Anda di halaman 1dari 13

“ PROPOSAL PENELITIAN “

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK

M. ADAM LESTARI
WANDI SYAHPUTRA
WANDA PRATAMA

GURU PEMBIMBING : RAKA FAERI, M.PD

SMA NEGERI 4 TANAH PUTIH


KAB. ROKAN HILIR
2022
PROPOSAL PENELITIAN

Pengertian Proposal Penelitian

Proposal penelitian adalah sebuah karya ilmiah yang di dalamnya terdapat


rancangan konsep penelitian yang cakupannya meliputi teori, alasan, penggunaan
metode ilmiah, dan lain sebagainya. Dalam menyusun sebuah karya ilmiah,
diperlukan adanya pemahaman mengenai struktur penyusunannya terlebih dahulu
sebelum melakukan penyusunan.

Karena bersifat Ilmiah dan harus disusun secara sistematis, maka proposal harus
terdiri dari kalimat yang jelas sesuai dengan tujuan proposal dibuat. Contohnya
adalah sebagai berikut:
o Nama atau Judul proposal
o Pendahuluan
o Tujuan
o Bentuk/Jenis Kegiatan
o Jadwal pelaksanaan Kegiatan
o Orang-orang yang terlibat dalam Proposal
o Rincian Biaya Kegiatan

Fungsi Proposal Penelitian

Proposal penelitian merupakan dokumen tertulis yang dibuat untuk


mengkomunikasikan kepada pembimbing, penyandang dana, atau sponsor-sponsor
penelitian tentang strategi yang akan digunakan peneliti dalam memecahkan
masalah. Proposal harus secara jelas menjawab pertanyaan apa, mengapa,
bagaimana, dan bilamana tentang penelitian yang akan dilakukan. Dari sudut
bahasa, proposal penelitian menuntut pemakaian bahasa baku dengan konstruksi
kalimat yang ringkas, langsung, serta tidak bermakna ganda, agar tidak
menimbulkan salah pengertian dari pembacanya.

Proposal penelitian berfungsi untuk:


o Meyakinkan orang lain bahwa penelitian yang diusulkan penting untuk
dilakukan;
o Memperlihatkan keakraban peneliti dengan bidang yang diteliti dan
kompetensi peneliti dalam melaksanakan penelitian yang akan dilakukannya;
o Menjadi dokumen “kontrak” informal peneliti dengan penyandang dananya,
sebagai kesepakatan tentang ruang lingkup kegiatan penelitian yang akan
dilakukan;
o Menjamin semua aspek penelitian telah dipertimbangkan secara matang;
serta
o Menjadi kerangka acuan bagi peneliti dalam melaksanakan proyek
penelitiannya, sehingga penelitiannya dapat dikendalikan agar berjalan sesuai
dengan rencana yang ditetapkan.
Karakteristik Proposal Penelitian

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :


o Merupakan suatu rancangan pokok penelitian yang akan dilakukan guna
mengumpulkan bahan penulisan skripsi.
o Memperlihatkan kemampuan mahasiswa terhadap permasalahan yang akan
diteliti dan pendekatan atau metode yang digunakan dalam penelitian
tersebut.
o Ruang lingkup proposal sesuai dengan bidang kajian akademis mahasiswa.
o Rancangan penelitian mengacu kepada permasalahan aktual dan memiliki
kontribusi bagi pengembangan ilmu maupun kepentingan praktisi di lapangan.

Macam Proposal Penelitian


a. Proposal Penelitian Pengembangan
Kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk
memecahkan masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan
ditekankan pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan masalah.

b. Proposal Penelitian Kajian Pustaka


Telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada
dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-
bahan pustaka yang relevan. Telaah pustaka semacam ini biasanya dilakukan
dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka
yang kemudian disajikan dengan cara baru dan atau untuk keperluan baru.

c. Proposal Penelitian Kualitatif


Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-
kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri
peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna
(perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh
karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat
kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh
keotentikan

d. Proposal Penelitian Kuantitatif


Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-
induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli,
ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian
dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-
pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam
bentuk dukungan data empiris di lapangan.
Struktur Format Proposal Penelitian

Dalam pembuatan proposal penelitian ada beberapa bagian penting yang harus
dicantumkan pada proposal penelitian, diantaranya sebagai berikut :

1. Halaman Judul
Pada bagian depan proposal penelitian terdiri dari halaman judul yang
memuat, judul penelitian, jenis laporan, logo perguruan tinggi, nama, NPM,
nama program studi, nama jurusan, nama perguruan tinggi, dan tahun
pengajuan proposal. Penulisan judul dibuat secara singkat dan
menggambarkan konsep, variabel, serta topik penelitian. Format halaman
judul pada proposal penelitian hendaknya berbentuk seperti piramida
terbalik.
2. Halaman Persetujuan
Halaman persetujuan terdiri atas, judul usul penelitian, persetujuan dosen
pembimbing disertai tanda tangan, dan waktu persetujuan.
3. Daftar Isi
Daftar isi adalah halaman yang menyajikan urutan dari bagian-bagian isi
dalam skripsi yang terdiri atas sub-sub bagian serta terdapat nomor halaman.
Dengan demikian dapat mempermudah pembaca dalam menemukan sub bab
yang akan di baca.
4. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah menggambarkan topik permasalahan yang akan dikaji
dalam penelitian, sehingga harus dapat memberikan ulasan singkat dari
masalah yang luas ke arah masalah yang khusus. Oleh sebab itu dalam
pembuatan latar belakang masalah diperlukan data penelitian awal dari
tempat penelitian tersebut.
5. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dicantumkan dalam proposal penelitian berupa
kalimat tanya yang tegas dan jelas. Selain itu, rumusan masalah juga harus
dapat menggambarkan hubungan antara variabel penelitian.
6. Batasan Masalah
Batasan masalah adalah ruang lingkup penelitian yang tersusun atas tema,
wilayah, sumber informasi, lokasi penelitian, dan waktu penelitian. Dengan
adanya batasan masalah ini peneliti dapat mengukur hal apa saja yang perlu
dilakukan seorang peneliti dalam mendapatkan data.
7. ujuan Penelitian
Dalam pembuatan tujuan penelitian harus dapat menjawab semua rumusan
permasalahan yang telah dibuat dalam proposal penelitian. Fungsi tujuan
penelitian yaitu dapat memberikan informasi atau landasan dari hasil
pembahasan penelitian.
8. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian meliputi, manfaat bagi pengguna, instansi, dan untuk
peneliti. Dengan demikian manfaat penelitian dapat memberikan masukan
untuk peneliti, masyarakat, dan instansi yang berkaitan sehingga diharapkan
dapat dijadikan sebagai bahan koreksi dan pertimbangan dalam menentukan
kebijakan.
9. Landasan Teori
Landasan teori adalah kerangka teori yang diperoleh dari beberapa sumber
sebagai referensi pendukung variabel penelitian. Beberapa teori yang termuat
pada landasan teori akan dijadikan sebagai acuan dari hasil penelitian,
sehingga harus disusun secara singkat dan jelas.
10. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian memberikan gambaran komponen yang telah di
pilih dari kerangka teori yang akan dijadikan sebagai dasar penelitian. Oleh
sebab itu kerangka konsep tercipta dari kerangka teori yang berhubungan
terhadap masalah penelitian yang lebih spesifik.
11. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang diperoleh dari masalah awal
yang dihadapi. Hipotesis tidak selalu ada dalam proposal penelitian sehingga
hanya terdapat pada jenis penelitian tertentu saja.
12. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang memiliki karakteristik
tertentu dan akan dipelajari untuk menarik kesimpulan. Sampel adalah
sebagain dari jumlah populasi yang akan digunakan sebagai subjek dan objek
fokus penelitian.
13. Tempat dan Waktu Penelitian
Pada bab 3 proposal penelitian terdapat identitas tempat dan waktu yang
digunakan untuk melaksanakan frekuensi penelitian.
14. Variabel
Variabel tersusun atas keterangan fokus permasalahan penelitian yang akan
dikaji lebih lanjut.
15. Teknik Pengumpulan Data
Desain atau cara untuk memperoleh data penelitian berupa data primer dan
sekunder yang berupa observasi, wawancara, dokumentasi, dan sebagainya.
16. Teknik Pengolahan Data
Cara pengolahan data penelitian untuk mendapatkan informasi yang lebih
faktual. Teknik pengolahan data dapat berupa, triangulasi, dan lain-lain.
17. Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah halaman yang menyajikan kumpulan semua alamat
sumber yang digunakan dalam proposal penelitian sebagai bahan rujukan.
18. Lampiran
Lampiran memuat segala keterangan informasi berupa angket, perhitungan,
dan produk yang telah digunakan sebagai instrumen penelitian.
Judul penelitian : GENRAM Genteng Beton Ramah Lingkungan Berbahan Dasar
Komposit Lumpur Lapindo dan Serabut Kelapa Berbasis Nano zeolit Untuk
Peningkatan Mutu Genteng dan Mengurangi Polisi CO2.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah


Semburan  lumpur Lapindo di daerah Sidoarjo Jawa Timur belum ada tanda 
berhenti sampai  tahun 2016 ini. walaupun begitu semburan ini memiliki dua sisi,
disatu sisi merupakan bencana bagi masyarakat sekitar dan dilain sisi lumpur
lapindo dapat dimanfaatkan untuk berbagai bahan bangunan. Menurut Taufiqur
Rahman (2006), didasarkan penelitiannya menunjukkan bahwa kadar silika dalam
lumpur Lapindo cukup signifikan untuk dipisahkan. Silika dapat menghasilkan nano
silika yang berguna untuk memperkuat batako maupun batubata.

Kebutuhan rumah di Indonesia setiap tahun rata-rata sebesar + 1,1 juta unit
dengan pasar potensial di daerah perkotaan sebesar 40 % atau + 440.000 unit
(Simanungkalit, 2004). Harga material bangunan yang cenderung meningkat, yang
mengakibatkan harga rumah mengalami kenaikan. Oleh karena itu pemanfaatan
lumpur lapindo sebagai bahan bangunan, khususnya untuk genteng akan
memberikan bahan bangunan yang lebih murah karena bahan baku yang melimpah
selama semburan lumpur lapindo masih ada.

Menurut Kamariah (2009) lumpur Lapindo berpotensi sebagai bahan baku utama
pembuatan komposit untuk bahan bangunan yang dikompositkan dengan semen
(PC) dan sabut kelapa (coco fiber) yang ramah lingkungan dengan mengetahui
karaktristik mekanik dan kimia dari komposit.  Untuk Cocofiber sendiri yaitu bahan
limbah yang sebenarnya dapat digunakan dalam pembuatan material tertentu,
(seperti: beton, genteng, batu bata, dll) dengan tujuan untuk menaikkan kekuatan
material tersebut terhadap gaya lentur. Hal ini menandakan bahwa lumpur lapindo
bercampur sabut kelapa dapat di jadikan genteng beton yang  untuk 
meningkatkan  karakteristik  mekanik  komposit  bahan bangunan.
Badan Meteorologi Dunia (WMO) pada tahun 2013 mencatat  bahwa terjadi
peningkatan polusi CO2. Karena karbondioksida di atmosfer menumpuk, suhu bumi
jadi semakin panas. Polusi karbondioksida global meningkat menjadi 396 parts per
million (ppm) dari pada tahun sebelumnya. Peningkatan tingkat polusi CO2 itu
berkisar 2,9 ppm pada periode 2012–2013. Pada tahun sebelumnya peningkatan
berkisar 2,2 ppm (anonym, 2014). Polusi CO2 didominasi pada daerah di perkotaan
dimana akibat banyaknya kendaraan yang ada. Maka dari itu perlu adanya Struktur
bangunan ramah lingkungan yang mampu mengurangi emisi gas CO2. Pengunaan 
Genteng Beton  dinilai efektif untuk mengurangi emisi gas CO2 diudara karena atap
rumah yang sering terpapar langsung polusi gas ini.

Dengan Permasalahan yang ada di atas, kami mengajukan gagasan pembuatan


GENRAM:genteng beton ramah lingkungan berbahan dasar lumpur lampindo dan
serabut kelapa yang mana keduanya adalah limbah yang tidak terpakai dalam
pengunaanya juga kurang optimal. Untuk mengatasi efek dari global warming
akibat dari gas CO2 dapat di lakukan penambahan nanozeolite pada komposisi
genteng beton.

Nanozeolite terbukti dapat menyerap emisi gas CO2 yang ada di udara sering di
akibatkan adanya kendaraan. Dengan adanya GENRAM ini diharapkan dapat
mengurangi limbah semburan lumpur lapindo dan mengoptimalkan pengunaan
serabut kelapa untuk meningkatkan struktur mekanis genteng beton. Penambahan
Nanozeolit pada komposisi genteng di harapkan genteng beton yang digunakan
untuk atap bangunan efektif untuk mengurangi polusi akibat emisi gas CO2.

1.2 Perumusan Masalah


Lumpur lapindo masih terus mengalami  semburan hingga saat ini. Berbagai cara
telah di lakukan untuk mengatasi semburan lumpur lapindo seperti penutupan 
sumber lumpur mengunakan bola beton. Akan tetapi hal ini kurang efektif, Salah
satu cara penanggulangan lumpur lapindo adalah dengan memanfaatkan lumpur
lapindo itu sendiri untuk material bangunan yaitu sebagai genteng beton.
“GENRAM” Genteng beton berbahan dasar komposit lumpur lapindo dan serabut
kelapa dengan penambahan komposisi nanozeolite pada campuran bahan Genteng
akan mempunyai sifat yang mampu menyerap emisi gas CO2. Menurut Thi-Huong
Pham  Penurunan  ukuran partikel kristal zeolit dari tingkat mikro ke tingkat nano
terjadi peningkatan yang signifikan dalam spesifik luas permukaan, sehingga
memberikan  sifat  yang lebih aktif untuk adsorpsi CO2. Genteng Beton  ini sangat
ramah  lingkungan dengan memanfaatkan lumpur lapindo dan limbah serabut
kelapa beserta harga nya ekonomis karena bahan yang digunakan cukup melimpah.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan karsa cipta ini yaitu,
1. Membuat Reinforcement dan Filler komposit Lumpur lapindo serta Serabut
kelapa.
2. Melakukan Sintesis partikel nanozeolit.
3. Menciptakan “GENRAM” Genteng Beton Berbahan dasar komposit lumpur
lapindo dan serabut kelapa berbasis nanozeolit.
4. Melakukan Pengujian yang akan dilakukan adalah pengujian beban  lentur-
kuat tekan,  daya serap gas CO2,  penyerapan  air  ( porositas), dan
penyerapan  panas genteng beton.

1.4 Luaran yang diharapkan


Luaran yang diharapkan dari Penelitian yang berjudul “GENRAM : Genteng Beton
Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Komposit Lumpur Lapindo dan Serabut Kelapa
Berbasis Nanozeolit untuk Peningkatan Mutu Genteng dan Mengatasi Polusi Gas
CO2” sebagai solusi Pemanfaatan Limbah Lumpur Lapindo dan serabut kelapa yang
belum digunakan secara optimal, dan juga untuk mengurangi polusi gas CO2 yang
berbahaya bagi kehidupan. Kami juga sebagai peneliti akan meyajikan data-data
teknis eksperimen sebagai design proses .

1.5 Kegunaan
Kegunaan  Penelitian ini yaitu,
1. Membuat inovasi genteng beton dari lumpur lapindo sebagai salah satu upaya
penanggulangan semburan lumpur lapindo yang semakin meluas.
2. Genteng beton yang ramah lingkungan, ekonomis, dan bertekstur kuat untuk
bangunan.
3. Aplikasi genteng beton ini dapat mengurangi polusi CO2 di udara.
4. Menunjukkan aplikasi sains dan teknologi dalam mengatasi masalah
infrastruktur.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Genteng Beton
Genteng  beton  atau  genteng  semen  adalah unsur bangunan yang dipergunakan 
untuk  atap  yang  dibuat  dari  beton  dan  dibentuk  sedemikian  rupa serta
berukuran tertentu.
Genteng beton pada umumnya dibuat dengan cara mencampur pasir dan semen
ditambah air, kemudian diaduk sampai homogen lalu dicetak. Selain semen dan 
pasir,  sebagai  bahan  susun  gentang  beton  dapat  juga  ditambahkan  kapur.

2.2 Komposit Lumpur Lapindo dan Serabut Kelapa


Di  Indonesia  penelitian  tentang  produk bahan bangunan seperti:
genteng, plafond,  dll yang berasal dari komposit  limbah masih  sangat terbatas,
padahal saat sekarang bahan baku yang bangunan karena bersifat renewabledan
biodegradable dalam pembangunan jangka panjang berupa 
limbah lumpur Lapindo  jumlah  sangat melimpah dan menjadi problem lingkungan
yang serius. 

Oleh  karena  itu  penelitian  ini  sangat penting untuk dilakukan karena dirancang
memberdayakan potensi limbah lumpur Lapindo yang melimpah dan menjadi
problem lingkungan untuk dikompositkan  dengan  semen  (PC)  dan serat  kelapa 
sebagai bahan  utama  dalam pembuatan  genteng  bangunan  yang  ringan
memiliki karakteristik mekanik tinggi dan ramah lingkungan. 

2.3 Penambahan Nano Zeolite Pada Genteng Beton


Zeolite  adalah  batuan  yang  membuih  bila  dipanaskan  pada  100ºC.  Zeolit
didefinisikan  sebagai  kristal  alumina silika  yang mempunyai  struktur kerangka
tiga  dimensi  yang  terbentuk dari tetrahedral  silika  dan  alumina  dengan 
rongga-rongga tiga dimensi yang didalamnya  terisi  ion-ion  logam penyeimbang
muatan kerangka zeolite dan molekul air yang dapat bergerak bebas (Yadi, 2005).
Sifat-sifat khusus zeolite diantaranya :
2.3.1  Dehidrasi
Molekul-molekul air pada zeolite merupakan molekul yang mudah  lepas.
2.3.2  Adsorpsi 
Adsorpsi  diartikan  sebagai  proses  melekatnya  molekul-molekul  pada

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan alat dan penelitian ini adalah 1,5 bulan.
Kegiatan dilakukan di tiga tempat, yaitu :
 Laboratorium Kimia Universitas Diponegoro
 Laboratorium Fisika Material Universitas Diponegoro
 Laboratorium  Teknologi  Bahan  Konstruksi  Teknik  Sipil  Universitas
Diponegoro

3.2 Variabel Penelitian


Variabel terikat dalam pengujian:
 Beban lentur  dan kuat tekan
 Penyerapan emisi gas CO2 dan gas berbahaya
 Penyerapan air (porositas) 
 Penyerapan panas 
Variabel terkontrol dalam pengujian
 Jumlah komposisi nano zeolite dan lumpur lapindo
Variabel tetap pada penelitian ini:
 Bentuk dan ukuran genting
 Bahan baku  material semen porland, serabut kelapa  PVA dan abu
batu.               
3.3 Alat dan bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cetakan genteng beton,
oven, high energy milling, Los Angles abrasion, SEM (Scanning Electron
Microscopy), XRD. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lumpur
lapindo, serabut kelapa, zeolit, abu batu, semen, PVA dan air.

3.4 Prosedur Kerja


3.4.1 Pembuatan Nanozeolit
Zeolit Bayat diayak dengan ayakan 225 mesh. Pembuatan nanozeolit dilakukan
dengan metode top down menggunakan high energy milling (HEM-E3D) yaitu
dengan menggiling bahan awal (zeolit alam) ke dalam alat milling. Rasio yang
digunakan yaitu 1:8. Setiap kali melakukan milling, zeolit sebanyak 4,84 gram
dengan 11 buah bola penggiling yang memiliki berat masing masing 3,52 gram
dimasukkan dalam tabung (jar) HEM-E3D. Proses milling berlangsung selama 6 jam
pada kecepatan 1000 rpm.

Tabung HEM-E3D dan bola penghancur sebelum digunakan dicuci terlebih dahulu
menggunakan etanol.  Karakterisasi zeolit menggunakan SEM (Scanning Electron
Microscopy) untuk mengetahui morfologi permukaan zeolit dan BET (Brunauer-
Emmet-Teller) untuk mengetahui luas permukaan spesifik zeolit.
3.4.2 Pembuatan genteng beton berbahan lumpur lapindo dan serabut kelapa
berbasis nanozeolit
Nanozeolite yang telah di buat dengan metode top down menggunakan high energy
milling (HEM-E3D) kemudian di tambahkan pada komposisi lumpur lapindo, serabut
kelapa, semen portland, abu batu dan PVA. Dari Pengujian ini kami melakukan
variasi penambahan nanozeolit dan  lumpur lapindo.
3.4.3 Kualitas  Kontrol  dan  Evaluasi  Komposisi  Bahan  (Variabel  terkontrol
lumpur lapindo)
Adapun Komposisi Campuran Pengerjaan genting: 
 SP 0,3 + 0,2 (Zeolit) + 0,3 Lumpur Lapindo + 0,1 serabut kelapa= Benda Uji A 
 SP 0,3 + 0,3(Zeolit) + 0,3 Lupur Lapindo + 0,1 serabut kelapa = Benda Uji B 
 SP 0,3 + 0,4(Zeolit) + 0,3 Lumpur Lapindo + 0,1 serabut kelapa = Benda Uji C
 SP 0,3 + 0,5(Zeolit) + 0,3 Lumpur Lapindo + 0,1 serabut kelapa = Benda Uji D 
 SP 0,3 + 0,6 (Zeolit) + 0,3Lumpur Lapindo + 0,1 serabut kelapa = Benda Uji E
3.5 Pengujian Prototipe GENRAMPada pembuatan prototipe dilakukan beberapa
pengujian :
 Pengujian X-Ray Diffractometer (XRD)
 Pengujian Scanning Electron Microscopy (SEM)
 Pengujian Serapan Air (porositas)
 Pengujian Absorbsi Emisi Gas Buang  CO2
 Beban lentur  dan  kuat tekan
 Penyerapan panas 

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya

4.2 Jadwal Kegiatan


Penelitian ini dilakukan selama 1,5 bulan dengan jadwal:
DAFTAR PUSTAKA
Agustanto,  BP.  2007.  Pemerintah  Tidak  Bisa Hentikan Semburan Lumpur
Lapindo. Media Indonesia Online  Rabu, 19 Oktober 2016.
Basuki, Eko. 2012. Analisis Kualitas Genteng Beton Sebagai Penutup Atap Dengan
Bahan Tambahan Serat Ijuk.
Kamarlah dan Fajriyanto. 2009. Pemanfaatan Lumpur Lapindo Sebagai Komposit
Ramah Lingkungan Berbasis Reiforced Concrete(FRC). Bandung: SNTKI

Anda mungkin juga menyukai