Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL JANTUNG

Disusun oleh :

Nama : Ginda riesti br surbakti


Nim : 2019004
M.kuliah :keperawatan jantung
Dosen :Romaulina EG.Siallagan.S.Kep,Ns,M.Kep

AKADEMI AKPER COLUMBIA ASIA MEDAN


T/A 2022/2023
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR MEDIS


1. Definisi
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami kegagalan
dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara
adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih
banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal.
Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang
melemah tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai akibatnya, ginjal sering merespons dengan
menahan air dan garam. Hal ini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh
seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi bengkak (congestive)
(Udjianti, 2010).

2. Etiologi
a. Kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan menurunnya
kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup
ateriosklerosis koroner, hiprtensi arterial, dan penyakit degeneratif atau inflamasi
b. Aterosklerosis koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi
hipoksia dan asidosis (akibat penumpuikan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung)
biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif,
berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi yang secara langsung merusak serabut jantung,
menyebabkan kontraktilitas menurun.
a. Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload)
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mngakibatkan hipertrofi serabut otot jantung
b. Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
menyebabkan kontraktilitas menurun.
c. Penyakit jantung lain.
Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang secara langsung
mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat mencakup gangguan aliran darah yang masuk
jantung (stenosis katup semiluner), ketidak mampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade,
perikardium, perikarditif konstriktif, atau stenosis AV), peningkatan mendadak after load.
d.Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal jantung.
Meningkatnya laju metabolisme(mis : demam, tirotoksikosis ), hipoksia dan anemia memerlukan
peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia dan anemia juga
dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis respiratorik atau metabolik dan abnormalitas
elekttronik dapat menurunkan kontraktilitas jantung.

3.Patofisiologi
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan kontraktilitas jantung yang
menyebabkan curah jantung lebih rendah dari normal. Dapat dijelaskan dengan persamaan CO = HR
x SV di mana curah jantung (CO: Cardiac output) adalah fungsi frekuensi jantung (HR: Heart Rate) x
Volume Sekuncup (SV: Stroke Volume).
Frekuensi jantung adalah fungsi dari sistem saraf otonom. Bila curah jantung berkurang,
sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila
mekanisme kompensasi ini gagal untuk mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka
volume sekuncup jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.
Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi, yang tergantung pada 3
faktor, yaitu: (1) Preload (yaitu sinonim dengan Hukum Starling pada jantung yang menyatakan
bahwa jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan
oleh panjangnya regangan serabut jantung); (2) Kontraktilitas (mengacu pada perubahan kekuatan
kontraksi yang terjadi pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung
dan kadar kalsium); (3) Afterload (mengacu pada besarnya casino online

4. Manifestasi klinik
Gejala yang muncul sesuai dengan gejala gagal jantung kiri diikuti gagal jantung kanan dapat
terjadinya di paru-paru karena peningkatan kebutuhan oksigen. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
tanda-tanda gejala gagal jantung kongestif biasanya terdapat bunyi derap dan bising akibat regurgitasi
mitral (Masjoer, Arif dkk,2001)
Tanda dominan Meningkatnya volume intravaskuler. Kongestif jaringan akibat tekanan arteri
dan vena meningkat akibat penurunan curah jantung. Manifestasi kongesti dapat berbeda tergantung
pada kegagalan ventrikel mana yang terjadi .
a. Gagal jantung kiri : Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak
mampu memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis yang terjadi yaitu :
1) Dispneu
Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu pertukaran gas. Bebrapa pasien
dapat mengalami ortopnu pada malam hari yang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea ( PND)
2) .Batuk
3).Mudah lelah
Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan
oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil metabolisme. Juga terjadi karena meningkatnya
energi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi karena distress pernafasan dan
batuk.
4) Kegelisahan dan kecemasan
Terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan
bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik.
b. Gagal jantung kanan:
● Kongestif jaringan perifer dan viseral.
● Edema ekstrimitas bawah (edema dependen), biasanya edema pitting, penambahan berat
badan.
● Hepatomegali. Dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat
pembesaran vena di hepar.
● Anorexia dan mual. Terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam rongga
abdomen.
● Nokturia (kencing dimalam hari)
● Kelemahan.

4. Pemeriksaan Diagnostik
● EKG; mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis, iskemia dan
kerusakan pola.mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi, infark/fibrilasi atrium, ventrikel
hipertrofi, disfungsi pentyakit katub jantung.
● Rontgen dada; Menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan mencerminkan dilatasi atau
hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulnonal.
● Scan Jantung; Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan jantung.
● Kateterisasi jantung; Tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan membantu membedakan
gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosis katub atau insufisiensi serta mengkaji potensi arteri
koroner.
● Elektrolit; mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal, terapi
diuretic.
● Oksimetri nadi; Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika CHF memperburuk PPOM.
● AGD; Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia dengan
peningkatan tekanan karbondioksida.
● Enzim jantung; meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan jantung,missal infark
miokard (Kreatinin fosfokinase/CPK, isoenzim CPK dan Dehidrogenase Laktat/LDH,
isoenzim LDH).

5. Penatalaksanaan klinis
Non Farmakologis
a. CHF Kronik
1) Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi oksigen melalui
istirahat atau pembatasan aktivitas.
2) Diet pembatasan natrium
3) Menghentikan obat-obatan yang memperparah seperti NSAIDs karena efek prostaglandin pada
ginjal menyebabkan retensi air dan natrium
4) Pembatasan cairan (kurang lebih 1200-1500 cc/hari)
5) Olah raga secara teratu

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
GAGAL JNATUNG

Nama Mahasiswa : Asma


Ruangan : Lontara 1 Bawah Depan ( Cardio )
Tanggal Pengkajian : 26 januari 2022

A. IDENTITAS DIRI KLIEN


Nama : Tn ” Y ” Tgl masuk RS : 25 januari 2022
TTL : 31 /12/1934 Sumber Informasi : Pasien, keluarga, RM
Umur : 81 Tahun Keluarga yg dapat dihubungi : Ny.”M”
Alamat : Jl.A.Paccerakkang Pendidikan : S1
Status Perkawian : Menikah Pekerjaan : IRT
Agama : Kristen Alamat : jl.A.Pacerakkang
Suku : Toraja NO RM. : 748905
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pensiunan PNS

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama : sesak nafas
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien masuk rumah sakit pada tanggal 12 Maret 2016 dengan keluhan sesak nafas, perut membesar
yang dialami sejak 4 minggu terakhir,perut dirasakan semakin hari semakin membesar.
3. Keluhan saat dikaji :
Pada saat pengkajian tanggal 14 Maret 2016 klien masih mengeluh sesak nafas, batuk, tampak asites,
aktifitas klien dibantu keluarga, klien mengatakan merasa lemas, tampak udem pada ekstremitas
bawah, terpasang IVFD NaCl 0,9 % 20 tpm, terpasang kateter 500 cc.
4. Terapi yang dijalani :
Saat ini klien hanya minum obat sesuai dengan instruksi dokter.

C. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


1. Riwayat penyakit sebelumnya
Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di Rumah Sakit Karena sakit yang sama
2.Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan, bapak mengalami sakit yang sama dengan dirinya, dan ibu klien
meninggal karena factor usia

GI : Kakek dan nenek dari ayah dan ibu klien meninggal karena faktot usia
G II : Ayah klien meninggal karena penyakit yang sama dengannya dan Ibunya meninggal karena
faktor usia
G III : klien sendiri tlah mengalami penyakit CHF ± 1 Tahun yang lalu dan memberat 1 bulan
yang lalu.

A. ASPEK PSIKOSOSIAL
1. Persepsi klien saat ini :
o Hal yang dipikirkan saat ini :
Klien memikirikan tentang kesehatannya, dia hanya ingin cepat sembuh .
o Harapan setelah menjalani perawatan :
Klien hanya berharap bisa sembuh dan segera pulang ke rumah.
2. Social/ interaksi
o Hubungan klien dengan keluarga :
Klien dapat berinteraksi baik dengan keluarga, dan selama sakit banyak keluarga yang dating
mengunjunginya.
o Hubungan klien dengan tetangga :
Klien mengatakan di wilayah tempat tinggalnya, klien dapat berinteraksi dengan tetangga di
sekitarnya.
o Dukungan keluarga :
Klien mengatakan semua keluarga selalu memberikan dukungan dan support selama sakit.
o Reaksi saat interaksi :
Klien tampak ramah dan bisa bersosialisasi dengan orang-orng sekitar .
3. Spiritual / kepercayaan
o Kegiatan yang dilakukan selama sakit :
Selama sakit klien hanya bisa berdoa agar dirinya cepat sembuh
o Tanggapan mengenai kondisi saat ini terkait dengan kepercayaan klien :
Klien hanya mengganggap ini adalah cobaan dari Tuhan.

B. AKTIVITAS SEHARI-HARI
1. Pola Nutrisi :
Sebelum Sakit Selama Sakit

- Frekuensi 3X/hari - Frekuensi : 3x sehari


- Jenis makanan : Nasi, sayur,lauk. - Jenis makanan : bubur
- Makanan yang disukai: semua jenis - Porsi makan tidak dihabiskan
makanan. - Buburnya tidak di habiskan
- Porsi makan di habiskan - Nafsu makan kurang
- Nafsu makan baik. - klien hanya makan 3 – 4 sendok makan.
- Makanan pantangan tidak ada

1. Pola Eliminasi BAB


Sebelum Sakit Selama Sakit

- Frekuensi 1x/hari - Frekuensi 1x/ 2-3 hari


- Waktu : pagi - Waktu : tidak menentu.
- Konsistensi : Padat pasta - Konsistensi : lunak

2. Pola Eliminasi BAK


Sebelum sakit Selama sakit

- Frekuensi 4-5 x/hari - 1300 ml /24 jam


- Warna : kuning - Warna : kuning keruh
- Bau : amoniak - menggunakan kateter
- Tanpa kateter - Bau : amoniak

3. Pola Tidur dan Istirahat


Sebelum Sakit Selama Sakit
- Frekuensi 2x/hari - Frekuensi : tidak menentu
- Waktu : siang dan malam - Kebiasaan pengantar tidur tidak ada.
- Jam tidur : 14:00 pada siang hari dan jam
21:00 pada malam hari
- Kebiasaan pengantar tidur tidak ada

4. Pola Aktifitas Dan Latihan


Sebelum Sakit Selama Sakit

- Olahraga : klien jarang olahraga - Klien tidak melakukan pekerjaannya, klien


- Kegiatan di waktu luang : kumpul sama hanya beristrahat di tempat tidur.
keluarga - Klien mengatakan aktivitasnya di bantu
- Semua kebutuhan klien di bantu oleh
keluarga

5. Pola Pekerjaan
Sebelum sakit Selama sakit

- Jenis pekerjaan : petani - Klien tidak melaksanakan aktivitas sehari-


- Jumlah Jam Kerja: tidak menentu hari pada saat sakit hanya berbaring di tempat
tidur

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran : Composmentis (GCS :15) Keadaan umum : lemah
2. Tanda-tandaVital :
TD : 160/110 mmHg N : 100 x/i
P : 28 x/i S : 36,5 º C
3. Antropometri :
BB : 70 kg
TB : 170 kg
4. System pernapasan
a. Hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung
b. Leher : tak ada pembesarn tiroid
c. Dada : bentuk dada normal chest
d. Saturasi o2 : 99%
5. Sister cardiovaskuler :
a.Congjungtiva : tidak tampak anemis
b. CRT : kurang dari 3 detik
c.Pulsasi nadi perifer ; nadi teraba kuat :100x/menit
6. Sistem pencernaan :
a.Bibir, mukosa :tampak lembab
b. Keadaan mulut : tampak baik
c. Inspeksi abdomen : tampak asites

7. System indera
a. Mata
o Inspeksi
1) Konjungtiva : Tidak anemis
2) Ukuran pupil : Mengecil bila terkena cahaya
b. Hidung
o Inspeksi :
Bentuk hidung simetris kanan dan kiri
o Palpasi :
Sinus baik, tidak ada pembengkakan dan tidak ada nyeri tekan
c. Telinga
o Keadaan daun telinga : baik
o Fungsi pendengaran : baik
8. System syaraf
a. Fungsi cerebral :
o Status mental : baik
o Tingkat kesadaran : composmentis
b. Fungsi motorik
o Kekuatan otot
5 5
55
c. Fungsi sensorik
o Suhu : 36,5 C
o Nyeri : klien mengatakan kadang-kadang nyeri pada bagian abdomen

9. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas : klien dapat menggerakkan kedua tangannya
b. Ekstremitas bawah : tampak udem pada kedua kakinya.
10. Genetalia
terpasang kateter

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan labolatorium tanggal 12/03/2016
pemeriksan Hasil Nilai normal

Analisa Gas Darah


PH 7.49 7.35-7.45
pCO2 29.4 mmHg
SO2 99.0 %
PO2 120.4 80.0-100.0mmHg
HCO3 22.6 22-26 mmol/l
ctO2 15.3 Vol%
ctCO2 23.5 Mmol/l
BE -1.0 -2 s/d +2

Kesan : alkalosis respiratorik

HASIL :
o Hepar : ukuran membesar, ujung permukaan regular,ujung tajam, tidak tampak SOL, tampak
dibatasi vena-vena hepatica
o GB : Dinding tidak menebal, tidak tampak echo batu didalamnya.
o Pankreas : bentuk, ukuran dan echoparenkim dalam batas normal, tidak tampak massa/ cyst/lesi
patologik lainnya.
o Lien : bentuk, ukuran dan echopaenkim dalam batas normal, tidak tampak nodul-nodul
o Kedua ginjal : bentuk ukuran dan echoparenkim dalam batas normal,tidak tampak echo batu
maupun mass/cyst/lesi patologik lainnya
o Vesica urinaria : dinding tidak menebal, mukosa regular, tidak tampak batu echo didalamnya.
Kesan : hepatomegaly dengan tanda-tanda Congestive Liver

A. TERAPI MEDIS
Tanggal 15/03/ 2016
Obat Dosis Rute Indikasi Kontraindikasi

furosemide 40 mg/12 jm IV Furosemida adalah · Pasien dengan


suatu derivat asam gangguan defisiensi
antranilat yang efektif kalium,
sebagai diuretik. glomerolunefritis akut,
Mekanisme kerja insufisiensi ginjal
furosemida adalah akut, wanita hamil dan
menghambat pasien yang
penyerapan kembali hipersensitif terhadap
natrium oleh sel tubuli furosemida.
ginjal. Furosemida · Anuria.
meningkatkan · Ibu menyusui.
pengeluaran air,
natrium, klorida,
kalium dan tidak
mempengaruhi
tekanan darah yang
normal. Furosemida
efektif untuk
pengobatan berbagai
edema seperti: Edema
karena gangguan
jantung, Edema yang
berhubungan dengan
ganguan ginjal dan
sirosis hati, Supportive
measures pada edema
otak, Edema yang
disebabkan luka bakar,
Untuk pengobatan
hipertensi ringan dan
sedang, Pendukung
diuresis yang
dipaksakan pada
keracunan.
Amludipine 10 mg/24jm Oral Amlodipin adalah obat Amlodipin relatif
tekanan darah tinggi aman dan tidak ada
(hipertensi). Obat ini kontraindikasi khusus.
adalah obat hipertensi Satu-satunya kondisi
yang paling sering yang tidak boleh obat
diresepkan di ini diberikan ialah
Indonesia setelah alergi
captopril. Terdapat (hipersensitivitas)
banyak golongan obat terhadap amlodipin.
antihipertensi. Namun amlodipin
Amlodipin termasuk perlu pengawasan
ke dalam golongan dokter bila diberikan
obat penghambat pada kondisi berikut:
kanal kalsium. · Gagal jantung
akut
Selain untuk · Hipotensi yang
hipertensi, amlodipin disertai gejala seperti
juga diindikasikan pingsan;
untuk penyakit · Bengkak pada
berikut: kaki yang semakin
1. Penyakit bertambah;
jantung · Kelainan fungsi
koroner, dan jantung (kardiomiopati
2. Nyeri dada hipertrofi);
(angina) · Kelainan fungsi
hati

diovan 80 mg/24jm Oral Pengobatan hipertensi, Hamil, laktasi,


terapi gagal jantung kerusakan hati yang
pada pasien yang berat, sirosis, obstruksi
intoleransi terhadap bilier.
ACE inhibitor. Pasca
infark miokard.
aspilet 80 mg/24 jam Oral Untuk menurunkan Penderita hipersensitif
demam, meringankan (termasuk asma).
sakit kepala, sakit gigi Penderita tukak
dan nyeri otot. lambung (maag),
pernah atau sering
mengalami perdarahan
di bawah kulit
(konsultasikan dengan
dokter). Penderita
hemofilia dan
trombositopenia,
karena dapat
meningkatkan risiko
terjadinya perdarahan.
Penderita yang sedang
terapi dengan
antikoagulan
(konsultasikan dengan
dokter).

ANALISA DATA
NO DATA MASALAH

1. Data Subjektif : Pola nafas tidak efektif


Klien mengatakan sesak nafas
Data Objektif :
1. RR : 28x/i
2. Klien tampak gelisah
2 Data Subjektif : Kelebihan volume cairan
- Klien mengatakan perutnya
membesar
- Klien mengatakan bengkak pada
kedua kaki
Data Objektif :
1. Lingkar perut : 90 cm
2. Nampak udem pada kedua
ekstremitas bawah
3. Hasil USG abdomen : hepatomegaly
dengan tanda-tanda Congestive Liver

3 Data Subjektif : Intoleransi aktifitas


1. Klien mengatakan selama sakit
aktifitas klien dibantu keluarga
2. Klien mengatakan merasa lemas
Data Objektif :
1. Keadaan Umum Lemah

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola Napas tidak Efektif b/d ketidakadekuatan ventilasi
2. Kelebihan Volume cairan b/d adanya oedem
3. Intolenrasi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai O 2 dengan kebutuhan
dan kelemahan fisik
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn “Y ” Nama Mahasiswa : Asma
Ruang : Lontara 1 Bawah Depan (Cardio ) NIM : 15 3145 901 002
No.RM : 748905

N Data Tujuan Intervensi Rasional


o
1. 1. Pola Napas tidak Tujuan : 1. 1. Menyatakan adanya
Efektif b/d Setelah dilakukan Auskultasi kongesti
ketidakadekuatan ventilasi intervensi bunyi napas, paru/pengumpulan
Data Subjektif : keperawatan catat krekels sekret,menunjukan
Klien mengatakan sesak diharapkan klien kebutuhan untuk
nafas tidak mengeluh intervensi lanjut
Data Objektif : sesak napas 2. Membantu
1. RR : 28x/i kriteria hasil : 2. Dorong mencegah atelektasis dan
2. Klien tampak gelisah 1. Ventilasi perubahan pneumonia
3. Terapi : terpasang O2 dan oksigenasi posisi
5 Liter adekuat 3. 3. Menurunkan
2. 2. Bebas gejala Pertahankan konsumsi
distres pernapasan duduk oksigen/kebutuhan dan
3. dikursi/tirah meningkatkan ekspansi
Berpartisipasi baring dengan paru maksimal
dalam program kepala tempat
pengobatan dlam tidur tinggi 20-
batas 30 derajat,
kemampuan/situas posisi semi
i fowler
4. Berikan
oksigen sesuai
indikasi 4. Meningkatkan
5. Motoring konsentrasi oksigen
tanda-tanda alveolar yang dapat
vital memperbaiki/
menurunkan hipoksemia
jarigan
5. Indikator
keadekutan perfusi
sistemi
2. Kelebihan Volume cairan Tujuan : 1. Kaji 1. Tergantung pada
b/d adanya oedem Setelah dilakukan kebutuhan situasi, cairan dibatasi
Data Subjektif : intervensi cairan atau diberikan terus.
- Klien mengatakan keperawatan Pemberian informai
perutnya membesar diharapkan, melibatkan pasien dan
- Klien mengatakan dengan meningkatkan rasa
bengkak pada kedua kaki kriteria hasil : terkontrol dan kerjasama
Data Objektif : 1. Volume dalam program
- Tampak asites cairan stabil
- Nampak udem pada dengan 2. Pantau 2. Kekurangan cairan
kedua ekstremitas bawah kesimbangan tanda- tanda mungkin
- Hasil USG abdomen masukan/haluaran vital dimanifestasikan oleh
: hepatomegaly dengan 2. Tidak ada hipotensi dan takikardi
tanda-tanda Congestive edema karena jantung mencoba
Liver untuk mempertahankan
- TTV : curah jantung
TD : 160/110
mmHg 3. Indikator langsung
P : 22x/i 3. Evaluasi status cairan/perbaikan
N : 100X/i turgor kulit ketidakseimbangan
S : 36,5 OC pada edema
4. Cairan dapat
4. Berikan dibutuhkan untuk
cairan IV mencegah dehidrasi,
melalui alat meskipun pembatasan
kontrol cairan mungkin
diperlukan bila pasien
GJK
2. Intolenrasi aktifitas Tujuan : 1. Catat 1.
berhubungan dengan Setelah dilakukan respons Penurunan/ketidakmampu
ketidakseimbangan antara intervensi kardiopulmona an miokardium untuk
suplai O2 dengan keperawatan l terhadap meningkatkan volume
kebutuhan dan kelemahan diharapkan klien aktivitas, catat sekuncup selama aktivitas
fisik dapat memenuhi takikardi dapat menyebabkan
kebutuhn diri peningkatan segera
Data Subjektif : sendiri frekuensi jantung dan
1. Klien mengatakan Kriteria hasil : kebutuhan oksigen juga
selama sakit aktifitas klien 1. peningkatan kelelahan
dibantu keluarga Berpartisipasi dan kelemahan.
2. Klien mengatakan pada aktivitas 2. Kelemahan adalah
lemah yang diinginkan 2. Kaji efek samping beberapa
Data Objektif : 2. Mencapai penyebab obat. Nyeri dan program
1. Keadaan Umum peningkatan kelemahan penuh stres menyebabkan
Lemah toleransi aktivitas kelemahan
2. TTV : yang dapat diukur, 3. Dapat menunjukkan
TD : 160 / 110 mmHg menurunnya peningkatan
N : 100 x/menit kelemahan dan 3.Evaluasi dekompensasi jantung
P : 22x/menit kelelahan peningkatan daripada kelebihan
S : 36,5 ◦c intoleransi aktivitas
3. ADL dibantu aktivitas 4. Pemenuhan
kebutuhan perawatan diri
4.Berikan pasien tanpa
bantuan dalam mempengaruhi stres
aktivitas miokard/kebutuhan
perawatan diri oksigen berlebihan
sesuai indikasi
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktek profesi peminatan CVCU ( CardioVaskuler Care Unit )
terhadap klien dengan gangguan kardiovaskuler khususnya pada Tn.Y di ruang perawatan cardio
Lontara 1 Bawah Depan, saya menyimpulkan sebagai berikut :
1. Dalam penerapan asuhan keperawatan secara sistematis dari pengkajian sampai evaluasi pada
Tn.Y dengan gangguan system kardiovaskuler ditemukan 3 diagnosa, yaitu : pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan ketidakadekuatan ventilasi, kelebihan volume cairan berhubungan dengan udem,
dan intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai O 2 dengan kebutuhan
dan kelemahan fisik.
2. Setelah dilakukan implementasi terhadap masalah-masalah keperawatan diatas dan dilakukan
evaluasi kurang lebih 1 jam, 3 masalah yang diangkat semua belum teratasi.

B. Saran
1. Pelaksanaan asuhan keperawatan akan berhasil apabila ada kerjasama yang baik antara sesame
perawat, tim medis dan tenaga kesehatan lainnya karena itu hendaknya kerjasama yang baik
senantiasa dipelihara dan terus dipertahankan.
2. Dalam peningkatan kualitas Ners dalam praktek profesi keperawatan bagian peminatan CVCU,
disarankan kepada tim profesi keperawatan CVCU baik yang ada pada institusi maupun yang ada di
lahan agar bimbingan skill secara nyata dan langsung serta berkesinambungan dilahan praktek agar
lebih ditingkatkan lagi untuk pencapaian target seperti yang diharapkan. Dengan demikian akan
meningkatkan profesionalitas mahasiswa dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai