PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1
C. TUJUAN
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
D. MANFAAT PENULISAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari home care
2. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan home care
3. Mahasiswa mampu mengetahui alasan keluarga memilih home care
4. Mahasiswa mampu mengetahui apa keuntungan home care
5. Mahasiswa mampu mengetahui bentuk-bentuk home care
6. Mahasiswa mampu mengetahui peran dan tanggung jawab perawat dalam home care
7. Mahasiswa mampu mengetahui mekanisme perawatan kesehatan dirumah
8. Mahasiswa mampu mengetahui persyaratan pasien yang menerima perawatan di
rumah
9. Mahasiswa mampu mengetahui pembiayaan home care
10. Mahasiswa mampu mengetahui permasalahan dalam home care
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HOMECARE
Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care adalah pelayanan
kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan
keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan
atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan
akibat dari penyakit.
Pelayanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien atau keluarga yang direncanakan
dan dikoordinasi oleh pemberi pelayanan melalui staf yang diatur berdasarkan perjanjian
bersama. Sedangkan menurut Neis dan Mc Ewen (2001) menyatakan home health care
adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada
orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi
kesehatannya.
Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan kesehatan yang
dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993), Sehingga home care dalam
keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang telah melalui sejarah
yang panjang.
Di beberapa negara maju,” home care “ (perawatan di rumah ), bukan merupakan konsep
yang baru, tapi telah dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859 yang dia
namakan perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk
mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit.
Dari beberapa literatur pengertian “home care” adalah:
a. Perawatan dirumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari rumah sakit yang sudah
termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning ) dan dapat dilaksanakan oleh
perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas di mana pasien berada, atau tim
keperawatan khusus yang menangani perawatan di rumah.
3
b. Perawatan di rumah merupakan bagian dari asuhan keperawatan keluarga, sebagai tindak
lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau puskesmas.
Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga, direncanakan,
dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi
pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja (kontrak)
(warola,1980 dalam Pengembangan Model Praktek Mandiri keperawatan dirumah yang
disusun oleh PPNI dan Depkes).
4
Tujuan tersebut digunakan untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah-masalahnya
yang oleh Simmons (1980) dikategorikan menjadi :
5
d. Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas merawat
orang sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat. Oleh karena itu kehadiran
perawat untuk menggantikannya sangat bermanfaat.
2. Bagi perawat :
a. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan lingkungan
yang tetap sama.
b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga pendidikan
kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah kilen, dengan
begitu kepuasan kerja perawat akan meningkat
c. Data dan minat pasien
3. Bagi rumah sakit :
a. Membuat rumah sakit tersebut menjadi lebih terkenal dengan adanya pelayanan
home care yang dilakukanya
b. Untuk mengevaluasi dari segi pelayanan yang telah dilakukan
c. Untuk mempromosikan rumah sakit tersebut kepada masyarakat
Menurut Rice R (2001) jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan di
rumah meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus
khusus yang di jumpai di komunitas.
6
· Klien dengan post partum,
· Klien dengan gangguan kesehatan mental,
· Klien dengan kondisi usia lanjut,
· Klien dengan kondisi terminal.
2. Berdasarkan institusi penyelenggara
Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan Home Care (HC), antara lain:
a. Institusi Pemerintah
Di Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama berlangsung dilakukan adalah
dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita maupun lansia)
yang akan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji oleh pemerintah). Klien
yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke bawah. Di Amerika hal
ini dilakukan oleh Visiting Nurse (VN)
b. Institusi Sosial
7
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dengan sukarela dan tidak memungut
biaya. Biasanya di lakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan dengan penyandang
dananya dari donatur, misalnya Bala Keselamatan yang melakukan kunjungan rumah kepada
keluarga yang membutuhkan sebagai wujud pangabdian kepadan Tuhan.
c. Institusi Swasta
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dalam bentuk praktik mandiri baik
perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan HC dengan menerima
imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun pembayaran melalui pihak ke tiga
(asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehatan swasta, tentu tidak berorientasi “not for
profit service”
9
Tugas dari home health aide adalah untuk membantu pasien mencapai level kemandirian
dengan cara sementara waktu memberikan personal hygiene. Tugas tambahan meliputi
pencahayaan rumah dan keterampilan rumah tangga lain (Bukit, 2008).
Tanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksud disini adalah peran
perawat sebagai penasehat terutama yang berhubungan dengan masalah pembayaran yang
terkait dengan pelayanan yang di berikan.
Berdasarkan pada penjabaran tentang tujuan pelayanan keperawatan di rumah,
hubungan perawat klien dengan keluarga, serta standard dan tanggung jawab perawat,
tampak jelas bahwa kunjungan rumah yang dilakukan oleh perawat-perawat puskesmas di
Indonesia merupakan cikal bakal timbulnya perawatan keperawatan di rumah secara
professional. Selanjutnya, kegiatan kunjungan rumah perlu diorganisir secara kelembagaan,
selain itu, diperlukan adanya standard yang mengatur peran dan tanggung jawab perawat
dalam melaksanakan perawatan di rumah serta lembaga yang mengatur administrasi dan
pembayaran untuk perawatan yang dilakukan. (Sri Setyowati, S,Kep & Arita Murwani,
S.Kep, 2007 )
Perawat sebagai Advokator menjadi sangat penting bagi pasien untuk melindungi
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi baiknya,
hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk mengetahui tentang
penyakitnya, menjadi mediator dan melindungi pasien.
Pelayanan perawatan yang berfokus pada hasil pencegahan, edukasional,
penyembuhan, dan rehabilitasi jangka panjang. Klien yang mendapat perawatan di rumah
mencakup berbagai populasi yang terdiri dari semua usia, dengan beragam masalah kesehatan
dan keluarga dengan struktur dan latarbelakang budaya yang beda. Klien perawatan rumah
memiliki beragam masalah yang mencakup ketunadayaan, masalah perinatal, penyakit jiwa,
dan penyakit akut dan kronik. (Buku Ajar Fundamental keperawatan, 2010)
11
4. Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan (Ode, 2012)
b. Pelaksanaan
1) Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan
2) Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat
3) Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien
4) Membuat rencana pelayanan
5) Lakukan perawatan langsung
6) Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dan lain-lain
7) Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan
8) Dokumentasikan kegiatan
12
7) Pasien meninggal dunia
13
Spuit 10cc Terumo Rp. 2.500/pcs 1 x pemakaian
Spuit 3cc Terumo Rp. 1.500/pcs 1 x pemakaian
Handscoon Sensi Glovers Rp. 40.000/box 1 x pemakaian
WFI 25ml Rp. 3.000 1 x pemakaian
NaCl 0,9% 25ml Rp. 3.000 1 x pemakaian
Handscoon Gamex no 6 s/d 8 Rp. 15.000/pcs 1 x pemakaian
Urine Bag Adult Rp. 10.000 1 x pemakaian
Folley Catheter no 8 s/d 24 Rp. 18.000/pcs 1 x pemakaian
yellow
Folley Catheter Rusch no 8 Rp. 20.000/pcs 1 x pemakaian
s/d 24 Gold
Folley Catheter no 18 Silicon Rp. 22.000/pcs 1 x pemakaian
Coated
Folley Catheter no 14 s/d 24 Rp. 100.000/pcs 1 x pemakaian
Silicon White Rusch
Wing Neddle no 23 & 25 Rp. 7.000/pcs 1 x pemakaian
Makro Set Rp. 15.000/pcs 1 x pemakaian
Venflon no 18 s/d 24 Rp. 30.000/pcs 1 x pemakaian
Obat Inhalasi (berotec, Rp. 20.000 1 x pemakaian
bisolvon, nacl)
Kassa sterile 10pcs Rp. 1.500 1 x pemakaian
14
Untuk pemasangan infuse = Rp. 40.000/tindakan
Tindakan Suctioning = Rp. 30.000/tindakan
Untuk perawatan luka dan ganti balutan = Rp. 30.000/tindakan
Jika ada tindakan lainnya diluar daftar tarif dikenakan biaya = Rp. 30.000/tindakan
1. home care memberikan perasaan aman karena berada dilingkungan yang dikenal oleh
klien dan keluarga, sedangkan bila di rumah sakit klien akan merasa asing dan perlu
adaptasi.
2. home care merupakan satu cara dimana perawatan 24 jam dapat diberikan secara
focus pada satu klien, sedangkan dirumah sakit perawatan terbagi pada beberapa
pasien.
3. home care memberi keyakinan akan mutu pelayanan keperawatan bagi klien, dimana
pelayanan keperawatan dapat diberikan secara komprehensif (biopsikososiospiritual).
4. home care menjaga privacy klien dan keluarga, dimana semua tindakan yang berikan
hanya keluarga dan tim kesehatan yang tahu.
15
5. home care memberikan pelayanan keperawatan dengan biaya relatif lebih rendah
daripada biaya pelayanan kesehatan dirumah sakit.
6. home care memberikan kemudahan kepada keluarga dan care giver dalam memonitor
kebiasaan klien seperti makan, minum, dan pola tidur dimana berguna memahami
perubahan pola dan perawatan klien.
7. home care memberikan perasaan tenang dalam pikiran, dimana keluarga dapat sambil
melakukan kegiatan lain dengan tidak meninggalkan klien.
8. home care memberikan pelayanan yang lebih efisien dibandingkan dengan pelayanan
dirumah sakit, dimana pasien dengan komplikasi dapat diberikan pelayanan sekaligus
dalam home care.
9. pelayanan home care lebih memastikan keberhasilan pendidikan kesehatan yang
diberikan, perawat dapat memberi penguatan atau perbaikan dalam pelaksanaan
perawatan yang dilakukan keluarga.
1. home care tidak termanaged dengan baik, contohnya jika menggunakan agency yang
belum ada hubungannya dengan tim kesehatan lain seperti :
a. dokter spesialis.
b. Petugas laboratorium.
c. Petugas ahli gizi.
d. Petugas fisioterafi.
e. Psikolog dan lain-lain.
2. home care membutuhkan dana yang tidak sedikit jika dibandingkan dengan
menggunakan tenaga kesehatan secara individu.
3. klien home care membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak untuk mencapai unit-
unit yang terdapat dirumah sakit, misalnya :
16
4. pelayanan home care tidak dapat diberikan pada klien dengan tingkat ketergantungan total,
misalnya: klien dengan koma.
a. fasilitas resusitasi
b. fasilitas defibrilator
7. jika tidak berhasil, pelayanan home care berdampak tingginya tingkat ketergantungan
klien dan keluarga pada perawat
Faktor Penghambat Dalam Pelayanan Home Care
1. Adanya rasa kurang atau belum percayanya masyarakat atau keluarga terhadap pelayanan
Home Care.
2. Situasi dan keadaan lingkungan atau wilayah serta kurangnya akses transportasi Jarak
wilayah yang terlalu jauh sehingga kurang mendapat pelayanan Home Care dari pihak rumah
sakit serta keadaan yang kurang mendukung, misalnya pada lingkungan rumah susun yang
berkaitan dengan ketenangan, kebersihan, kerapian yang kurang mendukung untk proses
penyembuhan dalam pelayanan home care. Hal ini menyebabkan persepsi masyarakat kurang
baik terhadap keberadaan home care.
3. Tenaga kesehatan yang kurang kompeten dalam melaksanakan pelayanan home care
4. Banyak masyarakat yang belum tahu tentang pelayanan home care.
5. Terbatasnya tenaga kesehatan
6. Adanya panggilan kunjungan yang tidak diperlukan, hal ini akan membuang waktu,
tenaga dan biaya,
7. Hambatan yang datang dari pasien dan keluarga
8. Ketergantungan penderita dan atau keluarga,
9. Untuk kolaborasi dengan tim profesional lain membutuhkan waktu yang cukup lama,
10. Letak geografis yang jauh dapat mempengaruhi efektivitas pelayanan dan cost yang
diperlukan.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa, home care merupakan bagian
integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu,
keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan
yang mereka hadapi.Perawatan di rumah selain dapat mengurangi kecemasan juga dapat
menghemat biaya dari beberapa segi misal biaya kamar, biaya transpor dan biaya lain-lain
yang terkait dengan penjaga yang sakit.Tetapi perlu diingat bahwa pasien yang dapat
layananhome care adalah pasien yang secara medis dinyatakan aman untuk dirawat di rumah
dengan kondisi rumah yang memadai.
B. SARAN
a. Bagi perawat
Perawat yang menjalankan perawatan home care hendaknya sudah memiliki SIP, harus
kompeten dalam bidangnya, bertanggung jawab terhadap tugasnya.
b. Bagi pasien dan keluarga
Hendaknya pasien dan keluarga dapat bersifat terbuka terhadap perawat home care, manicotti
anjuran dari perawa, membantu dalam proses tindakan keperawatan, dan dapat bersifat
kooperatif dalam menerima informasi dari perawat.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://artikel-perawat.blogspot.com/2016/10/home-care-dan-bentuk-bentuk-layanannya.html
diakses pada tanggal 24 Januari 2019, pukul 21.15 WIB
19