Anda di halaman 1dari 10

Journal of Education Science (JES), 6(1), April 2020

Zulfahmi, Handayani

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MAHASISWA DALAM PERKULIAHAN


DAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS UBUDIAH INDONESIA
ANALYSIS OF DIFFICULTY OF STUDENT LEARNING IN STUDENTS AND
PRACTICUM OF CHEMICAL BASIS OF PHARMACEUTICAL DEPARTMENTS
UBUDIAH UNIVERSITY OF INDONESIA

Zulfahmi1), Fitri Handayani2)


1,2)
Jurusan Ilmu Farmasi, Universitas Ubudiah Indonesia, Banda Aceh, Indonesia
e-mail: zulfahmi@uui.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab kesulitan belajar siswa dalam proses
pembelajaran dan pelaksanaan praktikum kimia dasar dan korelasi antara teori dan pelaksanaan
praktikum kimia dasar. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dan menggunakan soal tes dan
kuesioner untuk mengumpulkan data. Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Farmasi
di Universitas Ubudiah Indonesia yang berjumlah 27 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hambatan yang menyebabkan kesulitan dalam mempelajari kimia dasar mahasiswa Program Studi
Farmasi adalah penguasaan materi. Persentase kesulitan diperoleh dari (1) penguasaan materi kimia
dasar 50,91%, (2) proses pembelajaran / perkuliahan 38,29%, dan (3) pelaksanaan praktikum sebesar
69,73%. Pada faktor lingkungan masyarakat, secara statistik memiliki pengaruh signifikan sebesar
69,35%. Adanya korelasi yang positif dan signifikan antara nilai Praktikum Kimia dan nilai teori
kimia dasar dengan thitung > ttabel atau 5,071 > 2,060 pada taraf signifikansi 5% dan nilai rxy = 0,712.
Katakunci: Kesulitan belajar, kimia dasar

Abstract
This study aims to determine the causes of students' learning difficulties in the learning process and
the implementation of basic chemical practical and the correlation between theory and practical
implementation of the basic chemistry course. The study uses descriptive designs and uses test
questions and questionnaires to collect data. The research subjects used 27 students of Pharmacy
Study Program at Ubudiah University. Results showed that barriers that caused difficulties in
learning basic chemistry of Pharmacy Study Program students was mastery of the material. The
percentage of difficulty is obtained from (1) mastery of basic chemical materials 50.91%, (2) the
learning / lecturing process 38.29%, and (3) practical implementation of 69.73%. On community
environmental factors, statistically has a significant influence of 69.35%. There is a positive and
significant correlation between the value of basic chemical practical and the value of basic chemistry
theory with thitung > ttabel atau 5,071 > 2,060 a significance level of 5% and rxy value = 0.712.

Keywords: learning difficulties, basic chemistry

1. PENDAHULUAN

86
Journal of Education Science (JES), 6(1), April 2020
Zulfahmi, Handayani

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha menjelaskan: Kesulitan belajar dapat diartikan
sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sebagai suatu kondisi dalam proses belajar
sumber daya manusia peserta didik dengan mengajar yang ditandai dengan adanya
cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai
belajar mereka. Secara detail dalam Undang hasil belajar yang optimal. Hambatan-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem hambatan tersebut mungkin dirasakan atau
Pendidikan Nasional bab 1 pasal 1: mungkin tidak dirasakan oleh siswa yang
Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar bersangkutan. Jenis hambatan ini dapat
dan terencana untuk mewujudkan suasana bersifat psikologis, sosiologis dan fisiologis
belajar dan proses pembelajaran agar peserta dalam keseluruhan proses belajar mengajar.
didik secara aktif mengembangkan potensi Kesulitan belajar merupakan suatu
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kondisi yang dialami siswa atau mahasiswa
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, yang ditandai dengan adanya hambatan-
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan hambatan tertentu yang menyebabkan tidak
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, tercapainya tujuan belajar. Terdapat berbagai
dan negara. faktor yang mempengaruhi ketidak tercapaian
Pendidikan individu dapat dilakukan tujuan belajar yang terukur pada keberhasilan
melalui pendidikan formal, non formal pembelajaran yaitu; kapasitas mahasiswa,
maupun informal. Salah satu tempat untuk kualitas guru/dosen, kualitas lingkungan
mendapatkan pendidikan secara formal adalah pembelajaran, dan kualitas proses
perguruan tinggi, yakni merupakan pembelajaran. Dari keempat faktor tersebut,
pendidikan lanjutan bagi peserta didik setelah dua yang paling dominan mempengaruhi
selesai menempuh pendidikan menengah atas. keberhasilan pembelajaran yaitu; kapasitas
Menurut UU No. 12 Tahun 2012, perguruan mahasiswa, kualitas guru dan kualitas proses
tinggi adalah satuan pendidikan yang pembelajaran (Darminto, 2006).
menyelenggarakan pendidikan tinggi (Pasal 1 Penerapan ilmu kimia dalam kehidupan
Ayat 6), penelitian dan pengabdian kepada sehari-hari harus diawali dengan pemahaman
masyarakat (Pasal 1 Ayat 9). Menurut konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia yang
Ghufron (2015) menjelaskan bahwa aktifitas benar, namun pelajaran kimia termasuk salah
pendidikan atau belajar bagi setiap individu, satu pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa
tidak selamanya dapat berlangsung secara (Eny Enawaty dkk: 2004). Effendy (2002: 8)
wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang juga mengungkapkan bahwa kebanyakan
tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap siswa mengalami kesulitan dalam memahami
apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa konsep-konsep dan prinsip-prinsip kimia.
amat sulit. Demikian kenyataan yang sering Konsep yang terdapat dalam kimia pada
dijumpai pada setiap anak didik dalam umumnya adalah konsep yang abstrak,
kehidupan sehari-hari dalam kaitannya sehingga membutuhkan pemahaman yang
dengan aktifitas belajar. Setiap individu baik dalam belajar kimia.
memang tidak ada yang sama. Perbedaan Maka dari itu dalam hal ini, sebelum
individu ini pulalah yang menyebabkan kita melakukan pengajaran sebaiknya kita
perbedaan tingkah laku dikalangan anak didik. melakukan observasi pada peserta didik
Siswa yang tidak dapat belajar sebagaimana sehingga kita paham dalam mentransfer ilmu
mestinya, itulah yang disebut dengan pengetahuan. Sesuai dengan pengamatan yang
kesulitan belajar. dilakukan oleh peneliti dari hasil beberapa
Pada umumnya, “kesulitan belajar” pengamatan langsung saat mengajar di dalam
merupakan suatu kondisi tertentu yang kelas, menunjukkan bahwa rendahnya minat
ditandai dengan adanya hambatan-hambatan mahasiswa dalam mempelajari kimia, hal ini
dalam kegiatan mencapai suatu tujuan, dapat dilihat dari aktivitas belajar yang rendah
sehingga memerlukan usaha yang lebih keras saat proses pembelajaran berlangsung, tidak
untuk dapat mengatasinya. Prayitno, (1995) adanya antusias belajar dan rendahnya nilai

87
Journal of Education Science (JES), 6(1), April 2020
Zulfahmi, Handayani

kimia mahasiswa yang dapat dilihat dari hasil belajar. Berdasarkan fakta dilapangan,
ujian semester mahasiswa secara umum yaitu ditemukan bahwa antar kenyataan dan
50. harapan masih terpaut sangat jauh. Masih
Rendahnya kemampuan mahasiswa banyak mahasiswa baru yang mengambil
dalam bidang kimia umum menyebabkan matakuliah ini masih memperoleh nilai
mahasiswa kesulitan dalam mempelajari dibawa standar dan banyak yang mengalami
materi kimia lanjutan seperti kimia organik, kesulitan belajar.
kimia analis, dan kimia fisik, yang pada Kesulitan belajar ini tergambar pada
akhirnya menyebabkan mahasiswa cenderung sebaran nilai kelulusan mahasiswa untuk
menjadi tidak acuh terhadap matakuliah kimia matakuliah kimia dasar pada semester
yang ditunjukkan dengan aktivitas yang pertama dengan jumlah mahasiswa sebanyak
rendah dan minat membaca menjadi 27 orang. Namun untuk peringkat A tidak ada
berkurang. Di Fakultas Ilmu Kesehatan mahasiswa yang memperolehnya, 8 orang
(FIKES) jurusan Ilmu Farmasi UUI mata mahasisa memperoleh nilai B, 14 orang
kuliah kimia dasar diberikan diawal semester. mahasiswa memperoleh nilai C, 1 orang yang
Mata kuliah ini bermuatan 3 satuan kredit memperoleh nilai D, dan 4 orang lainnya
semester (SKS) yang terintegrasi dengan memperoleh nilai E. Dengan demikian, 52%
praktikum. Untuk perkuliahan bernilai 2 SKS mahasiswa memperoleh nilai kelulusan
dan untuk praktikum bernilai 1 SKS. Pada minim, dan terdapat sekitar 20% yang tidak
praktikum Kimia Dasar mahasiswa lulus. Hal ini memberikan bukti bahwa masih
diharapkan dapat dibekali penguasaan banyak mahasiswa mengalami kesulitan
psikomotorik yang didukung dengan afektif dalam perkuliahan dan praktikum Kimia
dan kognitif. Pelaksanaan praktikum Dasar sehingga hasil belajar yang diinginkan
dievaluasi mengikuti tatacara tertentu mulai tidak tercapai sebagaimana mestinya.
dari responsi (evaluasi pemahaman Salah satu penyebab awal kesulitan
mahasiswa terhadap apa yang akan dilakukan belajar mahasiswa adalah anggapan
dilaboratorium baik itu berupa teori maupun mahasiswa yang tidak pernah hilang bahwa
prosedur kerja praktikum), evaluasi aktivitas kimia merupakan salah satu mata pelajaran
(keaktifan), laporan dan ujian akhir yang sulit dipahami. Pemahaman yang
matakuliah. melekat pada mahasiswa ini mempengaruhi
Matakuliah Kimia Dasar yang
minat belajar mahasiswa yang menurun
diajarkan di Jurusan Ilmu Farmasi UUI
sehingga pada akhirnya berdampak pada
memuat materi yang disusun berdasarkan
kompetensi dasar yang diharapkan tercipta rendahnya hasil belajar. Selain daripada itu,
pada mahasiswa. Materi tersebut yaitu; terdiri hal yang juga dapat menjadi ukuran untuk
dari struktur atom, stokiometri, asam basa, mengetahui penyebab kesulitan belajar
larutan, eletrokimia, radiokimia dan senyawa mahasiswa adalah hambatan-hambatan yang
karbon. Semua materi-materi tersebut telah dialami mahasiswa dalam proses
dipelajari di SMA, dengan demikian mata pembelajaran. Hambatan yang dimaksud
kuliah Kimia Dasar bukan hal yang baru bagi yaitu; pada kompetensi pendukung dalam
mahasiswa, sehingga dalam pelajaran akan penguasaan konsep, pada proses
lebih mudah. Selain itu, mata kuliah Kimia pembelajaran, dan pada faktor lingkungan
Dasar diharapkan pada mahasiswa baru sudah mahasiswa. Kesulitan belajar pada penelitian
memiliki bekal kemampuan dasar untuk diungkap pada faktor hambatan yang menjadi
mengikuti perkuliahan kimia dasar.
penyebab kesulitan belajar mahasiswa pada
Kemampuan dasar yang diharapkan dimiliki
oleh mahasiswa pada semester satu tentunya matakuliah kimia dasar di Jurusan Ilmu
dapat menjadi modal yang digunakan untuk Farmasi UUI, hambatan yang menyebabkan
mempermudah pencapaian tujuan adanya kesulitan belajar pada mahasiswa pada
pembelajaran yang tertuan pada prestasi

88
Journal of Education Science (JES), 6(1), April 2020
Zulfahmi, Handayani

praktikum serta korelasi antara pelaksanaan pembagian dan operasi perkalian


praktikum dan teori matakuliah kimia dasar. bilangan berpangkat) dan kesulitan yang
berhubungan dengan pengetahuan dasar
2. METODE PENELITIAN kimia, pemahaman penerapan konsep
1. Jenis penelitian kimia dilakukan melalui instrumen test
Penelitian ini merupakan penelitian yang dibuat sedemikian rupa untuk
dekskriptif analisis yang dilaksanakan selama mengukur kesulitan tersebut dan sudah
satu semester. Metode penelitian yang divalidasi oleh validator.
digunakan berbeda sesuai untuk masing- b. Untuk data hambatan pada proses
masing cakupan penelitian yang dilakukan pembelajaran, pelaksanaan praktikum,
secara bersama disesuaikan dengan tahapan dan korelasi pelaksanaan praktikum
dan tujuan penelitian. kimia dasar diperoleh melalui angket
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian yang dikembangkan dan
penelitian ex post facto. Jenis penelitian yang divalidasi.
digunakan adalah penelitian korelasional, c. Data dalam penelitian ini berupa data
yaitu salah satu tehnik statistik yang observasi yang diperoleh pada saat
digunakan untuk mencari hubungan dua praktikum berlangsung dengan
variabel atau lebih yang bersifat korelasi menggunakan lembar observasi berupa
(Arikunto, 2010). Penelitian ini tidak dan data tes hasil belajar yang diperoleh
menggunakan tehnik populasi dalam pada saat respon akhir praktikum dengan
penelitian ini dijadikan sebagai sampel. menggunakan soal uraian. Analisis ada
Secara keseluruhan penelitian ini atau tidaknya korelasi dalam penelitian
merupakan gabungan hasil-hasil penelitian ini digunakan analisis korelasi product
dari empat penelitian; studi kesulitan pada moment. Kuat atau lemahnya korelasi
konten matakuliah kimia dasar, studi dapat uji menggunakan rumus koefisien
keterkaitan praktikum dan teori matakuliah korelasi (rxy) (Sugiyono, 2006).
kimia dasar, studi kesulitan belajar di sekolah,
dan studi kesulitan dari hambatan lingkungan 4. Teknik Analisis Data
mahasiswa. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
2. Subjek Penelitian a. Untuk data hambatan kesulitan yang
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa berhubungan dengan kemampuan dasar
Jurusan Ilmu Farmasi Fakultas Ilmu matematika (mengenai penguasaan
Kesehatan Universitas Ubudiah Indonesia. materi matematika yang menunjang dan
Penelitian ini tidak menggunakan tehnik membantu pemahaman materi seperti
pengambilan sampel karena semua populasi perkalian, pembagian dan operasi
dalam penelitian ini dijadikan sebagai sampel. perkalian bilangan berpangkat) dan
Populasi dalam penelitian ini adalah semua kesulitan yang berhubungan dengan
mahasiswa semester I (ganjil) yang pengetahuan dasar kimia, pemahaman
memprogramkan matakuliah Kimia Dasar . penerapan konsep kimia dan data
hambatan pada proses pembelajaran,
3. Pengumpulan Data pelaksnaan praktikum, dan korelasi
Secara umum data yang penelitian yang pelaksanaan praktikum kimia dasar
dikumpulkan yaitu: diperoleh melalui angket dianalisis
a. Untuk data hambatan kesulitan yang dengan persentase berdasarkan indikator
berhubungan dengan kemampuan dasar kesulitan yang dibuat. Nilai selanjutnya
matematika dengan indikator; dikategorikan seperti pada Tabel 2.
(penguasaan materi matematika dasar b. Untuk hambatan eksternal digunakan
yang menunjang dan membantu model analisis faktor untuk
pemahaman materi seperti perkalian, mengungkap faktor-faktor eksternal

89
Journal of Education Science (JES), 6(1), April 2020
Zulfahmi, Handayani

yang mempengaruhi kesulitan dalam Tabel 2. Kategori Tingkat Kesulitan


perkuliahan dan praktikum kimia dasar Berdasarkan Persentase
di jurusan Ilmu Farmasi FIKES
Universitas Ubudiah Indonesia, dengan Skor Kesulitan Kategori Kesulitan
persamaan: 0 – 20 Sangat Rendah
21 – 40 Rendah
41 – 60 Sedang
61 – 80 Tinggi
= + ...... +
81 – 100 Sangat Tinggi
Keterangan : Arikunto, S (2008: 246)
X1 : item/variabel
F1-k : faktor-faktor
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
A1-k : konstanta faktor
1. Hasil Penelitian
U1 : faktor-faktor unik
a. Deskripsi Persentase Kesulitan pada
Syarat correlation matrix tiap item > 0,5, Penguasaan Materi
koefisisen communality > 50%, dan koefisien Data kesulitan belajar mahasiswa diukur
Keiser-Mayer-Olkin (KMO) 0,50-1,0. berdasarkan tingkat penguasaan materi
Untuk itu perlu dilakukan uji kelayakan yang ditentukan berdasarkan instrumen
faktor dengan melihat nilai KMO (Keiser- yang dikembangkan yang dibuat dalam
Mayer-Olkin) dan Barlett’s Test. KMO adalah bentuk deskriptif persentase. Hasil
mengukur kecukupan sampling dan analisis data penelitian diperoleh berupa
membandingkan besarnya koefisien korelasi gambaran mengenai tingkat kesulitan
terobservasi dengan besarnya koefisien yang dialami oleh mahasiswa jurusan
korelasi antar pasangan variabel. Sedangkan ilmu farmasi pada matakuliah kimia
Barlett’s test digunakan untuk menguji
dasar yang menyangkut kemampuan
hipotesis bahwa variabel tak berkorelasi
dasar matematika, kemampuan dasar
didalam populasi. Nilai yang besar untuk uji
statistik berarti hipotesis nol harus ditolak. kimia, kemampuan memahami konsep
Dengan melihat nilai KMO dan Barlett;s Test materi dan kemampuan menganalisis
di bawah 0.5, maka dapat diperoleh variabel hubungan antarkonsep. Deskripsi
mana yang dapat dianalisis lebih lanjut atau kesulitan belajar mahasiswa dapat dilihat
tidak. pada Tabel 3.

Tabel 1. Kriteria KMO Pada Penelitian ini didapat nilai KMO


adalah 0.869 dengan signifikan 0.000
Nilai KMO Kriteria maka variabel dan sampel yang ada dapat
0,9 Sangat memuaskan dianalisis lebih lanjut karena memiliki
0,8 Memuaskan angka KMO diatas 0.5 dan angka
0,7 Cukup sig<0.005 dengan kriteria memuaskan.
0,6 Kurang Memuaskan
0,5 Sangat Tidak Tabel 3. Tingkat Persentase Kesulitan
Memuaskan Mahasiswa dalam menguasai materi
Kimia Dasar

Persentase
Indikator
Kesulitan
Kemampuan
Dasar Matematika 40,58%

90
Journal of Education Science (JES), 6(1), April 2020
Zulfahmi, Handayani

Kemampuan Tabel 4. Tingkat Persentase Hambatan


Dasar Kimia 32,45% dalam Proses Pembelajaran/Perkuliahan
Kemampuan
Memahami Persentase
60,31% Indikator
Konsep Materi Kesulitan
Kehadiran Kuliah 50,34%
Kemampuan
Menganalisis Kedisiplinan 30,23%
Hubungan 70,28%
Ketersediaan buku
Antarkonsep 40,23%
referensi
Rata-Rata 50,91% Metode
Pembelajaran 40,13%
Melihat rata-rata persentase hambatan
Kesesuaian materi
pada penguasaan materi kuliah kimia dengan intrumen tes 30,54%
dasar dengan empat kategori yang
dianalisis dengan rata-rata 50,91%, nilai
Rata-rata 38,29%
yang tergolong sedang. Dengan
demikikan dapat dikatakan bahwa pada
kemampuan mahasiswa untuk menguasai Dari tabel diatas terlihat rata-rata
materi kimia cukup mengalami kesulitan. persentase hambatan pada proses
pembelajaran/perkuliahan sebesar
b. Deskripsi Hambatan dalam proses
38,29%, nilai tergolong rendah. Dengan
pembelajaran dan pelaksanaan
demikian dapat dikatakan bahwa pada
praktikum
proses perkuliahan mahasiswa tidak
Hambatan dalam proses pembelajaran terlalu mengalami hambatan atau
menyangkut performa pengajar dengan kesulitan.
indikator yang dimaksudkan, kehadiran
Tabel 5. Tingkat Persentase Hambatan
memberi kuliah, kedisiplinan, adanya dalam Pelaksanaan Praktikum
buku rujukan, metode mengajar yang
diterapkan kesesuaian materi dengan alat Indikator Persentase
evaluasi. Sedangkan pada pelaksanaan Kesulitan
praktikum menyangkut, sarana Sarana
prasarana, kondisi alat dan zat, dan Prasarana 78,89%
ketenagaan. Deskripsi berupa persentase
Kondisi Alat
hambatan yang dialami mahasiswa dalam dan Bahan 54,50%
proses perkuliahan kimia dasar dapat
Buku
dilihat pada Tabel 4. Sedangkan
Petunjuk 58,22%
Deskripsi berupa persentase hambatan Praktikum
yang dialami mahasiswa dalam
Ketenagaan
pelaksanaan praktikum dapat dilihat pada
Laboratorium 66,30%
Tabel 5.
Rata-rata 69,73%

Melihat rata-rata persentase hambatan


pada pelaksanaan praktikum 69,73%,
nilai tergolong cukup tinggi. Dengan

91
Journal of Education Science (JES), 6(1), April 2020
Zulfahmi, Handayani

demikian dapat dikatakan bahwa pada < 11,070 maka H0 gagal ditolak. Dengan
pelaksanaan praktikum mahasiswa cukup demikian dapat disimpulkan bahwa data
mengalami hambatan belajar. berasal dari populasi berdistribusi
normal. Sedangkan hasil uji normalitas
data nilai teori kimia dasar menunjukkan
c. Deskripsi Hambatan Faktor χ2hitung = 3,888 dengan n = 27, dk = 6 –
Lingkungan 1=5 taraf signifikan 5% diperoleh χ2tabel =
Dari data hasil angket diperoleh secara
11,070. Karena χ2hitung < χ2tabel atau 3,888
deskriptif tingkat persentase hambatan < 11,070 maka H0 gagal ditolak. Dengan
dari lingkungan kampus dan demikian dapat disimpulkan bahwa data
lingkungan masyarakat dengan berasal dari populasi berdistribusi
menganalisis jawaban para responden normal.
terhadap angket yang telah
diujicobakan. Setelah kriteria data yang Setelah data penelitian dilakukan uji
diolah dalam analisis faktor memenuhi normalitas dan menunjukkan data
kriteria correlation matriks > 0,5, penelitian antara nilai Praktikum Kimia
Koefisien communality tiap item > 0,5 % dan nilai teori kimia dasar berdistribusi
dan koefisien Kaiser-Mayer-Olkim tiap normal, langkah selanjutnya dilakukan
item berada pada nilai antara 0,5–1 uji homogenitas hipotesisnya. Hasil
sehingga dapat dilakukan analisis faktor. perhitungan uji homogenitas antara nilai
Dari hasil analisis faktor, secara statistik Praktikum Kimia dan nilai teori kimia
didapatkan bahwa secara keseluruhan dasar diperoleh Fhitung = 1,16 dengan dk
dari item-item faktor yang diselidiki dk pembilang = 27-1 = 25 dan dk
memiliki pengaruh sebesar 69,35%, penyebut = 27-1 = 25 dan taraf signifikan
sehingga sisanya 30,65% dapat dikatakan 5% diperoleh dan tabel uji F(0,05)(25,25)
sebagai fakor lain yang merupakan faktor = 1,92. Hasil perhitungan menunjukkan
yang dianggap tidak berpengaruh dalam Fhitung< Ftabel atau 1,16 < 1,92 maka H0
penelitian ini. gagal ditolak (diterima), maka dapat
disimpulkan bahwa varians antara nilai
d. Korelasi hubungan antara nilai Praktikum Kimia dan nilai teori kimia
praktikum dengan nilai teori kimia dasar homogen.
dasar
Data hasil penelitian kedua variabel yaitu
Selanjutnya dideskripsikan yang variabel X (nilai Praktikum Kimia) dan
berhubungan dengan nilai praktikum variabel Y (nilai teori kimia dasar)
dan nilai teori mata kuliah Kimia dasar langkah selanjutnya yang dilakukan
berdasarkan Analisis uji persyaratan data adalah menguji hipotesis. Analisis yang
dilakukian melalaui uji normalitas, digunakan untuk menguji hipotesis
homogenitas dan linieritas. Uji dalam penelitian ini adalah analisis
normalitas dilakukan untuk mengetahui korelasi product moment dan uji
apakah data penelitian untuk variabel X signifikansi uji t untuk mengetahui
(nilai Praktikum Kimia) dan variabel Y hubungan antara variabel X yaitu nilai
(nilai teori kimia dasar) berdistribusi Praktikum Kimia dan variabel Y yaitu
normal atau tidak. Hasil uji normalitas nilai teori kimia dasar. Setelah variabel X
data nilai Praktikum Kimia menunjukkan dan variabel Y dikorelasikan dengan
χ2hitung= 2,694 dengan n = 27, dk = 6 – 1=5 menggunakan rumus product moment
taraf signifikan 5% diperoleh χ2tabel = diperoleh rhitung = 0,712. Hasil dari
11,070. Karena χ2hitung < χ2tabel atau 3,944 rhitung kemudian dibandingkan dengan

92
Journal of Education Science (JES), 6(1), April 2020
Zulfahmi, Handayani

rtabel product moment dengan derajat


Kesulitan Mahasiswa pada
kebebasan (dk) = N – 1 =27 – 1 =26,
Perkuliahan Kimia Dasar
dengan taraf signifikan 5% diperoleh rtabel
sebesar 0,388. Karena rhitung > rtabel atau
0,712 > 0,388 maka H0 gagal ditolak 69.73 50.91
(diterima). Sedangkan hasil perhitungan
38.29
uji signifikansi menunjukkan thitung =
5,071. Hasil dari thitung kemudian
Kesulitan Mahasiswa terhadap penguasaan materi
dibandingkan dengan ttabel dengan derajat
Hambatan dalam Proses Pembelajaran
kebebasan (dk) = N – 2 = 27 – 2 = 25,
Hambatan dalam Pelaksanaan Praktikum
dengan taraf signifikan 5% diperoleh ttabel
sebesar 2,060. Karena thitung > ttabel atau
5,071 > 2,060 maka dapat disimpulkan
bahwa hubungan antara nilai Praktikum Gambar 1. Grafik Persentase Kesulitan
Kimia dan nilai teori kimia dasar adalah Mahasiswa pada Perkuliahan Kimia Dasar
signifikan dan nilai rxy = 0,712. Tiga faktor yang diteliti yang diduga sebagai
2. Pembahasan hambatan dan penyebab terjadinya kesulitan
belajar mahasiswa diatas memberikan
Berdasarkan dari hasil rata-rata gambaran bahwa faktor proses belajar
persentase hambatan pada penguasaan materi mengajar dapat dikatakan tidak memberi
perkuliahan kimia dasar dengan empat kontribusi sebagai hambatan penyebab
kategori yang dianalisis sebesar 50,91%, nilai kesulitan belajara mahasiswa (Gambar 1).
yang tergolong sedang. Dengan demikian Namun terlihat pada bagian hambatan dalam
dapat dikatakan bahwa kemampuan pelaksanaan praktikum, indikator
mahasiswa untuk menguasai materi kimia sarana/prasarana, alat dan bahan dan
cukup mengalami kesulitan. Selanjutnya rata- ketenagaan laboratorium tergolong cukup
rata persentase hambatan pada proses tinggi masing-masing 78,89%, 54,50%, dan
pembelajaran/perkuliahan sebesar 38,29%, 66,30% dibandingkan dengan indikator yang
nilai yang tergolong rendah sehingga dapat lain. Maka dari itu mungkin dibutuhkan suatu
dikatakan bahwa pada proses perkuliahan standar operasional prosedur (SOP) untuk
mahasiswa tidak terlalu mengalami hambatan. penilaian pada sarana/prasarana, alat dan
Dan rata-rata persentase hambatan pada bahan dan ketenagaan laboratorium.
pelaksanaan praktikum sebesar 69,73%, nilai Ketersediaan dari keempat indikator yang
yang tergolong tinggi. Maka dari itu dapat dinilai masih perlu peningkatan yang lebih
dikatakan bahwa pada pelaksanaan praktikum baik dan lebih inovatif sehingga hambatan
kimia dasar mahasiswa cukup mengalami untuk proses praktikum tidak menjadi hal
hambatan dalam mempelajari praktikum penyebab kesulitan belajar kimia dasar
kimia dasar. mahasiswa di Jurusan Farmasi FIKES UUI.
Dari ketiga faktor yang dinilai sebagai Dua bagian yaitu; faktor penguasaan
penyebab sulitnya mahasiswa dalam materi dan pelaksanaan praktikum dinilai
mempelajari kimia dasar, untuk lebih jelasnya mahasiswa cukup memberikan hambatan
perbandingan persentase ketiga faktor secara sebagai penyebab kesulitan belajar kimia
keseluruhan dapat dilihat dari grafik berikut: dasar dengan rata-rata untuk keseluruhan
indikator masing 50,91% dan 69,73%. Nilai
ini lebih dari setengah yang bisa diartikan
bahwa kesulitan belajar mahasiswa pada

93
Journal of Education Science (JES), 6(1), April 2020
Zulfahmi, Handayani

matakuliah kimia dasar yang menjadi faktor akan digunakan memadai, maka
penyebab kesulitan penguasaan materi dan pelaksanaannya akan lebih baik.
pelaksanaan praktikum. Hubungan antara
Kesesuaian materi antara praktikum Kimia
nilai praktikum dan teori Kimia Dasar
Dasar dengan mata kuliah Kimia Dasar telah
didapatkan bahwa ada sebagian mahasiswa
dijelaskan di kajian pustaka. Tiap praktikum
yang memiliki nilai praktikum Kimia Dasar
memiliki kesesuaian dengan materi Kimia
yang rendah namun memiliki nilai teori Kimia
Dasar. Sebelum melakukan praktikum,
Dasar yang tinggi. Hal ini disebabkan karena
mahasiswa diharuskan mengikuti kegiatan pra
mahasiswa tersebut mampu memahami dan
lab atau biasa disebut dengan responsi. Pada
siap dalam ujian mata kuliah Kimia Dasar
proses responsi, mahasiswa diberikan
secara teori, namun belum bisa
sejumlah pertanyaan menyangkut keterkaitan
mengintegrasikannya di dalam praktikum.
materi dengan praktikum yang akan
Begitu pula sebaliknya, ada yang dijalankan. Pelaksanaan responsi dilakukan
memiliki nilai praktikum yang tinggi namun untuk menggali lebih dalam lagi pengetahuan
memiliki nilai teori yang rendah. Hal ini (kognitif) tiap individu sehingga diharapkan
disebabkan oleh karena mahasiswa tersebut dapat membantu dalam memahami
mampu memahami dan melakukan praktikum keterkaitan materi. Pada proses pembuatan
dengan baik, melakukan kerja sama yang baik laporan, mahasiswa diharapkan mampu
sesama praktikan dalam melakukan mengintegrasikan materi, kegiatan, dan hasil
praktikum. Rendahnya nilai teori Kimia Dasar pengamatan pada laporan yang dibuat.
yang didapatkan disebabkan karena
mahasiswa tersebut belum mampu 4. Kesimpulan
mengintegrasikan apa yang didapatkan di 1. Hambatan yang menyebabkan kesulitan
praktikum dengan di perkuliahan. Selain itu, belajar kimia dasar mahasiswa Jurusan
penilaian juga dilakukan dengan Farmasi adalah pada kemmpuan
mempertimbangkan aspek afektif dari tiap penguasaan materi dan pelaksanaan
mahasiswa. praktikum
2. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil
Pelaksanaan praktikum Kimia Dasar analisis data yang dilakukan, maka dapat
didasarkan pada pembagian kelompok untuk disimpulkan bahwa ada korelasi yang
tiap kelas dan praktikum yang dilakukan. positif dan sangat kuat antara nilai
Dalam sekali pertemuan, tiap kelompok Praktikum Kimia dan nilai teori kimia
melaksanakan praktikum yang berbeda-beda. dasar dengan thitung > ttabel atau 5,071 >
Hal ini menyebabkan ada kelompok yang 2,060 pada taraf signifikansi 5% maka
mendapatkan praktikum yang seharusnya dapat disimpulkan bahwa terdapat
belum didapatkan karena materi Kimia Dasar korelasi antara nilai Praktikum Kimia
pada proses perkuliahan juga belum diterima. dan nilai teori kimia dasar adalah
signifikan dan nilai rxy = 0,712.
Pelaksanaan praktikum dengan proses
3. Pada faktor lingkungan masyarakat,
perkuliahan Kimia Dasar idealnya berjalan
secara statistik didapatkan bahwa secara
secara bersama-sama. Kekurangan alat dan
kseseluruhan dari delapn faktor yang
bahan di Laboratorium merupakan hal yang
diselidiki memiliki pengaruh cukup besar
paling berpengaruh terhadap jalannya
yaitu 69,73%.
praktikum. Pelaksanaan praktikum di
laboratorium sangat tergantung akan
ketersediaan alat dan bahan yang akan
dipergunakan. Apabila alat dan bahan yang

94
Journal of Education Science (JES), 6(1), April 2020
Zulfahmi, Handayani

5. Referensi
Anas, S. 2018. Pengantar Statistik
Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian.


Jakarta: Trineka Cipta.
Darminto. 2006. Pembelajaran Kimia yang
Berkualitas. Jurnal Kimia dan
Pendidikan Kimia “Chemica”,
Edisi Khusus 2 Oktober 2006,
Universitas Negeri Makassar,
Indonesia. Hal 51-63

Effendy. 2002. Upaya Mengatasi Kesalahan


Konsep dalam Pembelajaran Kimia
dengan Menggunakan Strategi
Konlik Kognitif. Jurnal Media
Komunikasi Kimia. No. 2 th 6.

Eny, E, Hairida & Mulyati. 2004.


Meningkatkan Pemahaman Siswa
Melalui Pemahaman Siswa Melalui
Strategi Peta Konsep Disertai
Penulisan Jurnal dalam Setting
Pembelajaran Konsep Kimia
Karbon yang Didasari
Konstruktivisme. Laporan
Penelitian. Universitas
Tanjungpura: Pontianak.
Ghufron, M. Nur & Rini Risnawati. 2015.
Kesulitan Belajar Pada Anak:
Identifikasi Faktor yang Berperan.
Elementary. 3(2): 297-311.
Prayitno. 1995. Materi Layanan
Pembelajaran. Bahan Pelatihan
Bimbingan dan Konseling (“Dari
Pola Tidak Jelas ke Pola Tujuh
Belas”). Depdikbud. Jakarta.

Sugiyono. 2006. Statistik Untuk


Pendidikan. Bandung: CV.
Alfabeta.

95

Anda mungkin juga menyukai