikap. Karena dengan suatu usaha
pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai (valving)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
2.4.3 Tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas
(Notoatmodjo, 2011).
1. Persepsi ( perception )
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan
3. Mekanisme ( mechanism )
atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praksis.
4. Adaptasi ( adaptation )
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan
Rendah
Karakteristik Responden :
Hhvvbhb Sanitasi Lingkungan Tempat
Tinggal
- Pendidikan
- Penghasilan - Jamban
- Pekerjaan - Sarana Air Bersih
- Jenis Kelamin - Pengelolaan Makanan
- Umur Dan Minuman
- Sarana Pembuangan
Limbah
- Pengelolaan Sampah