Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal.

36-45
Program Studi Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995
Universitas Sebelas Maret http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK


KESULITAN BELAJAR KIMIA SMA KELAS XI
SEMESTER I MENGGUNAKAN
MODEL TESLET

Lian Kusumaningrum1* , Sri Yamtinah2, Agung Nugroho Catur Saputro2


1
Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia
2
Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

* Keperluan korespondensi, tel: 081227182520, email: jengtina_sp@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengembangkan instrumen tes diagnostik model teslet
sebagai instrumen pendeteksi kesulitan belajar kimia siswa SMA kelas XI semester I sesuai
tahapan pengembangan Borg&Gall (1983), (2) Mengetahui karakteristik butir soal instrumen tes
diagnostik model teslet, (3) Menghasilkan profil siswa secara individu untuk mendeteksi
kesulitan belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and
Development) yang dikembangkan oleh Borg&Gall (1983) dengan tahapan yang
disederhanakan menjadi 7 langkah. Teknik analisis data yang digunakan adalah dekriptif
kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif didapatkan dari validasi oleh tim ahli yang merupakan
guru mata pelajaran kimia dan dosen di lingkungan program studi Kimia FKIP UNS; dan uji
terbatas dengan subjek siswa kelas XII SMA Negeri 1, SMA Negeri 5, dan SMA Batik 2
Surakarta; dan angket kepuasan pengguna program penskoran dan profil siswa yang diperoleh
dari guru. Data kuantitatif yang digunakan untuk menentukan kriteria butir soal didapatkan
melalui uji lapangan dengan subjek siswa kelas XI SMA Negeri 1, SMA Negeri 5, dan SMA
Batik 2 Surakarta. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa: (1) Instrumen tes
diagnostik model teslet dapat dikembangkan menurut tahapan pengembangan Borg&Gall
(1983) untuk mendeteksi kesulitan siswa SMA kelas XI semester I yang direduksi menjadi 7
langkah, khususnya pada materi Termokimia, (2) Karakteristik butir soal instrumen tes
diagnostik model teslet yang dihasilkan memiliki validitas isi pada rentang 0, ” &9”
reliabilitas 0,85; tingkat NHVXNDUDQ EHUDGD SDGD UHQWDQJ ” 7.” GD\D EHGD SDGD
UHQWDQJ ” '%” 68; kunci jawaban 75% sudah efektif; pengecoh 65% sudah efektif (3)
Instrumen tes diagnostik model teslet ini dapat menghasilkan profil siswa secara individu untuk
mendeteksi kesulitan belajar siswa yang telah diuji melalui angket kepuasan pengguna, yaitu
guru mata pelajaran kimia SMA kelas XI di sekolah uji coba.

Kata kunci: Kesulitan belajar, tes diagnostik, teslet, Termokimia, profil siswa.

PENDAHULUAN mental tersebut didorong oleh rasa ingin


Hakikat pembelajaran sains adalah tahu untuk memahami fenomena alam.
sebagai cara berpikir (a way of thinking), Sebagai cara penyelidikan, sains
cara penyelidikan (way of investigating), memberikan gambaran tentang
dan sekumpulan pengetahuan (a body pendekatan-pendekatan dalam
of knowledge). Sebagai cara berpikir, menyusun pengetahuan. Observasi dan
sains merupakan aktivitas mental prediksi merupakan dasar sejumlah
(berpikir) orang-orang yang bergelut metode dalam menyelesaikan masalah
dalam bidang yang dikaji. Para ilmuan pengetahuan. Sebagai sekumpulan
berusaha mengungkap, menjelaskan, pengetahuan, sains merupakan
serta menggambarkan fenomena alam. susunan sistematis hasil temuan yang
Ide-ide dan penjelasan suatu gejala dilakukan para ilmuan. Hasil temuan
alam tersusun dalam pikiran. Kegiatan tersebut berupa fakta, konsep prinsip,

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 36


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal. 36-45

hukum, teori, maupun model ke dalam makroskopik (berkaitan dengan apa


kumpulan pengetahuan sesuai dengan yang terobservasi), dimensi simbolik
bidang kajiannya, misalnya biologi, (lambang, formula, persamaan), dan
kimia, fisika, dan sebagainya [1]. dimensi sub-mikroskopik (atom, ion,
Terdapat tiga fokus utama pembelajaran struktur molekul) [5]. Berpikir dalam tiga
sains di sekolah, yaitu (1) sains sebagai dimensi ini merupakan tuntutan disiplin
produk, dengan pemberian berbagai ilmu kimia, namun pada saat yang sama
pengetahuan ilmiah yang dianggap pekerjaan berpindah-pindah diantara
penting untuk diketahui siswa (hard tiga dimensi ini acapkali dipandang
skills); (2) sains sebagai proses, yang sebagai penyebab kimia sebagai disiplin
berkonsentrasi pada sains sebagai ilmu yang sukar dipelajari. Penguasaan
metode pemecahan masalah untuk kimia oleh siswa menjadi semakin baik
mengembangkan keahlian siswa dalam ketika diberi penilaian kinerja bentuk
memecahkan masalah (hard skills and keterampilan tulisan karena bentuk
soft skills); (3) pendekatan sikap dan penilaian ini terdiri dari beberapa pilihan,
nilai ilmiah serta kemahiran insaniah yaitu bentuk uraian/ essai dan objektif
(soft skills) [2]. seperti pilihan ganda, mengisi,
Ilmu kimia mempelajari bangun menjodohkan, dan benar salah [6].
(struktur) materi dan perubahan- Penilaian kinerja keterampilan tulisan
perubahan yang dialami materi ini dalam bertujuan untuk mengukur aspek
proses-proses alamiah maupun tertentu seperti aspek kognitif misalnya
eksperimen yang direncanakan. Melalui menginterpretasikan, mengaplikasi,
kimia kita mengenal susunan menganalisis, mensintesis, dan
(komposisi) zat dan penggunaan bahan- mengevaluasi.
bahan tidak bernyawa, baik alamiah Salah satu bentuk penilaian kinerja
maupun buatan, dan mengenal proses- bentuk tulisan yang dilakukan guru
proses penting dalam benda hidup, pengampu mata pelajaran kimia kelas
termasuk tubuh kita sendiri [3]. Titik XI SMA Negeri 1 Surakarta adalah tes.
tolak kimia adalah reaksi kimia, dan ilmu Selain pada soal uraian, siswa juga
pengetahuan kimia memperhatikan diwajibkan untuk menyertakan alasan
setiap pandangan atau anggapan yang pendukung atau langkah-langkah dalam
dapat dipikirkan mengenai perubahan- menyelesaikan soal pilihan berganda.
perubahan tersebut mencakup: unsur- Hal tersebut ditempuh dengan tujuan
unsur kimia dalam keadaan bebas atau untuk mengurangi kelemahan-
bersenyawa; reaksi, pengalihan, kelemahan yang dimiliki soal pilihan
perubahan, dan saling pengaruh antara berganda yaitu menerka-nerka jawaban
unsur-unsur kimia dan (blind guessing). Dari alasan maupun
persenyawaannya; tujuan, pengarahan langkah-langkah yang diterapkan siswa
dan peramalan, arti dan penilaian dalam menyelesaikan item tes tersebut
(dengan metode langsung maupun tak dapat diperoleh gambaran mengenai
langsung), penerapan dan mekanisme kemampuan siswa dalam menerapkan
proses; dan gejala-gejala dasar dan konsep, menganalisa permasalahan,
tenaga alam mengenai penerapannya atau mengevaluasi suatu keputusan,
pada reaksi, ekstraksi, kombinasi, yang mana mengambil kebaikan dari tes
proses, adisi, sintesis, penguraian, bentuk uraian. Namun begitu masalah
penandaan, dan analisis [4]. waktu pengoreksian dan banyaknya
Salah satu mata pelajaran sains jumlah item yang dikoreksi menjadi
yang wajib bagi siswa Sekolah permasalahan yang selalu mengiringi.
Menengah Atas (SMA) jurusan Ilmu Pada kenyataannya, dalam proses
Pengetahuan Alam (IPA) adalah mata belajar-mengajar hanya diperhatikan
pelajaran kimia. Berbagai peristiwa alam tahap-tahap penyampaian materi, tanpa
yang ditemukan sehari-hari juga dapat melihat perbedaan waktu yang
dipelajari di dalam ilmu kimia. Kajian dibutuhkan oleh masing-masing siswa
dalam ilmu kimia melibatkan tiga dalam memahami materi tersebut.
dimensi penalaran, yaitu dimensi Akibatnya, siswa yang memiliki

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 37


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal. 36-45

kemampuan menangkap materi yang dengan kemampuan awal yang dimiliki


cepat akan merasa bosan, sedangkan oleh peserta didik akan memberikan
siswa yang kemampuan menangkap penguatan yang baik bagi peserta didik
materinya lambat akan bingung karenan untuk dapat mencapai sasaran target
belum sepenuhnya memahami materi KKM di sekolahnya [10].
yang disampaikan. Hasil prestasi belajar Menurut penuturan guru pengampu
belajar merupakan salah satu indikasi mata pelajaran kimia, pada umumnya
adanya kesulitan belajar yang dialami siswa kesulitan yang dihadapi siswa
siswa. Jumlah yang mengalami sering ditemui pada pokok bahasan
kesulitan belajar ini menurut yang berhubungan dengan perhitungan.
pengalaman tidak sedikit. Untuk Kesulitan belajar adalah peristiwa yang
memberikan bantuan yang efektif menunjukkan bahwa dalam mencapai
kepada siswa yang mengalami kesulitan tujuan pembelajaran, sejumlah siswa
belajar, perlu dilakukan observasi mengalami kesulitan dalam menguasai
dimana letak kesulitan belajar untuk secara tuntas bahan yang dipelajari. [8].
mendapatkan terapi yang tepat [7]. Pada materi pelajaran kimia kelas XI
Dalam wawancara yang dilakukan semster I, hasil angket siswa yang
terhadap guru pengampu mata menyatakan 38,4% kesulitan pada
pelajaran kimia kelas XI SMA Batik 2 pokok bahasan termokimia; 28,5%
Surakarta, penilaian hasil prestasi kesulitan pada pokok bahasan
belajar dilakukan di akhir pembelajaran kesetimbangan kimia; 17,9% kesulitan
suatu pokok bahasan yang dapat pada pokok bahasan laju reaksi; dan
mencakup satu sampai dua kompetensi 15,2% kesulitan pada pokok bahasan
dasar. Dari penilaian hasil prestasi sruktur atom, sistem periodik unsur, dan
belajar yang telah dilaksanakan, dapat ikatan kimia. Berdasarkan hasil angket
diambil keputusan untuk melaksanakan tersebut, peneliti memutuskan untuk
remidial teaching atau remidial test menjadikan materi Termokimia sebagai
terhadap siswa yang nilainya belum objek penelitian.
memenuhi kriteria ketuntasan minimal Bentuk tes ada bermacam macam,
(KKM). yang akrab digunakan dalam evaluasi
Tes merupakan salah satu bentuk oleh guru mata pelajaran kimia adalah
instrumen yang digunakan untuk bentuk objektif dengan tipe pilihan
melakukan pengukuran. Alat ukur berganda (multiple choice) dan bentuk
berupa tes umumnya memberikan uraian dengan tipe uraian objektif.
informasi tentang karakteristik kognitif Bentuk objektif dengan tipe pilihan
dari penempuh tes [8]. Pemberian tes berganda memiliki keunggulan
diagnostik pada peserta didik sangat diantaranya, dapat mencakup banyak
efektif untuk mengetahui program bahan yang diujikan, hasil penilaian
pelaksanaan pengajaran yang lebih objektif, dan hanya memerlukan
ditetapkan dalam rangka memonitor waktu singkat untuk memeriksanya.
ketercapaian pelaksanaan proses Diperlukan waktu cukup lama untuk
belajar mengajar. Hasil penilaian tes menghasilkan soal pilihan berganda
diagnostik digunakan untuk mengetahui yang berkualitas baik, selain itu
kelemahan-kelemahan peserta didik kemampuan mengadakan analisa dan
sampai sejauh mana bahan yang sintesa dari siswa kurang teruji. Bentuk
diajarkan sudah dapat diterima [9]. Hasil uraian dengan tipe uraian objektif
tes diagnostik ini dapat digunakan oleh memiliki keunggulan diantaranya,
pendidik pada remidial. Pemberian tes mudah untuk disusun, dapat
diagnostik dengan remidial yang membedakan siswa dengan
dilakukan oleh pendidik dapat kemampuan berpikir tingkat tinggi dan
membantu pencapaian nilai peserta rendah, dan dapat digunakan untuk
didik sesuai target KKM yang telah mengetahui kemampuan analisa dan
ditetapkan pada mata pelajaran. sintesa seorang siswa. Namun
Pelaksanaannya baik di luar jam belajar sedikitnya bahan tes yang bisa diujikan,
maupun pada jam belajar dihubungkan waktu pengoreksian yang lama, dan

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 38


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal. 36-45

subjektifitas penilai terhadap siswa yang METODE PENELITIAN


dinilai menjadi kekurangan bentuk tes ini Penelitian ini merupakan penelitian
[11]. dan pengembangan (Research and
Dalam penelitian ini, peneliti Development) yang dikembangkan oleh
mengembangkan teslet sebagai dengan tahapan yang disederhanakan
alternatif instrumen tes untuk menjadi 7 langkah yaitu; studi
mendiagnosis kesulitan belajar siswa. pendahuluan, perencanaan,
Teslet merupakan serangkaian item pengembangan rancangan produk awal,
yang terdiri dari benar atau salah yang uji terbatas, revisi uji terbatas, uji
disajikan sedemikian hingga berwujud lapangan, revisi uji lapangan. [12].
pertanyaan tunggal yang sistem Teknik analisis data yang digunakan
penilaiannya tertentu [12]. Teslet sesuai adalah dekriptif kualitatif dan kuantitatif.
digunakan untuk soal yang memiliki Data kualitatif didapatkan dari validasi
keterkaitan konsep dan bersifat oleh tim ahli yang merupakan guru mata
hierarkis. Model pilihan ganda pelajaran kimia dosen di lingkungan
berjenjang yang memadukan kebaikan program studi Kimia FKIP UNS; dan uji
bentuk tes model pilihan berganda dan terbatas dengan subjek 36 siswa kelas
uraian objektif seperti model teslet, XII SMA Negeri 1, SMA Negeri 5, dan
diharapkan dapat memfasilitasi guru SMA Batik 2 Surakarta; dan angket
agar dapat mendeteksi kesulitan belajar kepuasan pengguna program penskoran
kimia yang dialami siswa dengan efektif dan profil siswa yang diperoleh dari
dan efisien. Guru juga dapat guru. Data kuantitatif yang digunakan
mencermati kemampuan berpikir siswa untuk menentukan kriteria butir soal
melalui tingkatan soal yang telah didapatkan melalui uji lapangan dengan
disusun dan melakukan penilaian subjek 167 siswa kelas XI SMA Negeri
secara cepat. 1, SMA Negeri 5, dan SMA Batik 2
Berdasarkan kajian teoretik dan Surakarta.
empirik yang telah dilakukan dari segi
penskoran, testlet lebih praktis
HASIL DAN PEMBAHASAN
dibanding bentuk uraian karena
1. Produk Tes Diagnostik Model
penskoran dapat dilakukan secara
Teslet
objektif dan bersifat politomus. Pada tes
Instrumen tes diagnostik yang
bentuk uraian tidak dapat dilakukan
telah disusun berjumlah 40 butir soal
penskoran secara objektif. Walaupun
pilihan ganda bertingkat (teslet)
ada kelemahan penskoran testlet secara
dengan materi yang dipergunakan
politomus yaitu menggunakan jumlah
adalah Termokimia. Materi ini
benar secara total sehingga kehilangan
merupakan representasi dari satu
informasi yang berisi bentuk yang tepat
standar kompetensi yaitu, memahami
dari respons penempuh tes, namun
perubahan energi dalam reaksi kimia
dengan pendekatan model Graded
dan cara pengukurannya. Dalam
Response Model (GRM) informasi
standar kompetensi materi
kemampuan penempuh tes akan lebih
termokimia, terdapat dua kompetensi
dapat dijelaskan [13].
dasar yang harus dikuasai oleh siswa
Profil siswa merupakan gambaran
yaitu; mendeskripsikan perubahan
keadaan belajar siswa yang didasarkan
entalpi suatu reaksi, reaksi eksoterm,
pada indikator kompetensi yang telah
dan reaksi endoterm dan
disusun untuk suatu materi pelajaran.
menentukan ¨+ reaksi berdasarkan
Profil siswa dapat digunakan untuk
percobaan, hukum Hess, data
mendeteksi kesulitan siswa menurut
perubahan entalpi pembentukan
indikator yang belum dicapai oleh siswa.
standar, dan data energi ikatan.
Profil siswa dapat dijadikan bahan
Masing-masing kompetensi dasar
masukan bagi siswa secara individu
tersebut diuraikan dalam beberapa
untuk lebih meningkatkan kemampuan
butir indikator kompetensi yang
menguasai materi pelajaran
didiskusikan dengan panelis, agar

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 39


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal. 36-45

dapat mendukung pelaksanaan Penelaahan secara kuantitaif


pengembangan instrumen tes memiliki empat kriteria yang harus
diagnostik yang akan diujikan. Siswa dicermati yaitu: tidak relevan (TR),
ditutuntut mengerjakan perangkat kurang relevan (KR), cukup relevan
soal teslet secara berurutan, agar (CR), dan Relevan (R). Berdasarkan
diketahui tingkatan berpikirnya. perhitungan menggunakan formula
Berikut disajikan contoh penulisan Aiken dengan melibatkan 7 orang
soal pilihan ganda model teslet pada panelis, butir soal dikatakan valid
Gambar 1. secara isi apabila indeks validitas
isinya lebih besar sama denga 0,76.
[13]. Rentang indeks validitas isi yang
Pernyataan berikut digunakan
untuk mengerjakan soal nomor 5 dan 6.
didapatkan pada butir soal adalah
0, ” 9, ” 3DGD SHUKLWXQJDQ
Pada pembentukan 1 mol magnesium didapati 1 soal dengan validitas
sulfat pada keadaan standar dihasilkan
kalor sebesar 1284,9 kJ. dibawah 0,76, dengan indeks
validitas 0,57 yang berarti butir soal
5. Persamaan termokimia yang tepat
untuk reaksi pembentukan tersebut tidak valid, sehingga tidak
PDJQHVLXP VXOIDW DGDODK« layak dipergunakan dalam instrumen
A. MgO(s)+SO3 (s) : 0J624(s) tes diagnostik.
¨+ -1284,9 kJ Penelaahan kualitatif meliputi
B. Mg(s)+S(s)+2O2(s) : 0J624(s)
¨+ -1284,9 kJ
materi yang menjadi pokok bahasan
C. 2Mg(s)+S(s)+2O2(s) : 0J2SO4(s) perangkat tes, konstruksi butir soal,
¨+ -1284,9 kJ dan bahasa penulisan butir soal.
D. 2MgO(s)+SO2(s) : 0J2SO4(s) Secara umum didapatkan gambaran
¨+ N- bahwa tiap-tiap butir soal telah baik
E. Mg(s)+S(s)+4O (s) : 0J624(s)
¨+ N- secara materi yang meliputi
6. Persamaan termokimia yang tepat kesesuaian materi dengan
untuk reaksi penguraian kompetensi, ketepatan kunci dan
PDJQHVLXP VXOIDW DGDODK« pengecoh. Secara konstruksi, butir
A. Mg2SO4(s) : 0J2(s)+SO2(s)
¨+ -1284,9 kJ
soal telah dirumuskan secara jelas
B. MgSO4(s) : 0J2(s)+SO3(s) dan tegas, tidak memberi petunjuk ke
¨+ -1284,9 kJ arah jawaban yang benar, tidak
C. MgSO4(s) : 0J(s)+S(s)+4O(s) mengandung pernyataan yang
¨+ N- bersifat negatif ganda, pilihan
D. MgSO4(s) : 0J(s)+S(s)+2O2(s)
¨+ N- jawaban yang berupa angka sudah
E. Mg2SO4(s) : 0J(s)+S(s)+O2(s) disusun berdasarkan urutan besar
¨+ N- kecilnya nilai angka, Gambar, grafik,
tabel, diagram, dan sejenisnya yang
Gambar 1. Contoh Soal Teslet terdapat pada soal sudah jelas dan
berfungsi dengan baik. Secara
2. Validasi Tim Ahli bahasa atau budaya soal sudah
Sebelum diujikan dalam skala menggunakan kaidah bahasa yang
kecil, perangkat tes diagnostik sesuai dengan kaidah bahasa
terlebih dahulu ditelaah oleh tim ahli. Indonesia, menggunakan bahasa
Dalam penelitian ini melibatkan 7 yang komunikatif, dan pilihan
panelis; 3 panelis berasal dari jawaban tidak mengulang kata atau
sekolah tujuan pengujian perangkat frase yang bukan satu kesatuan.
tes, 2 panelis berasal dari SMA N 2
dan SMA N 7 Surakarta, dan 2 3. Hasil Uji Coba
panelis merupakan dosen yang Uji terbatas telah dilaksanakan
berasal dari lingkungan program studi dengan melibatkan 3 sekolah di kota
pendidikan Kimia FKIP UNS. Telaah Surakarta, yaitu SMA Negeri 1, SMA
perangkat soal dilakukan baik secara Negeri 5, dan SMA Batik 2 Surakarta.
kuantitatif maupun kualitatif. Uji ini diikuti oleh 5-10 siswa kelas XII
IPA pada setiap sekolah. Tiap siswa

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 40


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal. 36-45

diberikan satu paket soal model teslet melibatkan masing-masing 2 kelas XI


dengan jumlah item tes 40 butir. IPA pada setiap sekolah yang
Waktu pelaksanaan uji terbatas yaitu ditentukan secara acak. Tiap siswa
90 menit. Uji ini bertujuan untuk diberikan satu paket soal model teslet
mengetahui keterbacaan instrumen dengan jumlah item tes 40 butir.
tes model teslet. Waktu pelaksanaan uji terbatas yaitu
Secara keseluruhan pada uji 90 menit.
terbatas ini, respon siswa baik. Karakteristik butir soal instrumen
Meskipun soal yang diujikan belum tes diagnostik model teslet yang
akrab ditemui siswa di lingkungan dihasilkan memiliki indeks reliabilitas
sekolah, siswa memiliki rasa 0,85 [13]. Indeks kesukaran yang
keingintahuan yang tinggi tercermin dihitung pada uji ini merupakan
dari usaha siswa peserta tes untuk indeks kesukaran bagi seluruh
menyelesaikan instrumen tes diujikan kelompok, yaitu pada rentang ”
tepat waktu, bahkan siswa peserta 7.” 85 yang menandakan soal
tes dapat menyelesaikan sebelum memiliki variasi dari tingkatan soal
waktu yang ditentukan. yang mudah hingga sukar. Untuk
Mempertimbangkan hal tersebut, lebih jelas, indeks kesukaran dapat
maka peneliti dapat berasumsi, dilihat pada Tabel 1. Menurut hasil
dengan kemampuan siswa yang perhitungan daya beda, didapatkan
sama, peserta uji lapangan juga indeks daya beda butir soal berada
dapat menyelesaikan seluruh butir SDGD UHQWDQJ ” '%”
soal dalam instrumen tes diagnostik Selengkapnya hasil perhitungan
tepat pada waktu yang ditentukan. indeks daya beda dpata dilihat pada
Uji lapangan telah dilaksanakan Tabel 2. Berdasarkan kriteria yang
dengan melibatkan 3 sekolah di kota telah ditetapkan, kunci jawaban 75%
Surakarta, yaitu SMA Negeri 1, SMA sudah efektif. Hasil penentuan
Negeri 5, dan SMA Batik 2 Surakarta. efektifitas kunci jawaban dapat dilihat
Pelaksanaan uji lapangan ini pada Tabel 3. Untuk efektifitas
disesuaikan dengan waktu pengecoh 65% sudah efektif,
selesainya penyampaian materi selengkapnya dapat dilihat pada
Termokimia pada sekolah tempat Tabel 4.
diselenggarakannya tes. Uji ini

Tabel 1. Tingkat Kesukaran Butir Soal Teslet

Kriteria Jumlah
No. Indeks TK Nomor Soal
TK Soal
1. Sukar 0,00 ± 0,30 17, 25, 28, 34, 35, 38, 39, 40 8
2. Sedang 0,31 ± 0,70 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 11, 12, 13, 15, 16, 23
18, 19, 20, 21, 26, 28, 29, 30, 31, 32,
33
3. Mudah 0,71 ± 1,00 7, 9, 10, 22, 23, 24, 27, 29, 37 9

Tabel 2. Efektifitas Kunci Jawaban

Jumlah
No. Hasil Keputusan Nomor Soal
Soal
1. Memenuhi kriteria kunci jawaban 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 30
yang baik 13, 14, 15, 16, 17, 18, 21, 22,
23, 26, 27, 30, 31, 32, 33, 36,
37, 39, 40
2. Belum memenuhi kriteria kunci
jawaban yang baik
a. Dipilih kurang dari 25% peserta tes 25, 28, 34, 35, 38 5

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 41


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal. 36-45

Jumlah
No. Hasil Keputusan Nomor Soal
Soal
b. Dipilih lebih dari 75% peserta tes 7, 10, 24, 29 4
c. Pemilih kelompok rendah lebih 19, 20 1
banyak daripada kelompok tinggi

Tabel 3. Efektifitas Pengecoh

Jumlah
No. Hasil Keputusan Nomor Soal
Soal
1. Memenuhi kriteria pengecoh yang efektif 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 26
9, 10, 12,13, 15, 16,
21,22, 23, 24, 26,29,
30, 31, 32,33, 36, 37
2. Belum memenuhi kriteria pengecoh yang
efektif
Jumlah pemilih kelompok tinggi lebih 11, 14, 17, 19, 25, 10
banyak daripada pemilih kelompok rendah 32, 34, 35, 38, 39
pada satu (atau dua) pilihan pengecoh
Terdapat satu (atau dua) pengecoh yang 18, 20, 28, 40 4
menyesatkan pemilih kelompok tinggi,
sedang kelompok rendah tidak ada yang
terjebak
Jumlah pemilih kelompok tinggi maupun 19, 27, 28 3
kelompok rendah memilih salah satu (atau
dua) pengecoh sama banyak
Terdapat satu (atau dua) pengecoh yang 39 1
tidak dipilih kedua kelompok

Tabel 4. Daya Beda Butir Soal

Kriteria Daya Indeks Jumlah


No. Nomor Soal
Beda Daya Beda Soal
1. Diterima baik (DB) 0,40 ± 1,00 1, 2, 3, 4, 5, 6, 12, 13, 15, 18
16, 22, 23, 26, 30, 31, 32,
33, 36
2. Diterima dengan 0,30 ± 0,39 7, 8, 9, 10, 14, 24, 29, 34, 9
perbaikan (DP) 40
3. Diperbaiki (P) 0,20 ± 0,29 17, 18, 21, 25, 35, 37, 38 7
4. Diganti (G) -1,00 ± 0,19 11, 19, 20, 27, 28, 39 6

4. Kajian Produk Akhir dipersoalkan, bercampuraduknya


Dari 40 butir soal yang bahan pengajaran dari berbagai
dihasilkan, terdapat 6 butir soal yang ruang lingkup, dan penggunaan
perlu diganti. Perbaikan terhadap istilah yang belum dikenal siswa.
soal hasil uji lapangan ini merupakan Beberapa hal terkait dengan
produk akhir dari rangkaian penelitian pengukuran bagi peserta didik, yakni
dan pengembangan sesuai tahapan pengujian, prognosis dan diagnosis.
yang dikemukakan oleh Borg&Gall Pengujian merupakan pemberian tes
[12]. Pada kenyataannya, perangkat kepada peserta didik, secara struktur
soal tes diagnostik model teslet yang bisa berupa respons bersifat data
telah disusun oleh peneliti memiliki kuantitatif. Diagnosis mengandung
beberapa kekurangan, diantaranya makna untuk membedakan suatu
kurang rujuknya jawaban yang keadaan setiap individu peserta didik,
disediakan dengan masalah yang melalui identifikasi spesifik tentang

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 42


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal. 36-45

hambatan pada unsur materi yang mengenai prestasi siswa. Untuk


tidak dapat dipahaminya melalui mendukung hal tersebut, peneliti
pendekatan tertentu. Melalui proses membuat Program Analisis Tes
diagnosis, saat pengukuran Diagnostik Materi Termokimia. Guru
mengandung prognosis (prediksi) menginputkan jawaban masing-
yang terjadi akan datang secara masing siswa pada program tersebut,
eksplisit dan implisit. Prognosis kemudian skor jawaban siswa akan
merupakan rekam jejak keadaan saat muncul sesuai dengan menggunakan
ini, dan upaya bagaimana melakukan pedoman penskoran yang telah
perbaikan atau remidial agar dibuat oleh peneliti. Rubrik penilaian
diperoleh gambaran sejauh mana yang digunakan adalah rubrik dengan
adanya perubahan. Remidial 3 kategori dan 4 kategori penilaian.
merupakan perbaikan, tidak hanya Skor item tersebut selanjutnya
untuk peserta didik tetapi juga bagi digunakan sebagai dasar untuk
pengajar. [14]. mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
Penerapan standar yang sama Pemaknaan kesulitan belajar
pada respons seluruh siswa menurut skor ini dibuat dengan
merupakan bagian yang penting menyesuaikan indikator yang telah
dalam penskoran model Graded disepakati sebelumnya antara peneliti
Respond Model (GRM), untuk dengan guru.
memperoleh pengukuran yang valid

Tabel 5. Contoh Profil Siswa


Makna
Skor Skor
No. Jawab Kemampuan yang Sudah Kemampuan yang
Item Teslet
Dikuasai Belum Dikuasai
1 A 1 2 Dapat mendeskripsikan
2 E 1 reaksi endoterm dan
Sudah Tuntas
menentukan perubahan
entalpi reaksi endoterm
13 B 0 0 Dapat mendeskripsikan
14 B 0 tentang perubahan
-
entalpi pembakaran
VWDQGDU ¨+c°)
18 A 1 1 Dapat menghitung Dapat menentukan
19 C 0 besarnya kalor reaksi yang SHUXEDKDQ HQWDOSL ¨+
diserap/ dilepaskan suatu reaksi
selama reaksi berlangsung
39 B 0 0 Dapat memperkirakan
40 C 1 rupiah yang diperlukan
untuk menghasilkan
- energi suatu bahan
bakar berdasarkan nilai
kalor bahan bakar yang
dihasilkan

Menurut profil siswa yang KESIMPULAN


disajikan, diperoleh kesimpulan
Dari hasil penelitian, maka dapat
bahwa siswa tersebut telah
diambil simpulan sebagai berikut:
menguasai kemampuan untuk
1. Instrumen tes diagnostik model
mengidentifikasi reaksi endoterm dan
teslet dapat dikembangkan menurut
belum menguasai kemampuan untuk
tahapan pengembangan Borg&Gall
mendeskripsikan tentang perubahan
(1983) untuk mendeteksi kesulitan
HQWDOSL SHPEDNDUDQ VWDQGDU ¨Hc°)
siswa SMA kelas XI semester I yang

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 43


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal. 36-45

direduksi menjadi 7 langkah, Untuk Universitas Edisi Keenam


khususnya pada materi Termokimia ± Jilid 1. Terj. Aloysius Hadyana
2. Karakteristik butir soal instrumen tes Pudjaatmaka. Jakarta: Erlangga
diagnostik model teslet yang
[4] Von Herbert Vossen. (1986).
dihasilkan memiliki validitas isi pada
Kopendium Didaktik Kimia. Terj.
UHQWDQJ ” &9” UHOLDELOLWDV
Soeparmo. Bandung: Remadja
0,85; tingkat kesukaran berada pada
Karya.
rentang 0, ” 7.” 85, daya beda
SDGD UHQWDQJ ” '%” 68; kunci [5] Sirhan, G. (2007). Learning
jawaban 75% sudah efektif; Difficulties in Chemistry: An
pengecoh 65% sudah efektif Overview. Jorunal of Turkish
3. Instrumen tes diagnostik model Education, 4 (2), 2-20.
teslet ini dapat menghasilkan profil [6] Firman, H. (2007). Pendidikan
siswa secara individu untuk Kimia dalam Ilmu dan Aplikasi
mendeteksi kesulitan belajar siswa Pendidikan. Bandung: Imperial
yang telah diuji melalui angket Bhakti Utama.
kepuasan pengguna, yaitu guru
mata pelajaran kimia SMA kelas XI [7] Arifin, M. (1995). Pengembangan
di sekolah uji coba. Program Pengajaran Bidang
Studi Kimia. Surabaya: Airlangga
UCAPAN TERIMA KASIH University Press.
Terimakasih kami ucapkan kepada [8] Suwarto. (2013). Pengembangan
Ibu Dra. Arni Astuti, M.Pd., selaku guru Tes Diagnostik Dalam
mata pelajaran Kimia SMA Negeri 1 Pembelajaran. Yogyakarta:
Surakarta; Bapak Drs. Ari Harnanto, Pustaka Pelajar.
M.Si., selaku guru mata pelajaran Kimia
SMA Negeri 5 Surakarta; Bapak [9] Supranata, S. (2004). Validitas,
Ispriyanto, S.Pd., M.Pd., selaku guru Reliabilitas, dan Interpretasi
mata pelajaran Kimia SMA Batik 2 Hasil Tes Implementasi
Surakarta; Ibu CME Widyastuti, S.Pd., Kurikulum 2004. Bandung:
M.M., selaku guru mata pelajaran Kimia Remaja Rosdakarya.
SMA Negeri 2 Surakarta; Ibu Dra. Reni [10] Sadono dan Rahayu, W. (2012).
Ernawati, M.Pd., selaku guru mata Tes Diagnostik Untuk Program
pelajaran Kimia SMA Negeri 7 Remidial Pada Pembelajaran
Surakarta; Bapak Dr. Muhammad Matematika. Jurnal Evaluasi
Masykuri, M.Si., selaku dosen ahli Pendidikan, 3 (1), 95-106.
bidang Kimia Fisika; Ibu Budi Utami,
S.Pd., M.Pd., selaku dosen ahli bidang [11] Hadiat, Kertiasa, N.,
Pendidikan Kimia; beserta seluruh pihak Padmawinata, D., Sukarno.
yang turut berperan dalam penelitian ini. (1981). Dasar-Dasar Pendidikan
Sains. Jakarta: Bhatara Karya
DAFTAR RUJUKAN Aksara.

[1] Fatonah, S. dan Prasetyo, K. [12] Embretson, S.E & Reise, S.P.
(2014). Pembelajaran Sains. (2000). Item Response Theory
Yogyakarta: Ombak. for Psychologist. New Jersey:
Lawrence Erlbaum Associates.
[2] Rokhimawan. (2012).
Pengembangan Soft Skill Guru [13] Susongko, P. (2010).
Dalam pembelajaran Sains SD/ Perbandingan Keefektifan
MI Masa Depan yang Bervisi Bentuk Tes Uraian dan Teslet
Karakter Bangsa. Al-Bidayah, 4 Dengan Penerapan Graded
(1), 49-61. Response Model (GRM). Jurnal
Penelitian dan Evaluasi
[3] Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., Pendidikan, 14 (2), 269-288
Wood, J.H. (1984). Ilmu Kimia

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 44


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal. 36-45

[12] Borg, W.R. & Gall, M.D. (1983).


Educational Research An
Introduction. New York &
London: Longman.
[13] Aiken, L.R. (1985). Three
Coefficients for Analyzing the
Reliability ang Validity of Ratings.
Educational and Psychological
Measurement, 45, 131-142.
[14] Kuswana, W.S. (2011).
Taksonomi Berpikir. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 45

Anda mungkin juga menyukai