DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK
M. ADAM LESTARI
WANDI SYAHPUTRA
WANDA PRATAMA
Karena bersifat Ilmiah dan harus disusun secara sistematis, maka proposal harus
terdiri dari kalimat yang jelas sesuai dengan tujuan proposal dibuat. Contohnya
adalah sebagai berikut:
o Nama atau Judul proposal
o Pendahuluan
o Tujuan
o Bentuk/Jenis Kegiatan
o Jadwal pelaksanaan Kegiatan
o Orang-orang yang terlibat dalam Proposal
o Rincian Biaya Kegiatan
Dalam pembuatan proposal penelitian ada beberapa bagian penting yang harus
dicantumkan pada proposal penelitian, diantaranya sebagai berikut :
1. Halaman Judul
Pada bagian depan proposal penelitian terdiri dari halaman judul yang
memuat, judul penelitian, jenis laporan, logo perguruan tinggi, nama, NPM,
nama program studi, nama jurusan, nama perguruan tinggi, dan tahun
pengajuan proposal. Penulisan judul dibuat secara singkat dan
menggambarkan konsep, variabel, serta topik penelitian. Format halaman
judul pada proposal penelitian hendaknya berbentuk seperti piramida
terbalik.
2. Halaman Persetujuan
Halaman persetujuan terdiri atas, judul usul penelitian, persetujuan dosen
pembimbing disertai tanda tangan, dan waktu persetujuan.
3. Daftar Isi
Daftar isi adalah halaman yang menyajikan urutan dari bagian-bagian isi
dalam skripsi yang terdiri atas sub-sub bagian serta terdapat nomor halaman.
Dengan demikian dapat mempermudah pembaca dalam menemukan sub bab
yang akan di baca.
4. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah menggambarkan topik permasalahan yang akan dikaji
dalam penelitian, sehingga harus dapat memberikan ulasan singkat dari
masalah yang luas ke arah masalah yang khusus. Oleh sebab itu dalam
pembuatan latar belakang masalah diperlukan data penelitian awal dari
tempat penelitian tersebut.
5. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dicantumkan dalam proposal penelitian berupa
kalimat tanya yang tegas dan jelas. Selain itu, rumusan masalah juga harus
dapat menggambarkan hubungan antara variabel penelitian.
6. Batasan Masalah
Batasan masalah adalah ruang lingkup penelitian yang tersusun atas tema,
wilayah, sumber informasi, lokasi penelitian, dan waktu penelitian. Dengan
adanya batasan masalah ini peneliti dapat mengukur hal apa saja yang perlu
dilakukan seorang peneliti dalam mendapatkan data.
7. ujuan Penelitian
Dalam pembuatan tujuan penelitian harus dapat menjawab semua rumusan
permasalahan yang telah dibuat dalam proposal penelitian. Fungsi tujuan
penelitian yaitu dapat memberikan informasi atau landasan dari hasil
pembahasan penelitian.
8. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian meliputi, manfaat bagi pengguna, instansi, dan untuk
peneliti. Dengan demikian manfaat penelitian dapat memberikan masukan
untuk peneliti, masyarakat, dan instansi yang berkaitan sehingga diharapkan
dapat dijadikan sebagai bahan koreksi dan pertimbangan dalam menentukan
kebijakan.
9. Landasan Teori
Landasan teori adalah kerangka teori yang diperoleh dari beberapa sumber
sebagai referensi pendukung variabel penelitian. Beberapa teori yang termuat
pada landasan teori akan dijadikan sebagai acuan dari hasil penelitian,
sehingga harus disusun secara singkat dan jelas.
10. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian memberikan gambaran komponen yang telah di
pilih dari kerangka teori yang akan dijadikan sebagai dasar penelitian. Oleh
sebab itu kerangka konsep tercipta dari kerangka teori yang berhubungan
terhadap masalah penelitian yang lebih spesifik.
11. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang diperoleh dari masalah awal
yang dihadapi. Hipotesis tidak selalu ada dalam proposal penelitian sehingga
hanya terdapat pada jenis penelitian tertentu saja.
12. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang memiliki karakteristik
tertentu dan akan dipelajari untuk menarik kesimpulan. Sampel adalah
sebagain dari jumlah populasi yang akan digunakan sebagai subjek dan objek
fokus penelitian.
13. Tempat dan Waktu Penelitian
Pada bab 3 proposal penelitian terdapat identitas tempat dan waktu yang
digunakan untuk melaksanakan frekuensi penelitian.
14. Variabel
Variabel tersusun atas keterangan fokus permasalahan penelitian yang akan
dikaji lebih lanjut.
15. Teknik Pengumpulan Data
Desain atau cara untuk memperoleh data penelitian berupa data primer dan
sekunder yang berupa observasi, wawancara, dokumentasi, dan sebagainya.
16. Teknik Pengolahan Data
Cara pengolahan data penelitian untuk mendapatkan informasi yang lebih
faktual. Teknik pengolahan data dapat berupa, triangulasi, dan lain-lain.
17. Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah halaman yang menyajikan kumpulan semua alamat
sumber yang digunakan dalam proposal penelitian sebagai bahan rujukan.
18. Lampiran
Lampiran memuat segala keterangan informasi berupa angket, perhitungan,
dan produk yang telah digunakan sebagai instrumen penelitian.
Judul penelitian : GENRAM Genteng Beton Ramah Lingkungan Berbahan Dasar
Komposit Lumpur Lapindo dan Serabut Kelapa Berbasis Nano zeolit Untuk
Peningkatan Mutu Genteng dan Mengurangi Polisi CO2.
BAB 1 PENDAHULUAN
Kebutuhan rumah di Indonesia setiap tahun rata-rata sebesar + 1,1 juta unit
dengan pasar potensial di daerah perkotaan sebesar 40 % atau + 440.000 unit
(Simanungkalit, 2004). Harga material bangunan yang cenderung meningkat, yang
mengakibatkan harga rumah mengalami kenaikan. Oleh karena itu pemanfaatan
lumpur lapindo sebagai bahan bangunan, khususnya untuk genteng akan
memberikan bahan bangunan yang lebih murah karena bahan baku yang melimpah
selama semburan lumpur lapindo masih ada.
Menurut Kamariah (2009) lumpur Lapindo berpotensi sebagai bahan baku utama
pembuatan komposit untuk bahan bangunan yang dikompositkan dengan semen
(PC) dan sabut kelapa (coco fiber) yang ramah lingkungan dengan mengetahui
karaktristik mekanik dan kimia dari komposit. Untuk Cocofiber sendiri yaitu bahan
limbah yang sebenarnya dapat digunakan dalam pembuatan material tertentu,
(seperti: beton, genteng, batu bata, dll) dengan tujuan untuk menaikkan kekuatan
material tersebut terhadap gaya lentur. Hal ini menandakan bahwa lumpur lapindo
bercampur sabut kelapa dapat di jadikan genteng beton yang untuk
meningkatkan karakteristik mekanik komposit bahan bangunan.
Badan Meteorologi Dunia (WMO) pada tahun 2013 mencatat bahwa terjadi
peningkatan polusi CO2. Karena karbondioksida di atmosfer menumpuk, suhu bumi
jadi semakin panas. Polusi karbondioksida global meningkat menjadi 396 parts per
million (ppm) dari pada tahun sebelumnya. Peningkatan tingkat polusi CO2 itu
berkisar 2,9 ppm pada periode 2012–2013. Pada tahun sebelumnya peningkatan
berkisar 2,2 ppm (anonym, 2014). Polusi CO2 didominasi pada daerah di perkotaan
dimana akibat banyaknya kendaraan yang ada. Maka dari itu perlu adanya Struktur
bangunan ramah lingkungan yang mampu mengurangi emisi gas CO2. Pengunaan
Genteng Beton dinilai efektif untuk mengurangi emisi gas CO2 diudara karena atap
rumah yang sering terpapar langsung polusi gas ini.
Nanozeolite terbukti dapat menyerap emisi gas CO2 yang ada di udara sering di
akibatkan adanya kendaraan. Dengan adanya GENRAM ini diharapkan dapat
mengurangi limbah semburan lumpur lapindo dan mengoptimalkan pengunaan
serabut kelapa untuk meningkatkan struktur mekanis genteng beton. Penambahan
Nanozeolit pada komposisi genteng di harapkan genteng beton yang digunakan
untuk atap bangunan efektif untuk mengurangi polusi akibat emisi gas CO2.
1.5 Kegunaan
Kegunaan Penelitian ini yaitu,
1. Membuat inovasi genteng beton dari lumpur lapindo sebagai salah satu upaya
penanggulangan semburan lumpur lapindo yang semakin meluas.
2. Genteng beton yang ramah lingkungan, ekonomis, dan bertekstur kuat untuk
bangunan.
3. Aplikasi genteng beton ini dapat mengurangi polusi CO2 di udara.
4. Menunjukkan aplikasi sains dan teknologi dalam mengatasi masalah
infrastruktur.
Oleh karena itu penelitian ini sangat penting untuk dilakukan karena dirancang
memberdayakan potensi limbah lumpur Lapindo yang melimpah dan menjadi
problem lingkungan untuk dikompositkan dengan semen (PC) dan serat kelapa
sebagai bahan utama dalam pembuatan genteng bangunan yang ringan
memiliki karakteristik mekanik tinggi dan ramah lingkungan.
Tabung HEM-E3D dan bola penghancur sebelum digunakan dicuci terlebih dahulu
menggunakan etanol. Karakterisasi zeolit menggunakan SEM (Scanning Electron
Microscopy) untuk mengetahui morfologi permukaan zeolit dan BET (Brunauer-
Emmet-Teller) untuk mengetahui luas permukaan spesifik zeolit.
3.4.2 Pembuatan genteng beton berbahan lumpur lapindo dan serabut kelapa
berbasis nanozeolit
Nanozeolite yang telah di buat dengan metode top down menggunakan high energy
milling (HEM-E3D) kemudian di tambahkan pada komposisi lumpur lapindo, serabut
kelapa, semen portland, abu batu dan PVA. Dari Pengujian ini kami melakukan
variasi penambahan nanozeolit dan lumpur lapindo.
3.4.3 Kualitas Kontrol dan Evaluasi Komposisi Bahan (Variabel terkontrol
lumpur lapindo)
Adapun Komposisi Campuran Pengerjaan genting:
SP 0,3 + 0,2 (Zeolit) + 0,3 Lumpur Lapindo + 0,1 serabut kelapa= Benda Uji A
SP 0,3 + 0,3(Zeolit) + 0,3 Lupur Lapindo + 0,1 serabut kelapa = Benda Uji B
SP 0,3 + 0,4(Zeolit) + 0,3 Lumpur Lapindo + 0,1 serabut kelapa = Benda Uji C
SP 0,3 + 0,5(Zeolit) + 0,3 Lumpur Lapindo + 0,1 serabut kelapa = Benda Uji D
SP 0,3 + 0,6 (Zeolit) + 0,3Lumpur Lapindo + 0,1 serabut kelapa = Benda Uji E
3.5 Pengujian Prototipe GENRAMPada pembuatan prototipe dilakukan beberapa
pengujian :
Pengujian X-Ray Diffractometer (XRD)
Pengujian Scanning Electron Microscopy (SEM)
Pengujian Serapan Air (porositas)
Pengujian Absorbsi Emisi Gas Buang CO2
Beban lentur dan kuat tekan
Penyerapan panas