Anda di halaman 1dari 3

Saat Retno pulang sekolah menaiki angkot Retno dan teman-temannya sedang asyik bercerita.

Angkot berhenti saat lampu merah. Terlihat dari kejauhan ada seorang pengemis yang sedang
meminta-minta di samping setiap mobil yang berhenti. Pengemis itu menggunakan baju sobek-
sobek memakai topi yang menutupi wajahnya. Pengemis yang sedang berjalan ke arah angkot tak
sengaja melihat Retno berada di dalam angkot tersebut yang sedang bercerita dan tertawa bersama.
Dengan perasaan takut pengemis tersebut berjalan menjauh karena takut Retno melihat dirinya
yang sedang mengemis. Dengan sedikit berlari ia bersembunyi di dekat warung yang berjualan
minuman. Dengan sedikit ngos-ngosan ia merasa sedih, ia tidak pernah memberi tahu apa pekerjaan
sebenarnya pada anaknya ia merasa malu karena ia mengemis.

Selepas pulang ayah berjalan masuk kemudian menghembuskan nafas lelah “Hari ini melelahkan
sekali, kamu harus menjadi orang sukses jangan seperti ayah” itu yang ayah katakan saat duduk di
kursi dengan mata terpejam. Retno yang sedikit bingung dengan perkataan ayahnya hanya bisa
mengangguk dan tenggelam dalam pikiran tentang ayahnya tersebut. Dalam hatinya berkata
“mengapa ayah berkata seperti itu?”

Keesokan harinya, saat Ayah hendak pergi berangkat Retno berinisiatif membawakan tas ayah ke
depan. Ia merasa ada yang aneh dengan isi tas ayahnya. Isi tas tersebut seperti berisi baju yang
sobek-sobek. Walaupun tas tersebut terbuka sedikit tapi Retno bisa melihat isi tas tersebut. Saat
akan melihat tas tersebut karena merasa penasaran dengan isi tas tersebut ayah datang dan segera
merebut tas dengan wajah sedikit kaget dan pucat.

“Retno kamu sedang apa? Nanti kamu terlambat masuk ke sekolah cepat habiskan sarapan kamu.
Ayah bisa sendiri ambil tas ayah.”

“aku Cuma mau ambil tas ayah, sebenarnya aku mau bawakan ke depan tak kasihkan ke ayah tapi
ayah datang lebih dulu.” Maaf ya yah kalo ayah merasa tidak nyaman.

“Nggak papa, tapi ayah biasa ambil tas ayah sendiri.

Retno yang penasaran dengan isi dalam tas ayahnya. Lantas Retno memikirkan “baju sobek-sobek
untuk apa dibawa oleh ayahnya? Hingga membuat ayah sedikit takut saat ia ingin membawakan tas
tersebut ke depan.” Pikirannya mulai kemana-mana. Retno ingin menanyakan hal tersebut kepada
ibunya karena merasa penasaran dengan baju sobek-sobek yang dibawa oleh ayahnya.

“Bu, kok tadi aku seperti melihat ada baju yang sobek-sobek di dalam tas ayah, untuk apa Ayah
membawa baju sobek-sobek tersebut Bu?

“Mungkin kamu salah melihat. Ibu ngga pernah melihat ada baju sobek-sobek di dalam tas ayah.”
“Tapi aku tadi lihat ada baju sobek-sobek Bu.”

“Sudah jangan dipikirkan mungkin kamu salah lihat.”

Retno ragu, jika memang di dalam tas tersebut tidak ada apa-apanya mengapa ayahnya terlihat
sangat takut saat ia memegang tas tersebut. Ia sangat yakin ada baju sobek-sobek di dalam tas
tersebut. Hal tersebut membuatnya semakin penasaran untuk apa baju sobek-sobek tersebut ada di
dalam tas ayahnya. Jika baju itu akan dibuang kenapa ayah tidak menjawab baju tersebut akan
dibuang mengapa ayah malah terlihat sangat takut?

Selepas magrib ayah berbicara kepada ibu mengenai Retno yang melihat baju sobek-sobek di dalam
tas. Ibu pun membenarkan apa yang dikatakan oleh ayahnya.

“Bu, tadi Retno hampir saja melihat baju sobek-sobek ayah di dalam tas.” Ayah rasa Retno mulai
mencurigai ayah.”

“ benar yah, tadi selepas ayah berangkat Retno menanyakan baju sobek-sobek di dalam tas ayah.”
Ibu hanya menjawab bahwa mungkin Retno salah melihat. Jadi bagaimana yah, Retno pasti akan
terus mencari kebenaran itu yah.”

“ayah sudah menaruh baju-baju sobek-sobek itu ke tempat lain. Ayah yakin Retno pasti akan
mencari tas dan melihat isi tas tersebut untuk membuktikan apa yang ia lihat.”

Malam harinya, saat jam menunjukkan pukul 23.00. Kedua orang tua Retno sudah tertidur Retno
mengendap-ngendap ke tempat tas tersebut diletakkan hal itu ia lakukan untuk memenuhi rasa
penasarannya. Sampai pada tempat ayahnya meletakkan tas kerjanya tersebut dengan hati-hati
Retno membuka tas ayahnya, akan tetapi ia terkejut dengan isi tas ayahnya tersebut isi tas tersebut
berbeda dengan apa yang ia lihat pagi tadi. Tas tersebut berisikan baju hem milik ayahnya yang
sudah kusut.

Hari berikutnya Retno masih merasa penasaran dengan apa yang ia lihat kemarin. Ia merasa tidak
salah melihat isi tas ayahnya. Ia yakin tas tersebut berisikan baju sobek-sobek. Hingga

Anda mungkin juga menyukai

  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen2 halaman
    Dokumen
    Amalia
    Belum ada peringkat
  • Cerita
    Cerita
    Dokumen2 halaman
    Cerita
    Amalia
    Belum ada peringkat
  • Cerita Pendek
    Cerita Pendek
    Dokumen2 halaman
    Cerita Pendek
    Amalia
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen1 halaman
    Jurnal
    Amalia
    Belum ada peringkat
  • Mencipta Puisi
    Mencipta Puisi
    Dokumen6 halaman
    Mencipta Puisi
    Amalia
    Belum ada peringkat
  • Esai
    Esai
    Dokumen2 halaman
    Esai
    Amalia
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen5 halaman
    Dokumen
    Amalia
    Belum ada peringkat
  • Editor Buku Barok
    Editor Buku Barok
    Dokumen92 halaman
    Editor Buku Barok
    Amalia
    Belum ada peringkat