Anda di halaman 1dari 2

Kebohongan Ayah

Aku menyambut dengan senang saat ayah pulang bekerja. Tapi ayah tidak mau aku peluk saat ayah
baru pulang bekerja, ia rasa mungkin ayah merasa bau dan kotor, hingga suatu hari aku melihat
pengemis yang mirip dengan perawakan ayah, apakah itu ayah?

Pagi harinya ia melihat ayah sudah rapi dengan seragam kerjanya. Baju hem dengan dasi warna yang
senada melekat pas pada badan dan ayah. Tak lupa tas kerja yang dibawa oleh ayah.

Rumahnya tak mewah. Akan tetapi nyaman dan hangat itulah yang dirasakan oleh Retno. Disekitar
rumahnya ada sawah. Walaupun hanya ada sawah hal tersebut membuat keadaan rumah menjadi
sejuk karena semilir angin yang kencang yang menerpa. Bertahun-tahun Retno hidup dengan kedua
orang tuanya semua berjalan dengan normal. Dirinya merasa bahagia hidup dengan kedua orang
yang mencurahkan kasih sayang dengan sepenuh hati. Selama ini ia bangga pada ayahnya bahwa
ayahnya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Selepas pulang bekerja ayah biasanya disambut oleh Retno yang sangat kangen pada ayahnya. Tak
lupa Retno juga biasanya memijat badan ayahnya. Ia merasa kasihan kepada ayahnya ia yakin ayah
pasti sangat lelah. Akan tetapi senyum ayahnya tak pernah pudar. Itu yang membuat Retno merasa
tidak khawatir. Retno sangat bangga terhadap ayahnya tersebut yang tak pernah lepas tanggung
jawab terhadap dirinya.

Suatu pagi Retno membantu ibunya memasak di dapur, ia membuatkan teh jasmine yang
merupakan teh favorit ayahnya. Setelah selama memasak mereka pun makan bersama ini
merupakan kebiasaan yang selalu mereka lakukan saat makan. Retno merasa beruntung memiliki
ayah yang baik dan selalu memberikan nasehat kepada Retno agar menjadi anak yang jujur dan tidak
sombong.

Sore hari, ia melihat ayahnya pulang dengan wajah yang terlihat lelah. Mulanya Retno tidak terlalu
memperhatikan perubahan di diri ayahnya. Namun lama-kelamaan ia merasa ada yang aneh pada
ayahnya. Pulang malam sekarang menjadi kebiasaan bagi ayahnya. Hal tersebut membuat rasa
penasaran pada diri Retno. Retno selalu memikirkan keganjilan yang terjadi pada ayahnya akan
tetapi Retno tidak menunjukkan sikap aneh agar ayahnya tidak merasa curiga dengan Retno.

Saat Retno pulang sekolah menaiki angkot Retno dan teman-temannya sedang asyik bercerita.
Angkot berhenti saat lampu merah. Terlihat dari kejauhan ada seorang pengemis yang sedang
meminta-minta di samping setiap mobil yang berhenti. Pengemis itu menggunakan baju sobek-
sobek memakai topi yang menutupi wajahnya. Pengemis yang sedang berjalan ke arah angkot tak
sengaja melihat Retno berada di dalam angkot tersebut yang sedang bercerita dan tertawa bersama.
Dengan perasaan takut pengemis tersebut berjalan menjauh karena takut Retno melihat dirinya
yang sedang mengemis. Dengan sedikit berlari ia bersembunyi di dekat warung yang berjualan
minuman. Dengan sedikit ngos-ngosan ia merasa sedih, ia tidak pernah memberi tahu apa pekerjaan
sebenarnya pada anaknya ia merasa malu karena ia mengemis.

Anda mungkin juga menyukai